BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

EFEKTIFITAS DOSIS EM4 (Effective Microorganism) DALAM PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

DWI SETYO ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

PEMANFAATAN LIMBAH DISTILASI ETANOL DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM (EM) PADA PERTUMBUHAN GELOMBANG CINTA (Anthurium plowmanii)

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR

EFEKTIFITAS MIKROORGANISME (EM) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN GELOMBANG CINTA (Anthurium Plowmanii) DENGAN MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN KOMPOS SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak

TINJAUAN LITERATUR. diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH- BUAHAN DALAM PEMBUATAN BIOAKTIVATOR SEDERHANA UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PENGOMPOSAN(STUDI PENDAHULUAN)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

LUMPUR AKTIF MENGUNGGULI EFFECTIVE MICROORGANISM-4 SEBAGAI STARTER PENGOMPOSAN SAMPAH DEDAUNAN DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Menurut Bekti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

BAB I PENDAHULUAN. banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk. pertanian yang dapat memberikan unsur hara dalam tanah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Perikanan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pertanian organik merupakan bagian dari pertanian alami yang dalam

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari

PEMANFAATAN KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L. ) DENGAN PENAMBAHAN DAUN BAMBU (EMB) DAN EM-4 SEBAGAI PUPUK CAIR NASKAH PUBLIKASI

PEMBERDAYAAN SDM DALAM PEMANFAATAN SAMPAH BASAH SEBAGAI PUPUK CAIR DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI LIMBAH PENGOLAHAN IKAN TRADISIONAL

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK BUAH- BUAHAN MENJADI PUPUK DENGAN MENGGUNAKAN EFFEKTIVE MIKROORGANISME

BAB I PENDAHULUAN. yang belum bisa ditangani dengan tuntas, terutama dikota-kota besar. Rata-rata

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PENAMBAHAN AKTIVATOR BMF BIOFAD TERHADAP KUALITAS PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pertanian seperti wortel, kentang, dan kubis yang merupakan sayur sisa panen

PENGARUH PENAMBAHAN EM4 DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAANAK TIVATOR KOMPOS SAMPAH ORGANIK RUMAH. Muchsin Riviwanto dan Andree Aulia Rahmad (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

I. PENDAHULUAN. sejak diterapkannya revolusi hijau ( ) menimbulkan dampak negatif yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. sekali limbah khususnya limbah organik. Limbah organik yang berbentuk padat

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

INTRODUKSI TEKNOLOGI KOMPOSTER BERBASIS MOL PADA KELOMPOK WANITA TANI DI DESA SEBAPO KECAMATAN MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bit (Beta vulgaris L.) merupakan sejenis tanaman ubi-ubian yang

PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai sumber pencemaran. Limbah tersebut dapat berupa bahan organik dan

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan bakar. Sumber energi ini tidak dapat diperbarui sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Organik

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Timur. Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan diujung selatan pulai

BAB I PENDAHULUAN. produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan bahan kimia yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta air sebagai

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di berbagai negara berkembang di seluruh dunia sekitar 95% sampah dibuang kepermukaan tanah tanpa pengelolaan. Di Indonesia sampah menjadi urusan pemerintah, dikumpulkan dari berbagai sumber, diangkut ke tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan sistem seperti ini, banyak masalah yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat misalnya sengketa lokasi TPA. Banyak warga yang tidak setuju bila di daerahnya digunakan sebagai lokasi TPA karena selain dapat mengganggu, TPA juga merupakan sumber penyakit. Maka dengan adanya permasalahan tersebut solusi terbaik yaitu dengan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA supaya umur TPA yang sudah ada dapat lebih panjang, yaitu dengan pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos sementara sampah anorganik bisa dimanfaatkan sebagai sebuah kerajinan tangan agar dapat dimanfaatkan kembali. Selain dapat mengurangi jumlah pembuangan sampah ke TPA, hasil pembuatan kompos juga dapat untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk organik, mengingat dewasa ini kesadaran konsumen baik di dalam maupun di 1

luar negri terhadap makanan sehat yang bebas residu pestisida kimia makin meningkat. Keadaan ini ditandai dengan semakin tingginya permintaan terhadap produk pertanian organik. Dalam pertanian organik tidak menggunakan pestisida kimia, tetapi menggunakan pestisida hayati atau nabati dan pupuk yang dipakai berupa pupuk kompos atau pupuk organik lainnya. Pupuk organik ini bisa dibuat dalam berbagai cara dan bisa digunakan untuk memupuk berbagai tanaman dari yang musiman sampai yang tahunan. Kompos telah digunakan secara luas selama ratusan tahun dan telah terbukti mampu menangani limbah pertanian sekaligus berfungsi sebagai pupuk alami. Masyarakat Cina, Jepang, dan masyarakat Asia lainnya telah membuat kompos sejak 4000 tahun yang lalu. Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan atau limbah organik. Secara ilmiah kompos diartikan sebagai partikel tanah yang bermuatan negatif sehingga dapat dikoagulasikan oleh kation dan partikel tanah untuk membentuk granula tanah (Djuarnani, dkk, 2008). RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta merupakan salah satu tempat umum yang menghasilkan berbagai jenis sampah, salah satunya adalah sampah organik. RSUP Dr.Sardjito dapat menghasilkan sampah dapur sisa sayuran dan kulit buah sebanyak ± 80 kg perhari. Sedangkan sisa lumpur aktif juga dihasilkan di rumah sakit ini perharinya sebanyak 20 liter. Selama ini pemanfaatan sampah organik dan sisa lumpur aktif tersebut kurang optimal 2

dan kurang bermanfaat bagi RSUP Dr.Sardjito, karena sampah-sampah organik tersebut hanya digunakan pihak lain sebagai makanan hewan ternak. Sementara sisa lumpur aktif hanya dikeringkan dan dibuang begitu saja. Melihat keadaan tersebut maka harus dipikirkan bagaimana supaya sampah-sampah organik yang dihasilkan dapat memiliki manfaat untuk RSUP Dr.Sardjito ataupun untuk mengurangi penumpukan sampah yang dibuang ke TPA. Solusi yang diambil untuk mengurangi permasalahan tersebut adalah dengan menjadikan sampah-sampah organik sebagai bahan dasar pembuatan kompos cair. Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus dari sampah organik yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan atau sayur-sayuran. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Purwendro dan Nurhidayat, 2006). Dibanding dengan kompos kering, kompos cair memiliki beberapa kelebihan, seperti bahwa pembuatan pupuk kompos cair ini relatif lebih cepat dibanding dengan pembuatan kompos kering. Kompos cair ini juga lebih praktis digunakan, proses pembuatannya relatif mudah, biaya pembuatannya relatif tidak terlalu besar, dan waktu yang dibutuhkan berkisar 2 minggu. Pada pemakaian awal, komposter biasanya baru dapat menghasilkan lindi selama 2 minggu, namun setelah itu pemanenan lindi dapat dilakukan setiap satu sampai dua hari sekali (Hadisuwito, 2010). 3

Pembuatan kompos cair diperlukan starter untuk mempercepat proses pengomposan, salah satu starter yang banyak digunakan adalah Effective microorganism-4 (EM-4) yang merupakan suatu kultur campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat (terutama bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat, ragi, actinomycetes, dan jamur peragian) yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah dan dapat memperbaiki kesehatan serta kualitas tanah. Pada gilirannya juga akan memperbaiki pertumbuhan serta jumlah mutu hasil tanaman (Yuwono, 2009). Starter lain yang dapat digunakan dalam proses pembuatan pupuk kompos cair ini adalah sisa lumpur aktif. Sisa lumpur aktif adalah endapan lumpur yang mengandung mikroorganisme yang biasanya digunakan dalam proses pengolahan limbah cair. Berdasarkan kandungannya, maka sisa lumpur aktif dapat dijadikan sebagai starter dalam pengomposan. Selama ini belum ada penelitian yang membandingkan kedua starter ini dalam pembuatan kompos cair sampah sisa dapur rumah sakit. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melihat perbedaan penggunaan EM-4 dan lumpur aktif sebagai starter dalam menghasilkan pupuk cair. 4

B. Rumusan Masalah 1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan pupuk cair dengan menggunakan sisa lumpur aktif dan EM-4? 2. Apakah ada perbedaan kadar N, P, K pupuk cair yang dihasilkan dengan menggunakan EM-4 dan dengan menggunakan sisa lumpur aktif? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui perbandingan lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan pupuk cair dengan menggunakan sisa lumpur aktif dan EM-4. 2. Tujuan khusus Untuk mengetahui perbedaan kadar N, P, K pupuk cair yang menggunakan EM-4 dengan pupuk cair yang menggunakan sisa lumpur aktif. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi RSUP Dr. Sardjito Dapat dijadikan metode dalam pengolahan sampah organik dan pemanfaatan sisa lumpur aktif di RSUP Dr. Sardjito. 5

2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan sampah organik RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. 3. Bagi peneliti lain sebagai pengetahuan dasar untuk melakukan penelitian lanjutan. 6