BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB III VISI, DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VII P E N U T U P

1 ( atau

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SORONG PERIODE

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU

BAB II PERENCANAAN KINERJA

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

VISI, MISI, DAN TUJUAN RPJMD

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI MISI DAN PROGRAM IR. DJAMALUDDIN MAKNUN, MP DR. MASJKUR, SP., M.SI CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI GOWA PERIODE

DAFTAR ISI PENGANTAR

Transkripsi:

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Strategi dan Tiga Agenda Utama Strategi pembangunan daerah disusun dengan memperhatikan dua hal yakni permasalahan nyata yang dihadapi oleh Kota Samarinda dan visi dan misi pembangunan Kota Samarinda dalam lima tahun ke depan. Permasalahan Kota Samarinda yang utama dapat dilihat dari persoalan infrastruktur, lingkungan hidup dan akhirnya terkait pula dengan tata kelola pemerintahan. Munculnya tiga persoalan utama Kota tersebut dapat berdampak terhadap pertumbuhan kota dan masyarakat di Kota Samarinda. Sebagai ibukota propinsi, seperti juga kota-kota besar lainnya di Indonesia, persoalan infrastruktur menjadi masalah di semua bidang. Infrastruktur dasar, seperti jalan dan jembatan beserta dengan drainasenya sangat penting untuk dibenahi. Sebagai ibukota propinsi, Kota Samarinda menjadi pusat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah yang cukup besar, sehingga perlu menyediakan sarana tidak hanya bagi masyarakat kota tersebut, tetapi juga masyarakat propinsi secara keseluruhan. Pada masa mendatang, bukan suatu yang tidak mungkin, Kota Samarinda akan menjadi kota metropolitan baru di wilayah utara Indonesia. Sehingga perlu dipersiapkan sejak saat ini, bila tidak, ketika kondisi itu sudah datang, berbagai persoalan akan menjadi beban yang tidak terelakkan bagi masyarakatnya. Pembangunan infrastruktur tersebut, meskipun sepintas lalu memang hanya terlihat sebagai langkah meningkatkan kesejahteraan rakyat atau masyarakat. Tetapi bila dikaji lebih jauh, sesungguhnya tidak hanya itu, pembangunan infrastruktur tersebut juga sangat penting guna meningkatkan 63

perekonomian daerah. Dengan meningkatnya infrastruktur jalan, jembatan dan sungai, berarti sarana transportasi masyarakat akan lebih mudah. Hal itu akan berdampak terhadap semakin mudah berlangsungnya kegiatan dunia usaha, termasuk memudahkan distribusi berbagai komoditi yang diusahakan masyarakat. Pada akhirnya pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan sungai akan meningkatkan ekonomi masyarakat dan tentu secara langsung atau tidak langsung akan berdampak terhadap perekonomian Kota Samarinda. Seandainya pembangunan infrastruktur sungai dapat dibangun menjadi baik, bukan tidak mungkin akan menjadi sarana transportasi yang baik tetapi lebih murah dibanding trasportasi darat. Bahkan, sarana transportasi air tersebut dapat lebih dikembangkan menjadi salah satu sarana wisata bagi Kota Samarinda. Tentunya, hal itu juga menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakatdan pemerintah kota. Perbaikan infrastruktur tersebut juga juga terkait langsung dengan infrastruktur pengelolaan sungai. Karena saluran drainase jalan tentunya akan terus mengalir kesungai, sebelum menuju lautan lepas. Apalagi secara umum diketahui, sungai merupakan salah satu sarana transportasi penting di pulau Kalimantan. Drainase atau saluran air yang dibangun bersamaan dengan pembangunan infrastruktur tersebut akan mendukung daya tahan infrastruktur yang sudah dibangun dengan biaya yang tentu cukup besar. Selain itu, sekaligus akan menjadi sarana pengendali banjir yang cukup efektif bagi masyarakat kota. Semakin lama daya tahan infrastruktur, berarti pula suatu penghematan terhadap anggaran,hingga anggaran itu dapat dimanfaatkan untuk bidang lain. Pentingnya pembangunan infrastruktur di Kota Samarinda, ternyata tidak hanya penting pada infrastruktur dasar tersebut, tetapi juga sangat 64

diperlukan di bidang-bidang lain, terutama bidang pendidikan dan kesehatan. Kedua bidang tersebut merupakan sarana utama dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kemajuan suatu bangsa, termasuk kota, sangat dipengaruhi tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakatnya. Sebagai suatu kota besar, merupakan suatu keharusan memiliki masyarakat yang berpendidikan dan sehat. Dengan semakin banyak masyarakat yang berpendidikan, tentu banyak hal yang dapat dikerjakan masyarakat itu demi kemajuan kota dan masyarakatnya. Masalah pendidikan dan kesehatan umumnya akan menimbulkan kesenjangan ketika suatu wilayah menjadi berkembang. Berbagai inovasi yang sesuai dengan kebutuhan Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur, bahkan untuk tingkat nasional dapat muncul dari masyarakat Samarinda yang memiliki pendidikan cukup. Minimal, masyarakat Kota Samarinda dapat melakukan hal-hal yang dibutuhkan bagi kepentingan kota dan propinsi tersebut secara bersama-sama. Kegiatan tersebut tentunya juga terkait dengan pertumbuhan ekonomi kota Samarinda dan propinsi Kalimantan Timur. Namun tentu sama-sama disadari, tidak mungkin seseorang, meskipun berpendidikan, melakukan sesuatu, apalagi hal-hal yang besar, bila kondisinya tidak sehat. Karena itu pembangunan infrastruktur kesehatan menjadi sangat penting, sebagai sarana penunjang utama pembangunan masyarakat. Hidup sehat merupakan salah satu faktor utama guna meraih berbagai faktor lainnya. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi suatu kota atau daerah, persoalan yang diperkirakan muncul menyangkut lingkungan hidup. Dengan semakin pesatnya industri dan tingginya pendapatan perkapita penduduk, secara langsung tingkat konsumsi dan kebutuhan barang tersier 65

akan naik. Hal itu sangat mungkin mempengaruhi kualitas lingkungan hidup suatu wilayah. Tentu bukan sesuatu yang baru bila di kota-kota metropolitan terjadi permasalahan lingkungan hidup yang cukup berat. Kota metropolitan dapat menjadi kota metropolitan, baik udara, air, bahkan juga lahan atau tanah. Air sungai sudah tidak layak dipergunakan, jangankan untuk dikonsumsi, untuk mandi dan mencuci saja sudah meragukan, karena limbah industri dan domestik dibuang ke sungai-sungai tersebut tanpa kontrol. Pembangunan pemukiman yang menjadi trend di kota besar dapat menyebabkan drainase terabaikan. Sempadan sungai (tepi sungai) sering menjadi bagian dari bangunan, sehingga lebar sungai menyempit. akibatnya, saat musim hujan, banjir tidak terelakkan. Apalagi bila pembangunan tersebut terpaksa harus mengorbankan hutan kota, tentu timbulnya banjir dan longsor menjadi suatu hal yang wajar. Melihat berbagai kenyataan itu, bukan berarti suatu kota dan daerah tidak boleh membangun. Tetapi demi pembangunan Kota Samarinda yang berkelanjutan, perlu adanya pelaksanaan manajemen terpadu, baik dari sisi infrastruktur dasar, pendidikan dan kesehatan, maupun persoalan lingkungan hidup, baik air, udara dan darat. Manajemen ini merupakan usaha untuk mengelola berbagai bidang tersebut agar pembangunan tetap dapat dilakukan, tetapi juga selalu menjaga keharmonisan antara pembangunan dengan alam dan ekosistemnya. Seandainya hal itu dapat dilakukan, yang beruntung tentu manusia, masyarakat dan pemerintahan Kota Samarinda. Semua itu, akan menguntungkan dari sisi ekonomis dan juga kesejahteraan masyarakat. Guna mewujudkan berbagai langkah tersebut, diperlukan tata kelola pemerintahan atau manajemen pemerintahan. Dalam melaksanakan pemerintahan, perlu dilakukan penyusunan program yang tertata dengan baik, 66

mulai dari jenis program, waktu pelaksanaan, sasaran dan target yang ingin diraih. Dengan manajemen pemerintahan yang baik, tentu diharapkan, program pembangunan yang dilaksanakan juga baik dan tidak membawa dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan hidup atau minimal dampak yang mungkin terjadi dapat dieliminir sedemikian rupa, sehingga tidak merugikan masyarakat dan lingkungan hidup. Dengan memperhatikan berbagai permasalahan strategis tersebut dan dengan memperhatikan visi dan misi Kota Samarinda lima tahun ke depan sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya maka strategi pembangunan Kota Samarinda adalah sebagai berikut ini. 4.1.1. Strategi Pembangunan Kota Samarinda Terdapat tiga strategi pokok pembangunan Kota Samarinda yang ditempuh dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah. Tiga strategi pokok ini mencerminkan perhatian terhadap pengembangan kapasitas penyelenggaraan pembangunan daerah, pengembangan sumber daya lokal yang memiliki kompetensi inti dalam menghadapi persaingan antar daerah, dan pengembangan ekonomi berdasarkan jalur ganda yakni sekaligus berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. 1. Strategi pengembangan kebersamaan dalam pembangunan daerah yang berbasis pada semangat otonomi daerah. Strategi pengembangan kebersamaan ini dimaksudkan untuk rekonsiliasi berbagai kekuatan yang mempengaruhi proses pembangunan Kota Samarinda. Pengembangan kebersamaan dimaksudkan pula terjadi dalam seluruh proses pembangunan daerah yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban pembangunan 67

daerah. Kebersamaan dalam seluruh proses pembangunan daerah ini diharapkan dapat memacu terjadinya tanggung jawab bersama dalam pembangunan daerah sehingga kesejahteraan yang tercipta dapat membawa maslahat bersama bagi masyarakat Samarinda. Pada saat yang bersamaan kebersamaan dalam proses pembangunan ini juga diharapkan membawa kesadaran bersama dari seluruh elemen yang ada bahwa terganggunya proses pembangunan pada dasarnya membawa akibat buruk bagi semua lapisan dan elemen masyarakat di Kota Samarinda. Semangat otonomi daerah tetap menjadi landasan bersama dalam proses pembangunan daerah karena konflik yang terjadi dan akibat yang ditimbulkan sebaiknya disadari sebagai persoalan lokal yang harus diselesaikan pada tingkat lokal pula. Dengan demikian apabila komponen lokal mampu membangun kebersamaan melalui mekanisme yang disediakan dalam penyelenggaraan otonomi daerah maka hal tersebut dapat disetarakan dengan keberhasilan membangun kapasitas penyelenggaraan otonomi daerah yang berbasis lokal. Kapasitas ini tentu merupakan modal yang sangat berharga bagi keberhasilan pelaksanaan dua strategi berikutnya. Pada saat yang sama, lemahnya kapasitas pembangunan daerah juga berarti akan berkontribusi kuat pada kegagalan pelaksanaan dua strategi berikutnya. Oleh karena itu, penekanan pada strategi pertama ini perlu dilakukan secara sungguhsungguh oleh semua komponen masyarakat dan penyelenggara pemerintahan daerah Kota Samarinda. 2. Strategi pengembangan potensi lokal yang berdaya saing secara berkelanjutan. Dalam era otonomi daerah dewasa ini terdapat peluang untuk mengembangkan daerah masing-masing berdasarkan prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat dengan mempertimbangkan kondisi potensi lokal setempat. Peluang seperti ini pada akhirnya memunculkan kompetisi 68

antar daerah untuk mencapai kepuasan optimum dalam pembangunan daerah. Kepuasan optimum ini berarti nilai-nilai ideal yang paling dikehendaki oleh masyarakat sebuah daerah otonomi. Karena setiap daerah otonom memiliki preferensi nilai yang berbeda serta sumber daya yang terbatas untuk semua daerah maka kompetisi antar daerah menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya kompetisi ini maka akan muncul sebuah daerah yang memenangkan kompetisi dengan merebut sebagian besar sumber daya luar daerah yang tersedia dan akan muncul pula sebuah daerah yang tampil kurang meyakinkan sehingga gagal merebut sebagian besar sumber daya luar yang tersedia. Arti penting memperoleh sumber daya luar bagi pembangunan menjadi tak terelakkan guna mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya internal sebuah daerah. Untuk memenangkan kompetisi antar daerah pada dasarnya sebuah daerah harus mendayagunakan potensi lokalnya masing-masing. Potensi lokal ini ada yang bersifat kompetitif jika potensi yang sama tersebut juga dimiliki oleh daerah lain sehingga untuk memenangkan kompetisi harus bersaing dengan dengan daerah lainnya. Potensi lokal juga ada yang bersifat komparatif jika potensi tersebut tidak atau jarang sekali dimiliki oleh daerah lainnya. Baik potensi lokal yang bersifat kompetitif maupun komparatif merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk mencapai kemakmuran bersama. Eksplorasi dan eksploitasi potensi lokal ini perlu dilakukan secara bersungguh-sungguh guna memperoleh daya saing yang tinggi jika berhadapan dengan daerah lainnya. Dengan kemampuan daya saing yang baik ini maka strategi pembangunan berikutnya dapat dilaksanakan dengan berhasil. Dengan kemampuan daya saing ini pula, Kota Samarinda menjadi memiliki daya tarik investasi yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Namun demikian, kemampuan mengelola potensi lokal yang berdaya saing seringkali bersifat jangka pendek dan bersifat temporer. Jika hal ini yang 69

terjadi maka kemampuan daya saing juga bersifat jangka pendek. Kondisi ini seringkali terjadi dalam iklim kompetisi yang baik karena dua sebab. Pertama, karena tidak ada upaya menjaga daya saing secara berkelanjutan. Kedua, karena daerah lain sebagai kompetitor juga terus berusaha mengembangkan daya saingnya sampai berhasil menarik investasi yang lebih baik. Dengan memperhatikan hal ini serta upaya mencapai visi dan misi Kota Samarinda yang tidak bersifat temporer maka diperlukan upaya yang sungguh-sungguh pula untuk mencapai daya saing yang berkelanjutan. Untuk itu, perlu dieksplorasi lebih mendalam tentang komptensi inti Kota Samarinda sehingga tampak dengan jelas pengembangan potensi lokal yang berdaya saing secara berkelanjutan. Dengan demikian hasil akhirnya adalah kemakmuran masyarakat Kota Samarinda yang berkelanjutan pula. 3. Strategi jalur ganda (dual track strategy). Strategi jalur ganda berarti penggunaan strategi pertumbuhan ekonomi secara bersamaan dengan penggunaan strategi pemerataan pembangunan. Strategi ini berarti menggabungkan dua strategi konvensional tersebut dengan upaya mencapai hasil gabungan dari dua strategi tersebut. Penggunaan salah satu strategi tersebut umumnya masih disertai dengan kelemahan pada satu sisi. Penggunaan strategi pertumbuhan ekonomi umumnya diikuti dengan naiknya PDRB dan Pendapatan per Kapita Penduduk namun hasilnya akhirnya adalah ketimpangan antar wilayah dan antar penduduk terjadi. Ketimpangan ini terjadi karena gagalnya asumsi trickle down effect sebagai mekanisme pemerataan dalam strategi pertumbuhan ekonomi. Di masa depan, penggunaan strategi tunggal pertumbuhan ekonomi telah ditinggalkan karena telah mengabaikan aspek keadilan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik. Namun demikian, strategi pertumbuhan ekonomi tetap dipergunakan untuk 70

memperbesar kue ekonomi namun dilaksanakan secara berkualitas dengan memperhatikan pemerataan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat. Adapun hak-hak dasar rakyat yang harus dipenuhi meliputi: (1) Hak rakyat untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan; (2) Hak rakyat untuk memperoleh perlindungan hukum; (3) Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman; (4) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, papan) yang terjangkau; (5) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan; (6) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan kesehatan; (7) Hak rakyat untuk memperoleh keadilan; (8) Hak rakyat untuk berpartisipasi dalam politik dan perubahan; (9) Hak rakyat untuk berinovasi; serta (10) Hak rakyat untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya. Penggunaan strategi jalur ganda ini dimaksudkan untuk mencapai kemakmuran yang berkeadilan dengan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pemerataan hasil pembangunan dan dengan tanpa mengabaikan penguatan landasan pembangunan ekonomi. 4.1.2. Tiga Agenda Utama Pembangunan Kota Samarinda Dengan berdasarkan pada visi, misi dan strategi pembangunan daerah sebagaimana dijelaskan sebelumnya, selanjutnya disusunlah tiga agenda utama pembangunan Kota Samarinda. Agenda pembangunan ini juga mengacu pada apa yang telah dirumuskan dalam RPJM Nasional 2004-2009. Hal ini dilakukan untuk menjamin sinkronisasi agenda pembangunan jangka menengah antar susunan pemerintahan. Adapun agenda pembangunan Kota Samarinda dalam lima tahun mendatang ini meliputi: 71

1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat Kota Samarinda yang lebih baik. Bagi pemerintah Kota Samarinda, sasaran penurunan jumlah penduduk miskin serta terciptanya lapangan kerja menjadi salah satu agenda utama. Penurunan jumlah penduduk miskin sangat terkait dengan penciptaan lapangan kerja yang mampu mengurangi pengangguran terbuka. Kemiskinn dan pengangguran dapat dikurangi dengan strategi pembangunan ekonomi yang berkualitas dan berdimensi pemerataan. Strategi ini dapat dicapai melalui penciptaan lingkungan usaha yang sehat dan iklim investasi yang baik. Pengentasan kemiskinan sangat terkait dengan kualitas hidup, semakin banyak masyarakat miskin di suatu kota atau wilayah, dapat dipastikan secara rata-rata kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut secara umum juga berada pada kondisi kurang baik. Karena dengan kondisi hidup yang relatif miskin, masyarakat akan sulit meningkatkan kualitas hidup mereka. Sasaran lain yang ingin dicapai dalam agenda ini meliputi terjadinya pemerataan antara penduduk pendatang dengan penduduk asli. Seandainya hal ini tidak menjadi prioritas akan dapat membawa dampak di kemudian hari, bahkan dapat berkembang menjadi peristiwa yang berujung pada masalah disintegrasi bangsa. Peristiwa di berbagai daerah lain di tanah air, tentunya dapat menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah Kota Samarinda untuk menentukan antisipasi lebih awal. 2. Meningkatkan Kota Samarinda yang lebih aman dan damai. Persoalan keamanan, rasa aman dan damai di tengah masyarakat menjadi salah satu syarat keberhasilan pembangunan, baik secara nasional, regional, maupun daerah. Bagi Kota Samarinda, penekanan terciptnya rasa aman dan damai menjadi sesuatu yang penting. Aman dan 72

damai bagi Kota Samarinda terkait dengan konteks pembangan ekonomi dan investasi. Lebih dari itu, masalah ini menyangkut hubungan antara sesama pendatang dan antara pendatang dengan pendudik asli. Dengan adanya usaha menciptakan rasa aman dan damai, perkembangan ekonomi Kota Samarinda akan semakin mudah, karena investor tidak khawatir menanamkan investasinya di Kota Samarinda. Karena mereka akan merasa yakin, tidak akan terjadi masalah apapun terhadap investasi mereka di kota yang aman dan damai. Seandainya hal itu terwujud, tentunya pertumbuhan ekonomi yang diharapkan masyarakat dan pemerintah akan terwujud lebih cepat dari yang dibayangkan. 3. Meningkatkan Kota Samarinda yang lebih adil dan demokratis. Sasaran yang hendak dicapai dalam agenda ini adalah terciptanya kepastian hukum dalam berbagai kehidupan di Kota Samarinda terutama yang berkenaan dengan ruang lingkup otonomi daerah yang dimiliki. Kepastian hukum yang memadai dapat mendorong perlindungan hukum bagi anggota masyarakat dari pelanggaran hukum yang dilakukan oleh anggota masyarakat lainnya. Kepastian hukum di Kota Samarinda berkenaan dengan regulasi daerah dalam berbagai bentuknya yang benar-benar mencerminkan rasa keadilan bagi masyarakat Kota Samarinda. Hal ini perlu dilakukan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat pada mekanisme hukum yang berlaku sehingga Daerah Samarinda dijalankan berdasarkan prinsip negara hukum. Kepastian hukum juga sangat dibutuhkan bagi iklim investasi yang sehat di daerah yang tanpa ini semuanya maka daya tarik investasi menjadi berkurang dan resiko investasi menjadi meningkat. Kepastian hukum ini tercermin dari kualitas Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan berbagai produk hukum daerah serta regulasi yang dihasilkan. Kepastian hukum juga 73

ditentukan dari pelaksanaan peraturan dan regulasi tersebut secara adil berlaku kepada siapapun di Kota Samarinda. Sasaran berikutnya adalah terselenggaranya Pemerintahan Kota Samarinda secara demokratis. Lembaga pemerintahan daerah yang demokratis tercermin dari kualitas demokrasi di DPRD, Pemerintah Daerah dan Hubungan antara masyarakat dengan penyelenggara pemerintahan daerah. Proses penyelesaian konflik secara melembaga dalam proses demokrasi yang sehat merupakan agenda penting bagi Kota Samarinda sehingga mengurangi kadar konflik yang telah lama terjadi sekaligus meningkatkan kadar pembangunan ekonomi. 4.2. Prioritas Pembangunan Kota Samarinda Guna mewujudkan pelaksanaan strategi pembangunan Kota Samarinda, sehingga dapat merealisasikan tiga agenda utama pembangunan Kota Samarinda, perlu diterapkan prioritas pembangunan kota yang menjadi jantung pembangunan Wilayah Kalimantan Timur tersebut sebagai berikut: 1. Terwujudnya pemanfaatan ruang kota dengan fungsinya, bersamaan dengan terwujudnya peningkatan fasilitas perhubungan, peningkatan pariwisata, penataan manajemen pertanahan, peningkatan penanganan sungai dan drainase, serta peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan air bersih. 2. Terwujudnya pengembangan industri dan perdagangan yang kompetitif. 3. Terwujudnya pengembangan agribisnis terpadu bersamaan dengan terwujudnya peningkatan investasi dan ekspor non migas, pengembangan usaha mikro dan usaha kecil menengah serta koperasi, termasuk peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). 74

4. Terwujudnya peningkatan pelayanan pendidikan kepada masyarakat, bersamaan dengan terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, bersamaan dengan peningkatan kualitas ketaqwaan kehidupan beragama dalam masyarakat dan peningkatan pembinaan olahraga, kepemudaan dan perempuan. 5. Terwujudnya peningkatan tata pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance) dalam pelayanan administrasi umum dan peningkatan pemberdayaan pelaku pembangunan. 6. Terwujudnya peningkatan lingkungan hidup dan kebersihan kota, bersamaan dengan peningkatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. 75