GASTRO-RETENTIVE DRUG DELIVERY SYSTEM

dokumen-dokumen yang mirip
konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II SISTEM MENGAPUNG (FLOATING SYSTEM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

zat alc.if dari tablet dapat diatur mtuk tujuan tertentu (Banker &

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem peyampaian obat konvensional tidak dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

MUCOADHESIVE DRUG DELIVERY SYSTEMS. Prepared By : Adi Yugatama, S.Farm., Apt. Jurusan Farmasi FKIK UNSOED 2012

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa masalah fisiologis, termasuk waktu retensi lambung yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PROSES PELEPASAN, PELARUTAN, DAN ABSOPRSI

/ ml untuk setiap mg dari dosis oral, yang dicapai dalam waktu 2-3 h. Setelah inhalasi, hanya sekitar 10% -20% dari dosis dihirup mencapai paruparu

terbatas, modifikasi yang sesuai hendaknya dilakukan pada desain formula untuk meningkatkan kelarutannya (Karmarkar et al., 2009).

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

mudah ditelan serta praktis dalam hal transportasi dan penyimpanan (Voigt, 1995). Ibuprofen merupakan obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia

BAB I PENDAHULUAN. Aspirin mencegah sintesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) di dalam trombosit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penghantaran obat tinggal di lambung sangat menguntungkan

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING METFORMIN HIDROKLORIDA MENGGUNAKAN POLIMER HPMC K4M

OPTIMASI KOMPOSISI HPMC K4M, KITOSAN, DAN KARBOPOL PADA TABLET METFORMIN HCl SISTEM KOMBINASI MENGAPUNG DAN LEKAT MUKOSA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid. (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang.

OPTIMASI KOMPOSISI POLIMER DALAM TABLET PROPRANOLOL HIDROKLORIDA SISTEM MENGAPUNG DAN LEKAT MUKOSA

DRUG DELIVERY SYSTEM Dhadhang Wahyu Laboratorium Farmasetika Unsoed

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

YANG DIBERIKAN SECARA REKTAL

FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA

NASIB OBAT DALAM TUBUH (FARMAKOKINETIKA) REZQI HANDAYANI S.Farm, M.P.H., Apt

OPTIMASIKOMBINASI MATRIKSHIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DAN NATRIUM ALGINAT UNTUK FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT SISTEM FLOATING SKRIPSI

Disolusi merupakan salah satu parameter penting dalam formulasi obat. Uji disolusi in vitro adalah salah satu persyaratan untuk menjamin kontrol

periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMASI BAHAN POLIMER PEMBENTUK MATRIKS TABLET SUSTAINED RELEASE Na. DIKLOFENAK. Audia Triani Olii, Aztriana

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMASI FORMULA TABLET FLOATING METFORMIN HIDROKLORIDA MENGGUNAKAN POLIMER GUAR GUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

DRUG DELIVERY SYSTEM INTRANASAL FIFI ELVIRA JAMRI ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sumber pemenuhan kebutuhan tubuh untuk melakukan metabolisme hingga

I. PENDAHULUAN. dan termasuk antiaritmia kelas IV. Diltiazem HCl diberikan secara oral untuk

banyak digunakan dalam pengobatan akut dan jangka panjang dari asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik dengan

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir perkembangan ilmu pengetahuan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh: HADI CAHYO K

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

obat tersebut cenderung mempunyai tingkat absorbsi yang tidak sempurna atau tidak menentu dan seringkali menghasilkan respon terapeutik yang minimum

BIOFARMASI Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

FORMULASI TABLET FLOATING EFERVESEN RANITIDIN HCL DENGAN KOMBINASI POLIMER PEKTIN DAN XANTHAN GUM CHRISTIAN HELVIN GUNAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

FORMULASI TABLET FLOATING EFERVESEN RANITIDIN HCL DENGAN KOMBINASI POLIMER XANTHAN GUM GUAR GUM FENNY TENOJAYA

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

OPTIMASI PERBANDINGAN POLIMER HPMC K4M XANTHAN GUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. per oral sangat dipengaruhi banyak faktor, salah satunya berkorelasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi jeruk sebanyak 2 juta ton per tahun (Anonim 1, 2013).

Febryanto, et al, Optimasi dan Formulasi Tablet Mengapung Mucoadhesive Glimepirid...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dengan jarak ukuran nm. Obat dilarutkan, dijerat, dienkapsulasi, dan

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Profil pelepasan propanolol HCl dari tablet lepas lambat dengan sistem floating menggunakan matriks methocel K15M

Transkripsi:

GASTRO-RETENTIVE DRUG DELIVERY SYSTEM DHADHANG WAHYU KURNIAWAN Laboratorium Farmasetika Unsoed @Dhadhang_WK 4/16/2013 1

Pendahuluan Definisi Dinamika Gastrointestinal Kebutuhan terhadap Gastroretensi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gastroretensi Macam-macam Sistem Gastroretentif Evaluasi Sistem Gastroretentif Summary 4/16/2013 2

PENDAHULUAN Rute oral merupakan rute pemberian obat yang paling diterima oleh konsumen. Beberapa bentuk sediaan konvensional dikembangkan untuk penghantaran obat yang periode waktunya diperpanjang dan untuk menghantarkan obatnya pada tempat targetnya secara khusus. Beberapa obat memiliki indeksi absorpsi sempit dan obat yang transpornya dimediasi pembawa di daerah lambung dan bagian atas usus kecil memiliki bioavailabilitas rendah ketika diberikan dalam bentuk sediaan konvensional. Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut, maka dikembangkan sistem penghantaran obat gastroretentif. 4/16/2013 3

DEFINISI Merupakan sistem penghantaran obat yang memiliki kemampuan menahan obat di dalam saluran pencernaan khususnya di lambung untuk memperpanjang periode waktu. Setelah obat lepas selama periode waktu yang disyaratkan, bentuk sediaan harus terdegradasi tanpa menyebabkan gangguan pencernaan. 4/16/2013 4

KEBUTUHAN TERHADAP GASTRORETENSI Suatu sistem penghantaran obat terkontrol dengan perpanjangan waktu tinggal di lambung memiliki keuntungan tertentu. Sistem ini sangat membantu dalam terapi tukak peptik Untuk obat-obat yang diabsorbsi pada bagian proksimal saluran pencernaan Ex: Gabapentin Ciprofloxacin etc 4/16/2013 5

Gastroretensi dilakukan untuk: Obat-obatan yang diabsorbsi dari lambung (ex: Levodopa, Furosemide). Beraksi secara lokal di dalam lambung (Antacids, Antiulcer and Enzymes). Terapi antibiotik. Obat-obatan yang kelarutannya buruk pada ph basa (ex: Diazepam, Salbutamol) Obat-obatan yang terdegradasi di kolon (ex: Captopril, Ranitidine, Metronidazole) Obat-obatan yang memiliki jendela absorpsi sempit 4/16/2013 6

KEUNTUNGAN Meningkatkan absorpsi obat, karena meningkatkan GRT dan meningkatkan waktu kontak bentuk sediaan pada tempat absorpsinya. Obat dihantarkan secara terkontrol. Penghantaran obat untuk aksi lokal di lambung. Meminimalkan iritasi mukosa oleh obat, dengan melepaskan obat secara lambat pada laju yang terkontrol. Treatmen gangguan gastrointestinal seperti refluks gastroesofagus Mudah diberikan dan pasien merasa lebih nyaman. 4/16/2013 7

KETERBATASAN Diperlukan konsentrasi cairan yang cukup tinggi dalam lambung untuk daya apung penghantaran obat, mengapung di dalamnya dan untuk bekerja secara efisien. Sistem floating tidak cocok untuk obat-obatan yang memiliki masalah kelarutan atau stabilitas dalam cairan gastrik/lambung. Obat-obatan yang diabsorbsi secara baik sepanjang saluran pencernaan dan yang menjalani first-pass metabolisme signifikan mungkin kurang pas untuk GRDDS karena pengosongan lambung yang lambat dapat menyebabkan penurunan bioavailabilitas sistemik. Obat-obatan yang iritan terhadap mukosa lambung tidak cocok untuk GRDDS. 4/16/2013 8

DINAMIKA GASTROINTESTINAL Ada empat fase motilitas selama tahap pengsosongan lambung Bentuk sediaan harus mampu menahan aksinya pada fase III. 4/16/2013 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GASTRO RETENSI Bentuk: GRT lebih baik dimiliki oleh perangkat berbentuk tetrahedron dan berbentuk cincin. Bentuk sediaan tunggal atau multi-unit: bentuk sediaan multi-unit menunjukkan efek yang lebih baik dibandingkan bentuk sediaan unit tunggal. Kandungan kalori: makan yang banyak bertanggung jawab terhadap peningkatan GRT. Usia: orang yang lebih tua memiliki GIT lebih panjang secara signifikan Postur: GRT dapat bervariasi antara posisi pasien tegak dan terlentang. 4/16/2013 10

MACAM-MACAM SISTEM GASTRORETENTIF Floating drug delivery systems Bioadhesive drug delivery systems Expandable drug delivery systems High density systems Super porous hydrogels Magnetic systems 4/16/2013 11

4/16/2013 12

FLOATING SYTEMS Merupakan sistem yang memiliki densitas bulk lebih rendah daripada isi lambung. Sistem ini memiliki potensial untuk pelepasan obat secara berkelanjutan dan tinggal mengapung dalam lambung untuk periode waktu yang diperpanjang. Pada tahap akhir, sisa sistem harus dapat dikosongkan dari lambung Tipenya: 1. Hydrodynamically Balanced System. 2. Gas Generating System. 3. Raft (rakit) forming System. 4/16/2013 13

Floating Techniques Effervescent Volatile liquid containing systems Gas generating systems Non-Effervescent Colloidal gel barrier systems Alginate beads Hollow Microspheres (mikrosfer berongga) Microporous Compartment System 4/16/2013 14

Commercial Gastroretentive Formulation 4/16/2013 15 15

HYDRODYNAMICALLY BALANCED SYSTEMS Sistem ini merupakan bentuk sediaan unit tunggal yg mengandung satu atau lebih gel yg terbentuk dari polimer hidrofilik seperti HPMC, HEC etc Obat biasanyan dicampur dengan suatu polimer dan biasanya diberikan dalam kapsul gelatin. Kapsul ini siap melarut dalam cairan lambung. Hidrasi dan pengembangan permukaan polimer menghasilkan massa mengapung. 4/16/2013 16

GAS GENERATING SYSTEMS Formulasi ini mengandung karbonat atau bikarbonat yg menghasilkan CO 2 krn reaksi mereka dengan asam baik dari asam lambung atau koformulasi sebagai asam sitrat, asam tartarat. Pada sistem unit tunggal, substansi efervesen berada dalam polimer hidrofilik dan gelembung CO 2 dijerap dalam matrik yang mengembang. 4/16/2013 17

RAFT FORMING SYSTEMS Sistem ini terdiri dari bbrp senyawa pembentuk gel Ex: larutan Na-alginate mengandung karbonat atau bikarbonat Sistem ini menghasilkan suatu lapisan di atas cairan lambung fluids Biasanya, digunakan dalam treatmen refluks gastroesofagus. 4/16/2013 18

EXPANDABLE SYSTEMS Bentuk sediaan ini biasanya cukup kecil untuk ditelan. Di dalam lambung setelah kontak dengan cairan lambung, sediaan ini akan mengembang menjadi ukuran yang lebih besar sehingga retensi lambung tercapai. Setelah obat lepas sistem ini harus bertahan menjadi bentuk akhir yang kecil untuk memudahkan evakuasi. 4/16/2013 19

UNFOLDABLE SYSTEMS Pada sistem ini, sistem yang dikompresi ditempatkan dalam pembawa seperti kapsul. Pada waktu kontak dengan cairan lambung sistem ini mengembang menjadi bentuk yang dapat bertahan dalam lambung selama periode waktu tertentu.. SWELLABLE SYSTEMS Swellable systems dapat bertahan karena sifat mekanik sistem ini. Sistem ini mengabsorbsi air dan kemudian mengembang. Pada awalnya, bentuk sediaan ini sangat kecil untuk ditelan, setelah mencapai lambung bentuk sediaan akan mengembang dalam ukuran mereka dan menyebabkan retensi. 4/16/2013 20

SUPER POROUS HYDROGELS Sistem ini mempunyai ukuran pori berkisar dari 10 nm hingga 10 µm Hidrogel super porous ini mengembang menjadi ukuran yang seimbang karena sifat mereka yang cepat menyerap air dengan pembasahan kapilari melalui pori-pori mereka. Mereka mengembang menjadi ukuran yang lebih besar dan dapat menahan tekanan dengan kontraksi lambung. Dan karena ukuran yang lebih besar ini bagian mereka yang melewati sfinkter piloris dicegah. 4/16/2013 21

BIOADHESIVES Pada sistem ini bentuk sediaan akan melekat pada permukaan mukosa dalam saluran pencernaan yang menghasilkan retensi lambung berkepanjangan. MAGNETIC SYSTEMS Pada sistem ini bentuk sediaan mengandung magnet internal kecil yang ditempatkan secara eksternal di atas perut. Karena teknik ini bentuk sediaan dengan magnet internal ditahan dalam daerah perut sampai magnet eksternal terlepas. 4/16/2013 22

Sistem Mucoadhesive Melibatkan penggunaan polimer bioadesif, yang dapat melekat pada permukaan epitel dalam perut. Sediaan dapat melekat pada permukaan mukosa dengan mekanisme berikut: 1. Teori pembasahan, yang mana kemampuan polimer untuk menyebar dan memperkuat kontak dengan lapisan mukosa. 2. Teori difusi, yang mana belitan fisik dari lapisan musin ke dalam struktur berpori dari substrat polimer. 4/16/2013 23

Sistem Mucoadhesive 3. Teori absorbsi yang menunjukkan bahwa bioadesi terjadi karena gaya skunder seperti gaya van der Waals dan ikatan hidrogen. 4. Teori elektron, yang mana terjadi gaya elektrostatik atraktif antara jaringan musin glikoprotein dan material bioadesif. 4/16/2013 24

Cationic Anionic Neutral Polybrene Dextran sodium Dextran Poly-L-lysine Poly acrylic Ficoll acid Polylysine Poly L aspartic acid Polyethylene glycol Polyvinyl methyl imidazole Poly glutamic acid Polyvinyl pyrrolidone 4/16/2013 25

Mucoadhesive oral drug delivery systems Drug Dosage form Mucoadhesive polymer Glipizide Microcapsules HPMC, Sodium CMC, MC, Carbopol Metoclopramide Microcapsules Chitosan DiltiazemHcl Tablet HPMC, Sodium CMC Sucralfate Tablet MethocelE4M 4/16/2013 26

Sistem Swellable Suatu bentuk sediaan di dalam perut akan bertahan di transit lambung jika sediaan tersebut lebih besar daripada sfinkter filoris tetapi harus cukup kecil untuk ditelan Sistem ini mengembang berkali-kali lebih besar daripada ukuran aslinya. Cross linking (pautan silang) harus optimum sehingga tautan silang ini tidak mengembang. Chitosan, HPMC, sodium starch glycolate, carbopol biasa digunakan. Diclofenac, Ciprofloxacin, Furosemide dilaporkan dengan sistem ini. 4/16/2013 27

4/16/2013 28

High density systems Sistem ini mempunyai densitas lebih besar daripada cairan lambung (1.4 g/cc). Sekitar 1.6 g/cc lebih disukai, cenderung bertahan pada pergerakan peristaltik lambung. Zinc oxide, Iron oxide, Titanium dioxide, barium sulfate digunakan sebagai inti berat yang inert. 4/16/2013 29

Sistem ini mengandung magnet internal yang kecil. Suatu magnet ditempatkan pada abdomen di atas posisi lambung Magnet eksternal harus ditempatkan dengan tingkat presisi yang tinggi. Kenyamanan pasien menjadi masalah dalam sistem magnetik. 4/16/2013 30

EVALUSI GASTRORETENTIVE DRUG DELIVERY SYSTEMS Tes umum: Penampilan, kekerasan, friabilitas, kandungan obat, variasi bobot, keseragaman kandungan, waktu disolusi dan pelepasan obat. Waktu awal mengapung dan durasi mengapung: waktu awal mengapung dan durasi mengapung dilakukan dalam alat disolusi USP II dalam cairan lambung simulasi (SGF) dan 0.1N HCl dijaga pada lingkungan 37 0 C. Interval waktu antara permulaan tablet masuk ke medium disolusi hingga tablet mencapai permukaan disebut waktu awal mengapun (buoyancy lag time) dan durasi mengapung diamati secara visual. 4/16/2013 31

EVALUASI GASTRORETENTIVE DRUG DELIVERY SYSTEMS Swelling studies: Tablet ditimbang satu per satu (W1) dan ditempatkan dalam cawan Petri yang mengandung 15 ml of 0.1N HCl. Pada interval waktu tertentu tablet diambil dari cawan Petri dan kelebihan permukaan air dihilangkan menggunakan kertas saring. Tablet yang mengembang ditimbang kembali (W2). Tablet yang mengembang dikeringkan pada 60 C selama 24 jam dalam suatu oven dan dijaga dalam desikattor selama 24 jam dan ditimbang kembali (W3). Degree of swelling = (W2 - W1) W1 %Erosion = (W1 - W3) X 100 W1 4/16/2013 32

SUMMARY Gastroretentive drug delivery systems merupakan sistem yang disukai untuk menghantarkan obat yang memiliki jendela absorspi sempit berkaitan dengan daerah lambung. Saat ini sejumlah perangkat penghantaran obat dikembangkan bertujuan untuk pelepasan obat di daerah lambung. Meskipun demikian, selain sistem penghantaran ini memiliki beberapa keuntungan, sistem ini juga mempunyai keterbatasan seperti korelasi invitro invivo yang sangat kurang. 4/16/2013 33

Contoh floating Tablet Kaptopril 4/16/2013 34

(Dike et al., 2012) 4/16/2013 35

Contoh tablet mukoadesif metformin HCl (Dhadhang et al., 2011) 4/16/2013 36

Contoh uji swelling behaviour (Dhadhang et al., 2011) 4/16/2013 37

THANK YOU 4/16/2013 38