Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Jambu Bol (Eugenia malccensis L.)

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium. Merr)

UJI TOKSISITAS SUB KRONIS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata.l) TERHADAP HATI DAN GINJAL PADA MENCIT PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

Efek Ekstrak Etanol Daun Cacao Theobroma Cacao L. terhadap Aktifitas Sistem Saraf Pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

UJI TOKSISITAS AKUT FRAKSI ETIL ASETAT DAUN PILADANG (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Hook.f. & Thomson) DENGAN DATA HISTOPATOLOGI GINJAL PADA MENCIT

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedondong hutan (Spondias pinnata), suku Anacardiaceae,

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (CHROMOLAENA ODORATA (L) R.M. KING & H. ROB) PADA MENCIT PUTIH JANTAN

Toksisitas akut isolat fraksi n-hexana dan etanol daun Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. yang mempunyai aktivitas imunostimulan

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Identifikasi sampel

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Chromolaenodorata (L) R.M.King & H. Rob) PADA MENCIT PUTIH JANTAN

Toksisitas Akut dan Penentuan DL 50 Oral Ekstrak Air Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) pada Mencit Swiss Webster

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK (Plumbago zeylanica L.) DALAM PENGOBATAN NYERI SENDI PADA TIKUS PUTIH JANTAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Shoncus Arvensis L.) dan Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) Pada Mencit (Mus Musculus)

UJI TOKSISITAS AKUT DAN SUBAKUT PADA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BAWANG TIWAI (Eleutherine Americana Merr.) ABSTRACT

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) PADA MENCIT SKRIPSI OLEH: DEWI IRA PUSPITA NIM

Ringkasan Uji Toksisitas Akut. e-assignment

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat tradisional sudah dikenal sejak zaman dahulu, akan tetapi pengetahuan masyarakat akan khasiat

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

UJI TOKSISITAS AKUT PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI DETAM 1 DAN DAUN JATI BELANDA PADA MENCIT SWISS WEBSTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI TOKSISITAS AKUT DARI EKSTRAK ETANOL HERBA SEREH (ANDROPOGON CITRATUS D.C ) PADA MENCIT PUTIH SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TOKSIKOLOGI

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR* Intisari

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis panicdata Nees) PADA MENCIT

PENGARUH EKSTRAK DAUN JATI (Tectona grandis L.f) TERHADAP FUNGSI HATI DAN FUNGSI GINJAL PADA MENCIT PUTIH JANTAN. Abstract

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

AKTIFITAS STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT EKSTRAK BIJI PINANG ( Areca catechu, L ) TERHADAP MENCIT PUTIH ( Mus musculus, L)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, Kucing 1,5 kg. Kelin ci

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SIRIH MERAH (Piper crocatum Luiz and Pav) PADA MENCIT SWISS WEBSTER

UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK DAUN SAWI PUTIH (BRASSICA CHINENSIS L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

Fadhila Assagaf, Adeanne Wullur, Adithya Yudistira Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, ABSTRACT

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Transkripsi:

Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Jambu Bol (Eugenia malccensis L.) Helmi Arifin, Novika Maulina, Zet Rizal Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang Abstract The research of acute toxicity of the etanolic extract of the leave of Jambu Bol (Eugenia malaccencis L.) has been done. Parameter measure were LD 50 and the delay toxic effect during 14 day observation covering body weight, water intake, urine output, and relative weight of the liver, heart, and kidney. The toxicity by oral administration of the leave of Jambu Bol (Eugenia malaccencis L.) with dose 16 g/kg BB. that showed the etanolic extract of leave Jambu Bol (Eugenia malaccencis L.) is practical not toxic category (LD 50 > 15 g/kg BB). The delay toxic effect was seen by significant changes in body weight and water intake, and was not see significant changes in urine output and the relative weight. Keywords : Toksisitas, jambu bol, ekstrak etanol PENDAHULUAN Suatu senyawa baru sebelum digunakan sebagai obat harus diuji terlebih dahulu dengan serangkaian uji farmakologi dan toksikologi, baik pada hewan maupun organ terpisah untuk menjamin keamanan dan keampuhan khasiatnya. Uji keamanan atau evaluasi toksisitas merupakan pengujian praklinis dari suatu calon fitofarmaka (Depkes RI, 1992). Ekstrak daun jambu Bol secara eksperimental sudah diuji efeknya, yaitu dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit putih betina dengan dosis yang telah ditetapkan pada uji pendahuluan (Octarita, 2007). Pada penelitian ini telah diuji toksisitas ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis) yang meliputi uji toksisitas akut (LD 50 ) dan efek toksik tertunda selama 14 hari. Metodologi Penelitian Penyiapan Bahan dan Hewan Bahan. Ekstrak kental daun jambu bol (E. malaccensis), larutan NaCl fisiologis, aqua destilata, Na CMC 0,5 %. Hewan. Mencit putih betina yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram. Pengambilan dan Identifikasi Sampel Sampel berupa daun segar dari E. malaccensis di ambil dari Kebun Tanaman Obat UNAND dan telah diidentifikasi di Herbarium Andalas (ANDA), Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas dengan nomor koleksi FO1. Pembuatan Ekstrak Ekstrak dibuat secara maserasi dari daun segar Jambu Bol dengan etanol 96%, kemudian dipekatkan dengan destilasi vakum dan Rotary Evaporator sampai berat konstan. Karakterisasi Ekstrak Dilakukan beberapa tetapan dari ekstrak seperti organoleptis (bentuk, bau, rasa, dan warna), kadar senyawa terlarut dalam air dan dalam etanol, kadar abu, kadar abu yang tidak larut dalam asam, dan kandungan kimia ekstrak (alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, fenolik dan saponin). Penyiapan Hewan Percobaan Mencit diaklimatisasi dalam ruangan penelitian selama 1 minggu dan dipuasakan selama 18 jam (minum tetap diberikan) sebelum percobaan dimulai. Perencanaan Dosis Dosis sediaan uji yang diberikan pada hewan percobaan dihitung berdasarkan dosis tertinggi yang dapat menyebabkan kematian 0% dosis terendah yang dapat menyebabkan kematian 100% terhadap hewan percobaan. Dalam range dosis tersebut dibuat 3 kelompok dosis percobaan yaitu 4, 8 dan 16 g/kg BB. Penyiapan Sediaan Uji Sediaan uji dibuat dengan mensuspensikan ekstrak dalam Na. CMC 0,5% untuk masing-masing kelompok dosis. Volume pemberian untuk tiap kolompok dosis adalah 2,5% dari berat badan (2,5 ml tiap 100 g BB) secara oral. 84

Perlakuan Pada Hewan Percobaan Hewan percobaan dikelompokkan secara acak menjadi 4 kelompok terdiri dari 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok perlakuan diberi sediaan suspensi ekstrak etanol E. malaccensis secara oral dengan dosis 4g/KgBB, 8g/KgBB dan 16g/KgBB. Kelompok kontrol diberikan suspensi Na CMC 0.5%. Jumlah kematian hewan percobaan dihitung setelah 24 jam akibat pemberian sediaan uji pada setiap tingkat dosis Pengamatan selama 3 jam setelah penyuntikan juga dilakukan untuk melihat gejala-gejala toksik yang mungkin terjadi. Bila terjadi kematian hewan percobaan selama 24 jam, dilakukan untuk penentuan LD50 dengan menggunakan metode FI III. Untuk hewan yang mati dilakukan pembedahan dan dilakukan penentuan berat ratio organ hati, jantung dan ginjal. Hewan yang masih hidup setelah 24 jam setelah pemberian ekstrak dibiarkan dan diamati kemungkinan munculnya toksisitas tertunda selama 14 hari. Pada hari ke-14 hewan dikorbankan dengan cara dislokasi leher, lalu diambil organ hati, jantung dan ginjal untuk ditentukan berat ratio organnya. Analisa Data Data hasil penelitian dianalisa secara statistik dengan ANOVA satu dan dua arah (SPSS 14) kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil dan Pembahasan Setelah dilakukan penelitian atas uji toksisitas akut ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis ) diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari uji karakteristik didapat : Ekstrak berkonsistensi kental, bau masam, rasa asam manis dan berwarna coklat kehitaman (tabel 1). 2. Hasil tetapan fisika ekstrak didapat :Kadar abu total 0,53%, kadar abu tidak larut dalam asam 0,735%, kadar abu larut dalam air 99,495% dan susut pengeringan 12,7936 (tabel 2). 3. Hasil tetapan kimia ekstrak dengan melakukan skrining fitokimia didapat : Ekstrak positif mengandung terpenoid dan saponin (tabel 3). 4. Dari uji toksisitas diperoleh hasil : Sampai pemberian dosis 16 g/kgbb tidak ada hewan yang mati, berarti ekstrak daun jambu bol (E. malaccensis) termasuk kategori praktis tidak toksis karena mempunyai LD50 > 15g/KgBB (tabel 4 dan 5). 5. Selama pengamatan tidak terlihat timbulnya gejala toksik yang menyertai (tabel 6 dan 7). 6. Berat badan rata-rata mencit kontrol selama 14 hari pengamatan adalah 20,47±0,224 g, sedangkan mencit yang diberi ekstrak dengan dosis 4 g/kgbb, 8 adalah ; 18,49±3,928 g, 20,11±1,790 g dan 20,36±0.212 g. (tabel 8). Ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis) mempengaruhi berat badan secara bermakna ( p < 0,05) untuk itu dilanjutkan dengan uji Duncan, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh terhadap berat badan secara bermakna (tabel 12 dan 13). 7. Volume konsumsi air minum rata-rata kelompok mencit kontrol selama 14 hari pengamatan adalah 3,2±1,207 ml, sedangkan kelompok mencit yang diberi ekstrak dengan dosis 4 g/kgbb, 8 adalah 2,42±1,170 ml, 3,06±1,559 ml dan 4±0,840 ml (tabel 9). Ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis) mempengaruhi volume air minum secara bermakna ( p < 0,05) untuk itu dilanjutkan dengan uji Duncan, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna. 8. Volume urine rata-rata kelompok mencit kontrol selama 14 hari pengamatan adalah 1,68±0,715 ml, sedangkan kelompok mencit yang diberi ekstrak dengan dosis 4 g/kgbb, 8 g/kgbb dan 16 g/kgbb berturut-turut adalah 1,44±0,605 ml; 1,56±0,835 ml ; 1,6±0,756 ml (Lampiran 3 tabel 10). Ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis) tidak mempengaruhi volume urine secara bermakna ( p > 0.05). 85

9. Berat organ jantung relatif pada kelompok mencit kontrol pada hari ke-14 adalah 0,0068±0,00217, sedangkan berat jantung relatif kelompok mencit yang diberi ekstrak dengan dosis 4 g/kgbb, 8 adalah 0,0058±0,00164 ; 0,00482±0,00037 ; 0,00506±0,00116 (tabel 11). Ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis) tidak mempengaruhi berat relatif organ jantung secara bermakna ( p > 0,05). 10. Berat organ hati relatif pada mencit kontrol pada hari ke-14 adalah 0,0572±0,00487 sedangkan berat hati relatif kelompok mencit yang diberi ekstrak dengan dosis 4 g/kgbb, 8 Tabel 1. Pengujian organoleptis Perlakuan Bentuk Bau Rasa Warna Tabel 2. Uji tetapan fisika Ekstrak etanol daun jambu bol Semi padat Masam (seperti asam jawa) Agak asin Coklat hitam Perlakuan Ekstrak etanol daun jambu bol Kadar abu total 0,53 % Penetapan kadar abu tidak larut dalam 0,735 % asam Penetapan kadar abu larut dalam air 99,495 % Susut pengeringan 12,7936 adalah 0,00532±0,00983 ; 0,05225±0,00998 dan 0,0518±0,00622 (tabel 11). Ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis) tidak mempengaruhi berat relatif organ hati secara bermakna (p>0,05). 11. Berat organ ginjal relatif pada kelompok mencit kontrol pada hari ke-14 adalah 0,012±0,00187, sedangkan berat ginjal relatif kelompok mencit yang diberi ekstrak dengan dosis 4 g/kgbb, 8 adalah 0,013±0,00245 ; 0,011±0,00245 ; 0,0108±0,00084 (tabel 11). Ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis) tidak mempengaruhi berat relatif organ hati secara bermakna ( p > 0.05). Tabel 3. Uji tetapan kimia dengan melakukan skrining fitokimia Pengujian Pereaksi Hasil Flavonoid HCl p 0.1 N + - Mg Alkaloid HCl 2 N + - Mayer Terpenoid Steroid As. Asetat anh + H2SO4 As. Asetat anh + H2SO4 (merah) + Fenolik FeCl3 - Saponin Air (busa) + - 86

Tabel 4. Tingkatan Toksisitas Berdasar kan Harga LD 50 (Lu Frank, 1992) Tipe Praktis tidak toksik Sedikit toksik Agak toksik Toksik Sangat toksik Super toksik Letal Dosis (LD 50 ) > 15 g/kgbb 5-15 g/kgbb 0,5-5g/kgBB 50-500mg/kgBB 5-50 mg/kgbb < 5 mg/kgbb Tabel 5. Perhitungan LD50 menurut Farmakope Indonesia III Dosis Jumlah hewan tiap kelompok Hewan yang mati Hewan yang hidup Kontrol 5 0 5 0 4 g/kgbb 5 0 5 0 8 g/kgbb 5 0 5 0 16 g/kgbb 5 0 5 0 Pi Catatan: Tabel 6. Harga LD50 tidak dicari karena sampai dosis 16 g/kgbb hewan tidak ada yang mati dalam waktu 24 jam. Pengaruh Dosis Ekstrak Terhadap Berat Ratio Beberapa Organ Mencit Putih Betina BERAT RATIO ORGAN KONTROL DOSIS 1 DOSIS 2 ±SD DOSIS 3 JANTUNG HATI GINJAL 6,8x10-3 57,2x10-3 12x10-3 ±2,17x10-3 ±4,87x10-3 ±1,87 x10-3 5,8x10-3 53,2x10-3 13x10-3 ±1,64 x10-3 ±9,83 x10-3 ±2,45 x10-3 4,82x10-3 52,25x10-3 11x10-3 ±0,37 x10-3 ±9,98 x10-3 ±2,45 x10-3 5,06x10-3 51,8x10-3 10,8x10-3 ±1,16 x10-3 ±6,22 x10-3 ±0,84 x10-3 SD = Standar Deviasi Dosis 1 = 4 g/kgbb Dosis 2 = 8 g/kgbb Dosis 3 = 16 g/ KgBB 87

Berat ratio organ 70 60 50 40 30 20 10 Jantung Hati Ginjal 0 Kontrol 4 g/kgbb 8 g/kgbb 16 g/kgbb Dosis Gambar 1. Diagram Pengaruh Dosis Ekstrak Terhadap Berat Ratio Beberapa Organ Mencit Putih Betina Tabel 7. Hasil analisa varian dua arah berat badan mencit putih betina setelah diberi zat uji DOSIS KONTROL DOSIS 1 DOSIS 2 DOSIS 3 Volume Air Minum rata-rata (ml) pada hari ke... 3 5 7 9 11 13 14 RATA-RATA 2,8±1,303 3,6±1,341 3,0±1,581 3,8±0,836 3,0±1,224 3,0±0,707 3,2±1,643 3,2±1,207 2,4±0,547 2,0±1,224 2,2±1,788 2,6±0,894 2,6±1,341 2,4±0,894 2,8±1,643 2,4±1,170 2,4±0,547 2,3±1,303 3,3±1,673 3,8±1,732 3,0±1,516 3,0±2,073 4,0±2,167 3,1±1,559 4,0±0,707 3,8±1,095 4,2±0,836 4,0±1,000 4,2±0,836 3,8±0,836 4,0±1,000 4,0±0,840 DB = Derajat Bebas F = Nilai F Hitung Sig =Signifikan (tingkat kepercayaan) Nilai P perlakuan < 0,05, menunjukkan bahwa faktor perlakuan mempengaruhi berat badan ratarata mencit putih untuk itu dilakukan uji lanjut Duncan. Nilai P waktu > 0,05 hal ini berarti bahwa faktor waktu tidak mempengaruhi berat badan rata-rata mencit putih betina. 88

Sumber Variasi Tabel 10. Hasil uji lanjut dengan uji wilayah berganda Duncan terhadap dosis yang digunakan. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan, hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan terhadap berat badan mencit antara dosis 4 g/kgbb dan 8 g/kgbb dengan dosis 16 g/kgbb dan Kontrol. dosis 4 g/kgbb dan 8 g/kgbb mempunyai nilai p>0,05, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Tabel 11. Hasil analisa varian dua arah volume air minum mencit putih betina setelah diberi zat uji Type III Jumlah DB Tengah DB = Derajat Bebas F = Nilai F Hitung Sig.=Signifikan (Tingkat kepercayaan) Nilai P perlakuan < 0,05, menunjukkan bahwa faktor perlakuan mempengaruhi volume air minum rata-rata mencit putih untuk itu dilakukan uji lanjut Duncan. Nilai P waktu > F Sig. Tipe Koreksi 68,143(a) 27 2,524 1,491 0,077 Titik 1296,25 1296,257 1 Potong 7 765,7 0,000 Dosis 54,886 3 18,295 10,807 0,000 Hari 5,243 6 0,874 0,516 0,795 Dosis * 8,014 18 0,445 0,263 0,999 Hari Galat 189,600 112 1,693 Total 1554,000 140 Total Koreksi Dosis N Subset 1 2 8.000 mg 35 16,6629 4.000 mg 35 18,4914 18,4914 16.000 mg 35 20,3686 Kontrol 35 20,4743 Sig. 0,115 0,106 257,743 139 0,05 hal ini berarti bahwa faktor waktu tidak mempengaruhi volume air minum rata-rata mencit putih betina. Tabel 12. Hasil uji lanjut dengan uji wilayah berganda Duncan terhadap dosis yang digunakan. Dosis N Subset 1 2 3 4.000 mg 35 2,426 8.000 mg 35 2,549 Kontrol 35 3,200 16.000 mg 35 4,000 Sig. 0,714 1,000 1,000 Setelah dilakukan uji lanjut Duncan, hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan terhadap volume air minum mencit antara dosis 4 g/kgbb dan 8 g/kgbb dengan dosis 16 g/kgbb dan dengan Kontrol. Dosis 4 g/kgbb, 8 g/kgbb, 16 g/kgbb dan kontrol mempunyai nilai p>0,05, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Tabel 13. Hasil analisa varian dua arah volume urin mencit putih betina setelah diberi zat uji Type III Jumlah Tengah Sumber Variasi DB F Sig. Tipe Koreksi 16,257(a) 27 0,602 1,128 0.322 Titik Potong 318,007 1 318,007 595,6 0,000 Dosis 2,969 3 0,990 1,854 0,142 Hari 5,318 6 0,886 1,660 0,137 Dosis * 7,970 18 0,443 0,829 0,663 Hari Galat 59,796 112 0,534 Total 394,060 140 Total Koreksi 76,053 139 DB = Derajat Bebas F = Nilai F Hitung Sig.=Signifikan (Tingkat kepercayaan) Nilai P perlakuan > 0,05, menujukkan bahwa faktor perlakuan tidak mempengaruhi volume urin rata-rata mencit putih betina. Nilai P 89

waktu > 0,05 hal ini berarti bahwa faktor waktu tidak mempengaruhi volume urin ratarata mencit putih betina. Tabel 14. Hasil analisa varian satu arah berat ratio organ mencit putih betina setelah diberi zat uji Jantung, Hati, Ginjal Jumlah Derajat Bebas Tengah F Sig. Between 0,411 3 0.137 0,771 0,515 Groups Within 9,959 56 0.178 Groups Total 10,370 59 F = Nilai F Hitung Sig.= Signifikan (Tingkat kepercayaan) Nilai P perlakuan > 0,05, menunjukkan bahwa faktor perlakuan tidak mempengaruhi berat ratio organ rata-rata mencit putih betina. Nilai P waktu > 0,05 hal ini berarti bahwa faktor waktu tidak mempengaruhi berat ratio organ rata-rata mencit putih betina. Volume urin mencit tidak mengalami perubahan secara bermakna (p > 0,05), sedangkan pada berat badan dan volume konsumsi air minum mengalami perubahan secara bermakna (p < 0,05) untuk itu dilanjutkan dengan uji Duncan, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan terhadap berat badan mencit antara dosis 4g/KgBB dan 8g/KgBB dengan dosis 16g/KgBB dan kontrol. Dosis 4g/KgBB dan 8g/KgBB mempunyai nilai p > 0,05 (0,115), sedangkan dosis 16g/KgBB dan Kontrol mempunyai p > 0,05 (0,106) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Begitu juga dengan volume air minum yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dosis 4g/KgBB,8 g/kgbb dan 16g/KgBB dengan Kontrol. Dari pengujian statistik terlihat bahwa ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis) tidak menimbulkan efek toksik yang terlihat nyata pada organ jantung. Dari pengujian statistik terlihat bahwa ekstrak etanol daun jambu bol (E. malaccensis) tidak menimbulkan efek toksik yang terlihat nyata pada organ hati, jantung dan ginjal. KESIMPULAN 1. Ekstrak etanol (E. malaccensis) termasuk kategori praktis tidak toksik karena mempunyai LD50 > 15g/KgBB. 2. Ekstrak etanol (E. malaccensis) dengan dosis 4g/KgBB, 8g/KgBB dan 16g/KgBB tidak memberikan efek toksik yang bermakna (p > 0,05). 3. Ekstrak etanol (E. malaccensis) mempengaruhi berat badan dan volume air minum secara bermakna (p < 0,05). 4. Ekstrak etanol (E. malaccensis) tidak mempengaruhi volume urin dan berat relatif organ jantung, hati dan ginjal secara bermakna (p >0,05). DAFTAR PUSTAKA Casareett and Doull s, Toxicolog, The Basic of Poison, 3rd Edition, Macmillan Publishing Company, New York, 1986 Departemen Kesehatan Republik Indoesia, Peraturan Menkes RI No. 761/Menkes/IX/92, Tentang Pedoman Fitofarmaka, Jakarta, 1992. Ganiswara, S.G., Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1995 Hodgson, E. and R. C. Smart, Introduction to Biochemical Toxicology, John Wiley and sons, Canada, 1987. Husin, M., Peranan Farmakologi dalam Pengembangan Obat Tradisional, dalam Donatus, I. A., Risalah Simposium Penelitian Obat III, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1983 Jota, S., Kardiomiopati, dalam Sukaton, U. (editor), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I edisi 2, Balai Penerbit Fakultas Universitas Indonesia, Jakarta, 1987 Katzung, B.G., Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi VI, Alih Bahasa Staf Kedokteran Universitas Sriwijaya, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1998 90

Lu, Frank, C., Toksikologi Dasar, Azas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1995 Lu, Frank, C., Toksikologi Dasar, Azas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko, Edisi II, Diterjemahkan oleh E. Nugroho, Z.S Bustamai dan Z. Darmansjah, Newall, C. A., Linda A. A., J. David P., Herbal Medicine a Guide for Health Care Professionalis, The Pharmaceutical Press, London, 1996 Octarita, Fitri., Efek Antidiabetes dari Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis L.f) dan Daun Jambu Bol (Eugenia malaccensis L) Pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus L), Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, 2007 Price, S. A., Wilson, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi IV, Buku I, Alih bahasa Anugrah, P., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1994 Samsoeri, E., Ensiklopedi Tumbuhtumbuhan Berkhasiat Obat yang ada di Bumi Nusantara. Karya Anda. Surabaya, 1982 Universitas Indonesia Press, Jakarta, Thomas, Tanaman Obat Tradisional 2, Kanisius, Yogyakarta, 1992 Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia, 19:01 24 Desember 2007, Jambu Bol, Diakses 4 Mei 2008 dari http//id.wikipedia.org/wiki/jambu bol Warintek Progressio, "Jambu Bol ( Syzygium malaccense ) ". < URL :http://warintek.progressio.or.id/buah/jam bu_bol.htm. Accesessed date : 4 Mei 2008 91

92