Si Musuh Kulit Kepala Anak-Anak

dokumen-dokumen yang mirip
TINEA KAPITIS, apa tuh??

All about Tinea pedis

MICROSPORUM GYPSEUM. Microsporum Scientific classification

GUNAKAN ALAS KAKIMU ATAU..

BLASTOMYCES DERMATITIDIS ABSTRAK

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

SEJARAH & KLASIFIKASI & STRUKTUR JAMUR. Dra. SITTI ZULEIHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASPERGILLUS FUMIGATUS

CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN. Mofit Eko Poerwanto

Fungi/Jamur/Mycota. Perkuliahan Kapita Selekta Biologi SMA 1

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

FARMASI USD Mei Oleh : Yoga Wirantara ( ) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Gambar 1.2: reproduksi Seksual

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Scabies merupakan salah satu penyakit kulit yang

Rickettsia prowazekii

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

HASIL DAN PEMBAHASAN

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

COCCIDIOIDES IMMITIS

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.

KESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR KERJA SISWA DEWI FATMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. 100 genus Actinomycetes hidup di dalam tanah. tempat-tempat ekstrim seperti daerah bekas letusan gunung berapi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

Penampang akar rambut.

PENDAHULUAN LAPORAN KASUS

RABBIT FEVER?? Francisella tularensis

KELOMPOK G EUKARYOTA. Yudi Prasetiyo Dony Pratama Akhira Yanti Ningsih Ritonga Mey Laurentya Manalu Ramsiah Diliana Cahaya Mora Siregar

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK N-HEKSANA BUAH MENGKUDU MATANG (Morinda citrifolia L.) TERHADAP Microsporum audouinii DENGAN METODE GORES SILANG

LAMPIRAN. : Penghilangan dengan jalan pembedahan jaringan atau organ. : Suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Reproduksi Vegetatif : yaitu reproduksi dengan cara Pertunasan, Pembelahan, Pembelahan tunas dan Sporulasi aseksual B. Reproduksi Seksual : yaitu

A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI

SUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG PADA MATAKULIAH MYCOLOGI

III. ZOONOSIS MIKOTIK ASPEGILLOSIS

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi

Nama : Tiwi Anggraini NIM : Kelas : C PENYAKIT LEGIONAIRE

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur (Ayuningtyas, 2011). Jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan

Actinomyces israelii

TINJAUAN PUSTAKA. Secara taksonomi, Fusarium digolongkan ke dalam:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mikosis adalah infeksi jamur. 1 Dermatomikosis adalah penyakit

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Trikoma berasal dari kata Yunani yang memiliki arti rambut-rambut yang

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Karakterisasi Sifat Biokimia dan Fisiologi A. hydrophila Uji Postulat Koch

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum annum L.) berasal dari Mexico. Sebelum abad ke-15 lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

Waspada penyakit yang menyebar di musim kemarau : Nocardiosis!

ENTROPION PADA KUCING

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB 1 PENDAHULUAN. Akne vulgaris (AV) atau jerawat merupakan suatu penyakit. keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan

Jerawat biasanya muncul di wajah, leher, bahu, dada, punggung dan bahu, dan maaf ada juga di daerah pantat.

Bacillius cereus siap meracuni nasi anda

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur penyebab penyakit pada tanaman krisan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014):

BAB I PENDAHULUAN. Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah kulit kepala sering

Proses Penularan Penyakit

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dermatofita, non dermatofita atau yeast, 80-90% onikomikosis disebabkan oleh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PIEDRA PUTIH TRICHOSPORON BEIGELII

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

Transkripsi:

Si Musuh Kulit Kepala Anak-Anak Microsporum canis Microsporum canis termasuk ke dalam organisme fungi dermatoifit zoofilik yaitu organisme fungi yang menyerang kulit (terutama kulit kepala dan rambut) dan merupakan fungi yang umumnya hidup dan tumbuh pada hewan (kucing dan anjing). Penyebarannya meluas di seluruh dunia. Microsporum canis ini merupakan fungi yang memiliki hifa yang bersepta, dan maksokonidia serta mikrokonidia sebagai alat reproduksinya. Organisme fungi ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia khususnya pada anak-anak. Penyakit yang ditimbulkannya merupakan penyakit kulit yang menyerang kulit kepala yang lebih dikenal dengan nama tinea capitis. Tinea capitis ini umumnya menyerang anak-anak terutama anak lakilaki. Gejala umum dari penyakit ini adalah pengeringan kulit kepala sehingga menyebabkan kulit kepala menjadi bersisik, Selain itu, penyakit ini dapat menyebabkan luka pada kulit kepala dan mengakibatkan kebotakan pada bagian kulit kepala yang terinfeksi. Pengobatannya dapat dilakukan secara oral, dan juga secara topical.

Klasifikasi Klasifikasi ilmiah Microsporum canis Kingdom Division Class Orde Family Genus Species Fungi Ascomycota Eurotiomycetes Onygenales Arthrodermataceae Microsporum Microsporum canis Morfologi Morfologi secara makroskopis Microsporum canis tumbuh dengan cepat dan memiliki diameter koloni yang mencapai 3 sampai 9 cm setelah masa inkubasi selama 7 hari pada media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) dengan suhu 25 o C. Tekstur atau permukaannya berbulu seperti wol atau halus dan datar. Warna koloninya bervariasi, dari berwarna putih sampai kekuningan. Bentuk koloninya adalah menyebar atau spreading. Morfologi secara mikroskopis Microsporum canis memiliki hifa bersepta, makrokonidia, dan mikrokonidia. Makrokonidianya berbentuk gelendong dengan kenop apikal yang asimetris. Terdiri dari 6 sampai 5 sel, panjang, kasar, dan memiliki dinding sel bagian luar yang tebal. Dinding septalnya tipis. Meskipun

memliki mikrokonidia, namun pada Microsporum canis, mikrokonidianya merupakan hialin, jarang dan uniseluler. Reproduksi Proses reproduksi pada Microsporum canis ini terbagi atas 2 fase atau tahap, yaitu tahap non-parasit dan tahap parasit. Pada tahap non-parasit, organ reproduksi aseksualnya adalah makrokonidia dan mikrokonidia. Lain halnya dengan tahap parasit. Pada tahap parasit, organ reproduksi aseksualnya adalah arthrokonidia. Microsporum canis mempunyai spora seksual yaitu askospora, namun pada fase parasit, spora ini tidak ada. Habitat Microsporum canis ini merupakan organisme zoofilik, yaitu organisme yang pada umumnya tumbuh dan hidup di hewan daripada manusia. Karena itu, habitat Microsporum canis adalah hewan, yaitu kucing dan anjing. Penyakit yang ditimbulkan Walaupun sifatnya yang dermatofit zoofilik, Microsporum canis dapat menyebabkan infeksi pada kulit kepala manusia atau yang dikenal sebagai penyakit tinea capitis. Penyakit ini dapat disebabkan karena adanya kontak dengan kucing atau anjing yang terinfeksi. Tinea capitis paling lazim ditemukan pada anak-anak berumur 3-7 tahun dan lebih banyak menyerang anak laki-laki daripada anak perempuan. Seseorang diduga terinfeksi dan terserang tinea capitis jika terjadi kombinasi dari kebotakan, serta perubahan kulit kepala menjadi kering dan bersisik. Gejala Penyakit tinea capitis ini menunjukkan beberapa gejala, yaitu: dengan rontoknya rambut. Timbul bintik atau titik hitam rontoknya rambut pada daerah permukaan kulit kepala yang bersisik Timbul kerion, seperti abses dan sangat meradang (inflamasi). Timbul favus seperti kerak berwarna kuning pada kulit kepala.

Pada fase atau tahap carrier, tidak menunjukkan adanya symptoms, hanya kulit kepala menjadi bersisik (sclaing), namun tidak parah. Tinea capitis pada kulit kepala Tinea capitis dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar limfe pada sisi belakang leher. Selain itu, dapat pula menimbulkan luka permanen dan kebotakan apabila kerion dan favus yang timbul tidak diobati. Efek Patologis Organisme dermatofit dapat menghidrolisis keratin dan menyebabkan kerusakan pada epidermis dan folikel rambut. Reaksi hipersensitif ini mengalami peningkatan dan menyebabkan Microsporum canis bergerak dari bagian kulit yang meradang ke bagian kulit yang normal. Pengobatan Apabila seorang anak terinfeksi, semua anggota keluarga yang lain seharusnya diperiksa dan diobati jika perlu. Bahkan di beberapa negara anak yang terinfeksi tidak diperbolehkan untuk masuk sekolah. Carrier mungkin tidak menunjukkan adanya symptom. Namun, pengobatan pada carrier ini perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi. Pengobatannya cukup dengan menggunakan shampoo anti fungi 2 kali seminggu selama 4 minggu. Shampoo yang cocok tersebut mengandung: 2.5 % selenium sulfide 1-2 % zinc pyrithione povidone-iodine 2 % ketoconazole

Selain menggunakan shampoo, adapula pengobatan secara kemoterapi yang lain, yaitu: Pengobatan secara topical Clotrimazole, Tolnaftate, Natamycin, Ketoconazole, Lime sulfur, Miconazole Pengobatan secara oral Griseofulvin dan Ketonazole (dalam tablet Nizoral), Itraconazole (dalam kapsul Spornox atau larutan oral Itrafungol), Fluconazole (dalam tablet Diflucan). Miconazole, salah satu obat bagi tinea capitis Sumber: http://dermnetnz.org/fungal/tinea-capitis.html http://doctorfungus.org/thefungi/microsporum_canis.htm http://en.wikipedia.org/wiki/microsporum http://en.wikipedia.org/wiki/tinea_capitis http://www.mycology.adelaide.edu.au/fungal_description/dermatophytes/mi crosporum/microsporum_canis.html http://www.vetstreamfelis.com/aci/january08/vmd1/bug00270.asp Created by: Marsella Widjaja (O7.8114.030) Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta