LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
67. Mata Pelajaran Geografi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

14. Mata Pelajaran Geografi Untuk Paket C Program IPS

14. MATA PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK PAKET C PROGRAM IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upi Supriatna, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Menanamkan kesadaran dan. keluarga, sekolah, dan masyarakat (Sumaatmadja, 2001:56).

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.8

BAB I PENDAHULUAN. tua siswa, guru, dan semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan ini.

LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

PETA/MATRIKS NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA (ANALISIS SKL, SK, DAN KD)

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Asti Nurlaela, 2013

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN PKn SD DI PROGRAM STUDI S1 PGSD

KONSEP DASAR EKOLOGI DAN LINGKUNGAN P E R T E M U A N K E D U A

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI UPAYA MEMPERBAIKI MUTU HIDUP

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. usaha (Depdikbud, 1997:343). Sedangkan pengertian belajar adalah suatu

PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN GEOGRAFI TINGKAT SMA DALAM KONTEKS KTSP. Muh. Sholeh Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak

HARGA NEGOSIASI/KESEPAKATAN E-KATALOG BUKU KURIKULUM 2013 Revisi 2017

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk kebaikan manusia itu sendiri. Sangat banyak bencana yang

Paket 9 GEOGRAFI. Pendahuluan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLATIHAN SOAL BAB 1. Daljoeni. R.Bintaro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

KURIKULUM 2013 KOMPETENSI DASAR GEOGRAFI

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

FIELD STUDY: PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MATERI-MATERI FISIOGRAFIS 1

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd

Sejarah sebagai Kisah, Peristiwa, Ilmu, dan Seni

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 2. Penelitian GeografiLatihan Soal 2.1. Lanskap fisik. Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Arnot Pakpahan Surel :

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

LINGKUNGAN HIDUP: masalah dan solusinya

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

dan Lingkungan Setelah mengikuti kuliah ini, dan Pertanian serta Lingkungan. 18/02/2013 Kuliah II, Pengantar Ilmu Pertanian 1

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

geografi Kelas X PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN GEOGRAFI a. Eratosthenes b. Ptolomeus

SUMBER DAYA ALAM SEBAGAI KEKAYAAN BANGSA. Oleh : Drs. R. Gurniwan Kamil Pasya, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan.

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

I. PENDAHULUAN. penting dalam pembelajaran. Pembelajaran berkualitas akan memperoleh hasil

51. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

HAKIKAT GEOGRAFI A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pengembangan green behavior pada siswa melalui penggunaan media audio

PEMANFAATAN DATA GEOSPASIAL (PETA) DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI

2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB V PEMBAHASAN. yang lain agar lebih menarik. Sebagaimana menurut Hamzah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

BAB II POKOK BAHASAN 1. PENGERTIAN

KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL GURU MATA PELAJARAN GEOGRAFI. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI HakekatdanInformasi Geografi. HakekatdanInformasi Geografi

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA

PROFIL DAN ANALISIS MATERI IPBA DALAM KTSP

KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP. DOSEN: Dr. TIEN AMINATUN, M.Si.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.2

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada peserta didik. Komponen dalam proses pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi negara yang sedang berkembang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.3. objek formal. objek material. aspek sosial.

52. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

TINJAUAN PUSTAKA. akan terlihat dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2003 : 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yayu Rahayu, 2013

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di beberapa SMA di Salatiga

Transkripsi:

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Oleh : Gurniwan Kamil Pasya 1. Manusia dan Lingkungannya Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya. Manusia dalam lingkungan hidup memiliki peran yang utama dalam memelihara maupun mengubah lingkungan, bahkan manusia sendiri yang dapat merusak lingkungannya. Lingkungan tenpat manusia berada mempengaruhi keberadaan manusia itu sendiri, oleh oleh faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik adalah faktor lingkungan sebagai benda-benda mati yang mempengaruhi mahluk-mahluk hidup yang ada dalam suatu ekosistem. Sedangkan faktor biotiok adalah faktor lingkungan yang merupakan mahluk hidup yang mempengaruhi ekosistem. Baik faktor abiotik maupun biotik sebagai unsur lingkungan dijadikan satu bagian menjadi atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Atmosfer terdiri dari udara dan zat yang terkandung dalam udara, semuanya menjadikan unsur-unsur cuaca; litosfer terdiri dari tanah dan batuan pembentuk permukaan bumi; hidrosfer adalah segala bentuk air yang terdapat di permukaan bumi serta siklusnya; dan biosfer adalah segala mahluk hidup yang terdapat di permukaan bumi baik hewan maupun tumbuhan. Keempat unsur lingkungan tersebut kemudian dimasukan unsur manusia sendiri yang berperan di dalam lingkungan hidup dinamakan antroposfer, sehingga semuanya menjadi lima unsur yang dinamakan Geosfer. Manusia mempengaruhi lingkungannya dengan jalan memelihara dan memanfaatkan lingkungan untuk menunjang kehidupannya agar terus berkelanjutan, bahkan tidak sedikit manusia yang lupa akan pentingnya lingkungan, sehingga diantara mereka bahkan banyak yg merusak lingkungan untuk kepentingan sesaat, tetapi akibat dari perbuatannya akan merugikan manusia lainnya, sehingga banyak mendatangkan bencana alam yang tidak diharapkan seperti banjir, kebakaran hutan, longsor, kekeringan, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak ada mahluk lain selain manusia yang dapat mendayagunakan alam dan lingkungannya untuk disesuaikan dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginannya, keadaan demikian menyebabkan manusia bersaing dengan mahluk hidup lainnya dalam memenuhi kebutuhan. Tetapi manusia memiliki kemampuan terutama dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Lingkungan hidup yang memberikan manfaat bagi manusia, tergantung pada manusia sendiri yang mengelola dan memelihara kelestariannya, sehingga Soerjani dkk (1987 : 13) mengemukakan sebagai berikut :... hakikat pokok pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia itu adalah bagaimana manusia melakukan upaya agar kualitas manusia semakin meningkat, sementara kualitas lingkungan juga semakin baik. Paling penting dalam pemeliharaan lingkungan ini bukan untuk diri sendiri melainkan untuk kesinambungan manusia itu sendiri dengan keturunannya. Pentingnya lingkungan bagi pengajaran adalah sebagai bukti bahwa di permukaan bumi terjadi interaksi baik manusia dengan manusia, manusia dengan alam, maupun alam dengan alam. Adanya interaksi tersebut dapat dilihat hasilnya sebagai media pengajaran, sehingga pengajaran tidak hanya bukti-bukti yang berada di dalam buku saja atau bukti pengalaman pengganti berupa alat peraga saja, melainkan bukti langsung yang ada di sekitar siswa atau siswa bahkan harus di bawa ke luar kelas dengan jalan karya wisata. Lingkungan sebagai sumber pengajaran dapat dimanfaatkan oleh beberapa mata pelajaran baik di SLTP, SMU, bahkan mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi, termasuk mata kuliah yang berhubungan dengan IPS seperti Geografi, Sejarah, Ekonomi, PPKN, dll. 2. Pengajaran di Luar Kelas Proses belajar mengajar di dalam kelas tidak selamanya efektif tanpa adanya alat peraga sebagai pengalaman pengganti yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, tetapi minimnya alat peraga yang tersedia menyebabkan guru perlu untuk menanamkan materi, sedangkan di lingkungan sekitar cukup potensil dijadikan media pengajaran sebagai pengalaman langsung yang tidak begitu saja dapat dilupakan siswa, karena lingkungan tersebut mudah untuk diketahui setiap siswa. Lingkungan sebagai media pengajaran, dikemukakan oleh Semiawan dkk (1989 : 96) sebagai berikut : Sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. betapapun kecil atau terpencil suatu sekolah sekurangkurangnya memiliki empat jenis yang sangat kaya dan bermanfaat, yaitu : - Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah. - Lingkungan fisik di sekitar sekolah. - Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang, yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalu kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber dan alat bantu belajar mengajar. - Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan berulang kembali. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa ada

catatan pada buku atau alam pikiran siswa. Cukup banyak tersedia sumber dan alat bantu belajar mengajar di luar dinding sekolah kita. bawalah sesuatu dari lingkungan ke dalam kelas. Bawalah siswa dari kelas ke lingkungan luar. Biarlah mereka asyik belajar dengan lingkungannya. Dengan demikian, bahwa penggunaan lingkungan sangat baik bagi penanaman materi pelajaran pada siswa, hanya saja perlu ditekankan di sini bahwa media yang khusus disediakan yaitu yang berhubungan dengan lingkungan fisik yang berada di lingkungan sekitar mereka. Selanjutnya bahwa dalam proses belajar mengajar hubungannya dengan media pengajaran di luar kelas, Suleiman (1981 : 13-14) mengemukakan sebagai pengalaman nyata bukan pengalaman dengan kata-kata ataupun pengalaman pengganti, ia mengemukakan : Tidak seperti pengalaman dengan kata-kata, pengalaman nyata sangat efektif untuk mendapatkan suatu pengertian, karena pengalaman nyata itu mengikut sertakan semua indera dan akal. Pengalaman nyata itu adalah cara yang wajar dan memuaskan dalam proses belajar. Kalau semua orang bisa mendapat pengalaman nyata dan mempunyai kecerdasan yang dapat menyerap pengertian yang menyeluruh dari segala segi tentang semua pengalaman itu, ia akan sanggup mengembangkan pengertian yang sebaik-baiknya tentang semua yang dialaminya itu. Pengalaman langsung sangat bermanfaat sekali bagi pengajaran yang memerlukan pembuktian di lapangan, tetapi pengalaman langsung ini tidak semua sekolah dapat memanfaatkannya, karena tidak semua sekolah memiliki lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk memperkuat materi pelajaran yang disampaikan, sehingga sangat beruntung bagi sekolah yang memiliki lingkungan yang sesuai dengan materi pelajaran. Membawa siswa ke luar kelas dapat dianggap sebagai metode karyawisa- ta, seperti yang dikemukakan oleh Witerington dkk (1982 : 64) sebagai berikut : Kehidupan di antara ke empat dinding kelas sangat terbatas. Di luar kelas mereka berhadapan dengan kehidupan yang kaya akan hal-hal dapat mereka pelajari. Darmawisata bukan piknik melainkan memindahkan kelas untuk sementara ke luar, lamanya mungkin beberapa menit atau sejam, mungkin juga beberapa hari atau bulan. Dengan Darmawisata, kita menggunakan sumber-sumber dari lingkungan dan mempererat hubungan antara sekolah dan lingkungan masyarakat. dari sudut didaktis, darmawisata banyak mempunyai kebaikan, seperti membangkitkan minat, aktivitas, dan sebagainya.

Karyawisata atau darmawisata memang tidak untuk berlama-lama di luar kelas, tetapi dengan waktu yang sempitpun dapat dilakukan, terutama kegiatan yang ada di sekitar sekolah. Karyawisata sebagai outdoor studi tentu saja memiliki banyak keuntungan, seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1982 : 116) sebagai berikut : 1. Anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat. 2. Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan. 3. Anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaanpertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung. 4. Anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawan- cara atau mendengarkan ceramah yang diberikan on the spot. 5. Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensif. Dengan demikian, bahwa pengajaran di luar kelas banyak keuntungannya, dibandingkan pengajaran hanya di luar kelas saja, karena lingkungan yang ada di sekitar sekolah dan sekitar tempat tinggal siswa dapat dijadikan media pengajaran yang berguna. Apalagi untuk melakukan pengajaran di luar kelas tersebut tanpa atau sedikit biaya yang diperlukan, sehingga tidak memberatkan siswa untuk melakukannya. 3. Memanfaatkan Lingkungan IPS sebagai bidang studi yang banyak memerlukan media pengajaran, baik alat peraga di dalam kelas maupun lingkungan sekitar yang dapat dilihat dan diketahui siswa sehari-hari. Bahkan siswa dapat melihat lingkungan yang lebih jauh dari sekolah melalui karya wisata, maka kegiatan atau gejala yang terdapat di lingkungan siswa tersebut bertujuan agar mereka tahu dan sadar bahwa materi pelajaran dapat dterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan menambah kecintaan terhadap lingkungannya. Sumber pengajaran IPS yang utama tentu saja berasal dari buku sumber yang menjadi pegangan siswa, tetapi untuk memperkuat pengetahuan dan pemahaman, maka diperlukan adanya contoh konkrit yang ada di sekitar mereka. Pengajaran IPS yang dilaksanakan di luar kelas dengan dipertegas oleh Batuah (1956 : 51-52), yaitu : Pekerjaan di luar rungan sekolah yang hanya mengambil waktu satu pelajaran nyatalah harus dilakukan di dekat sekolah. Itu mungkin terdiri dari pengamatan udara atau penyelidikan tanah, peninjauan dan pengukuran atau pembuatan peta, mengamati lalu lintas, atau malahan penyelidikan pendek sepanjang dua atau tiga jalan yang terdekat. Sebuah

contoh dari macam terakhir akan dapat memperlihatkan bagaimana macam pekerjaan semacam ini dijalankan, Memanfaatkan lingkungan untuk pengajaran IPS dapat dilakukan siswa bersama-sama dengan memanfaatkan waktu luang di luar kelas ataupun siswa membawa pengalamannya sendiri ke dalam kelas untuk diceritakan tentang yang dilihat dan dialaminya. Selanjutnya Batuah (1956 : 41) mengemukakan pula, bahwa Pengalaman menunjukkan bahwa kebanyakan anak-anak... gemar mengumpulkan dan mempertukarkan keterangan dan cita baru secara pertukaran pikiran di kelas, atau secara penyelidikan di kelas, di mana sumber-sumber murid dan guru dipersatukan ke dalam suatu cara yang ramah tamah, demokratis untuk mencapai suatu tujuan. Semangat persatuan dari kelas harus merupakan pendorong ego aktivitet perseorangan, dan tiap anak dapat memperoleh faedah dari pertanyaan dan pendapat kawan-kawannya sekelas. Kegiatan yang demikian merupakan pengalaman perseorangan yang didapat siswa dari hasil pemantauannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mempersiapkan Materi Pelajaran Materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada disekitar siswa, harus cocok dengan kurikulum guna pencapaian program catur wulan, karena guru dalam memberikan materi pelajaran IPS tidak dapat begitu saja menjelaskan tanpa adanya Satuan Pembelajaran, akibatnya tidak terarah dan ada kesan guru mengajar asal ingat apa yang dibenaknya. Karena itu, materi pelajaran yang sesuai dengan kenyataan di lingkungan siswa harus secepatnya guru menanggapinya agar materi yang diberikan dapat ditangkap dan dipahami siswa, sehingga materi tersebut dapat bertahan dalam pikiran siswa dalam jangka waktu yang lama. Guru dituntut agar materi pengajaran tidak ketinggalan, dan selalu bersifat baru, apalagi guru dapat menyesuaikannya dengan kondisi lingkungan yang ada, ataupun gejala-gejala Sosial yang sedang berlangsung. Gejala Sosial yang sedang berlangsung di di sekitar kehidupan siswa dapat dijadikan materi pelajaran yang sifatnya terbaru dan dapat diambil dari sumber bacan seperti surat khabar, majalah, ataupun media lain seperti radio dan televisi. Guru dalam memilih media pengajaran, menurut Encyclopedia of Educational Research (dalam Usman, 1990 : 27) sbb : 1) meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir. Oleh karena itu, mengurangi verbalisme (tahu istilah tetapi tidak tahu arti, tahu nama

tetapi tidak tahu bendanya) 2) memperbesar perhatian siswa; 3) membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan; 4) memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa; 5) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu; 6) membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa; Nilai yang dapat muncul dari hasil proses belajar tersebut akan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, yang tentunya bagi siswa dapat mengetahui lingkungan sekitarnya apabila kelak dapat mengambil keputusan sehubungan dengan pengelolaan dan perubahan lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Batuah, Sjafi R (penterjemah).1956. Saran-saran Tentang Pengajaran Ilmubumi. Jakarta : Balai Pustaka. Semiawan, Conny dkk. 1989. Pendekatan Keterampilan Proses : bagaiamana mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta : PT. Gramedia. Soerjani, Moh; Ahmad, Rofiq; dan Munir, Rozy. 1987. Lingkungan : Sumberdaya alam dan kependudukan dalam pembangunan.. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio Visual : Untuk pengajaran penerangan dan penyuluhan, Jakarta : PT. Gramedia. Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar : Dasar dan teknik metodologi pengajaran. Bandung : Tarsito. Usman, Moh. Uzer.1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Witherington, HC. (1982). Teknik-Teknik Belajar dan Mengajar. Bandung : Jemmars.