PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN

dokumen-dokumen yang mirip
Pengalaman dan Tantangan Manajemen Obat dan Vaksin Puskesmas Di Era JKN

A. Latar Belakang Masalah

Pengalaman dan Tantangan dalam Manajemen Obat di RSUDZA dalam Era JKN dr. Fachrul Jamal, SpAn.KIC

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

PENGALAMAN DAN TANTANGAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar rumah sakit baik lokal, nasional, maupun regional. kebutuhan, tuntutan dan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PELAYANAN FARMASI SATU PINTU DI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

Lampiran 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

Pelayanan Farmasi. Oleh : Supariyati. Jakarta April 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

BAB 7 PENUTUP. Mochtar Bukittinggi sudah diterapkan semenjak tahun 2014, namun belum. berjalan sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

25/3/2016. Citraningsih Yuniarti RSUD KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai kebutuhan. Untuk itu

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007).

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013

TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU. Engko Sosialine M

Nama : Umur : Tahun Pendidikan : 1. Tamat SMU/Sederajat 2. Tamat D3 3. Tamat S1 4. Tamat S2 Unit Kerja : Masa Kerja : Tahun Bagian : Jenis Kelamin :

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermutu serta pemerataan pelayanan kesehatan yang mencakup tenaga, sarana dan

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Instalasi farmasi mempunyai pengaruh yang sangat besar pada

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN Jaminan Kesehatan Nasional. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

ANALISIS PENULISAN RESEP OBAT DI LUAR FORMULARIUM NASIONAL PADA PESERTA BPJS NON PBI DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan serta

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI. di RSUP ADAM MALIK MEDAN

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas

KERANGKA ACUAN KERJA UNIT OBAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT DAN PRODUK STERIL DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan, serta pemeliharaan

Ketersediaan Obat di Era JKN: e-catalogue Obat. Engko Sosialine M. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi

PROGRAM DAN KEBIJAKAN DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN POR. Tahun 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

BAB VII PENUTUP. Kesimpulan komponen masukan yaitu: tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

KEADAAN GEOGRAFI. Kab. Malang. Kab. MALANG

MANAGEMEN FARMASI RUMAH SAKIT. Oleh : Dra. Hj. Deswinar Darwin, Apt.,SpFRS

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BEJEN NOMOR : TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT KEPALA PUSKESMAS BEJEN,

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketersediaan Obat dalam Penyelenggaraan JKN: Formularium Nasional dan. e-catalogue Obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) PROBOLINGGO 67253

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN

VISI Menjadikan RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Sebagai Tempat Tujuan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas dan Terjangkau di Kawasan Regional Sumatera Bagian Tengah. M I S I VISI 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi harapan (service excellence) kepada seluruh lapisan masyarakat secara efisien dan efektif. 2. Mempersiapkan pelayanan unggulan dengan SDM yang berkualitas dan ramah. 3. Mendidik dan melatih tenaga kesehatan serta mengadakan penelitian di bidang kesehatan. 4. Meningkatkan kemandirian rumah sakit dalam pengelolaaan pelayanan kesehatan, administrasi dan manajemen.0 2 2

JANGKAUAN PELAYANAN RSAM adalah RS Kelas B dengan jumlah Tempat Tidur : 306 buah KELAS III KELAS II KELAS I / UTAMA VIP / VVIP JUMLAH : 146 TT : 80 TT : 50 TT : 30 TT : 306 TT Jumlah Tenaga : 845 orang -PNS : 668 orang -Kontrak : 177 orang -Tenaga Spesialis : 45 orang SARANA DAN PRASARANA SESUAI DENGAN PERMENKES 3 3

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI Direktur Rumah Sakit Tim Farmasi Dan Terapi Wadir Penujang Medis dan SDM Kepala Instalasi Farmasi Perencanaan dan Penyimpanan Distribusi Rawat Jalan Distribusi Rawat Inap Produksi Farmasi klinik & Konseling

KEBIJAKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT Pengelolaan obat dan pelayanam farmasi di RSAM dilaksanakan secara satu pintu oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit,sudah dilaksanakan semenjak thn 2010). Instalasi Farmasi bertanggungjawab dalam pengelolaan perbekalan farmasi dan palayanan farmasi klinik Instalasi Farmasi dikepalai oleh 1 orang kepala Instalasi Farmasi Ketenagaan di instalasi farmasi terdiri dari: 1. Apoteker : 10 orang ( 2 Orang S2 ) 2. Asisten Apoteker : 56 orang 3. Tenaga administrasi : 2 orang 4. Pekarya farmasi : 2 orang Saat ini masih dibutuhkan : -Tenaga Apoteker untuk Farmasi Klinik dan tambahan tenaga teknis kefarmasian -Pelatihan tenaga untuk pencampuran obat kemoterapi dan pencampuran obat suntik

PEMILIHAN OBAT Rumah Sakit memiliki Formularium Rumah Sakit yang disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi yang terdiri dari Dokter dan Apoteker Formularium RS mengacu kepada DOEN 2013 dan Formularium Nasional beserta usulan tambahan dari SMF sebagai pilihan untuk obat yang tidak tersedia di dalam Formularium Nasional Penggunaan obat di RS mengacu kepada Formularium Nasional dan Formularium RS PERENCANAAN KEBUTUHAN Perencanaan menggunakan metode konsumsi berdasarkan pemakaian obat periode sebelumnya dan dengan mempertimbangkan pola penyakit yang ada (Epidemilogi) Rumah Sakit melakukan efisiensi serta kendali mutu dan kendali biaya dalam penggunaan obat di RS era JKN dan memprioritaskan penggunaan obat Fornas Anggaran pembelian obat meningkat setiap tahun sesuai dengan peningkatan kebutuhan dan proporsional anggaran

PEMBIAYAAN Pembelian obat menggunakan anggaran BLUD Untuk tahun 2014 terjadi masalah kekurangan anggaran disebabkan kenaikan kunjungan pasien JKN dan diantisipasi dengan peningkatan anggaran 2015 dari 23,3 M menjadi 32 M KOORDINASI RSAM melaksanakan program vertikal antara lain HIV/AIDS. TB, TB MDR, malaria, vaksin dll RS melakukan pelaporan dan perencanaan obat-obatan program dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementrian Kesehatan dalam pengelolaan obat-obat program Vaksin disediakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

PENGADAAN Pengadaan obat menggunakan e-katalog dan pembelian langsung untuk obat-obatan diluar e-katalog Masalah terkait dengan e-katalog: 1. Belum semua obat tersedia di e-katalog 2. Masih ada beberapa item obat yang sudah ada di e-katalog tapi penyedia belum sanggup menyediakan, seperti Zenalb, Diflucan, Ceftriaxone inj, Cefotaxime inj 3. Adanya penyedia di e-katalog yang tidak bersedia melayani produk-produk e-katalog tersebut dengan alasan harga naik, seperti Ranitidine tablet 4. Masih banyak kendala dalam pengunaan sistem e-purchasing seperti tidak bisa diakses, sering error dan sering terjadi kesalahan sistem sehingga dilaksanakan secara manual. 5. Ada beberapa item obat e-katalog yang sudah tersedia akan tetapi ternyata dengan mutu kurang bagus seperti protofen suppositoria yang mudah meleleh dan Ranitidin injeksi yang berubah warna dari jernih ke kekuningan 6. Adanya penyedia yang mensyaratkan obat e-katalog hanya bisa diberikan untuk pasein JKN 7. Masih adanya keterlambatan supply untuk beberapa produk generik, seperti omeprazole inj, metilprednisolon tab dll. 8. Masih adanya obat yang kosong atau tidak tersedia pada saat dibutuhkan, seperti : marcain inj, rifampisin, lansoprazole, carbamazepin, dll

Pengadaan di Luar e-katalog: Sampai saat ini baru 755 item obat yang sudah terdapat di dalam e- katalog Pengadaan obat di luar e-katalog dilakukan sesuai dengan Perpres Pengadaan Barang & Jasa dan Peraturan Gubernur Sumbar No. 22 tahun 2015 tentang Jenjang Nilai Pengadaan Barang / Jasa pada Badan Layanan Umum Daerah. PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN Kendala utama dalam penyimpanan obat adalah fasilitas fisik gudang obat yang belum mencukupi, terutama ukurannya yang masih jauh dari kebutuhan penyimpanan obat Pengelolaan stok obat di RS dilakukan secara: 1. Manual, menggunakan kartu stok dan dilakukan Stok Opname setiap 3 bulan/6 bulan 2. Menggunakan SIM-RS Distribusi obat ke pasien : 1. Pasien Rawat jalan menggunakan sistem resep perorangan 2. Pasien rawat inap menggunakan sistem unit dose 3. Untuk pasien rawap inap berdasarkan KIO

PENGGUNAAN OBAT DI RS Penggunaan obat di RS lebih mengutamakan obat generik dan berdasarkan Formularium Nasional. Pada peresepan diluar formularium Nasional, maka digunakan Formularium Rumah sakit sebagai acuan Tim Farmasi dan Terapi melakukan sosialisasi dan evaluasi penggunaan Formularium RS secara rutin dan melakukan penambahan / pengurangan Formularium sesuai dengan usulan dari Dokter Instalasi Farmasi melalui PKMRS melakukan penyuluhan obat 2 x sebulan kepada pasien disertai dengan poster, leaflet, brosur, dll kepada pasien/keluarga pasien/pengunjung Rumah Sakit

PENGAWASAN KEAMANAN DAN MUTU OBAT RS memiliki petugas yang ditunjuk dan sudah terlatih sebagai penanggungjawab dan pelaksana pengelolaan obat-obatan mulai dari penerimaan obat yang masuk, penyimpanan di gudang, sampai kepada pendistribusian/penggunaan obat oleh pasien Instalasi Farmasi RS melakukan Monitoring Efek Samping Obat dan melakukan pelaporan kejadian Instalasi Farmasi melalui PKMRS melakukan penyuluhan obat 2 x sebulan kepada pasien disertai dengan poster, leaflet, brosur, dll kepada pasien/keluarga pasien/pengunjung Rumah Sakit

MONITORING Instalasi Farmasi bertanggungjawab dalam mengupayakan ketersediaan obat di Rumah Sakit melalui bagian perencanaan dan penyimpanan dan berkoordinasi dengan bagian pengadaan. Monitoring penggunaan obat pasien dilakukan di Apotek Rawat inap oleh Apoteker Penanggungjawab Apotek Rawat Inap dan melakukan tindaklanjut dan komunikasi dengan Dokter apabila ditemukan adanya Masalah terkait dengan penggunaan obat pasien PENGELOLAAN VAKSIN Vaksin untuk obat-obat non program dikelola oleh Instalasi Farmasi melalui bagian perencanaan dan penyimpanan Vaksin untuk obat-obatan program dikelola langsung oleh bagian pelayanan dengan berkoordinasi dengan bagian program di Dinas Kesehatan

MASALAH-MASALAH LAIN: 1. Masalah ketenagaan di instalasi Farmasi yang masih belum sesuai dengan standar ketenagaan kefarmasian Rumah Sakit 2. Belum semua obat yang diperlukan ada di e-katalog REKOMENDASI : 1. Adanya standar terapi untuk jenis-jenis penyakit terbanyak secara nasional, sehingga memudahkan penggunaan obat yang rasional 2. Perbaikan pada sistem e katalog, seperti jumlah item obat lebih lengkap, kontrol terhadap mutu obat dan ketersediaan stok di penyedia serta perbaikan sistem e purchasing 3. Penambahan item obat di dalam Formularium Nasional, seperti sediaan obat mata

1 4 TERIMA KASIH