1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan ayam ras pedaging yang waktu pemeliharaannya relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam broiler perlu ditingkatkan karena ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan masyarakat sehingga dengan meningkatnya populasi ayam broiler konsumsi protein hewani dimasyarakat dapat meningkat. Pertumbuhan ayam broiler terjadi saat ayam mulai menetas sampai umur 6 minggu setelah itu menurun kembali hingga akhirnya terhenti. Perkembangan dan pertumbuhan ayam dapat diketahui dengan cara melakukan penimbangan bobot badan ayam setiap minggu sehingga akan diketahui rataan bobot badan hariannya. Ayam yang memiliki fisik yang baik menandakan tingkat pertumbuhannya bagus dan akan menghasilkan performa yang baik. Dalam pemeliharaan ayam broiler ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap kondisi fisik, nafsu makan dan perkembangan serta pertumbuhan tubuhnya salah satunya adalah pemberian cahaya. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting dalam kehidupan ayam. Cahaya berfungsi untuk proses penglihatan dan mempengaruhi ayam untuk mengkonsumsi pakan. Pemberian cahaya pada malam hari bertujuan memberikan kesempatan ayam untuk makan dikarenakan suhu yang cukup tinggi pada siang hari sehingga konsumsi pakan pada siang hari menurun. Pemberian cahaya dalam pertumbuhan secara langsung berperan dalam mengendalikan proses fisiologis. Proses fisiologis yang terjadi dapat
2 mempengaruhi organ-organ tubuh yang diawali dengan rangsangan pada syaraf penglihatan yang secara kimia berlangsung melalui rangsangan hormonal. Cahaya yang diterima oleh mata akan diteruskan ke sistem syaraf pusat selanjutnya merangsang hipotalamus lalu mensekresikan kemudian merespon dengan melepaskan substansi yang merangsang kelenjar hipofise untuk memproduksi hormon gonadotropin. Meningkatnya kadar gonadotropin akan memicu berkembangnya organ-organ reproduksi disisi lain cahaya juga memacu kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon pertumbuhan untuk mengatur proses metabolisme. Selain itu cahaya gelap juga memacu dilepaskannya hormon androgen yang ikut serta dalam proses membentuk tulang dan corticosteroid berperan dalam melakukan kontrol stress ayam. Pemberian cahaya dalam pemeliharaan ayam broiler tergantung dari intensitas, warna cahaya dan lama pencahayaannya. Lama pencahayaan yang diberikan harus tepat karena apabila pemberian lama pencahayaan yang tidak tepat akan menyebabkan peningkatan cekaman dan menurunnya kenyamanan ayam yang akhirnya akan mempengaruhi terhadap performa ayam broiler karena ayam memerlukan kondisi cahaya terang untuk mengetahui letak pakan dan minum sehingga ayam dapat makan secara optimal, kondisi cahaya gelap untuk istirahat, memberikan kerangka tubuh dan sistem peredaran darah untuk berkembang, terjadi penghematan energi selama ayam tidur atau istirahat dan pencahayaan berpengaruh terhadap penambahan bobot badan. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk dapat meneliti performa ayam broiler yang meliputi konsumsi ransum, konversi ransum, dan pertambahan bobot badan.
3 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Berapa besar pengaruh lama pencahayaan dalam kandang terhadap performa ayam broiler fase finisher? 2. Berapa lama pencahayaan optimal yang dapat mempengaruhi terhadap performa ayam broiler fase finisher? 1.3. Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui pengaruh lama pencahayaan dalam kandang terhadap performa ayam broiler fase finisher 2. Mengetahui lama pencahayaan optimal yang dapat mempengaruhi performa ayam broiler fase finisher 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai pemberian cahaya dalam kandang terhadap performa ayam broiler pada fase finisher, serta sumbangan pemikiran dalam menentukan waktu lama pencahayaan yang dapat mempengaruhi terhadap performa ayam broiler. 1.5. Kerangka Pemikiran Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan yaitu interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Kemampuan genetik diwujudkan secara optimal apabila kondisi lingkungan mendukung bagi ternak yang bersangkutan, sehingga performa yang diharapkan
4 tercapai (Card dan Nesheim, 1972). Salah satu faktor lingkungan adalah cahaya yaitu yang mempengaruhi ayam untuk mengkonsumsi ransum dan juga dapat membantu anak ayam mengetahui letak ransum (Jahja, 2000). Pencahayaan dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan pertambahan bobot badan harian dan kenaikan tingkat efisiensi konversi pakan menjadi daging (Fadilah, 2013). Selain itu pencahayaan dapat meningkatkan aktivitas makan, waktu istirahat, kenyamanan dan daya tahan tubuh, penurunan agresivitas cekaman, dan konversi ransum, namun apabila dilakukan dengan tidak tepat dapat mengakibatkan cekaman dan kanibalisme yang akhirnya akan mempengaruhi produksi (Sunarti, 2004). Pencahayaan dapat diterapkan dalam pemeliharaan ayam broiler, apabila dilakukan dengan tepat akan mempunyai pengaruh yang baik bagi pertumbuhan ayam broiler yaitu membantu meningkatkan performa ayam sampai masa pemasaran (Suhaeni, 2007). Pencahayaan yang umum dilakukan adalah pemberian cahaya selama 24 jam dengan intensitas semakin menurun pada fase akhir (Classen dan Riddell, 1989). Pemberian cahaya selama 24 jam pada ayam broiler membuat kesempatan untuk waktu makan unggas leluasa, dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan meningkatkan pembentukan bulu (Wineland, 2002). Pemberian cahaya terputus juga dilakukan untuk menyelaraskan aktivitas makan dengan laju pengosongan saluran pencernaan, sehingga kesempatan makanan untuk dicerna ayam secara sempurna berlangsung pada saat lampu dimatikan (Wineland, 2002). Penelitian dengan pencahayaan terputus menunjukan bahwa periode gelap yang lebih panjang mencegah akses regular ke pakan sehingga mengurangi konsumsi pakan dan membatasi pertumbuhan (Classen, 2004).
5 Secara umum performa ayam broiler lebih baik jika periode gelap kurang dari dua jam (Dorminey dan Nakause, 1977). Pencahayaan dengan fase terang yang panjang diikuti dengan fase gelap yang pendek ½ - 1 jam secara periodik akan mendapatkan pertambahan berat badan harian yang maksimal (Anonimus, 2002 dikutip dari Setianto, 2009). Dan pertumbuhan akan maksimal, efisiensi pakan meningkat, dan mengurangi tingkat kematian (Donald dan Daniel, 2002). Pencahayaan dengan 6 jam gelap secara kontinyu akan meningkatkan pengembangan sistem imun (Setianto, 2009). Karena selama periode gelap kelenjar pineal ayam mensekresikan hormon melatonin (Pang et al, 1996). Melatonin akan meningkatkan rasio konversi pakan tetapi kemungkinan mekanisme kerjanya tidak diketahui (Osei et al, 1989). Ayam broiler normalnya tidak makan selama gelap lebih dari 12 jam (Apeldorn et al, 1999) karena selama gelap aktivitas fisik ayam sangat rendah dan pengeluaran energi untuk aktivitas berkurang (Rahimi, 2005). Pertumbuhan ayam broiler akan cepat apabila diberi pencahayaan selama 23 jam terang dan 1 jam gelap dibandingkan dengan 12 jam terang dan 12 jam gelap per hari (Donald dan Daniel, 2002). Efisiensi pakan dapat meningkat apabila diberikan pencahayaan selang seling (Intermittent Lighting) menggunakan 10 jam terang dan 14 jam gelap sepanjang hari (Donald dan Daniel, 2002). Dan Konversi pakan akan lebih tinggi jika diberi pencahayaan selama 6 jam secara terputus (Classen et al, 2004). Durasi pencahayaan di siang hari (Photoperiod) adalah aspek pencahayaan yang dapat mengubah performa unggas. Photoperiod yang singkat di awal kehidupan akan mengurangi feed intake dan membatasi pertumbuhan (Sulistyoningsih dkk, 2011). Pemberian cahaya pada malam hari menunjukan periode gelap yang lebih panjang mencegah ayam untuk makan terus menerus
6 sehingga pertumbuhan menjadi terbatas (Classen, 2004). Pertambahan bobot badan harian pada perlakuan 6 jam pencahayaan menunjukan pertambahan bobot badan harian lebih tinggi karena pemberian cahaya pada malam hari lebih banyak sehingga broiler dapat mengkonsumsi ransum lebih banyak juga jika dibandingkan dengan pemberian cahaya 4 jam pada malam hari (Apriliyani dkk, 2013). Suhu dan cahaya merupakan dua faktor yang saling terkait dalam pemberian cahaya, efisiensi pakan akan lebih nyata apabila diberikan waktu gelap pada waktu terdingin berkisar jam 01.00-03.00 wib atau pada waktu terpanas berkisar jam 11.00-14.00 wib (Sunarti, 2004). Dalam pemberian cahaya sinar matahari sebaiknya tidak masuk ruang kandang secara langsung agar temperatur tidak melonjak menjadi tinggi. Namun pemberian cahaya pada malam hari mempunyai peranan untuk membentuk cholecalciferol seperti halnya sinar ultra violet dari matahari (Suhaeni, 2007). Berdasarkan uraian di atas sehingga dapat ditarik hipotesis : lama pencahayaan 6 jam mempengaruhi performa ayam broiler yang meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada bulan Februari- Maret 2014. Bertempat di Kandang Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.