Fadlun Almahdali, Meningkatkan Kemampuan Teknik Dasar Menendang Bola Permainan Sepak Bola Melalui Latihan Drill Siswa Kelas V SDN 1 Tangkian

dokumen-dokumen yang mirip
Arfan Labani, Survei Kemampuan Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Pada Siswa Sdn Pembina Luwuk

Sumartani Tamping, Meningkatkan Ketrampilan Heading Permainan Sepak Bola Melalui Latihan Lompat-Lompat di Tempat Siswa Kelas V SDN Inpres Cemerlang

Firmansah Dumang, Meningkatkan Kemampuan Lembar Lembing Melalui Latihan Terus Menerus Siswa Kelas V SD Hunduhon

Abdul Walid, Meningkatkan Keterampilan Menggiring Bola Melalui Metode Bermain dalam Kelompok Kecil Siswa SD Guntarano Pada Permainan Sepak bola Mini

KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK BELAKANG DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA CLUB SEPAK BOLA TAWAILI

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

Mamat, Keterampilan Memberi, Menerima Tongkat Estafet, Modifikasi Jarak

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII-1 SMP N I TOJO

Nolvin, Meningkatkan Kecepatan Lari Sprint Melalui Permainan Olahraga Tradisional Benteng Siswa SD Inpres 2 Kamarora.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN KECEPATAN PADA SISWA KELAS V SD INPRES 1 BUNTA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN TENDANGAN JAUH DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP PADA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 4 KEDIRI

ZANUAR BUDIANTO K

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

Risna Masirete, Meningkatkan Kemampuan Servis Atas Melalaui Metode Memantulkan Bola Voli ke Dinding Siswa SDN No. 2 Vunta.

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh rakyat di dunia. Di Indonesia khususnya di Provinsi

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku lebih buruk. Menurut Jerome Bruner dalam Trianto (2010:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

PERBANDINGAN KETEPATAN SHOOTING

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Pendekatan Taktis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Passing Dan Stopping Dalam Pemainan Sepak Bola

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi.

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LANGSUNG TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLING SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada jurusan Penjaskesrek FKIP UNP Kediri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN PEREGANGAN STATIS TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG BOLA BAGI SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD

Dony Sugianto Putra, Latihan Loncat Gawang di Pasir, Sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Muh Tasor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING

Hendra Muliyadi 1, M. Rif at 2, Wakidi 3

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Soni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI TAHUN PELAJARAN Marwati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG JAUH PEMAIN FC PORGALA BANJARBARU

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini.

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui aktivitas jasmani memberi kesempatan yang sangat

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING SEPAKBOLA DENGAN KAKI BAGIAN DALAM MENGGUNAKAN METODE BERMAIN

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 14 (1) Januari Juni 2015: 24-34

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jesman, Kemampuan Lompat Jauh Melalui Metode Tutor Sebaya Siswa SD Inpres 12 Baiya.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN I MOJOROTO

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN

PEMBELAJARAN DRIBBLE MENGGUNAKAN VARIASI BOLA TERHADAP HASIL DRIBBLE DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 KOTA KEDIRI TAHUN 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: BENY SUNU PRASETYO NPM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI LATIHAN DRILL PADA SISWA KELAS V SDN 1 TANGKIAN Fadlun Almahdali Pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi FKIP Universitas Tadulako kampus Bumu Tadulako Tondo Telp. 429743 Pst. 246-247-248-249-250 Palu Sulawesi Tengah Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah latihan drill dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola pada Siswa Kelas V SDN 1 Tangkian?. Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola pada Siswa Kelas V SDN 1 Tangkian melalui latihan drill. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SDN 1 Tangkian tahun pelajaran 2012/2013 pada siswa Kelas V yang berjumlah 33 orang siswa. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan selama dua kali tindakan (siklus). Setiap tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui tes unjuk kerja untuk memperoleh/mengukur kemampuan teknis dasar menendang bola dalam permainan sepak bola. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan teknis dasar menendang bola dalam permainan sepak bola melalui latihan drill pada siswa kelas V SDN 1 Tangkian. Peningkatan yang cukup berarti yakni dari rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 61,67 naik menjadi 80,91 pada siklus II atau naik sebesar 19,24. Akan halnya pada ketuntasan hasil belajar secara klasikal dari 30,30% pada siklus I meningkat menjadi 90,91% pada siklus II atau mengalami peningkatan sebesar 60,61%.. Artinya bahwa hasil yang diperoleh tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebagaimana yang telah ditetapkan pada indikator penelitian ini yaitu sebesar 85% dan ketuntasan hasil belajar individu sebesar 70. Kata Kunci : Kemampuan Menendang bola, Sepak Bola, latihan Drill

2 Mata pelajaran sepak bola merupakan salah satu materi pelajaran yang masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah, dimana kita ketahui bersama bahwa permainan sepak bola ini merupakan olahraga yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Karena memasyarakatnya permainan ini, maka proses peningatan dan pengembangan prestasi haruslah dilakukan sejak usia dini, yaitu usia anak-anak sekolah dasar (SD) yang berumur antara 7 sampai dengan 12 tahun. Melalui jalur sekolah peningkatan prestasi juga dapat dilakukan oleh para guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, dengan melakukan berbagai proses latihan, yang salah satunya adalah penerapan metode mengajar yang tepat diberikan kepada siswa. Metode mengajar dalam permainan sepak bola sangatlah diperlukan, sebab dalam permainan ini memiliki beberapa komponen teknik dasar yang harus dikuasai oleh para siswa sebagai calon pemain potensial. Teknik dasar menendang bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh siswa dan untuk memperoleh keterampilan yang baik dalam melakukannya diperlukan metode atau cara mengajar yang baik pula, sehingga siswa dalam melakukan gerakan menendang bola dapat dicapai dengan baik. Kenyataan yang ada saat ini, para guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan kurang memperhatikan masalah pendekatan dan metode dalam proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar yang ingin dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga sulit untuk diraih. Kenyataan ini juga dialami oleh hampir di seluruh sekolah yang ada di wilayah Tangkian, khususnya di SDN 1 Tangkian, dimana penggunaan metode mengajar kurang mendapat perhatian, sehingga hasilnya juga dapat dilihat dari setiap pertandingan antara siswa sekolah Dasar (SD) baik pada tingkat Kecamatan maupun tingkat Kabupaten yang setiap tahunnya dilaksanakan. Dimana kemampuan siswa menguasai teknik dasar yang diajarkan nampak belum baik, ditinjau dari aspek penguasaan teknik gerak dasar. Salah satu pendekatan atau metode mengajar yang saat ini berkembang adalah metode latihan drill, dimana para guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat menerapkan metode ini kepada siswa, khususnya dalam melakukan keterampilan menendang bola dalam permainan sepak bola. Pendekatan ini dianggap tepat digunakan sebab siswa melakukan teknik dasar menendang bola

3 dalam permainan sepak bola melalui latihan drill. Latihan drill ini mencakup teknik dasar menendang bola dengan berbagai bagian kaki, dimana penggunaan dipermantap seperti kaki bagian dalam, kaki bagian luar, dan punggung kaki. Hasil observasi awal penulis saat proses belajar mengajar di sekolah ini, khususnya pada siswa kelas V yang berjumlah 33 orang siswa, yang mampu melakukan teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola dengan baik dan benar baru mencapai 36,36%, atau terdapat 21 orang siswa yang belum mampu melakukan teknik dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola. MENENDANG BOLA Sebagai permainan tim, suatu kesebelasan dikatakan baik mutu permainannya apabila seluruh pemain-pemain memiliki keterampilan penguasaan teknik dasar yang baik pula. Apalah artinya taktik yang baik dan kondisi fisik yang prima bila tidak ditunjang dengan teknik dasar yang baik, maka pemain tersebut tidak akan dapat bermain maksimal. Dalam buku IV (1999 : 11), dikatakan bahwa : Sepak bola pada dasarnya adalah suatu usaha untuk menguasai bola. Bila teknik dasar dikuasai, maka bola akan lebih lama berada dalam penguasaan. Kesebelasan yang pemainnya kurang menguasai teknik dasar akan lebih sering kehilangan bola. Tentang teknik dasar dalam permainan sepak bola, Arma Abdullah (1985 : 420), mengemukakan bahwa : Teknik dasar dalam permainan sepak bola adalah : Teknik menendang bola, teknik menerima bola, teknik menyundul bola, teknik melempar bola, teknik menipu dengan bola, teknik menggiring bola, teknik merampas bola, dan teknik penjaga gawang. Kesemua teknik dasar di atas haruslah dikuasai oleh setiap pemain, akan tetapi bagi anak-anak seusia siswa sekolah dasar, 8 (delapan) teknik dasar tersebut sangat sukar untuk langsung diajarkan di sekolah. Dalam buku IV (1999 : 11) dijelaskan tentang teknik dasar dalam permainan sepak bola yang dapat diberikan kepada siswa, salah satunya adalah teknik menendang bola.. Berbicara tentang menendang bola dalam permainan sepak bola, Roji (2006) tentu akan memberikan manfaat bagi siswa, di antaranya adalah: Mengoper bola (Passing)

4 Mencetak gol, Membersihkan/menyapu bola Tendangan khusus Dalam buku IV (1999 : 13) dijelaskan tentang teknik menendang bola, dimana perkenaan kaki dapat dilakukan sebagai berikut : Kaki bagian dalam, Punggung kaki, Punggung kaki bagian dalam, Punggung kaki bagian luar, Ujung sepatu, Tumit. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menendang bola adalah sebagai berikut: Letak kaki tumpu, Kaki ayun/kaki untuk menendang, Gerak lanjutan, Pandangan tertuju pada bola, Perkenaan kaki pada bagian bola, Posisi tangan untuk keseimbangan, Suatu awalan. Dengan adanya teori di atas dapat disimpulkan bahwa seorang siswa atau atlet harus menguasai teknik dasar menendang bola agar dapat bermain sebaik mungkin. Teknik menendang bola yang baik harus mampu menggunakan seluruh bagian kaki dalam melakukannya, kesemuanya berfungsi untuk dapat memberikan bola kepada teman dengan cepat dan tepat. Masalah penggunaan seluruh bagian kaki dalam menendang bola dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, seperti yang dikemukakan oleh Engkos Kosasi (1993 : 235), yang mengatakan bahwa : menendang bola dapat dilakukan dengan cara menggiring bola dengan kaki penuh, menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas, dan menggiring bola dengan kaki bagian dalam atau luar. Senada dengan apa yang dikatakan oleh Remi Muchtar (1992 : 41), mengatakan bahwa : menendang bola dapat dilakukan dengan

5 menggiring bola dengan kura-kura kaki, menggiring bola dengan punggung kaki sebelah dalam dan menggiring bola dengan punggung kaki sebelah luar. Dari teori dan pendapat yang dikemukakan di atas, bahwa dalam melakukan teknik dasar menendang bola, penggunaan kaki bagian dalam juga memegang andil dan bermanfaat untuk dikuasai oleh siswa. Untuk dapat melakukan teknik-teknik penggunaan kaki bagian dalam pada saat menendang bola, peran guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam proses belajar mengajar haruslah memiliki kemampuan merancang pendekatan dan metode mengajar yang tepat. Salah satu pendekatan dan metode yang tepat untuk diterapkan adalah latihan drill. Sehingga dengan pendekatan dan metode tersebut, para siswa akan lebih mudah untuk melakukan gerakan yang diberikan. Apabila cara tersebut dikuasai oleh siswa, guru pendidikan jasmani selanjutnya dapat melakukannya secara bervariasi, baik secara berpasangan, berkelompok dan juga memantulkan bola ke tembok. Latihan drill merupakan mengulangan gerakan berulang-ulang sangat memberikan dampak yang positif pada kemampuan siswa menendang bola dalam permainan sepak bola. Disinilah peran guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dituntut memiliki kemampuan dalam menerapkan latihan drill ini serta dapat merancang pembelajaran dengan baik, agar seluruh siswa dapat menyerap materi pelajaran yang diberikan, khususnya dalam penyerapan materi pelajaran sepak bola. LATIHAN DRILL Dalam proses belajar mengajar, tercapainya hasil belajar siswa tergantung dari penggunan dan penerapan metode mengajar yang diterapkan oleh guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang tentunya mengacu pada kurikulum yang ada saat ini. Masalah metode mengajar, Pasaribu (1982 : 13), dalam bukunya proses belajar mengajar mengatakan bahwa: Metode ialah cara sistimatik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Hal senada dikemukakan oleh Suryobroto (1986 : 3), yang mengatakan bahwa : Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Demikian halnya dalam menyajikan materi pelajaran menendang bola pada permainan sepak bola, sistim dan metode pengajarannya dapat menggunakan cara membagi-bagi komponen atau teknik dalam keterampilan menendang bola. Teknik

6 menendang bola tersebut berupa : menendang bola dengan menggunakan sisi kaki bagian dalam, menendang dengan menggunakan sisi kaki bagian luar dan menendang bola dengan menggunakan punggung kaki. Hal tersebut dilakukan agar lebih memudahkan para siswa dalam memahami struktur gerakan keterampilan dasar menendang bola. Latihan drill merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam mengajarkan teknik menendang bola dalam permainan sepak bola. Latihan menurut Kambey (1999 :127) mengemukakan bahwa : latihan drill ialah pengulangan fakta-fakta dan kecakapan yang ingin ditekankan dan ditanamkan guru kepada siswa agar mereka memperoleh suatu kecakapan atau keterampilan terhadap apa yang dipelajari. Sementara Harsono (1988 : 101), mengatakan latihan atau training adalah : sesuatu proses berlatih yang sistimatis yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Maksud dari teori tersebut bahwa berulang-ulang berarti bahwa gerakan yang dipelajari harus dilakukan secara berulang kali agar gerakan yang semula sukar dilakukan dan koordinasi gerakan yang masih kaku menjadi kian mudah, otomatis dan reflekstif dalam pelaksanaannya. Dalam kegiatan belajar mengajar, latihan ini perlu dilakukan agar kecakapan siswa dari pengulangan gerakan semakin efektif untuk dilaksanakan. Metode latihan drill merupakan salah satu metode latihan dalam proses belajar mengajar yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran menendang bola pada permainan sepak bola. Masalah latihan drill ini, dalam buku IV Depdiknas (1999), dikatakan bahwa : Untuk mempercepat peningkatan prestasi, latihan dapat juga dilakukan secara motorik (dengan gerakan) saja, tetapi yang paling prinsip adalah pengulangan dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Kambey (1999:128), mengemukakan cara-cara pelaksanaan latihan drill adalah sebagai berikut: a. Tujuan drill harus dijelaskan kepada siswa. Ia harus tahu mengapa drill ini dibutuhkan dalam pengalaman belajarnya. Ini merupakan motivasi yang kuat baginya. b. Siswa harus mendrill dengan pengertian bukan membual.

7 c. Drill harus dimulai dengan cara yang betul. Kesalahan yang dibiarkan akan menjadi kebiasaan dan akhirnya sukar diubahkan. Pekerjaaan men drill harus ditindak sampai siswa dapat melakukannya dengan betul. d. Drill harus dibawakan secara menarik, gembira dan menyenangkan: drill dapat dihentikan. e. Waktu latihan janganlah terlalu lama. Lebih baik singkat tetapi sering dilakukan daripada di drill sekaligus dalam jangka waktu yang lama. f. Siswa termotivasi bila diberikan kesempatan mengetahui kemajuannya. Ini dapat dilakukan dengan membuat daftar/grafik yang sewaktu-waktu dapat dilihat siswa. g. Perbedaan individu harus diperhatikan. Latihan perorangan dapat diberikan bagi mereka yang lambat, ataupun dapat ditambah kepada mereka yang cepat. h. Di dalam mendrill, pertama yang harus diperhatikan adalah ketetapannya, sesudah itu baru kecepatannya, dan akhirnya keduaduanya harus dipenuhi. i. Drill harus disesuaikan dengan situasi yang sebenarnya. Misalnya bila menulis, haruslah memakai alat tulis dan kertas, bukan menulis di udara. Mengetik haruslah pada mesin ketik, bukan dihuruf-huruf yang hanya dilukiskan di kertas. j. Berikan pujian kepada siswa yang berhasil dan dorongan kepada yang lamban. Guru yang kurang sabar sering membentak. Bentakan diberikan tidak akan menolong, malah sebaliknya, siswa lebih gugup lagi dan putus asa. Pada masa permulaan janganlah dahulu mengharapkan hasil yang sempurna. Selanjutnya Kambey (1999:129) mengemukakan keuntungan dan kerugian dari pendekatan latihan drill, yaitu : a. Keuntungan latihan drill : Sangat baik digunakan dalam skill learning, misalnya motor skill menggunakan alat, meragakan dengan benar dalam pelajaran olahraga. b. Kerugian drill :

8 1) Drill cenderung membosankan siswa 2) Agak sukar mengaplikasikan prinsip perbedaan individu pada kelaskelas yang besar, apalagi bila guru mendrill semua siswa kelas sekaligus. Dari beberapa pendapat dan ulasan tentang latihan drill, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menghasilkan hasil belajar yang baik, khususnya dalam pembelajaran teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola pendekatan ini cocok digunakan. Pendekatan ini dilakukan dengan banyak melakukan pengulangan gerakan dengan berbagai bentuk dan variasi. Dengan seringnya dilakukan pengulangan, maka secara otomatis siswa akan lebih mengenal secara mendalam teknik pelaksanaan gerakan menendang bola dalam permainan sepak bola. METODE Pelaksanaan pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola melalui latihan drill dan pengambilan data penelitian ini yaitu di lapangan SDN 1 Tangkian Kabupaten banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan September 2012 sampai dengan Oktober 2012. Subyek penelitian adalah siswa Kelas V SDN 1 Tangkian tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 33, terdiri atas laki-laki 18 orang dan perempuan 15 orang. HASIL Hasil pengamatan terhadap perubahan tindakan yang diberikan pada siklus II, ternyata mengalami perubahan yang cukup berarti bagi siswa di dalam pemahaman terhadap konsep latihan teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola. Hasil pengamatan tersebut terlihat pada : 1) Penambahan jumlah bola dan perubahan jumlah siswa pada kelompok sangat memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu siap terhadap latihan-latihan yang diberikan. 2) Waktu yang telah ditulis dalam perencanaan pelajaran untuk setiap aspek keterampilan telah sesuai dan menghasilkan proses pembelajaran

9 yang lebih terarah dan tertata dengan baik, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima latihan secara maksimal 3) Melakukan teknik dasar menendang bola semakin banyak dan berulangulang serta metode pendekatan pembelajaran yang sesuai menghasilkan hampir keseluruhan siswa secara aktif melaksanakan aktivitas selama pembelajaran berlangsung, yang menghasilkan kemampuan teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola diperoleh secara maksimal. 4) Indikator keberhasilan tersebut dapat dilihat dari hasil tes belajar teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola yang dilakukan selama materi berlangsung pada siklus II yang termuat dalam tabel 2 menunjukkan hasil perolehan rata-rata siswa secara individu sebesar 80,91 yang berarti ada peningkatan angka sebesar 19,24 dari siklus sebelumnya. Dengan ketuntasan secara klasikal 90,91%, yang berarti bahwa hasil yang dicapai telah memenuhi dan melampai ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 85% dan ketuntasan belajar secara individu sebesar 70 sebagaimana yang telah ditetapkan. Karena hasil belajar telah tercapai dan melampaui ketuntasan maka siklus kedua dapat dihentikan dan tidak perlu ada lagi siklus berikutnya. 5) Peningkatan kemampuan teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung telah dilaksanakan dengan baik dan maksimal sejak awal hingga akhir pembelajaran. 6) Tahapan-tahapan pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang diprogramkan sebelumnya. Bertitik tolak dari hasil pengamatan guru dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II tersebut, maka hasil dari tahap refleksi ini menghasilkan sebagai berikut : 1) Guru dapat mencermati dan menganalisa kekurangan-kekurangan yang telah dialami selama kegiatan belajar mengajar berlangsung., khususnya dengan penerapan metode latihan drill.

10 2) Penerapan metode latihan drill yang cukup dan dilaksanakan dengan variasi dan berbagai pola gerakan menendang bola membuat siswa cukup termotivasi dan terkonsentrasi untuk bergerak sehingga penguasaan kemampuan teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola di peroleh secara maksimal. 3) Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah cukup baik dengan memperoleh angka rata-rata hasil evaluasi pada siklus II sebesar 80,91 dan ketuntasan hasil belajar secara klasikal 90,91%, hal ini berarti bahwa secara klasikal proses belajar mengajar telah tuntas karena telah melebihi indikator ketuntasan hasil belajar dari 85%, meskipun masih terdapat 3 orang (9,09%) siswa yang belum tuntas. Ketidak tuntasan siswa tersebut disebabkan oleh berbagai alasan, seperti; ada siswa yang sakit sehingga tidak maksimal mengikuti latihan, kurang fokus menerima materi pelajaran dan masih terdapat siswa yang tidak melakukan tugas gerakan yang diberikan. PEMBAHASAN Pada hakekatnya fokus utama dalam pembelajaran teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola adalah tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan terciptanya pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Berdasarkan hasil analisis data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan hasil belajar menendang bola dalam permainan sepak bola dan peningkatan aktivitas siswa siswa terhadap aktivitas dan metode yang diberikan dalam melakukan teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola, diperoleh gambaran sebagai berikut: Hasil belajar diperoleh dari hasil tes unjuk kerja menendang bola dalam permainan sepak bola yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Rekapitulasi nilai rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar pada siklus I dan siklus II NO SIKLUS NILAI KETUNTASAN

11 RATA-RATA TUNTAS TIDAK TUNTAS 1 I 61,67 30,30% 69,70% 2 II 80,91 90,91% 9,09% PENINGKATAN 19,24 60,61% Memperhatikan hasil pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar menggiring bola dalam permainan sepak bolasiswa dari siklus I ke siklus II memperlihatkan adanya peningkatan yang cukup berarti yakni dari rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 61,67 naik menjadi 90,91 pada siklus II atau naik sebesar 19,24. Akan halnya pada ketuntasan hasil belajar secara klasikal dari 39,30% pada siklus I meningkat menjadi 90,91% pada siklus II atau mengalami peningkatan sebesar 60,61%. Hasil yang diperoleh tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebagaimana yang telah ditetapkan pada indikator penelitian ini yaitu sebesar 85%. Hasil keaktifan dan respon siswa melalui pengamatan selama melakukan aktivitas dilapangan selama 50 menit menggunakan check list. Check list dilakukan setiap lima menit jika siswa berada/sedang dalam keadaan tidak aktif dan aktif. Siswa yang dianggap tidak aktif jika siswa tersebut melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pengajaran, yang meliputi: 1. Tidak mendengarkan penjelasan guru/rekan 2. Tidak melakukan pemanasan secara aktif 3. Berbicara yang tidak berhubungan dengan materi pelajaran, 4. Bersikap mau menang sendiri (egois), 5. Menunjukkan sikap malas melakukan aktivitas, 6. Mengerjakan tugas lain selain aktivitas gerakan teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola, 7. Mengganggu/usil pada rekan, 8. Selalu mencari perhatian, 9. Kurang bekerja sama dalam kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi pada siklus I dan siklus II, maka diperoleh gambaran tentang aktivitas peserta didik/siswa saat proses

12 pembelajaran berlangsung, secara rinci hasil aktivitas peserta didik/siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menendang Bola dalam Permainan Sepak Bola NO SIKLUS PERSENTASE TIDAK AKTIF AKTIF 1 I 29,17 % 70,83 % 2 II 7,50 % 92,50 % RATA RATA 18,34 % 81,66 % Memperhatikan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata waktu aktif siswa selama proses pembelajaran sebesar 81,66 %, hal ini berarti bahwa siswa belajar dengan penuh antusias, sementara waktu yang tidak efektif hanya sebesar 18,34 %. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa sudah efektif karena siswa dihadapkan dengan kegiatan-kegiatan nyata dan mengikuti tahapan-tahapan tertentu. Aktivitas siswa sangat maksimal dalam proses pembelajaran menendang bola melalui metode latihan drill, hal ini dapat dilihat dari rata-rata peningkatan keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 63,32%. Hal ini berarti bahwa siswa sangat tertarik dan antusias sehingga mengalami perubahan yang cenderung meningkat. Peningkatan rata-rata keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II disebabkan oleh penerapan metode latihan drill dengan berbagai variasi, bentuk dan pola gerakan. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas siswa kelas V SDN 1 Tangkian dalam melakukan teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola melalui metode latihan drill secara efektif mengalami peningkatan yang berarti. Peningkatan hasil belajar tersebut dilihat pada perolehan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 90,91%, sedangkan ketuntasan hasil belajar secara

13 individu sebesar 80,91 atau mengalami peningkatan sebesar 19,24 dari siklus I sebesae 61,67. 2. Aktivitas siswa selama pembelajaran tampak lebih efektif sejak dari tindakan I hingga tindakan II. Hasil perolehan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata keaktifan peserta didik/siswa dalam proses pembelajaran sebesar 63,32%. Dimana pada siklus I keaktifan siswa sebesar 70,83 %, sedangkan pada siklus II sebesar 92,50 %. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan : jika diterapkan metode latihan drill dalam proses pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola maka kemampuan siswa kelas V SDN 1 Tangkian akan meningkat diterima. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Arma. 1985. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta. Sastra Hudaya. Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk : Guru. Bandung. Yrama Widya. Depdikbud. 1999. Buku IV Materi Pelatihan Guru Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan SD/Pelatih Klub Olahraga Usia Dini. Jakarta. Dirjen Dikdasmen. Dirjen Dikdas Bekerjasama Dengan Kantor Menteri Negara Pemuda Dan Olahraga. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta. Depdikbud, Dirjen Dikti P2LPTK. Kambey, C. Daniel. 1999. Didaktik Metodik. Manado. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Manado. Kosasih, Engkos. 1993. Olahraga Teknik Dan Program Latihan. Jakarta. Akademika Pressindo. Muchtar, Remi. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta. Depdikbud. Dirjen Dikti. Pasaribu I.L. dan Tarsito. B. Simanjuntak. 1992. Proses Belajar Mengajar. Bandung. Roji. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMP Kelas IX Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Jakarta. Penerbit Erlangga. Suryobroto. 1986. Metode Pengajaran Di Sekolah. Yogyakarta. Amarta.