KPK vs Budi Gunawan.

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL BRIEF AKSI KOALISI MASYARAKAT SIPIL ANTIKORUPSI INDONESIA FEBRUARI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Siapa di Belakang Ide Praperadilankan KPK?

I. PENDAHULUAN. kekuasaan manapun (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002). Sebagai lembaga

Jokowi dan Skenario Kapolri Selasa, 20 Januari 2015

Memahami Kebingungan Jokowi. Written by Mudjia Rahardjo Tuesday, 10 February :50 -

I. PENDAHULUAN. manapun (Pasal 3 Undang -Undang Nomor 30 Tahun 2002). Sebagai lembaga independen,

Konpers Presiden RI menanggapi Perbedaan Pandangan Simulator SIM Polri, Jakarta, 8 Oktober 2012 Senin, 08 Oktober 2012

Jokowi Diuji, KPK Diamputasi Selasa, 17 Pebruari 2015

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

PERPU PLT PIMPINAN KPK; ADAKAH KEGENTINGAN MEMAKSA? Oleh: Muchamad Ali Safa at *

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Korupsi Pengadaan alat Simulasi Mengemudi Pasca Intervensi Presiden Oleh : Kombes Iktut Sudiharsa.S.H.,mSi.

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. pakar hukum maupun pakar politik adalah permasalahan KPK melawan Polri.

Pidato Presiden Tentang Proses Hukum Bibit-Chandra

RA RANCANGAN

PENUTUP. Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia dapat. Korupsi (KPK) sebagai lembaga negara independen dalam sistem

Revisi UU KPK Antara Melemahkan Dan Memperkuat Kinerja KPK Oleh : Ahmad Jazuli *

Lagi, Cerita Lama Tentang Upaya Pelemahan KPK. Mariska Estelita

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruption yang artinya

KPK juga hampir KO di Era SBY

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Utusan Polri dengan inisial AA dan AD, datang ke Gedung Komisi

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum

SKRIPSI. Pengaruh Terpaan Berita Penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai Tersangka Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak

RANCANGAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

Suatu hal yang aneh jika Presiden SBY sampai tidak tahu kebijakan negara yang begitu besar.

BAB I PENDAHULUAN. maka akan dikenakan sanksi, dalam proses inilah hukum harus ditegakkan. upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum

Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Presiden, DPR, dan BPK.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

I. PENDAHULUAN. Korupsi di Indonesia kini sudah kronis dan mengakar dalam setiap sendi kehidupan.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Artikel Publikasi. DAYA PRAGMATIK DI BALIK PERNYATAAN PEJABAT KPK vs POLRI

Akankah Boediono Jadi Tumbal Century?

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2013 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KRIMINALISASI. PSHK, LeIP, LBH Jakarta, Kemitraan, KontraS, Mappi, YLBHI,KPA, LBH Masy,Walhi

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

2013, No Mengingat dan tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan calon hakim konstitusi serta pembentukan majelis kehormatan hakim konstitusi;

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

KOMISI XI PILIH AGUS JOKO PRAMONO SEBAGAI ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

KEYNOTE ADDRESS INTERNATIONAL CONFERENCE PRINCIPLES FOR ANTI-CORUPTION AGENCIES (ACA)

Teknik Perangkap untuk Para Koruptor

PERLUNYA MENDISAIN ULANG INSTITUSI NEGARA (Ditinjau dari Keuangan Negara)

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014

ANALISIS FRAMING ROBERT ENTMAN PADA PEMBERITAAN KONFLIK KPK VS POLRI DI VIVANEWS.CO.ID DAN DETIKNEWS.COM

UU. No.31 tahun 1999 dan REALISASI PELAKSANAANNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG

Trio Hukum dan Lembaga Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

SIARAN PERS. Penjelasan MK Terkait Putusan Nomor 36/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015

Konferensi Pers Presiden RI Tentang Kasus Hukum Ketua MK, tgl 5 Okt 2013, di Jakarta Sabtu, 05 Oktober 2013

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 010/PUU-IV/2006 Perbaikan Tgl 13 Juni 2006

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI III DPR RI DENGAN DR. ZAINAL ARIFIN MOCHTAR, DR. MARGARITO KAMIS DAN DR.

Headline Berita Hari Ini Periode: 28/01/2015 Tanggal terbit: 28/01/2015

Perkara Nomor 47/PUU-XV/2017 Denny Indrayana

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Tri Atmojo Sejati. Pusat Kajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara Deputi Bidang Kajian Kebijakan Lembaga Administrasi Negara

Pimpinan, Anggota Dewan, dan hadirin yang kami hormati,

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap individu, sehingga setiap orang memiliki hak persamaan dihadapan hukum.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5493

STRATEGI KHUSUS PEMULIHAN ASET DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 22 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang...

KEWENANGAN KEJAKSAAN SEBAGAI PENYIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

Ribuan massa turun ke jalan pada 9 Desember memperingati Hari Anti Korupsi se-dunia. Apakah aksi tersebut berdampak pada perubahan?

PILKADA lewat DPRD?

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCAN RANCANGAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

Transkripsi:

KPK vs Budi Gunawan http://www.gatra.com/fokus-berita/131582-denny-indrayana-kpk-vs-budi-gunawan.html 29 January 2015 09:49 Denny Indrayana (ANTARA/Rosa Panggabean) Jakarta, GATRAnews - Hukum itu memperjuangkan keadilan, karena itu dia berpihak. Jika memilih tidak berpihak, padahal di depan mata kita sedang ada pertarungan telanjang antara kebaikan dan kemungkaran, itu adalah pilihan cari selamat, pilihan pengecut. Juga sikap yang tidak bertanggung jawab dan sikap yang haram dimiliki oleh siapa pun. Apalagi seorang pemimpin. Jika kemudian kemungkaran itu dalam prosesnya seakan-akan menang, kita ikut berkontribusi atas kebaikan yang seolah-olah kalah. Meskipun, yakinlah, pada ujungnya kebenaran insya Allah akan menang. Itu sebabnya, dalam kisruh KPK vs Budi Gunawan ini kita harus memilih menyelamatkan KPK (dan tentu juga institusi Polri). Ini bukan persoalan KPK Vs Polri; bukan soal Bambang Widjojanto (BW) vs Polri; ini jelas-jelas adalah soal KPK dengan tersangka korupsi Budi Gunawan, karena rekening tambunnya. Karena itu, kisruh yang sekarang terjadi mesti dibaca sebagai bentuk perlawanan oleh tersangka Budi Gunawan akibat korupsi yang menjeratnya. Dalam kasus semacam ini sikap hukum kita harus jelas, harus tegas berpihak. Kita tidak boleh terjebak oleh logika hukum yang sesat, misalnya mengatakan, biarkan proses hukum yang menentukan kasus BW dan Budi Gunawan. Pernyataan itu seolah-olah benar, padahal menyesatkan. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya: Masalah hukum yang dipaksakan kepada Wakil Ketua KPK BW berbeda dengan kasus korupsi yang disangkakan pada pribadi Budi Gunawan. Masalah hukum BW adalah kriminalisasi, sedangkan kasus Budi Gunawan adalah sangkaan korupsi dengan rekening tambunnya. Karena itu, memberikan perlakuan yang sama untuk proses hukum keduanya adalah pilihan sikap yang salah kaprah. Jamak terjadi, jika ada oknum petinggi Polri yang terendus masalah hukum oleh KPK, 1

pola baku yang selalu berulang adalah serangan balik berupa kriminalisasi pimpinannya atau pegawainya. Ketika perwira bintang tiga Komjen Susno Duadji, saat itu Kabareskrim Polri, terendus kasus korupsi oleh KPK, dua pimpinan KPK Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto dikriminalisasi. Ketika perwira bintang dua Irjen Djoko Susilo terjerat kasus korupsi simulator SIM, penyidik KPK Novel Baswedan juga ditersangkakan. Jika sekarang perwira bintang tiga Komjen Budi Gunawan menjadi tersangka kasus korupsi, tidaklah aneh kalau kemudian KPK mendapatkan serangan balik lagi melalui kriminalisasi kepada Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto (dan pelaporan polisi pimpinan KPK yang lain). Inilah pengulangan sejarah: corruptors fight back. Begitu seharusnya cara kita memandang persoalan ini, KPK diserang balik para koruptor. Kesimpulannya: pertama, masalah yang dipaksakan kepada Wakil Ketua KPK BW harus dibaca terkait dengan upaya membela diri tersangka korupsi Budi Gunawan alias tidak boleh dipisahkan. Kedua, kasus korupsi yang dilakukan Budi Gunawan adalah persoalan pribadi, karena itu Polri sebagai institusi harus kita pisahkan dan selamatkan; sebaliknya, kasus yang dijeratkan kepada BW justru adalah serangan kepada institusi KPK, sebagai simbol utama gerakan antikorupsi di Tanah Air. Ketiga, kasus tersangka Budi Gunawan adalah murni korupsi, sedangkan persoalan yang dipaksakan kepada BW jelas kriminalisasi. Keempat, karena KPK dikriminalisasi melalui BW, Presiden Jokowi harus mencermati dengan sangat hati-hati status "tersangka" BW. Untuk itu, kewenangan menerbitkan Keppres pemberhentian sementara kepada BW, sebaiknya setelah melalui proses yang cermat dan kajian hukum yang mendalam. Meskipun kita sama-sama paham bagaimana dengan jiwa besar BW telah mengajukan pengunduran diri sementara, yang tentu sangat kontras dengan sikap tersangka Budi Gunawan yang menolak mundur meskipun telah didesak untuk 2

menyelamatkan institusi Polri. Berangkat dari keberpihakan pada Indonesia yang harus bebas dari korupsi, kita harus selamatkan KPK dari serangan balik dan Polri dari penyalahgunaan oleh tersangka korupsi Budi Gunawan. Presiden Jokowi, yang merupakan pimpinan Polri, tentu mempunyai ruang untuk mengambil kebijakan yang solutif, berikut beberapa alternatif yang bisa dipikirkan. Tidak cukup hanya melepaskan. Seharusnya kasus yang dipaksakan pada BW segera di-sp3-kan. Wakapolri yang tidak mengetahui langkah penyidikan untuk pejabat negara selevel pimpinan KPK tentunya dapat bersikap tegas, melihat tindakan liar itu sebagai kesalahan. Harap dicatat, tim yang bergerak menangkap BW disinyalir mempunyai benturan kepentingan karena diisi polisi yang mungkin terkait dengan kasus korupsi Budi Gunawan. Kalau kelompok Budi Gunawan, yang tengah memanfaatkan institusi Polri cengkeramannya ternyata lebih kuat sehingga SP3 tidak dapat diterbitkan, Presiden Jokowi sebaiknya membentuk tim independen pencari fakta untuk mencari kebenaran terhadap persoalan yang dijeratkan pada BW. Tim independen itu harus diberikan mandat penuh. Tim tujuh yang telah bertemu Presiden Jokowi sebaiknya segera diterbitkan keppres, sehingga mempunyai dasar hukum bertugas yang jelas. Selama kerja dari tim independen, keppres pemberhentian sementara BW jangan dulu diterbitkan. Di era Presiden SBY, dalam waktu dua minggu, tim independen pencari fakta kriminalisasi kasus dua pimpinan KPK Chandra-Bibit selesai melaksanakan tugasnya. Selanjutnya, pelemahan sistematis kepada KPK harus terus dilawan, dan segera dihentikan. Menyikapi persoalan itu, harus ada solusi untuk menghadapi situasi krisis di KPK. Dulu, Presiden SBY menerbitkan perpu dan mengangkat pimpinan KPK sementara. Saat itu yang terpilih adalah orang-orang yang kapabel dan beritegritas. Saat ini, jikalau perpu dikeluarkan, ada kekhawatiran yang menjadi pimpinan KPK sementara justru adalah orang-orang yang disisipkan untuk makin melemahkan KPK. 3

Selain itu, Perpu Pimpinan KPK sementara, demikian juga, telah ditolak oleh DPR sehingga tidak layak diajukan kembali. Karena itu, kalaupun perpu akan diterbitkan, isinya harus dibatasi agar menjadi solusi, yaitu: mengatur pemberian perlindungan sementara dari persoalan hukum kepada para pimpinan KPK, hanya selama mereka menjabat dan menjalankan tugasnya. Jika perpu demikian segera diterbitkan dan berlaku, dalam jangka pendek, persoalan pidana yang dipaksakan kepada BW (dan pimpinan KPK lainnya) dapat segera dihentikan, dan dalam jangka panjang, tidak ada lagi kriminalisasi kepada pimpinan KPK. Soal perlunya imunitas bagi pimpinan antikorupsi ini sudah menjadi kesepakatan internasional. Dengan mengadopsi Paris Principles, Samuel De Jaegere (2012) jelas mengatakan lembaga independen semacam KPK harus dikokohkan dengan, antara lain, kewenangan yang kuat dan jelas; pemberhentian komisioner yang tidak mudah; dan imunitas dari persoalan hukum bagi pimpinan komisi. Bahkan, tentang imunitas untuk lembaga antikorupsi ini juga telah dikuatkan dengan Jakarta Principles yang disepakati di Indonesia pada akhir November 2012. Soal imunitas hukum terbatas demikian sebenarnya sudah diatur untuk anggota DPR (Undang-Undang MD3), komisioner Ombudsman (Pasal 10 UU Ombudsman), bahkan pejuang lingkungan hidup (Pasal 66 UU Lingkungan Hidup). Secara internasional aturan perlindungan terbatas bagi pimpinan lembaga antikorupsi itu telah diadopsi oleh Malaysia, Australia, Nigeria, dan beberapa negara Afrika lainnya. Karena itu, perlindungan sementara untuk pimpinan KPK tentu sangat layak diberikan, agar tidak terus-menerus diganggu kriminalisasi hukum. Langkah lain yang juga perlu segera dilakukan adalah membatalkan pencalonan tersangka korupsi Budi Gunawan selaku calon Kapolri. Sebenarnya, Presiden Jokowi dapat langsung melakukannya dengan argumentasi 4

moral konstitutional yang jelas. Namun, jika Presiden khawatir langkahnya berbenturan dengan perlawanan politik DPR, saat ini kami sedang mengajukan uji materi Pasal 11 UU Polri terkait dengan frasa "persetujuan DPR" dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri. Jika Mahkamah Konstitusi membatalkan syarat persetujuan DPR tersebut, Jokowi dapat langsung mengangkat Kapolri baru, tentu dengan memastikan rekam jejak terbaik, termasuk bersih dari korupsi. Akhirnya, mari kita semua bersikap tegas, tidak ambivalen. Dalam kasus KPK vs Budi Gunawan, hentikan kriminalisasi pimpinan KPK, segera penjarakan tersangka korupsi rekening gendut. Denny Indrayana Guru besar hukum tata negara Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta [Kolom, Majalah GATRA, Beredar Kamis, 29 Januari 2015] 5