KOMNAS PEREMPUAN. Jakarta, 11 Desember 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Meneguhkan Komitmen Negara pada Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Jaminan Hak-hak Asasi Perempuan

Kekerasan Terhadap Perempuan di Indonesia: Peta Persoalan dan refleksi peran CSO di Indonesia Yuniyanti Chuzaifah Ketua Komnas Perempuan ( )

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Desember 2014, : Pkl wib Tempat : Kantor Komnas Perempuan, Jl. Latuharhary 4 B, Jakarta Pusat

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1998 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia

KERANGKA ACUAN KEGIATAN Rangkaian Kegiatan Perayaan Hari Internasional Penyandang Disabilitas

KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

Negara Punya Banyak PR untuk Atasi Labirin Kekerasan terhadap Perempuan

RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional

MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN. Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan

Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

LAPORAN HASIL KERJA 2008 KOMNAS PEREMPUAN

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

RENCANA STRATEGIS

LAPORAN HASIL KERJA 2008 KOMNAS PEREMPUAN. Diserahkan kepada Presiden RI Jakarta, 1 Juli 2009

Jakarta, 3 Maret Disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono

Pengalaman dan Perjuangan Perempuan Minoritas Agama Menghadapi Kekerasan dan Diskriminasi Atas Nama Agama

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING IBU RUMAH TANGGA DENGAN ODHA DAN PEDILA

laporan dan proses advokasi Komnas Perempuan dalam UPR PBB SERI DOKUMEN KUNCI 11

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA.

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

KEPPRES 61/2003, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011

H. Afif Nurhidayat, S.Ag.

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi Nasional

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Komitmen Penegakan HAM Pemerintah dan Implikasinya dalam Hubungan Internasional

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (Lemba

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Pesan Ibu Nusantara Bagi Arah Kebangsaan Indonesia: Akui dan Penuhi Hak-hak Konstitusional Pemeluk Agama Leluhur dan Penghayat Kepercayaan

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

Oleh: Dr. Makarim Wibisono Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Seminar KOMNAS Perempuan Hotel Kartika Chandra, 12 Maret 2012

Memintal sinergi antar policy makers di Indonesia : Peran kunci dunia akademik

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

2 Mengingat tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Komnas HAM; : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; 2. Undang-U

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 5 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

MAKALAH KEBIJAKAN KOMISI YUDISIAL UNTUK PENGADILAN YANG DAPAT DIAKSES

Laporan Penyelenggaraan Seminar Publik Representasi Politik Perempuan: RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender 16 Januari 2014 Grand Kemang Hotel

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

GUBERNUR JAWA BARAT,

RINGKASAN HASIL SEMINAR MAMPU. 11 Mei 2016

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

laporan dan proses advokasi Komnas Perempuan dalam UPR PBB SERI DOKUMEN KUNCI 11

BAB II UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MELALUI PEMBENTUKAN KOMNAS PEREMPUAN

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK JALANAN ATAS EKSPLOITASI DAN TINDAK KEKERASAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

LAYANAN PENASIHAT DAN KERJA SAMA TEKNIS DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 3. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

MAKALAH. Kebutuhan Pendampingan Hukum Penyandang Disabilitas

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN FEBRUARI 2018

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

LAPORAN HASIL KERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PERIODE UNTUK BAHAN MASUKAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PUBLIK Perkokoh Pengetahuan, mekanisme HAM perempuan dan Dukungan Bersama Hapuskan Kekerasan terhadap Perempuan untuk Bangsa Indonesia KOMNAS PEREMPUAN Jakarta, 11 Desember 2014 Pendahuluan Sebagai Lembaga Nasional untuk hak asasi perempuan, Komnas Perempuan tak bisa dilepaskan dari kesejarahannya. Lahir sebagai bentuk pertanggungjawaban negara atas desakan masyarakat anti kekerasan terhadap perempuan, utamanya kelompok perempuan atas tragedi massal dan penyerangan seksual terhadap perempuan pada bulan Mei 1998 di Jakarta dan beberapa kota lainnya. Komnas Perempuan dibentuk melalui Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998, yang kemudian diperkuat dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005 sebagai lembaga Negara yang independen. Dengan berdasar pada latar belakang diatas, tujuan utama Komnas Perempuan fokus pada Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) yang dijabarkan menjadi: 1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan penegakkan hak-hak asasi perempuan di Indonesia; 2. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di Indonesia (Keppres No.181/Tahun 1998, dalam Pasal 4 dan 5). Sebagai mekanisme HAM untuk perempuan, Komnas Perempuan bekerja berlandaskan: 1. Konstitusi, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) 3. Undang-Undang No. 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam atau tidak Manusiawi (CAT) 4. Deklarasi Internasional tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, serta kebijakan-kebijakan lainnya tentang hak asasi manusia. Mandat utama Komnas Peremuan adalah sebagai berikut ini: 1. Menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia dan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan, serta penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan; 2. Melaksanakan pengkajian dan penelitian terhadap berbagai peraturan perundangundangan yang berlaku, serta berbagai instrumen internasional yang relevan bagi perlindungan hak-hak asasi perempuan; 3. Melaksanakan pemantauan, termasuk pencarian fakta dan pendokumentasian kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran HAM perempuan, serta penyebarluasan hasil pemantauan kepada publik dan pengambilan langkah-langkah yang mendorong pertanggungjawaban dan penanganan; 4. Memberi saran dan pertimbangan kepada pemerintah, lembaga legislatif, dan yudikatif, serta organisasi-organisasi masyarakat guna mendorong penyusunan dan pengesahan kerangka hukum dan kebijakan yang mendukung upaya-upaya 1 P a g e

pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, serta perlindungan HAM penegakan dan pemajuan hak-hak asasi perempuan; 5. Mengembangkan kerja sama regional dan internasional guna meningkatkan upayaupaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia, serta perlindungan, penegakan dan pemajuan hak-hak asasi perempuan. Dengan berlandaskan pada tujuan dan mandat diatas, pada periode 2010-2014, Komnas Perempuan telah mengembangkan Rencana Strategis 2010-2014 sebagai pijakan dan arahan kerja untuk masa 5 tahun. Kerja-kerja tersebut dilakukan untuk memperkuat perannya dalam pencegahan dan penanganan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Adapun rencana strategis tersebut antara lain, yang diuraikan di bawah ini. 1 1. Meningkatnya upaya Negara untuk memenuhi tanggung jawab atas penegakan hakhak perempuan dan penanganan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan serta akar masalahnya meliputi penyempurnaan dan harmonisasi peraturan perundangundangan dan kebijakan sesuai standart konstitusional dan HAM Internasional; penguatan mekanisme pencegahan, pengungkapan dan penyelesaian kasus termasuk pelanggaran HAM masa lalu serta; perubahan perilaku aparat negara agar tanggap terhadap kebutuhan dan hak-hak perempuan korban atas kebenaran, keadilan dan pemulihan. 2. Terbukanya peluang yang lebih besar bagi perempuan korban, kelompok rentan kekerasan dan diskriminasi berlapis, termasuk perempuan miskin, perempuan migran, perempuan dalam prostitusi, perempuan adat, perempuan pekerja rumah tangga, perempuan minoritas seksual dan agama, serta pembela hak asasi perempuan untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengakses hak-haknya atas kebenaran, keadilan, dan pemulihan. 3. Meluas dan menguatnya penyikapan untuk menghapuskan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan oleh masyarakat, khususnya kelompokkelompok sosial masyarakat yang berpengaruh pada terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran hak asasi perempuan, termasuk lembaga-lembaga, adat dan budaya. 4. Terbangunnya mekanisme komunikasi dan kerjasama sinergis, lintas institusi secara efektif dan berkelanjutan untuk menghapuskan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan khususnya antar kekuatan masyarakat, komunitas korban, dan negara, baik di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional; dan 5. Kokohnya Komnas Perempuan sebagai salah satu institusi nasional Hak Asasi Manusia (National Human Rights Institution) yang independen, efektif, terpercaya, partisipatif, dan akuntabel di tingkat nasional, regional dan internasional. Adapun Renstra 2010 2014 ini diturunkan kedalam 11 isu krusial tentang Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP). Isu-isu krusial ini dirumuskan dari hasil kerja panjang Komnas Perempuan, baik temuan hasil pemantauan, masukan konsultasi dengan berbagai pihak, maupun temuantemuan kekerasan lain yang kerentanannya masih tinggi, akses keadilan dan mekanisme perlindungan masih jauh, atau hak korban akan kebenaran, keadilan dan pemulihan masih harus dikawal dan diwujudkan. Berikut 11 isu krusial tersebut: (1) KtP akibat pemiskinan perempuan (termasuk migrasi, Pekerja Rumah Tangga, Sumber Daya Alam, buruh, pengungsian dalam penanganan bencana), (2) KtP akibat politisasi identitas dan kebijakan berbasis moralitas dan agama, (3) KtP dalam konteks pelanggaran HAM masa lalu dan konflik, (4) Penguatan mekanisme HAM bagi perempuan, (5) KtP dalam praktik budaya, (6) KtP dalam konteks tahanan dan serupa tahanan, (7) Perempuan Pembela HAM, (8) KtP dalam praktik pemilu dan 1 Rencana Strategis 2010-2014, Komnas Perempuan, 2009. 2 P a g e

pemilukada, (9) KtP dalam konteks perkawinan dan keluarga, (10) Kekerasan seksual dalam berbagai konteks lainnya (KtP oleh pejabat publik, pendidikan, anggota komunitas, media, dll), (11) KtP terhadap perempuan rentan diskriminasi (penyandang cacat/difabel, dll). Komnas Perempuan juga mengembangkan berbagai strategi, baik menggunakan konstitusi sebagai pijakan membangun keberadaban ham dalam berbangsa, menterjemahkan ham kedalam ranah agama dan budaya, membangun terobosan pemulihan korban dari komunitas, mencari peluang dan ruang strategis kerja bersama dari sejumlah daerah mengimbangi dinamika otonomi daerah, advokasi regional dan internasional untuk mengkontribusikan pengetahuan dan mendorong perbaikan bagi Indonesia. Selain itu Komnas Perempuan juga mengembangkan srategi memperkuat dan mempererat jejaring untuk bersama sama membangun kondisi kondusif penghapusan kekerasan terhadap perempuan, baik gerakan perempuan, komunitas korban, lembaga Negara, jaringan regional dan Internasional dalam rangka pemenuhan mandat dan sekaligus meneguhkan keberadaan Komnas Perempuan sebagai Lembaga Nasional HAM bermandat spesifik. Salah satu strategi utama kerja Komnas Perempuan adalah mengembangkan jejaring, bersinergi dengan mitra strategisnya; dari kelompok gerakan perempuan, komunitas korban, lembaga Negara, jaringan maupun melalui mekanisme regional dan Internasional dalam rangka pemenuhan mandat dan sekaligus meneguhkan keberadaan Komnas Perempuan sebagai Lembaga Nasional HAM bermandat spesifik. Oleh karenanya, lima tahun capaian kerja Komnas Perempuan untuk memenuhi mandatnya, secara keseluruhan dan yang bersifat tematik, penting dikonsultasikan kembali kepada publik, baik dari unsur lembaga negara, komunitas korban, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan mitra strategis Komnas Perempuan lainnya, di tingkat nasional maupun lokal. Untuk memperteguh mekanisme akuntabilitas juga transparansi publik Komnas Perempuan membangun konsultasi Publik yang bertujuan untuk mendapatkan masukan konstruktif baik berbasis refleksi kerja yang sudah dilakukan maupun masukan kedepan dengan analisa prediktif yang tajam dan berkonteks untuk pengawalan ham perempuan serta strategi advokasinya, termasuk isu krusial dan rekomendasi untuk basis kerja kedepan dalam melanjutkan mandat Komnas Perempuan. Tujuan Memberikan gambaran kepada publik tentang mandat KP, rencana dan isu strategis yang menjadi fokus periode ini, kerja-kerja komisioner, capaian yang sudah dilakukan, hambatan dan bacaan analitis tentang konteks HAM di Indonesia serta rekomendasi kedepan. Merawat kesinambungan dan keberlanjutan kerja-kerja KP yang telah dikembangkan bersama mitra. Mendapatkan masukan substantif dan strategis yang memperkokoh rambu-rambu kerja KP untuk 5 tahun mendatang. Output Adanya catatan reflektif dan konstruktif atas kerja-kerja Komnas Perempuan periode 5 tahun terakhir sebagai mekanisme ham nasional untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Adanya masukan-masukan untuk 5 tahun kedepan dari para mitra strategis 3 P a g e

Materi Laporan Pertanggung Jawaban Publik Periode 2010-2014. Peserta Peserta kegiatan berasal dari internal dan mitra strategis. Dari internal Komnas Perempuan, terdiri dari Anggota Komisi Paripurna periode 2010-2014, Anggota Komisi Paripurna periode 2015-2019, sejumlah mantan komisioner dan Badan Pekerja Komnas Perempuan. Dari mitra strategis antara lain dari unsur perwakilan komunitas korban, CSO/NGO, Institusi Masyarakat, Institusi Agama, Tokoh Perempuan, Lembaga Nasional HAM/NHRI, Lembaga Negara dan Lembaga Regional/Internasional. Waktu dan Tempat Waktu : Kamis, 11 Desember 2014 Tempat : Ruang Birawa Lantai 1 Hotel Bidakara Jakarta Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.71-73 Pancoran Jakarta Selatan 12870. Phone : +62 21 8379 3555 Pelaksana kegiatan Pelaksana kegiatan adalah Bidang Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (PME) Komnas Perempuan. Agenda Jadwal Kegiatan: Agenda PJ 08.00 08.30 wib: Registrasi Peserta. Penerima dan Among Tamu 08.30 09.00 wib: Pembukaan: Sambutan dari Pimpinan KP Desti Murdijana Nyanyian pembukaan Dialita 09.00 10.00 wib: Paparan Hasil Kerja Komnas Perempuan Ketua Komnas Perempuan: Periode 2010-2014 10.00 11.00 wib. Tanggapan perwakilan mitra strategis: 1. Perwakilan/perspektif Komunitas Korban Ketua Lajnah Immailah JAI: Lilis Kamil 2. Perwakilan/perspektif Pemerintah Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Dra. Sridanti, M.A. 3. Perwakilan/perspektif CSO/NGO perempuan Forum Pengada Layanan 4. Perwakilan/perspektif LNHAM/NHRI Komnas HAM : Yuniyanti Chuzaifah 4 P a g e

Jadwal Kegiatan: Agenda PJ Roichatul Komnas 5. Perwakilan /perspektif Mekanisme HAM regional/internasional Rafendi Djamin 6. Perwakilan/perspektif Media Ninuk Pambudi 11.00 12.00 wib. Tanggapan Publik 12.00 13.00 wib. Tanggapan Komnas Perempuan Oleh Anggota Komisi Paripurna Periode 2010-2014 13.00 14.00 wib: ISHOMA Panitia 14.00 16.00 wib: Konsultasi bersama mitra strategis berdasarkan rencana strategis 2015-2019 1. Kelompok Korban 2. Kelompok Negara 3. Kelompok Masyarakat 4. Kelompok LNHAM 16.00 17.00 wib. Pleno : Paparan hasil konsultasi per kelompok Fasilitator 1. Desti Murdijana, Soraya Ramli, Dwi Ayu 2. Ninik Rahayu, Ema Mukaramah, Dahlia Madanih 3. Andy Yentriyani, Christina Yulita, Tini Sastra 4. Sylvana Maria Apituley, Sondang Frishka, Detti Arsanti 17.00 17.30 wib. Perkenalan komisioner baru periode Pimpinan Komnas Perempuan 2015-2019 Periode 2010-2014 17.30-18.00 wib. Penutupan dan Doa Sekretaris Jenderal Komnas Perempuan : Hemmlyvartie D. Danes 5 P a g e