TingkatBunga EfektifPinjamanKredit Dengancara Diskonto Uang yang akan diterima = [ Rp10 juta / (1 + 0,2)] 90 / 360 = Rp

dokumen-dokumen yang mirip
di Pasar MODAL 1. Surat Berharga yang diperjual belikan

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables)

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

Modul ke: Manajemen Keuangan 11FEB. Sumber Pembiayaan Jangka Pendek. Fakultas. Luna Haningsih, ME dan Aty Herawati, MSi. Program Studi Manajemen

TipePendanaanJangka Pendek

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable)

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 TAGIHAN (2) M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM.

Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk: ANJAK PIUTANG

Pembelian Obligasi 1 Juni 2011 Investasi Jangka Pendek - Obligasi Piutang Bunga Obligasi Kas

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT

PIUTANG / TAGIHAN (receivable)

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 13 / / DPNP tanggal 2011

30 Juni 31 Desember

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015

X. SURAT BERHARGA. Teknik pencatatan: dicatat sebesar harga perolehan (harga beli ditambah biaya pembelian) bunga dicatat terpisah

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH:

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

Gambar 14-1 Contoh Wesel

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET PT. BANK SBI INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN PERIODE 28 PEBRUARI 2015 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS - POS 28 PEBRUARI 2015 ASET 1. Kas 35,513 2.

Per 31 Oktober 2016 (dalam jutaan Rupiah)

No. POS - POS Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA/BALANCE SHEET

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 November 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

L2


Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Per 31 Juli 2016 (dalam jutaan Rupiah)

NERACA / BALANCE SHEET PT. BANK SBI INDONESIA JL. IMAM BONJOL NO.61 GRAHA MANDIRI LT 1,11,15,24. Per Juni 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Mei 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Pendanaan Ekspor dan Impor

AKUNTANSI INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan

P A S A R U A N G. Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain :

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER JANUARI 2015 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN TUGU MANDIRI LAPORAN KEUANGAN DAN INFORMASI TAMBAHAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

No. POS - POS. 30 Apr 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT BANK SHINHAN INDONESIA Jl. Hayam Wuruk No , Jakarta 10120

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Anjak Piutang: Sebuah Alternatif Memperoleh Dana Usaha

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 126,249, Tabungan 150,395, Simpanan berjangka 176,843, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 140,517, Tabungan 169,907, Simpanan berjangka 177,035, Dana investasi revenue sharing

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS 1. Giro 127,892, Tabungan 151,961, Simpanan berjangka 171,717, Dana investasi revenue sharing

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA/BALANCE SHEET

30 September 31 Desember Catatan

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Oktober 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Januari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER NOVEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2018

Transkripsi:

TingkatBunga EfektifPinjamanKredit Dengancara Diskonto Uang yang akan diterima = [ Rp10 juta / (1 + 0,2)] 90 / 360 = Rp9.554.428 Bunga yang dibayarkan = Rp10.000.000- Rp9.554.428 =Rp445.572,00,- TBE = (1 + (445.572 / 9.554.428)) 360 / 90 1 = 0,20 atau 20% Tingkat bunga efektif yang dibayarkan adalah sama dengan tingkat bunga nominal.

TingkatBunga EfektifPinjamanKredit Dengancara Diskonto Rp500.000,- TBE = (1 + (500.000 / 9.500.000)) 360 / 90 1 = 0,2277 atau 22,77% Tingkat bunga efektif yang dibayarkan adalah lebih tinggi dengan tingkat bunga nominal.

Factoring Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang.dari segi perusahaan yang mempunyai piutang, factoring mempunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Pihak piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternatif investasi.

Bagan 3. Pihak-pihak dalam Factoring Kas Pihak 1 PenjualanKredit Menjual Piutang Utang Tagih Pihak 2 Pihak 3 Cacatan: Pihak1 : Penjual yang menjual secara kredit ke pihak3 Pihak2 : Factor, Pihak yang membeli piutang Pihak3 : Perusahaan yang membeli secara kredit dari pihak1

Misalkan piutang dagang dijual dengan diskonto 2,5% per bulan. Sebagai tambahan, factor akan membebankan komisi sebesar 15% untuk pendanaan nonrecourse. Jika eksportir menjual Rp 1 juta piutang dengan yang berjangka waktu 90 hari tanpa recourse, perusahaan akanmemperoleh: Nilai nominal Rp1.000.000,00 Biaya nonrecourse (1,5% x Rp1 juta) -Rp 15.000,00 Biaya factoring (2,5% x 3 x Rp1 juta) -Rp 75.000,00 Nilai yang diterima eksportir Rp 910.000,00 Bunga tahunan dengan menjual piutang dagang adalah sekitar 4 x (7,5% + 1,5%) = 36%. Meskipun biaya factoring cukup mahal, tetapi factoring mempunyai keuntunganseperti yang dijelaskandiatas.

MenjaminkanPiutang Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman. Penjaminan bisa dilakukan atas semua piutang. Biaya yang berkaitan dengan penjaminan piutang ada dua: (1) biaya pemrosesan, dan (2) biaya bunga.

MenjaminkanBarang Dagangan(Persediaan) Prosedur yang dipakai akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi pinjaman akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam persentase tertentu dari nilai persediaan yang dijaminkan. Perusahaan bisa menjaminkan semua barang dagangannya. Perusahaan juga bisa menjaminkan persediaan (barang dagangan) yang tertentu. Pemberi pinjaman bisa mengundang pihak ketiga yang independen, untuk memastikan penjualan barang dagangan akan digunakan untuk melunasi pinjaman. Total biaya mencakup dua hal: biaya pemrosesan/administrasi dan biaya bunga.

AkseptansiBank Akseptansi bank dimulai dari perintah membayar terhadap suatu bank atas sejumlah uang tertentu pada beberapa periode mendatang. Kemudian, daripada menunggu beberapa periode mendatang, perusahaan yang mempunyai surat perintah tersebut bisa menjual ke pihak lain dengan diskonto. Perusahaan bisa memiliki uang lebih cepat. Sedangkan pihak yang membeli memperoleh pendapatan bunga (selisih dari nilai nominal dengan harga jual) dari akseptansi tersebut. Akseptansi bank merupakan cara yang cukup populer untuk mendanai transaksi ekspor-impor. Instrumen aksep biasanya berjangka waktu antara 30 sampai 270 hari dengan kebanyakan 90 hari. Jangka waktu bisa dinegosiasikan agar sesuai dengan jangka waktu datangnya barang.

3.6.2. Menjual atau Menahan Akseptansi Misal draft meminta pembayaran sejumlah Rp1juta, bank importir membebani biaya komisi sebesar 1,5%, jangka waktu draft adalah 60 hari. Jika eksportir memutuskan untuk menahan akseptansi sampai jatuh tempo, eksportir akan menerima secara diskonto sebesar: Nilai nominal Rp1.000.000 Komisi Rp1 juta -(0,015 x 60 / 360 x Rp1juta) -Rp 2.500 ----------------- Nilai bersih komisi Rp 997.500

Satu tahun diasumsikan 360 hari. Komisi yang akan diterima oleh bank adalah Rp2.500. Misal bunga untuk akseptansi bank adalah 6%. Jika eksportir memutuskan menjual akseptansi tersebut, maka ia akan menerima: Nilai bersih komisi Rp997.500 Bunga (Rp1 juta x (0,06 x 60/360)) -Rp 10.000 --------------- Nilai akseptansi bersih Rp987.500 Saat jatuh tempo bank importir akan menerima Rp1 juta dari importir. Biaya komisi akan dibayar oleh eksportir. Apakah dia akan menjual atau menahan akseptansi, eksportir akan membandingkan tingkat bunga akseptansi dengan tingkat bunga di pasar keuangan.

Repo Repo atau disingkat Rp, merupakan kependekan dari repurrchase agrement. Misalkan dealer (penjual) sekuritas membutuhkan dana, ia bisa menjual surat berharga kepada pihak investor disertai dengan perjanjian bahwa ia akan membeli kembali surat berharga tersebut pada waktu tertentu dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pembelian. Nilai yang tinggi tersebut mencerminkan nilai pokok disertai dengan bunga pinjaman. Surat berharga yang sering dijadikan jaminan adalah SBI (di Indonesia) atau T-Bills (di Amerika Serikat).

Reverse repo merupakan kebalikan dari repo. Disini dealer mencari pihak yang mempunyai surat berharga, kemudian membeli surat berharga tersebut disertai dengan janji untuk menjual surat berharga tersebut pada beberapa periode mendatang dengan harga yang lebih tinggi. Harga yang lebih tinggi tersebut mencerminkan pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman.