PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOORPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN DISCOVERY INQUIRY DI SMA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Automotive Science and Education Journal

*Keperluan korespondensi, telp: ,

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Neng Siti Nur Afifah., Edi Hernawan, Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd. ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISIONS

SKRIPSI RANI APRIYANI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

JURNAL. Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe TSOS, Prestasi Belajar ABSTRACT

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

JURNAL. BUDI RACHMAT KURNIAWAN, HERNAWAN

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS GRUP INVESTIGATION DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh SUSMONO S

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NHT

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION


NURMALIATI

ABSTRACT. Key Words: Student Learning Outcomes, Cooperative Learning, NHT, STAD. ABSTRAK

MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

Risaftia Andini 1, Johni Azmi 2, Jimmi Copriady 2 No.

Dewi Indriani, Miharty, dan Jimmi Copriady Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

Keperluan korespondensi, HP : ,

ABSTRACT. Program StudiPendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

Transkripsi:

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA Aristin Raras 1*), Vina Serevina 1, Anggara Budi Susila 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta Timur 13220 * ) Email: aristinraras97@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimanakah perbandingan hasil belajar Fisika siswa melalui model pembelajaran koorperatif tipe Jigsaw dengan Discovery-inquiry. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari April 2015 di SMA Negeri 2 Bekasi. Metode penelitian yang digunakan ialah metode Kuasi Eksperimen. Sampel yang diambil dua kelas berasal dari kelas XI SMA Matematika dan Ilmu Alam. Dan dibagi menjadi kelas ekperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Instrumen yang digunakan berupa tes pilihan ganda dengan skor 0-1 sebanyak 30 soal dan 5 pilihan jawaban. Hasil penelitian ini di uji dengan uji statistik uji t dan uji Tuckey untuk dapat melihat perbandingannya. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,28 ternyata lebih besar daripada t tabel untuk n = 42 dan pada taraf signifikansi 5% adalah 1,66. Dan untuk nilai hitung uji Tuckey (Q hitung) diperoleh sebesar 3,12 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,86. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan discovery-inquiry. Kata kunci : Hasil belajar Fisika, Jigsaw, Discovery-Inquiry Abstract This research aims to see how the comparison of of the result of student learning Physics through cooperative learning model of Jigsaw with Discovery-Inquiry. The research has been conducted in February-April 2015 in SMAN 2 Bekasi. The research method which is used is the Quasi- Experiments method The samples were taken two classes from XI SMA Mathmatics and Science. And divided into class experiment 1 and experiment 2. The instrument which is used in the form of a multiple choice test with a score of 0-1 as many as 30 questions and five answers. The results of this study with a statistical test the "t" test and Tuckey test to be able to see the comparison. Based on the calculation, t value for 2,28 is higher than t table for n = 42 and at a significance level of 5% is 1,66. And for value of Tuckey test (Q value) is 3,12 at a significance level of 5% is 2,86. It can be concluded that the results of learning physics students using cooperative learning model jigsaw is higher than using the discovery-inquiry. Keywords : Student learning Physics, Jigsaw, Discovery-Inquiry 1. Pendahuluan Berdasarkan Undang Undang No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Sofan Amri, 2013:241) Proses pembelajaran di kelas yang optimal dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal pula. Di dalam proses pembelajaran di kelas, baiknya siswa ditempatkan sebagai subjek dan bukan lagi sebagai objek, maka dari itu proses pembelajaran yang sesungguhnya ialah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti pada saat Praktek Keterampilan Mengajar, bahwa jika dilihat dari nilai UAS (Ulangan Akhir Semester) masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75. Kemudian, terlihat bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa dapat memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Namun, terdapat pula siswa yang tidak memperhatikan bila guru sedang menjelaskan, terutama siswa yang duduk di kursi bagian belakang. Mereka cenderung untuk sibuk dengan dunia mereka sendiri. Tak jarang ini meresahkan bagi guru karena guru khawatir siswa tidak memahami apa yang sedang dipelajarinya. SNF2015-I-37

Fisika merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan fenomena alam secara sistematis. Dalam memahami materi pada mata pelajaran Fisika, tak jarang siswa mengalami kesulitan. Hal tersebut terjadi karena proses pembelajaran Fisika cenderung menghafal materi dan rumus tanpa berusaha untuk memahami dan mengerti lebih lanjut materi tersebut. Oleh karena itu, menyebabkan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika masih rendah. Untuk mengatasi masalah masalah di atas hendaknya dalam pembelajaran Fisika guru dapat melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkrit. Oleh karena itu, guru dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan serta siswa dapat berperan serta dalam proses tersebut, maka hendaknya guru menggunakan model pembelajaran efektif dan dapat memberikan siswa ruang bebas untuk mewujudkan potensinya. Salah satu model yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaranya itu dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa belajar secara berkelompok dalam menuntaskan materi pelajaran yang sedang dibahas. Kemudian, terdapat interaksi antar siswa di dalam kelompok tersebut dan tidak lupa guru sebagai fasilitator memantau jalannya kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) pada Salinan Peraturan Bersama Disrektur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan disebutkan sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester tetap melaksanakan Kurikulum 2013. Pelakasanaan Kurikulum 2013 yang pada saat ini berlangsung di beberapa sekolah menuntut untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang scientific. Pendekatan ini lebih menekankan kepada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Untuk membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran maka dilaksanakan pembelajaran yang memusatkan pada siswa (student centered). Pendekatan pembelajaran yang scientific di lengkapi dengan model pembelajaran discovery-inquiry agar dapat membuat siswa belajar secara mandiri atau menemukan informasi baru dan dapat memecahkan masalah. Untuk melihat seberapa efektif suatu model pembelajaran dalam proses pembelajaran Fisika, kita dapat melihat melalui keberhasilan suatu penelitian yang dilakukan oleh Enti Dianasari, S dalam penelitiannya yang berjudul Pembelajaran Kooperatif Model JIGSAW dan STAD (Student Teams Achievement Divisio) Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kreativitas Siswa (Studi Kasus Materi Alat-alat Optik pada Kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun Pelajaran 2009/2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diberi pembelajaran kooperatif model Jigsaw mempunyai rata-rata nilai lebih besar daripada yang diberi pembelajaran kooperatif model STAD mempunyai rata-rata nilai. Oleh karena itu jika dihubungkan dengan penelitian ini dapat disintesiskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki rata rata nilai hasil belajar Fisika yang lebih besar dibandingkan dengan model STAD. Berdasarkan penjabaran masalah dan hasil penelitian diatas terdapat kesamaan variabel yang ingin peneliti jadikan objek dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan dalam hal ini peneliti menggunakan dua jenis pembelajaran yang berbeda, hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mengetahui dan melihat besar perbandingan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ataupun dengan discovery-inquiry. Oleh karena itu, peneliti memilih judul penelitian Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Discovery-inquiry 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2014/2015 di SMAN 2 Bekasi untuk mata pelajaran Fisika kelas XI-MIA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu yaitu suatu metode penelitian untuk melihat suatu hasil, dalam hal ini hasil belajar siswa dapat dilihat karena adanya suatu perlakuan. Metode ini berdesain Design Static Group Pre-Test Post-test, karena tujuan dalam penelitian ini untuk melihat perbedaan diberi treatment yang berbeda dalam rumpun yang sejenis. Adapun pola desain penelitian ini sebagai berikut (Suparno, 2010: 141): Tabel 2. Desain Quasi Eksperimen Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen 1 O1 X1 O2 Eksperimen 2 O1 X2 O2 Keterangan : O 1 = Tes awal pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sebelum diberi perlakuan O 2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 setelah diberi perlakuan X 1 = Perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada kelompok eksperimen 1 X 2 = Perlakuan Model Pembelajaran Discoveryinquiry pada kelompok eksperimen 2 3. Hasil dan Pembahasan Dalam hal ini peneliti sebelum memberi perlakuan kepada masing masing kelas eksperimen 1 dan 2 diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui SNF2015-I-38

Nilai Siswa Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 kemampuan awal Fisika antar kedua kelas sebelum diberikan perlakuan. Dan posttest kemampuan siswa setelah diberi perlakuan berupa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada kelas eksperimen 1 dan Discovery-inquiry pada kelas eksperimen 2. ` Adapun hasil posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada diagram batang berikut : Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen 2 Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen 1 Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis t yang telah dilakukan pada hasil posttest, menunjukkan bahwa hasil belajar Fisika siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw lebih besar dibandingkan dengan yang diajar menggunakan Discovery-inquiry. Adapun hasil perhitungan uji hipotesis t hasil pretest dan posttest antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Uji Kesamaan Dua Rata rata Hasil Pretest dan Postest Keterangan Pretest Posttest Kelompok Eksperimen 1 Eksperimen 2 Kelompok Eksperimen 1 Nilai 43,79 55,00 75,50 70,12 S 2 239,72 135,13 132,74 100,53 t hitung - 3,75 2,28 t tabel 1,66 Kesimpulan Kelompok eksperimen 1 < Kelompok eksperimen 2 Kelompok eksperimen 1 > Kelompok eksperimen 2 Berikut perbedaan rata rata nilai pretest dan posttest digambarkan dalam bentuk diagram batang: 80 60 40 20 0 Diagram Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Rata-rata Pretest Rata-rata Posttest Kenaikan Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2 Gambar 3. Diagram Batang Nilai Rata Rata Pretest dan Posttest Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung pada hasil pretest sebesar 3,75 dan t tabel 1,66. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa, t hitung < t tabel atau -3,75 < 1,66. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan rata rata nilai kemampuan awal siswa yang diperoleh SNF2015-I-39

dari hasil pretest untuk kelas eksperimen 1 lebih kecil daripada kelas eksperimen 2. Setelah diberi perlakuan berupa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada kelas eksperimen 1 dan Discovery-inquiry pada kelas eksperimen 2. Maka, hasil perhitungan uji hipotesis t untuk rata rata hasil posttest, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,28 dan t tabel 1,66. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa, t hitung > t tabel atau 2,28 > 1,66. Hal ini menunjukkan bahwa rata rata hasil belajar Fisika siswa kelas eksperimen 1 (yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw) lebih besar daripada hasil belajar Fisika siswa kelas eksperimen 2 (yang menggunakan Discovery-inquiry). Dengan demikian, H 0 ditolak dan H 1 diterima Hasil tersebut dikuatkan kembali dengan melakukan uji Tuckey untuk melihat perbedaan yang signifikan antara kedua model pembelajaran tersebut. Hasil pengujian dengan menggunakan uji Tuckey dengan taraf signifikan 5%, diperoleh nilai Q hitung sebesar 3,12 dan Q tabel sebesar 2,86. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan kelas yang diajar dengan Discoveryinquiry. Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang diberikan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 diketahui selisih skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen 1 sebesar 31,71dan selisih skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen 2 sebesar 15,12. Dengan demikian, pada kelompok eksperimen 1 terjadi kenaikan hasil belajar fisika yang cukup besar, saat sebelum diberi perlakuan sampai dengan diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajarn kooperatif tipe jigsaw. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar 3. Pada hasil uji hipotesis t pretest (sebelum diberi perlakuan) menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan rata rata nilai kemampuan awal siswa yang diperoleh dari hasil pretest untuk kelas eksperimen 1 lebih kecil daripada kelas eksperimen 2. Hal tersebut dapat dilihat pada skor rata rata pretest siswa sebesar 43,79 untuk kelas eksperimen 1. Sedangkan, skor rata rata pretest siswa sebesar 55,00 untuk kelas eksperimen 2. Pada hasil uji hipotesis t posttest (setelah diberi perlakuan) menunjukkan bahwa hasil belajar Fisika pada siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw lebih besar daripada yang diajar menggunakan Discovery-inquiry. Hal tersebut dapat dilihat pada rata rata hasil belajar Fisika siswa sebesar 75,50 untuk kelas eksperimen 1 atau yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Sedangkan, rata rata hasil belajar Fisika siswa sebesar 70,12 untuk kelas eksperimen 2 atau yang diajar menggunakan Discovery-inquiry. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Enti Dianasari, S bahwa siswa yang diberi pembelajaran kooperatif model Jigsaw mempunyai rata-rata nilai lebih besar daripada yang diberi pembelajaran kooperatif model STAD. Berdasarkan hasil observasi lapangan yang menunjukkan bahwa siswa cenderung lebih suka dengan pembelajaran yang bervariasi dan mengarahkan mereka kepada proses pembelajaran student centered. Dengan demikian, siswa lebih tertarik kepada proses pembelajaran dimana mereka diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat mereka dan melakukan diskusi kelompok. Sehingga tidak ada lagi siswa yang sibuk dengan dunia mereka sendiri melainkan mereka semua ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung didominasi kegiatan diskusi dengan kelompok yang beranggotakan heterogen. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw cenderung mengutamakan belajar berkelompok dan melatih para siswa untuk bertanggung jawab. Dalam hal ini siswa belajar secara berkelompok dalam menuntaskan materi pelajaran yang sedang dibahas. Kemudian, terdapat interaksi antar siswa di dalam kelompok tersebut dan tidak lupa guru sebagai fasilitator memantau jalannya kegiatan pembelajaran. Di dalam model pembelajaran ini pada masing - masing kelompok terdapat ahli dari setiap sub materi yang nantinya sang ahli bertugas menjelaskan sub materi tersebut kepada teman sekelompoknya. Sehingga hal ini dapat melatih diri siswa untuk belajar bertanggung jawab dalam memegang suatu amanah yang telah diberikan. Sedangkan, pada pembelajaran discovery-inquiry dengan pendekatan saintifik 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasi), meskipun pembelajaran yang berlangsung juga terdapat diskusi kelompok tetapi di dalam discovery-inquiry ini siswa terkadang saling mengandalkan satu sama lain. Artinya di dalam kelompok jarang sekali siswa yang benar benar berdiskusi, masih ada siswa yang cenderung hanya mendengarkan atau menerima jadi apa yang sudah temannya kerjakan tanpa membantu mengerjakan. Selama proses penelitian berlangsung diperole informasi bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini membuat siswa terlihat lebih aktif pada saat diskusi berlangsung, tanya jawab antar siswa. Apalagi dengan adanya kelompok ahli yang saling berdiskusi kemudian nantinya informasi yang mereka dapat tersebut mereka distribusikan kepada teman kelompok asalnya. Hal tersebut melatih siswa untuk berbicara menjelaskan sub materi yang telah mereka diskusikan bersama kelompok ahli di hadapan teman sekelompoknya (kelompok asal). Dengan demikian akan terjadi proses transfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki. Melalui proses interaksi antar siswa ini dapat melatih siswa untuk memperoleh pengetahuan serta dapat meningkatkan partisipasi, motivasi, kemampuan SNF2015-I-40

berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis dan saling menghargai. Kondisi seperti inilah yang membuat siswa merasa tidak jenuh dalam proses pembelajaran, sehingga model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih unggul daripada discovery-inquiry dan dengan begitu tidak ada lagi siswa yang sibuk dengan dunia mereka sendiri. Hal tersebut lah, mengapa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih unggul daripada discovery-inquiry. Oleh karena itu, hasil perhitungan hipotesis t menunjukkan bahwa hasil belajar Fisika siswa yang menggunakan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw lebih besar daripada discovery-inquiry. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Fisika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih besar daripada yang menggunakan discovery-inquiry. Ucapan Terimakasih Terimakasih kepada Universitas Negeri Jakarta, Dinas Pendidikan Kota Bekasi dan pihak sekolah SMAN 2 Bekasi yang telah memberi peneliti kesempatan untuk melakukan penelitian ini. Daftar Acuan Jurnal [1] Dianasari, Enti. 2010. Tesis: Pembelajaran Kooperatif Model JIGSAW dan STAD (Student Teams Achievement Divisiob) Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kreativitas Siswa (Studi Kasus Materi Alat-alat Optik pada Kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun Pelajaran 2009/2010). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Buku [2] Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka [3] Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma SNF2015-I-41

SNF2015-I-42