SERI BUKU INFORMASI DAN POTENSI MANGROVE TAMAN NASIONAL ALAS PURWO. Penyunting : Rudijanta Tjahja Nugraha. Penyusun : Dian Sulastini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL PENELITIAN PENYIAPAN PENYUSUNAN BAKU KERUSAKAN MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

Avicenia sp. ( Api-Api ) Rhizophora sp( Bakau ) Nypa sp. ( Nipah ) Bruguiera sp. ( Lacang ) Sonneratia sp. ( Pedada )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove dilaporkan berasal dari kata mangal yang menunjukkan

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR

TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut

Hasil dan Pembahasan

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

1. Pengantar A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

BAB 1 MENGENAL HUTAN MANGROVE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. batas pasang surut air disebut tumbuhan mangrove.

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera Utara 7300 ha. Di daerah-daerah ini dan juga daerah lainnya, mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

TINJAUAN PUSTAKA. pendapat mengenai asal-usul katanya. Macnae (1968) menyebutkan kata mangrove

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi - manggi,

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan. Ujicoba Pembibitan Ceriops tagal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. A. Perencanaan Lanskap. berasal dari kata land dan scape yang artinya pada suatu lanskap terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu nama

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

4 KERUSAKAN EKOSISTEM

Perkembangan Hutan Mangrove di Muara Kali Porong Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat. Selain keunikannya, terdapat beragam fungsi yang dapat dihasilkan

KERAGAMAN JENIS MANGROVE DI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh : M. Hidayatullah

TINJAUAN PUSTAKA. Mangrove tumbuh terutama pada tanah lumpur, namun berbagai jenis. mangrove juga dapat tumbuh di tanah berpasir atau berkoral yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang unik karena terjadi perpaduan

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. khas, tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

Mangrove menurut Macnae (1968) merupakan perpaduan

TINJAUAN PUSTAKA. Umumnya mangrove dapat ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia, mangrove terluas

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

IDENTIFIKASI VEGETASI MANGROVE DI SEGORO ANAK SELATAN, TAMAN NASIONAL ALAS PURWO, BANYUWANGI, JAWA TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. Sulistiono et al. (1992) dalam Mulya (2002) mengklasifikasikan kepiting. Sub Filum: Mandibulata. Sub Ordo: Pleocyemata

TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas marin. Dengan demikian daerah pantai terdiri dari perairan pantai dan

TINJAUAN PUSTAKA. di sepanjang garis pantai perairan tropis dan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara tradisional oleh suku bangsa primitif. Secara terminologi, etnobotani

TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. pada iklim tropis dan sub tropis saja. Menurut Bengen (2002) hutan mangrove

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Hutan mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN

PROSIDING. FORUM NASIONAL PEMACUAN SUMBER DAYA IKAN III Hotel Grand Royal Panghegar Bandung, 18 Oktober 2011 DEWAN REDAKSI

TINJAUAN PUSTAKA. air laut dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang mampu tumbuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat pulih (seperti minyak bumi dan gas serta mineral atau bahan

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan luasan yang terbatas, 2) Peranan ekologis dari ekosistem hutan

Lampiran 1. Kuisioner Pengunjung Kuisioner penelitian untuk pengunjung Pantai Putra Deli

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap kadar garam. Ekosistem mangrove

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove

Komposisi Jenis-Jenis Tumbuhan Mangrove Di Kawasan Hutan Perapat Benoa Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kodya Denpasar, Propinsi Bali

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara kata mangue (bahasa

I. PENDAHULUAN. pantai yang mempunyai arti strategis karena merupakan wilayah terjadinya

PENDAHULUAN Latar Belakang

Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting Mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi warga Indonesia untuk

Teknik Merehabilitasi Hutan Bakau

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (central) kegiatan perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi. Kawasan Teluk

PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE UNTUK EKOWISATA DI KECAMATAN KUTA RAJA KOTA BANDA ACEH Syifa Saputra1, Sugianto2, Djufri3 1 ABSTRAK

PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE UNTUK EKOWISATA DI KECAMATAN KUTA RAJA KOTA BANDA ACEH Syifa Saputra1, Sugianto2, Djufri3 1 ABSTRAK

Inventarisasi Vegetasi Mangrove Di Pantai Marosi Kabupaten Sumba Barat. Ni Kade Ayu Dewi Aryani ABSTRACT

ANALISIS VEGETASI MANGROVE UNTUK STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM BERKELANJUTAN DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

Gambar 31 Hutan bakau

Transkripsi:

SERI BUKU INFORMASI DAN POTENSI MANGROVE TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Penyunting : Rudijanta Tjahja Nugraha Penyusun : Dian Sulastini Pembantu Penulis : Sri Mekar Dyah W Untung Susilo Rr Rahma Wahyu Widiastuti 2 31

PENGANTAR Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang sangat unik karena tumbuh pada daerah yang memiliki salinitas (kadar garam) yang relative tinggi dan kondisi perairan yang berubah-ubah karena akan tergenang pada saat pasang dan terbebas dari genangan pada saat surut Untuk dapat bertahan hidup mangrove melakukan adaptasi terhadap lingkungan dengan membentuk akar yang keluar dari dalam tanah dan mengeluarkan kelebihan garam dari dalam tubuhnya Namun demikian keunikan ekosistem mangrove dirasakan belum banyak diketahui dikalangan masyarakat luas Sehingga kehadiran buku ini diharapkan bisa mengisi kesenjangan informasi mengenai mangrove dan keberadaannya di Taman Nasional Alas Purwo Yang pada akhirnya diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas pengelolaan ekosistem mangrove Informasi yang disajikan dalam buku ini berisi mengenai vegetasi mangrove secara umum, terutama mengenai ekosistem mangrove di Taman Nasional Alas Purwo, baik kondisi fisik maupun biologinya Sehingga diharapkan dapat mempromosikan keunikan mangrove di Taman Nasional Alas Purwo agar para pembaca tertarik untuk berkontribusi aktif dalam pengelolaan mangrove Banyuwangi, November 2011 Kepala Balai Rudijanta Tjahja Nugraha 30 3

Pengantar Daftar Isi Pendahuluan Mengenal Mangrove Gambaran Umum Mangrove TN Alas Purwo Ekosistem Mangrove Di Taman Nasional Alas Purwo Kondisi Fisik Kondisi Biologi 4 3 4 5 5 8 11 11 17 nigrorufus, Bangau Tongtong Leptoptilos javanicus dan terdapat 2 jenis yang merupakan burung migran yaitu jenis Gajahan dan Trinil Beberapa jenis reptil seperti Biawak Varanus salvator, Ular Air Enhydris enhydris, Cerberus rhynchops dan Boiga dendrophila juga sering dijumpai di formasi mangrove Di Segara Anak epifauna didomonasi oleh Ikan Blodok Periopthalmus sp, Keong Telescopium sp, Ketam Uca sp serta Kepiting kecil Dotilla sp Jenis-jenis lain yang merupakan jenis komersial dan mampu dikembangkan sebagai upaya peningkatan silvofishery adalah Udang Penaeus Penaeus monodon dan Kepiting Bakau Scylla Selain itu di sekitar Teluk Pangpang juga didapatkan udang grago Metapnaeus monoceros yang selama ini digunakan sebagai bahan baku terasi Komposisi plankton di kawasan mangrove Segoro Anak mencapai 90 jenis, suatu komposisi yang sangat tinggi dibanding perairan mangrove Pantura Jawa Komposisi ini menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi pula 29

PENDAHULUAN Sebagian besar orang belum banyak mengetahui apakah sebenarnya mangrove itu Masyarakat Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya yang berbahasa Melayu sering menyebut hutan mangrove dengan hutan bakau Penggunaan istilah hutan bakau untuk hutan mangrove sebenarnya kurang tepat dan rancu, karena bakau hanya nama lokal dari marga Rhizophora, sementara hutan mangrove disusun dan ditumbuhi oleh banyak marga dan jenis tumbuhan lainnya Oleh karena itu, beberapa ahli menyarankan penyebutan hutan mangrove dengan hutan bakau sebaiknya dihindari Mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar garam/salinitas (pasang surut air laut); dan kedua sebagai individu spesies Supaya tidak rancu, Macnae kemudian menggunakan istilah "mangal" apabila berkaitan dengan komunitas hutan dan "mangrove" untuk individu tumbuhan Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis "mangue" dan bahasa Inggris "grove" Dalam bahasa inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan 28 5

yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut maupun untuk individuindividu jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut Beberapa ahli mendefinisikan istilah "mangrove" secara berbeda-beda, namun pada dasarnya merujuk pada hal yang sama Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen dan hutan payau (Bahasa Indonesia) Mangrove juga dapat disebut sebagai tumbuhan yang memiliki kekhasan habitus maupun habitat yang tidak dimiliki oleh tumbuhan lain Komunitas ini hidup pada daerah pasang surut dengan salinitas yang relatif tinggi dan kondisi perairan yang berubah-ubah (tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut) dengan reaksi tanah anaerob Untuk bertahan hidup, mangrove melakukan adaptasi dengan membentuk akar yang keluar dari dalam tanah untuk membantu pengambilan udara langsung karena tanah tempat tumbuh yang bersifat anaerob Jadi bisa dikatakan bahwa hutan mangrove dicirikan sebagai hutan yang habitatnya tidak terpengaruh iklim, dipengaruhi pasang surut, tanah tergenang air laut, tanah rendah pantai dan tidak mempunyai struktur tajuk 6 Fauna mangrove di TN Alas Purwo baru beberapa kelompok yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah mamalia, aves (burung), reptil, epifauna maupun plankton Mamalia yang banyak ditemukan di ekosistem mangrove TN Alas Purwo diantaranya adalah Kera Abu/Kera Ekor Panjang Macaca fascicularis, Lutung Tracypithecus auratus, Babi Hutan Sus scrofa, Kelelawar Pteropus vampyrus dan Kucing Bakau Felis viverrina Aves (burung) merupakan kelompok satwa yang paling banyak ditemui Sedikitnya ditemui 24 jenis burung di habitat mangrove Segara Anak dan 42 jenis burung di Teluk Pangpang Diantara jenis - jenis burung tersebut, terdapat burung yang langka dan dilindungi seperti Wilwo Mycteria cinerea, Bubut Hitam Centropus 27

Fauna Mangrove Ekosistem mangrove memiliki multifungsi, yaitu fisik, ekologis dan sosial ekonomi Secara fisik, mangrove mampu menahan gelombang tinggi, badai dan pasang sewaktu-waktu, sehingga mengurangi abrasi pantai Secara ekologis mangrove memiliki fungsi sebagai sumber plasma nutfah, tempat bertelur dan bersarangnya biota laut Mangrove juga dikatakan sebagai ekosistem yang sangat produktif karena mangrove merupakan tempat yang kaya akan bahan organik dan bahan makanan lain bagi biota Dari segi sosial ekonomi, mangrove dapat digunakan sebagai areal tumpangsari dengan memelihara jenisjenis ikan payau yang bernilai ekonomi tinggi, atau yang sering disebut sebagai silvofishery ataupun dimanfaatkan sebagai obyek daya tarik wisata alam dalam pengembangan ekowisata Fungsi ekologis mangrove ini sekaligus juga menjadikan mangrove sebagai habitat bagi banyak satwa liar Fauna mangrove hampir mewakili semua phylum, meliputi protozoa sederhana sampai burung, reptilia dan mamalia 26 a Akar tunjang b Akar lutut c Akar pensil Ciri-ciri terpenting dari penampakan hutan mangrove, terlepas dari habitatnya yang unik adalah : Memiliki jenis pohon yang relatif sedikit; Memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp, serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp dan pada api-api Avicennia spp; Memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora spp; Memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon 7

Gambaran Umum Mangrove di TN Alas Purwo Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki kekhasan bentang alam ataupun formasi vegetasi Salah satu tipe vegetasi yang ada di TN Alas Puwo adalah formasi hutan mangrove Mangrove yang hidup di daerah pasang surut dan berombak tenang berpotensi tumbuh di TN Alas Purwo ini karena TN Alas Purwo memiliki beberapa lokasi yang sesuai Hutan mangrove di TN Alas Purwo terbagi menjadi beberapa wilayah dengan wilayah terluas adalah di sekitar PERSEBARAN MANGROVE DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Sungai Segara Anak, Seksi Pe n g e l o l a a n T N W i l aya h I Te g a l d l i m o L u a s a n h u t a n mangrove di daerah tersebut ± 866 ha Selain Segara Anak hutan Keterangan mangrove yang cukup luas LUAR KAWASAN ZONA INTI ZONA PEMANFAATAN terdapat juga di sekitar Teluk ZONA REHABILITASI ZONA RIMBA ZONA TRADISIONAL Pangpang yang berada di wilayah PETA PROPINSI JAWA TIMUR kerja Seksi Pengelolaan TN Wilayah II Muncar dengan luas ± 198 ha Formasi mangrove ditemukan juga di beberapa wilayah lain di TN Alas Purwo, namun luasan formasi mangrove Zonasi 8 Scyphiphora hydrophyllacea hanya ditemukan satu pohon di sekitar Blok Ban Buntung dan bagian belakang Sungai Gendoh Sedangkan Ceriops decandra m e s k i p u n j u m l a h nya t i d a k banyak, tetapi masih lebih banyak daripada Scyphiphora hydrophyllacea Jenis ini ditemukan di sekitar Blok Gandrung hingga Blok Jembatan Jepang 25

Jenis-jenis tersebut adalah Ceriops decandra dan Scyphiphora hydrophyllacea Meskipun jenis Ceriops decandra termasuk jenis langka secara global namun di TNAP jenis ini tumbuh subur dan ditemukan di semua Blok dari hilir ke hulu Segara Anak Jenis Perpat lanang Scyphiphora hydrophyllacea hanya ditemukan di zona darat bagian hulu Sungai Segara Anak Disamping kedua jenis tersebut terdapat jenis Bruguiera sexangula yang jarang ditemukan di Segara Anak, hanya dijumpai 1 pohon Sedikit berbeda dengan Segara Anak, di Teluk Pangpang juga ditemukan Ceriops decandra dan Scyphiphora hydrophyllacea, namun keberadaan kedua jenis ini termasuk langka karena hanya ditemukan dalam jumlah yang sedikit dan berada di lokasi tertentu 24 pada masing-masing lokasi tersebut kurang dari 5 ha Lokasi - lokasi tersebut diantaranya adalah Sunglon Ombo, Perpat, Slenggrong maupun Buyukan Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan di beberapa lokasi tersebut, ditemukan 27 jenis mangrove sejati yang terdapat di TN Alas Purwo Jenis-jenis tersebut adalah sebagai berikut : Acrostichum Aureum, Ac speciosum, Aegiceras corniculatum, Ae floridum, Avicennia alba, A marina, A lanata, A officinalis, Bruguiera cylindrica, B gymnorrhiza, B sexangula, Ceriops decandra, C tagal, Excoecaria agallocha, Heritiera littoralis, Lumnitzera rasemosa, Lumnitzera littorea, Nypa fruticans, Pemphis acidula, Rhizophora apiculata, R mukronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Sonneratia alba, S caseolaris, Xylocarpus granatum, X molluccensis, dan X rumphii 9

Jenis Tumbuhan Langka Dari 27 jenis tersebut, 24 jenis dapat ditemukan di sekitar Sungai Segara Anak, yang umumnya didominasi oleh Rhizophora mucronata Ceriops tagal dan Bruguiera gymnorrhiza Dominansi jenis yang berbeda ditemukan di Teluk Pangpang Secara umum formasi mangrove di Teluk Pangpang didominasi oleh Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, B gymnorrhiza dan R mucronata 10 Untuk kepentingan konservasi serta pengelolaan sumberdaya alam, jenis-jenis yang bersifat langka dan endemik haruslah diberi perhatian lebih Hanya sedikit jenis mangrove ya n g b e r s i f a t e n d e m i k d i Indonesia Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena buah mangrove mudah terbawa oleh gelombang dan tumbuh di tempat lain Dalam hal kelangkaan, di Indonesia terdapat 14 jenis mangrove yang langka, dua diantaranya ditemukan di TN Alas Purwo yaitu jenis yang termasuk umum setempat tetapi langka secara global, sehingga berstatus rentan dan memerlukan perhatian khusus untuk pengelolaannya 23

3 Asosiasi mangrove, seperti Acanthus ebracteatus, Acanthus ilicifolius, Pongamia pinnata, Cerbera odollam, Clerodendron inerme, Sesuvium portulacastrum, Ipomoea pes-caprae, dll 22 EKOSISTEM MANGROVE DI TN ALAS PURWO Kondisi Fisik Vegetasi mangrove secara khas memperlihatkan adanya pola zonasi Beberapa ahli menyatakan bahwa hal tersebut berkaitan erat dengan tipe tanah (lumpur, pasir atau gambut), keterbukaan (terhadap hempasan gelombang), salinitas serta pengaruh pasang surut Sebagian besar mangrove hidup dan tumbuh dengan baik pada tanah berlumpur, terutama di daerah dimana endapan lumpur terakumulasi dengan reaksi tanah anaerob Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menjatuhkan akarnya Pantai-pantai ini tepat di sepanjang sisi pulau-pulau yang terlindung dari angin, atau serangkaian pulau atau pada pulau massa daratan di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung Beberapa ahli lain menyatakan bahwa tempat hidup/habitat mangrove merupakan habitat yang 11

unik dan memiliki ciri-ciri khusus, d i a n t a ra nya a d a l a h t a n a h nya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya tergenang pada saat pasang pertama, tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat, daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat, airnya berkadar garam (bersalinitas) payau (2-22 o/oo) hingga asin Mangrove biasanya hidup di rawa payau yang terlindung dari gelombang besar dan berair tenang Namun sebenarnya mangrove merupakan tumbuhan darat yang beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang bersalinitas tinggi sehingga mampu hidup di darat hingga pantai berkarang pada kedalaman tertentu 12 2 Flora mangrove minor, yakni flora mangrove yang tidak mampu membentuk tegakan murni, sehingga secara morfologis tidak berperan dominan dalam struktur komunitas Jenis yang berada di dalam TN Alas Purwo dan termasuk dalam kelompok ini adalah Acrostichum aureum, Acrostichum speciosum, Aegiceras corniculatum, Aegiceras floridum, Excoecaria agallocha, Heritiera littoralis, Pemphis ecidula, Scyphiphora hydrophyllacea, Xylocarpus granatum, Xylocarpus molluccensis, dan Xylocarpus rumphii 21

bentuk-bentuk adaptif khusus (bentuk akar dan viviparitas) terhadap lingkungan mangrove, dan mempunyai mekanisme fisiologis dalam mengontrol garam Jenis yang berada di dalam TN Alas Purwo dan termasuk dalam kelompok ini adalah Avicennia alba, Avicennia lanata, Avicennia marina, Avicennia officinalis, Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops decandra, Ceriops tagal, Lumnitzera rasemosa, Lumnitzera littorea, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, dan Nypa fruticans 20 Kondisi habitat mangrove di Taman Nasional Alas Purwo memiliki karakteristik yang berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya Mangrove di sekitar Segara Anak tumbuh di bagian utara dan selatan Sungai Segara Anak sepanjang kurang lebih 15 km dengan ketebalan 15 m hingga 350 m Kondisi yang agak sedikit berbeda ditemui pada habitat mangrove di sekitar Teluk Pangpang Pada lokasi ini mangrove hidup di sekeliling teluk dengan gelombang yang tidak terlalu besar Panjang pantai sebagai habitat mangrove di sekitar Teluk Pangpang adalah 10 km dengan ketebalan 10 m hingga 600 m Kondisi perairan di sekitar Segara Anak banyak dipengaruhi oleh suplai air tawar dari anak sungai yang masuk ke Segara Anak Kondisi di Teluk Pangpang tidak demikian karena sungai yang masuk ke dalam teluk ini jarang yang menyuplai air tawar sepanjang tahun Suplai air tawar kebanyakan 13

didapatkan dari air hujan yang mengalir melalui beberapa sungai kecil (yang hidup hanya pada musim penghujan) di sekitar Teluk Pangpang Sebagian besar jenis-jenis mangrove tumbuh dengan baik pada tanah berlumpur, terutama di daerah dimana endapan lumpur terakumulasi Di Segara Anak kedalam lumpur pada tiap lokasi sepanjang ± 15 km tidak sama Kedalaman lumpur bervariasi mulai dari 0,14 m hingga 2,1 m Sedangkan di Teluk Pangpang ketebalan lumpur berkisar antara 0,07 m - 2,05 m Kondisi dan jenis substrat di Segara Anak relative berbeda dengan substrat di Teluk Pangpang Substrat di Segara Anak adalah lumpur dan sebagian lumpur berpasir Substrat di Teluk Pangpng pada bagian selatan tanah berlumpur, berpasir sementara pada bagian utara (Luk Caluk hingga Gandrung) substrat berbatu (cadas) yang beasosiasi dengan tipe tanah berkapur (Aluvial Hidromorf) Hal inilah salah satu faktor yang menyebabkan komposisi mangrove di bagian selatan Teluk Pangpang cenderung lebih tebal dan beragam bila dibandingkan dengan di bagian utara Teluk Pangpang Flora dan Keragamannya M a n g r o v e m e r u p a k a n ekosistem yang sangat unik karena habitatnya yang khas sehingga tidak banyak jenis tumbuhan yang mampu hidup dalam kondisi tersebut Jumlah jenis mangrove di Indonesia mencapai 89 jenis yang terdiri dari 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis parasit Dari 35 jenis pohon tersebut, yang umum dijumpai di pesisir pantai adalah Avicennia sp, Sonneratia sp, Rizophora sp, Bruguiera sp, Xylocarpus sp, Ceriops sp, dan Excoecaria sp Di Taman Nasional Alas Purwo ditemukan 27 jenis mangrove sejati yang tersebar pada beberapa lokasi Di Segara Anak terdapat 24 jenis mangrove, sedangkan di Teluk Pangpang terdapat 18 jenis mangrove sejati Flora mangrove TN Alas Purwo dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni : 1 Flora mangrove mayor (flora mangrove sebenarnya), yakni flora yang menunjukkan kesetiaan terhadap habitat mangrove, berkemampuan membentuk tegakan murni dan secara dominan mencirikan struktur komunitas, secara morfologi mempunyai 14 19

tergenang pada waktu pasang dan tidak tergenang pada saat surut, tetapi jumlah tergenang lebih tinggi daripada tidak tergenang Zona tengah di sekitar Segara Anak didominasi oleh marga Rhizophora, Ceriops dan Bruguiera, demikian juga di sekitar Teluk Pangpang yang didominasi oleh Rhizophora apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza c Zona belakang merupakan zona yang terletak paling dalam dan berbatasan langsung dengan daratan Pada zona ini frekuensi tergenang lebih sedikit disbanding dengan tidak tergenang dengan sedimen berupa tanah liat berlumpur Zona ini juga merupakan zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan pantai Zona belakang di sekitar Segara Anak didominasi oleh Ceriops tagal dan Lumnitzera sp, sedangkan di sekitar Teluk Pangpang didominasi oleh juga oleh Ceriops tagal, Heritiera littoralis maupun Excoecaria agallocha 18 Oksigen terlarut di Segara Anak relative rendah, yaitu rata-rata hanya berkisar antara 2,39 ppm - 3,22 ppm, namun kadar oksigen yang rendah tersebut mampu diatasi oleh ekosistem mangrove karena ekosistem mangrove memiliki mekanisme internal yang akan mengatasi timbulnya reaksi anoksik di dalam perairan Sistem perakaran yang besar dan mencuat dari perairan digunakan untuk menangkap oksigen dari u d a ra o l e h m a n g r ove, sementara hasil fotosintesis tumbuhan air yang tidak terlalu besar kandungannya dapat dipergunakan oleh biota perairan lainnya Faktor fisik lain yang berpengaruh terhadap keberadaan mangrove adalah salinitas Kondisi salinitas sangat mempengaruhi komposisi mangrove Berbagai jenis mangrove mengatasi kadar salinitas dengan cara yang berbeda-beda Beberapa diantaranya secara selektif mampu menghindari penyerapan garam dari media 15

tumbuhnya, sementara beberapa jenis yang lainnya mampu mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada daunnya Pada salinitas ekstrim, pohon tumbuh kerdil dan kemampuan menghasilkan buah hilang Jenis-jenis Sonneratia umumnya ditemui hidup di d a e ra h d e n g a n s a l i n i t a s t a n a h mendekati salinitas air laut, kecuali S caseolaris yang tumbuh pada salinitas kurang dari 10 o/oo Para ahli menemukan beberapa jenis lain yang juga dapat tumbuh pada salinitas tinggi seperti Aegiceras corniculatum pada salinitas 20 40 o/oo, Rhizopora mucronata dan R Stylosa pada salinitas 55 o/oo, Ceriops tagal pada salinitas 60 o/oo dan pada kondisi ekstrim ini tumbuh kerdil, bahkan Lumnitzera racemosa dapat tumbuh sampai salinitas 90 o/oo Salinitas di Segara Anak berkisar antara 5,8 ppm - 30,2 ppm, sedangkan salinitas di Teluk Pangpang berkisar antara 5 ppm - 41 ppm 16 Kondisi Biologi - Tipe Vegetasi Mangrove Struktur Secara umum mangrove tumbuh dalam 3 zona, yaitu zona depan, zona tengah dan zona belakang a Zona depan merupakan daerah yang berhadapan langsung dengan laut Zona ini umumnya ditumbuhi oleh jenis-jenis mangrove yang mampu beradaptasi dengan salinitas tinggi Zona depan mangrove yang berada di sekitar Segoro Anak didominasi oleh marga Avicennia dan Sonneratia, sedangkan di sekitar Teluk Pangpang didominasi oleh Sonneratia alba dan Rhizophora mucronata b Zona tengah merupakan zona yang terletak di bagian tengah vegetasi m a n g r ove Zo n a i n i m e m i l i k i karakteristik terlindung dari hempasan ombak dan berlumpur tebal Zona ini umumnya berkembang pada daerah intertidal yang luas yaitu 17