PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

I. PENDAHULUAN. banyak dan menyebar rata di seluruh daerah Indonesia. Sayang, ayam yang besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan dapat meningkatkan rata-rata bobot potong ayam (Gunawan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi

PROGRAM PENCAHAYAAN (Lighting) TIM BROILER MANAGEMENT 2017

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai bobot badan optimum dalam pemeliharaan 8 minggu dibandingkan

Uji lanjut. Rata-rata K ,620 K ,380 K ,620 P 1,000 1,000 1,000. Kandang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Kandang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam buras super merupakan hasil dari program persilangan (crossbreding)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

THE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) ABSTRACT

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

PENDAHULUAN. yang berkembang pesat saat ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di

PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat, Populasi ayam lokal pada tahun 2014

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber penyedia daging dan telur telah dipopulerkan di Indonesia dan juga

1. PENDAHULUAN. akan daging sebagai salah satu sumber protein. Pemenuhan akan daging

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan (telur, daging, dan susu) terus meningkat. Pada tahun 2035

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah ransum yang tersisa (Fadilah, 2006). Data rataan konsumsi ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi suhu rendah ke suhu tinggi kemudian turun kembali ke suhu rendah. Suhu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

II. TINJAUAN PUSTAKA. Broiler pertama kali ditemukan pada Pada 1950 para ahli perunggasan

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

PENGARUH KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PRODUKSI AYAM PETELUR FASE AWAL GROWER

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

Transkripsi:

1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan ayam ras pedaging yang waktu pemeliharaannya relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam broiler perlu ditingkatkan karena ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan masyarakat sehingga dengan meningkatnya populasi ayam broiler konsumsi protein hewani dimasyarakat dapat meningkat. Pertumbuhan ayam broiler terjadi saat ayam mulai menetas sampai umur 6 minggu setelah itu menurun kembali hingga akhirnya terhenti. Perkembangan dan pertumbuhan ayam dapat diketahui dengan cara melakukan penimbangan bobot badan ayam setiap minggu sehingga akan diketahui rataan bobot badan hariannya. Ayam yang memiliki fisik yang baik menandakan tingkat pertumbuhannya bagus dan akan menghasilkan performa yang baik. Dalam pemeliharaan ayam broiler ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap kondisi fisik, nafsu makan dan perkembangan serta pertumbuhan tubuhnya salah satunya adalah pemberian cahaya. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting dalam kehidupan ayam. Cahaya berfungsi untuk proses penglihatan dan mempengaruhi ayam untuk mengkonsumsi pakan. Pemberian cahaya pada malam hari bertujuan memberikan kesempatan ayam untuk makan dikarenakan suhu yang cukup tinggi pada siang hari sehingga konsumsi pakan pada siang hari menurun. Pemberian cahaya dalam pertumbuhan secara langsung berperan dalam mengendalikan proses fisiologis. Proses fisiologis yang terjadi dapat

2 mempengaruhi organ-organ tubuh yang diawali dengan rangsangan pada syaraf penglihatan yang secara kimia berlangsung melalui rangsangan hormonal. Cahaya yang diterima oleh mata akan diteruskan ke sistem syaraf pusat selanjutnya merangsang hipotalamus lalu mensekresikan kemudian merespon dengan melepaskan substansi yang merangsang kelenjar hipofise untuk memproduksi hormon gonadotropin. Meningkatnya kadar gonadotropin akan memicu berkembangnya organ-organ reproduksi disisi lain cahaya juga memacu kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon pertumbuhan untuk mengatur proses metabolisme. Selain itu cahaya gelap juga memacu dilepaskannya hormon androgen yang ikut serta dalam proses membentuk tulang dan corticosteroid berperan dalam melakukan kontrol stress ayam. Pemberian cahaya dalam pemeliharaan ayam broiler tergantung dari intensitas, warna cahaya dan lama pencahayaannya. Lama pencahayaan yang diberikan harus tepat karena apabila pemberian lama pencahayaan yang tidak tepat akan menyebabkan peningkatan cekaman dan menurunnya kenyamanan ayam yang akhirnya akan mempengaruhi terhadap performa ayam broiler karena ayam memerlukan kondisi cahaya terang untuk mengetahui letak pakan dan minum sehingga ayam dapat makan secara optimal, kondisi cahaya gelap untuk istirahat, memberikan kerangka tubuh dan sistem peredaran darah untuk berkembang, terjadi penghematan energi selama ayam tidur atau istirahat dan pencahayaan berpengaruh terhadap penambahan bobot badan. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk dapat meneliti performa ayam broiler yang meliputi konsumsi ransum, konversi ransum, dan pertambahan bobot badan.

3 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Berapa besar pengaruh lama pencahayaan dalam kandang terhadap performa ayam broiler fase finisher? 2. Berapa lama pencahayaan optimal yang dapat mempengaruhi terhadap performa ayam broiler fase finisher? 1.3. Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui pengaruh lama pencahayaan dalam kandang terhadap performa ayam broiler fase finisher 2. Mengetahui lama pencahayaan optimal yang dapat mempengaruhi performa ayam broiler fase finisher 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai pemberian cahaya dalam kandang terhadap performa ayam broiler pada fase finisher, serta sumbangan pemikiran dalam menentukan waktu lama pencahayaan yang dapat mempengaruhi terhadap performa ayam broiler. 1.5. Kerangka Pemikiran Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan yaitu interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Kemampuan genetik diwujudkan secara optimal apabila kondisi lingkungan mendukung bagi ternak yang bersangkutan, sehingga performa yang diharapkan

4 tercapai (Card dan Nesheim, 1972). Salah satu faktor lingkungan adalah cahaya yaitu yang mempengaruhi ayam untuk mengkonsumsi ransum dan juga dapat membantu anak ayam mengetahui letak ransum (Jahja, 2000). Pencahayaan dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan pertambahan bobot badan harian dan kenaikan tingkat efisiensi konversi pakan menjadi daging (Fadilah, 2013). Selain itu pencahayaan dapat meningkatkan aktivitas makan, waktu istirahat, kenyamanan dan daya tahan tubuh, penurunan agresivitas cekaman, dan konversi ransum, namun apabila dilakukan dengan tidak tepat dapat mengakibatkan cekaman dan kanibalisme yang akhirnya akan mempengaruhi produksi (Sunarti, 2004). Pencahayaan dapat diterapkan dalam pemeliharaan ayam broiler, apabila dilakukan dengan tepat akan mempunyai pengaruh yang baik bagi pertumbuhan ayam broiler yaitu membantu meningkatkan performa ayam sampai masa pemasaran (Suhaeni, 2007). Pencahayaan yang umum dilakukan adalah pemberian cahaya selama 24 jam dengan intensitas semakin menurun pada fase akhir (Classen dan Riddell, 1989). Pemberian cahaya selama 24 jam pada ayam broiler membuat kesempatan untuk waktu makan unggas leluasa, dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan meningkatkan pembentukan bulu (Wineland, 2002). Pemberian cahaya terputus juga dilakukan untuk menyelaraskan aktivitas makan dengan laju pengosongan saluran pencernaan, sehingga kesempatan makanan untuk dicerna ayam secara sempurna berlangsung pada saat lampu dimatikan (Wineland, 2002). Penelitian dengan pencahayaan terputus menunjukan bahwa periode gelap yang lebih panjang mencegah akses regular ke pakan sehingga mengurangi konsumsi pakan dan membatasi pertumbuhan (Classen, 2004).

5 Secara umum performa ayam broiler lebih baik jika periode gelap kurang dari dua jam (Dorminey dan Nakause, 1977). Pencahayaan dengan fase terang yang panjang diikuti dengan fase gelap yang pendek ½ - 1 jam secara periodik akan mendapatkan pertambahan berat badan harian yang maksimal (Anonimus, 2002 dikutip dari Setianto, 2009). Dan pertumbuhan akan maksimal, efisiensi pakan meningkat, dan mengurangi tingkat kematian (Donald dan Daniel, 2002). Pencahayaan dengan 6 jam gelap secara kontinyu akan meningkatkan pengembangan sistem imun (Setianto, 2009). Karena selama periode gelap kelenjar pineal ayam mensekresikan hormon melatonin (Pang et al, 1996). Melatonin akan meningkatkan rasio konversi pakan tetapi kemungkinan mekanisme kerjanya tidak diketahui (Osei et al, 1989). Ayam broiler normalnya tidak makan selama gelap lebih dari 12 jam (Apeldorn et al, 1999) karena selama gelap aktivitas fisik ayam sangat rendah dan pengeluaran energi untuk aktivitas berkurang (Rahimi, 2005). Pertumbuhan ayam broiler akan cepat apabila diberi pencahayaan selama 23 jam terang dan 1 jam gelap dibandingkan dengan 12 jam terang dan 12 jam gelap per hari (Donald dan Daniel, 2002). Efisiensi pakan dapat meningkat apabila diberikan pencahayaan selang seling (Intermittent Lighting) menggunakan 10 jam terang dan 14 jam gelap sepanjang hari (Donald dan Daniel, 2002). Dan Konversi pakan akan lebih tinggi jika diberi pencahayaan selama 6 jam secara terputus (Classen et al, 2004). Durasi pencahayaan di siang hari (Photoperiod) adalah aspek pencahayaan yang dapat mengubah performa unggas. Photoperiod yang singkat di awal kehidupan akan mengurangi feed intake dan membatasi pertumbuhan (Sulistyoningsih dkk, 2011). Pemberian cahaya pada malam hari menunjukan periode gelap yang lebih panjang mencegah ayam untuk makan terus menerus

6 sehingga pertumbuhan menjadi terbatas (Classen, 2004). Pertambahan bobot badan harian pada perlakuan 6 jam pencahayaan menunjukan pertambahan bobot badan harian lebih tinggi karena pemberian cahaya pada malam hari lebih banyak sehingga broiler dapat mengkonsumsi ransum lebih banyak juga jika dibandingkan dengan pemberian cahaya 4 jam pada malam hari (Apriliyani dkk, 2013). Suhu dan cahaya merupakan dua faktor yang saling terkait dalam pemberian cahaya, efisiensi pakan akan lebih nyata apabila diberikan waktu gelap pada waktu terdingin berkisar jam 01.00-03.00 wib atau pada waktu terpanas berkisar jam 11.00-14.00 wib (Sunarti, 2004). Dalam pemberian cahaya sinar matahari sebaiknya tidak masuk ruang kandang secara langsung agar temperatur tidak melonjak menjadi tinggi. Namun pemberian cahaya pada malam hari mempunyai peranan untuk membentuk cholecalciferol seperti halnya sinar ultra violet dari matahari (Suhaeni, 2007). Berdasarkan uraian di atas sehingga dapat ditarik hipotesis : lama pencahayaan 6 jam mempengaruhi performa ayam broiler yang meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada bulan Februari- Maret 2014. Bertempat di Kandang Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.