LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi wisata baik dari segi sumber daya

LESTARI BRIEF KETERPADUAN DALAM PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

USAID LESTARI DAMPAK PELARANGAN EKSPOR ROTAN SEMI-JADI TERHADAP RISIKO ALIH FUNGSI LAHAN, LINGKUNGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Denpasar, Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

cenderung akan mencari suasana baru yang lepas dari hiruk pikuk kegiatan sehari hari dengan suasana alam seperti pedesaan atau suasana alam asri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. Pergeseran tren kepariwisataan di dunia saat ini lebih mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I LATAR BELAKANG

Pembangunan Pariwisata di PPK yang didalamnya berisi beberapa strategi, meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami. peningkatan. Jika pada tahun 1990, jumlah wisatawan internasional hanya sekitar

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

Transkripsi:

LESTARI BRIEF LESTARI Brief No. 06 I 29 September 2016 USAID LESTARI EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri PENGANTAR Menurut Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), pada tahun 2030 jumlah wisatawan diperkirakan akan mencapai 1,8 miliar orang. Industri pariwisata juga diprediksi akan menjadi sektor ekonomi yang pesat dengan nilai transaksi diatas US$ 1 triliun. Bisnis pariwisata sejauh ini dikuasai oleh negara besar. Amerika Serikat merupakan negara dengan pendapatan tertinggi di dunia dari pariwisata internasional ($ 153 milyar) dan jumlah wisatawan mencapai 75,01 juta orang pada tahun 2014. Sementara untuk Indonesia sendiri, jumlah wisatawan yang datang pada tahun 2014 sekitar 9,4 juta dan berada pada posisi ke-4 di wilayah Asia Tenggara. Jumlah wisatawan ke Indonesia jauh dibawah Malaysia (27,4 juta), Thailand (24,8 juta) dan Singapura (11,8 juta). Tidak hanya kalah dalam jumlah wisatawan, Indonesia juga dibawah ketiga negara tersebut dalam tingkat kompetisi. Thailand sekalipun indeks untuk keamanan dan keselamatan dibawah Indonesia, namun unggul untuk indikator lingkungan bisnis, tenaga kerja, kebersihan dan kesehatan. Karena itu, angka wisatawan yang masuk 3 kali lipat dibanding Indonesia 1. Sekalipun demikian, angka kunjungan Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Dibandingkan tahun 2014, ada peningkatan sekitar 10% pada tahun 2015 menjadi 10,4 juta. WWW.LESTARI-INDONESIA.ORG USAID LESTARI Ekowisat Indonesia: Perjalanan dan Tantangan 1

Peningkatan jumlah wisatawan ini cukup menarik ditengah kondisi perlambatan ekonomi di sejumlah negara, termasuk negara yang menjadi sumber wisatawan ke Indonesia. Beberapa faktor yang memengaruhi peningkatan wisatawan adalah Pertama, kebijakan bebas visa kunjungan singkat bagi 90 negara secara tidak langsung membuka peluang bagi wisatawan mancanegara (wisman) untuk berkunjung ke Indonesia. Kedua, penyederhanaan perizinan terkait dengan masuknya kapal wisata dan kapal pesiar ke wilayah teritorial Indonesia. Ketiga, kebijakan pengembangan 10 kawasan pariwisata nasional untuk memperluas objek dan sekaligus mengurangi kebosanan wisatawan. Keempat, peningkatan promosi potensi wisata dan budaya Indonesia ke mancanegara melalui media internasional dan even pariwisata di tingkat internasional EKOWISATA : MASALAH DAN TANTANGAN Sekalipun terdapat peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia dalam 5 tahun terakhir, namun kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 3,2% atau US$ 26,1 juta. Terendah dibandingkan 4 negara Asean yang menjadi tujuan wisata. Hal ini sangat ironis mengingat Indonesia dikenal memiliki objek keindahan alam yang lengkap, menarik dan beragam mulai dari laut, daratan dan pegunungan. Termasuk kekayaan budayanya. Namun disadari bahwa kekayaan tersebut belum didayagunakan secara optimal sebagai aset bagi pengembangan wisata. Bahkan banyak objek-objek yang potensial justru menjadi rusak karena kurang dipelihara dan dieksploitasi secara berlebihan. Memang industri pariwisata di Indonesia dalam sejarahnya terlambat dikembangkan. Besarnya potensi sumberdaya alam yang ada seperti minyak, tambang, hutan, perkebunan dan pertanian membuat sektor pariwisata dipandang bukan sebagai sektor ekonomi yang strategis. Lebih dari 40 tahun lamanya, ekonomi Indonesia bertumpu pada kegiatan industri ekstraktif. Padahal perkembangan ekonomi yang dihasilkan tidak berdampak signifikan terhadap perusahaan sosial-ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan. Hal ini terlihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0,684 (peringkat 110 dari 187 negara) 2. Demikian pula dengan angka kemiskinan dimana 28,6 juta penduduk Indonesia masih hidup dibawah garis kemiskinan dengan pendapatan Rp. 330 ribu/perbulan 3. Perlambatan ekonomi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini telah berdampak WWW.LESTARI-INDONESIA.ORG USAID LESTARI Ekowisat Indonesia: Perjalanan dan Tantangan 2

terhadap penciptaan lapangan kerja, dengan pertumbuhan lapangan kerja lebih lambat dari pertumbuhan penduduk. Pelayanan publik berjalan secara tidak memadai sesuai dengan standar menengah. Hal ini pada akhirnya menyebabkan akses dan kualitas pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan juga menurun. Misal saja; angka kematian bayi sebesar 126 dari 100 ribu kelahiran dan 37% anak dibawah 5 tahun mengalami kekurangan gizi. Karena itu, hasil dari Blomberg New Survey 2015 telah mengkategorikan Indonesia menjadi 1 diantara 15 negara di dunia yang masuk kategori negara sengsara (Misery Index) 4. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia mulai tumbuh di era tahun 1992. Kala itu pemerintah menyadari pentingnya mendorong sektor pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara. Sehingga dicanangkan oleh pemerintah Tahun Kunjungan Wisatawan pada tahun 1994. Meskipun hanya 400 ribu wisatawan yang berkunjung. Arus kunjungan wisata mulai tumbuh pada tahun 2000, namun menurun drastis pada tahun 2003 seiring dengan peristiwa bom Bali. Dari jumlah wisatawan ke Indonesia, maka tercatat ada 10 wilayah propinsi di Indonesia yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik asing maupun nusantara. Terutama propinsi yang memiliki objek keindahan alam (pegunungan, pantai) dan budaya (tempat bersejarah, seni, hasil kerajinan). Kemudahan akses transportasi dan infrastruktur pendukung (akomodasi, restoran) dan sumberdaya manusia (tenaga kerja). Pemerintah Indonesia telah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta pada tahun 2020 dengan nilai devisa diperkirakan diatas 200 trilyun. Disamping mengoptimalkan produk yang sudah ada seperti kesenangan (leisure), MICE (meeting, convention dan exhibition) dan wisata minat khusus, pemerintah juga intensif mengembangkan dan mempromosikan ekowisata. Pilihan pengembangan ekowisata dengan harapan dapat memberikan cara-cara baru dalam menggunakan sumber daya yang lebih berkelanjutan, melindungi keanekaragaman hayati dan meningkatkan standar hidup melalui perbaikan sumber mata pencaharian alternatif. Pilihan peningkatan sektor pariwisata Indonesia melalui ekowisata sesungguhnya tepat jika melihat: Pertama, seiring dengan perubahan nilai-nilai kehidupan masyarakat secara global yang lebih mencintai dan melindungi lingkungan maka kegiatan ekowisata cenderung berkembang serta tumbuh di dunia kepariwisataan. Sehingga minat masyarakat berwisata ke objek yang masih alami semakin besar. Minat inilah yang merupakan faktor pendorong dari berkembangnya pariwisata yang berorientasi pada konservasi lingkungan alam. Dimana ekowisata telah tumbuh hingga 25 % dari pasar wisata dunia dengan nilai US$ 473 milyar 5. Studi TripAdvisor tahun 2012 menunjukkan 30% dari wisatawan menginginkan lokasi yang ramah lingkungan dan Costa Rica menjadi pilihan utama. Kedua, di Indonesia sendiri, potensi ekowisata cukup besar dan salah satu yang telah berkembang adalah Taman Nasional Komodo dengan objek trekking dan bird watching, fauna komodo yang merupakan binatang purba, serta snorkling dan diving yang menjadi favorit wisatawan. Jumlah pengunjung per tahun sebanyak 90 ribu wisatawan dan 93% adalah wisatawan asing. Sumbangan pada devisa negara dalam bentuk PNBP mencapai Rp. 19,3 milyar pada tahun 2015. Saat ini TN Komodo merupakan salah satu andalan ekowisata di Indonesia. Disamping Cartensz Pyramids atau puncak dari pegunungan Jayawijaya. Bromo dan Alas Purwo di Jawa Timur, Gunung Rinjani di NTB, TN. Ujung Kulon di Banten dan lainnya. Ketiga, objek-objek lingkungan dan budaya yang merupakan faktor utama dari ekowisata sangat banyak dan beragam di wilayah Indonesia. Indonesia memiliki keanekaragaman WWW.LESTARI-INDONESIA.ORG USAID LESTARI Ekowisat Indonesia: Perjalanan dan Tantangan 3

sumberdaya alam hayati yang berlimpah sehingga dikenal sebagai negara MEGA BIODIVERSITY. Wilayah hutan tropisnya terluas ketiga di dunia, dan terumbu karang dan kehidupan laut memperkaya ke-17.000 pulaunya. Dengan luas sekitar 1,3% dari wilayah bumi, Indonesia memiliki kurang-lebih 10% jenis tanaman dan bunga, 12% jenis binatang menyusui, 17% jenis burung, 24% jenis ikan, dan 10% sisa area hutan tropis terbesar di dunia yang kedua setelah Brazil6. Ekowisata di Indonesia tidak kurang dari 120 titik yang terdiri dari taman nasional, taman wisata alam dan taman wisata laut. Sekalipun potensi sangat kaya, namun dengan pemahaman ekowisata adalah sebagai kegiatan wisata yang dirancang untuk melestarikan alam dengan menjadikan tanaman dan hewan yang hidup sebagai daya tarik utama, maka Indonesia tampaknya belum memiliki kapasitas untuk memromosikan sumber daya ekowisatanya. Beberapa pengamat bahkan berpendapat bahwa banyak operator pariwisata yang mengembangkan ekowisata tanpa berpegang pada prinsip-prinsip yang melestarikan keanekaragaman hayati. Hal ini dikarenakan pilihan pragmatis dalam usaha yaitu lebih merespon tren pasar yang ada dibanding pertimbangan keberlanjutan. Pelaku wisata Indonesia dihadapkan pada dua pilihan yaitu bersaing dengan menjadi negara termurah atau paling dekat tujuan bagi wisatawan, atau bersaing dalam bentuk - kualitas, nilai, harapan konsumen dan kepuasan wisatawan. Mengingat ekowisata sekarang memimpin di banyak pasar dan diperkirakan tumbuh dengan cepat 7. Memang disadari pengembangan ekowisata di Indonesia masih cukup berat. Dari sisi penawaran terutama para pihak yang terkait dengan penyedia pariwisata dituntut melakukan berbagai langkah untuk memenuhi standar kualitas yang diharapkan wisatawan. Dalam RPJMN - Bappenas disebutkan sejumlah ken- dala yang dihadapi operator ekowisata seperti 1) Daya saing yang rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan India; 2) Globalisasi dan liberalisasi juga telah menyebabkan wisatawan lokal lebih memilih melakukan perjalanan ke luar Indonesia. Misal, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Singapura tahun 2015 mencapai 1,3 juta orang atau 14% dari total wisatawan yang ada 8 dan 3) Perubahan pola dalam layanan wisata karena pergeseran gaya hidup dan kemajuan teknologi informasi yang dapat menjadi penghambat upgrade industri. REKOMENDASI KEBIJAKAN Potensi Indonesia untuk meningkatkan sektor pariwisata sebagai sumber devisa negara dan sekaligus untuk meningkatkan strategi pembangunan berkelanjutan sangat besar. Salah satunya adalah melalui pengembangan ekowisata. Ada 2 bentuk kebijakan yang diperlukan menjadikan ekowisata sebagai lokomotif bagi pembangunan pariwisata di Indonesia. Pertama, pemerintah perlu menyusun roadmap pengembangan ekowisata terutama di 10 Propinsi yang menjadi wilayah kunjungan utama dan 5 propinsi kecil yang kaya ekosistem dan budaya. Kedua, pemerintah membantu investasi pengembangan ekowisata di unit/lokasi ekowisata yang sudah berjalan dan dikelola masyarakat melalui infrastruktur, permodalan dan lainnya sehingga dapat memperbesar jumlah wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Melalui pengembangan ekowisata berkelanjutan, tidak hanya pendapatan negara yang meningkat, target penurunan emisi Indonesia pun akan tercapai mengingat ekowisata berkelanjutan menjamin kelestarian dari hutan dan area lain yang memiliki kandungan karbon tinggi. WWW.LESTARI-INDONESIA.ORG USAID LESTARI Ekowisat Indonesia: Perjalanan dan Tantangan 4

Publikasi ini dibuat dengan dukungan dari Rakyat Amerika Serikat melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Tetra Tech dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat. WWW.LESTARI-INDONESIA.ORG USAID LESTARI Ekowisat Indonesia: Perjalanan dan Tantangan 5