BAB II TINJAUAN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

dokumen-dokumen yang mirip
TIPOLOGI MUSEUM, fachrimuhammadabror A. Definisi Museum

pokok arti atau hakekat arti Art Gallery, yaitu : merupakan

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB III PERENCANAAN PROYEK

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAGAIMANA MENDIRIKAN SEBUAH MUSEUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek Musik Tradisional

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

Museum Spiritualitas Kejawen

PERTEMUAN 2. Bahan Ajar 2. Ruang Lingkup dan Pengertian Museologi, Museum Dan Permuseum

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

MUSEUM BATIK YOGYAKARTA Oleh : Pinasthi Anindita, Bharoto, Sri Hartuti Wahyuningrum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sehingga meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini yang. Museum Benteng Vredeburg untuk mengembangkan fasilitas museum.

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

2 Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini, maupun yang akan datang, perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Sebagai karya warisan budaya masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

'; Soekanto Soerjono, Prof, Dr, SH, MA, Sosiologi Suatu Ppngantar, CV Rajawali, Jakarta, 1982.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN UMUM MUSEUM SEJARAH DAN ARKEOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi :

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI di YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

MUSEUM GEOLOGI BLORA

PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Council of Museum (ICOM), lembaga internasional

menciptakan sesuatu yang bemilai tinggi (luar biasa)1. Di dalam seni ada

Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. [1]

1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

MUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang GALERI SENI RUPA SINGARAJA

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB II TINJAUAN UMUM

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1 Museum. Museum berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan. Museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan llmu Pengetahuan. 2.1.1. Pengertian Museum. Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil pemujaan terhadap Muses, dewa yang berhubungan dengan kegiatan seni. Atau bisa sebagai bangunan tempat suci untuk memuja sembilan dewa-dewi seni dan ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah Mouse yang lahir dari dewa Zeus dengan isterinya Mnemosyne. Museon selain tempat suci juga untuk berkumpul para cendekiawan yang mempelajari serta menyelidiki berbagai ilmu pengetahuan, juga tempat pemujaan dewa-dewi. Bangunan lain yang diketahui berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filosofi dan riset di Alexandria oleh Ptolemy I Soter pada tahun 280 SM. Museum berkembang seiring berkembangnya ilmu 14

pengetahuan dan manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catatan sejarah kebudayaan. (www.wikipedia.com). 2.1.2. Klasifikasi Museum. Di Indonesia, museum yang pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Selain itu dikenal pula Museum Gajah yang dikenal sebagai yang terlengkap koleksinya di Indonesia, Museum Wayang, Museum Persada Soekarno, Museum Tekstil, serta Galeri Nasional Indonesia yang khusus menyajikan koleksi seni rupa modern Indonesia. Di Yogyakarta ada beragam jenis museum. Masing-masing museum menyajikan sekaligus mendokumentasi jenis simbol kebudayaan yang berbeda. Ada jenis museum yang mengkoleksi simbol kebudayaan berupa wayang. Ada jenis museum yang menyimpan simbol kebudayaan berupa naskah-naskah kuno dan seterusnya. Dari beragam jenis museum tersebut, setidaknya, orang bisa mengenal produk kebudayaan, baik yang telah melewati abad, seperti Kraton misalnya, atau produk kebudayaan yang belum termasuk lama, misalnya museum lukisan. (www.wikipedia.com). Menurut ICOM, museum dapat diklasifikasikan dalam enam kategori, yaitu : a. Art Museum (Museum Seni) b. Archeologi and History Museum (Museum Sejarah dan Arkeologi) c. Ethnographical Museum (Museum Nasional) d. Natural History Museum (Museum Ilmu Alam) e. Science and Technology Museum (Museum IPTEK) f. Specialized Museum (Museum Khusus) Menurut penyelenggaraannya, museum dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a. Museum Pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah baik pemerintah pusat atau pemerintah daerah. 15

b. Museum Swasta, yaitu museum yang didirikan dan diselenggarakan oleh perseorangan. Berdasarkan tingkatan koleksinya, museum dapat dibagi 3, yaitu : a. Museum Nasional, yaitu museum yang memiliki benda koleksi dalam taraf nasional atau dari berbagai daerah di Indonesia. b. Museum Regional, yaitu museum yang benda koleksinya terbatas dalam lingkup daerah regional. c. Museum Lokal, yaitu museum yang benda koleksinya hanya terbatas pada hasil budaya daerah tersebut. Tipe museum menurut Josep Montaner (1990) ditinjau secara bersamasama dari segi program, ukuran, bentuk, dan kompleksitasnya adalah sebagai berikut : a. Kompleks kebudayaan. Kompleks kebudayaan merupakan suatu tempat yang di dalamnya terdapat museum dan ruang-ruang yang digunakan untuk kegiatan pameran. Di dalam kompleks kebudayaan ini kegiatan museum merupakan bagian dari seluruh kegiatan yang ada. Selain itu, ada ruang-ruang seperti perpustakaan, auditorium, teater, pusat administrasi, lembagalembaga kebudayaan, pusat kegiatan komersial seperti restoran, pertokoan, dan sebagainya. b. Galeri Seni Nasional Jenis galeri ini termasuk dalam kelompok tipe museum yang ada di dalamnya mewadahi koleksi-koleksi berbagai macam seni. Jenis seni yang diwadahi berkaitan erat dengan kebudayaan wilayah setempat yang memiliki nilai historis. c. Museum Seni Kontemporer Museum difungsikan sebagai wadah koleksi benda-benda seni kontemporer. Benda-benda seni yang dipamerkan merupakan hasil perkembangan seni yang telah mulai meninggalkan kesan 16

tradisionalnya. Contohnya aliran seni Dadaisme¹, Surealisme², konstruktivisme dan lain sebagainya yang semuanya berpengaruh pula pada karakteristik ruang-ruang pamernya, menjadi lebih fleksibel dengan penekanan pada aspek-aspek kualitas pendukung visualisasi obyek-obyek yang dipamerkan. d. Museum IPTEK dan Industri Karakteristik museum ini terdapat pada koleksinya yang berupa bendabenda yang berhubungan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasil kemajuan industri. Museum ini juga berfungsi sebagai pusat pendidikan atau pusat penelitian. Secara umum ruang-ruang untuk kegiatan pameran dipergunakan juga sebagai ruang peraga, sehingga alat-alat yang digunakan sebagai sarana pameran biasanya berupa panel-panel, foto-foto, diorama, slide, presentasi secara audiovisual, perlengkapan alat demonstrasi, model, dan hasil-hasil reproduksinya. e. Museum yang Bertemakan Sejarah dan Kebudayaan Suatu Kota Pada jenis museum ini karakteristik ruang-ruang pameran berhubungan erat dengan obyek-obyek yang bernilai sejarah. Selain itu, hal-hal berkaitan dengan bidang etnologi, antropologi, seni, dan kerajinan ¹Dadaisme adalah sebuah gerakan kebudayaan yang berawal dari wilayah netral Zürich, Swis, selama Perang Dunia I dan memuncak dari tahun 1916 sampai tahun 1920 ²Surealisme adalah gerakan budaya yang berawal tahun 1920an dan terkenal karena karya visual serta tulisan dari anggota kelompok tersebut. Ciri karya surealis ialah adanya kejutan (element of surprise), kombinasi unik dan non sequitur 17

tangan. Tiap-tiap jenis obyek pameran terpisah sesuai dengan tema ruang pamerannya sehingga pada museum ini pamerannya lebih bersifat heterogen, contohnya Whitechapel Art Gallery, London yang berada di tengah kota. f. Galeri dan Pusat Seni Kontemporer Pada prinsipnya Galeri dan Pusat Seni Kontemporer ini memiliki tipologi bangunan yang sama dengan Museum Seni Kontemporer. Perbedaan karakteristiknya dilihat dari masing-masing kegiatan. Galeri seni bersifat privat dari segi kepemilikan, sedangkan untuk Pusat Seni Kontemporer lebih bersifat umum. Dapat dikatakan bahwa kedia tipe bangunan tersebut sebenarnya merupakan bagian dari kegiatan yang ada pada Museum Seni Kontemporer yang didasarkan pada kebebasan pengilahan ruang secara fleksibel untuk mewadahi kegiatan-kegiatan seni yang bersifat eksperimental. Sifat pamerannya lebih kearah non permanen dan ada suatu kegiatan promosi dari sang seniman dalam menggelar karya-karya seninya. Dalam hal ini campur tangan seniman banyak berpengaruh pula terhadap penataan ruang pamerannya. 2.1.3. Tugas dan Fungsi Museum. Tugas Museum: 1. Diarahkan kepada kegiatan untuk menetapkan agar melalui benda, dokumentasi visual dan bahan-bahan pendukung tambahan lainnya, aspek-aspek kebutuhan, aspek-aspek lingkungan hidup/kombinasi diantara keduanya, yang menjadi bidang garapan museum tersebut, menjadi sumber informasi yang mantap. 2. Kegiatan yang berkaitan dengan penyerahan/penyampaian sumbersumber informasi yang sudah mantap itu kepada pengunjung. Fungsi Museum: Oleh ICOM lebih ditegaskan bahwa fungsi museum ada 9, yang biasa disebut Nawa Darma sebagai berikut: 18

1. Tempat pengumpulan dan pengaman warisan budaya dan alam. 2. Tempat dokumentasi dan penelitian ilmiah. 3. Konservasi dan preservasi. 4. Media penyebaran dan penyerataan ilmu untuk umum. 5. Tempat pengenalan dan penghayatan kesenian. 6. Visualisasi warisan budaya dan alam. 7. Media perkenalan budaya antar daerah dan antar bangsa. 8. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia. 9. Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME. Sedangkan fungsi utama (standar bangunan museum) yang harus dimiliki oleh sebuah museum (A Good Museum Includes These Basic Function) (Sumber : Majalah Ilmu Permuseuman, 1988) adalah : 1. Fungsi Kuraterial (Curatorial ) 2. Fungsi Pameran (Display) 3. Fungsi Persiapan Pameran (Display Preparation) 4. Fungsi Pendidikan (Education) 2.1.4. Kegiatan Museum. 1. Kegiatan Pendidikan: mampu memberikan pengetahuan tambahan mengenai koleksi-koleksi yang dipamerkan kepada masyarakat umum. 2. Kegiatan penelitian dan studi ilmiah: hasil penelitian akan digunakan sebagai bahan acuan tambahan pengetahuan tentang benda koleksi yang dipamerkan kepada publik pengunjung museum. 3. Kegiatan rekreasi: museum dapat menyajikan benda-benda koleksi yang dipamerkan secara menarik sehingga tidak membosankan bagi pengunjung bahkan dapat menjadi daya tarik untuk mengunjungi museum. 19

2.1.5. Akomodasi Museum. Akomodasi yang tersedia pada sebuah museum adalah yang bisa memberikan kemudahan bagi pengunjung yang datang dan juga melengkapi sarana dan prasarana bagi pengunjung museum berupa cafe, restaurant, bookshop, perpustakaan untuk umum, dan auditorium untuk ceramah ataupun seminar. (building type basics for museums). 2.1.6. Prinsip Tata Pameran. Prinsip-prinsip umum untuk penataan dan membuat satu desain dalam museum yaitu: 1. Sistematika atau jalan cerita yang akan dipamerkan (story line) 2. Tersedianya benda museum atau koleksi yang akan menunjang jalannya cerita dalam pameran tadi. 3. Teknik dan metode pameran yang akan dipakai dalam pameran. 4. Sarana serta prasarana yang akan dipakai, dana/biaya yang perlu disediakan. 2.1.7. Metode Penyajian Koleksi Museum. Pada beberapa bagian dalam memamerkan obyek pameran memerlukan penyajian urutan macam obyek koleksi secara jelas, baik karya seni rupa dua dimensi maupun tiga dimensi, akan dibagi menurut pengelompokkan macam koleksi berdasarkan jenisnya dalam satu ruangan. Hal ini dimaksudkan antara lain: o Agar pengunjung dapat mengetahui secara jelas mengenai jenis-jenis obyek koleksi dari obyek dua dimensi dan tiga dimensi dari hasil karya seni di Indonesia. o Agar memudahkan dalam membentuk suasana tiap ruang pamer sesuai dengan jenis obyek koleksi yang dipamerkan. 20

Sedangkan besaran materi / obyek koleksi yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran ruangan yang dibutuhkan untuk fasilitas pameran karya seni rupa sangat relatif. Untuk itu besaran materi pada Museum Seni Gerabah di Bantul mengacu kepada standar besaran materi koleksi yang dipamerkan dan dapat digunakan untuk menentukan besaran ruang. Metode penyajian dapat disesuaikan dengan motivasi masyarakat lingkungan/ pengunjung museum, yakni dengan menggunakan secara terpadu ketiga metode seperti: 1. Metode penyajian artistik, untuk meningkatkan penghayatan terhadap nilai-nilai artistik dari warisan budaya atau koleksi yang tersedia. 2. Metode penyajian intelektual atau edukatif, dimana benda-benda yang dipamerkan tidaklah bendanya saja, tetapi dipamerkan juga semua segi yang bersangkutan dengan benda itu sendiri seperti urutan proses terjadinya benda tersebut sampai pada cara penggunaan atau fungsinya. 3. Metode penyajian romantik atau evokatif, dalam hal ini benda yang dipamerkan harus disertakan dengan memamerkan semua unsur lingkungan dimana benda-benda tersebut berada. 2.1.8. Penyajian Koleksi Museum. Berdasarkan cara penyajian obyek pamer dilakukan dengan memamerkan obyek pamer melalui sarana penyajian yang ada. Penyajian yang paling tepat yaitu dengan menggunakan pameran, baik berbentuk tetap, pameran khusus, maupun pameran keliling. Teknik pameran adalah suatu pengetahuan yang meminta fantasi, imajinasi, daya improvisasi, dan ketrampilan teknis dan artistik tersendiri. Untuk karya dua dimensi hanya diperlukan dinding pameran dan penempatannya menggunakan ukuran penglihatan yang baku, sedangkan untuk karya tiga dimensi diperlukan ruangan yang cukup luas dan diupayakan 21

supaya karya seni tiga dimensi itu dapat dilihat dari segala arah dan komposisi ruangan dan isinya cukup memberikan rasa lega. Gambar 2.1 Pengamatan Pria Posisi Berdiri dan pengamatan wanita posisi berdiri (Human Dimension & Interior Space, 1979) Gambar 2.2 Diorama/ minirama pada museum (sumber http://google.com) Gambar 2.3 Penyajian koleksi 3 dimensi (sumber http://google.com) 22

2.1.9. Deskripsi jenis-jenis Kegiatan Museum. Kegiatan pada museum adalah menyimpan koleksi seni rupa, memamerkan koleksi seni rupa, memberikan informasi yang jelas kepada pengunjung, menjadi sarana berwisata atau menjadi tempat tujuan wisata bagi wisatawan asing maupun domestik, dan sebagai penambah wawasan mengenai seni rupa. Dan dapat dibagi menjadi: 1. Kegiatan Utama. Kegiatan pameran, merupakan kegiatan komunikasi visual antara karya seni rupa (obyek) dengan pengunjung (subyek). 2. Kegiatan Pengunjung. Kegiatan perpustakaan, merupakan kegiatan pencarian informasi mengenai karya dan pengetahuan tentang seni rupa (obyek) melalui kegiatan baca dan audiovisual. 3. Kegiatan Pengelola. Kegiatan yang bersifat pengelolaan, kegiatan administrasi, kegiatan ekonomi, dan kegiatan kerumahtanggaan. 4. Kegiatan yang bersifat Konservasi dan Preservasi. Kegiatan pengadaan koleksi, perawatan dan perencanaan koleksi, pendokumentasian obyek, perawatan dan perlindungan obyek (karya seni rupa). 5. Kegiatan Service. Kegiatan mekanikal elektrikal, keamanan, service, dan pemeliharaan. 23

2.1.10. Pelaku Kegiatan. Unsur pelaku kegiatan bangunan museum adalah sebagai berikut: A. Pengunjung. Berdasarkan kelompoknya: a. Kelompok Umum / Pengunjung Biasa. - Datang ke museum dengan motivasi rekreasi. - Waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. - Motivasi untuk mengetahui seluk beluk karya seni rupa yang dipamerkan. - Datang ke museum biasanya sendiri / rombongan / organisasi. b. Kelompok Pelajar dan Mahasiswa. - Datang untuk menambah pengetahuan untuk mencari data penulisan. - Datang ke museum dengan motivasi dan tujuan yang jelas. - Waktu yang dibutuhkan relatif lama. c. Kelompok Para Ahli, Peneliti, dan Seniman. - Biasanya sudah sering datang ke museum. - Datang untuk penelitian / mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengadakan perbandingan dan mengukur tingkat kreativitas mereka. - Datang untuk menambah pengetahuan untuk mencari data penulisan. d. Kelompok Turis / Wisatawan. Terbagi atas dua jenis, turis asing, dan turis domestik. - Biasanya datang untuk menikmati karya seni rupa yang dipamerkan dan tujuannya berekreasi. 24

Berdasarkan jenisnya: 1. Pengunjung serius. - Ada motivasi dan tujuan / orientasi yang jelas - Waktu yang dibutuhkan biasanya relatif lama. - Pengunjung adalah pelajar / mahasiswa. 2. Pengunjung biasa. - Bersifat rekreatif dan komunikatif. - Waktu biasanya tidak terlalu lama. - Masyarakat umum atau wisatawan. Pengunjung Datang Parkir Beli tiket Area servis (WC, toilet) Kantin Titip barang Santai Apresiasi Ambil barang Pameran tetap Pameran temporer Perpustakaan Penelitian, pengembangan, dll Beli souvenir Pulang Istirahat Area servis (WC, toilet) Kantin 25

B. Pengelola Pengelola adalah pihak yang bertanggung jawab dan bertugas mengelola museum yang dikoordinir oleh seorang direktur sebagai pimpinan museum. Dalam menjalankan tugasnya, direktur ini dibantu oleh tenaga ahli sebagai staf pengelola. Bagian pengelolaan museum seni rupa adalah sebagai berikut: 1. Bagian Administrasi Tata Usaha. - melakukan surat-menyurat. - melaksanakan urusan perlengkapan. - melaksanakan urusan ketertiban. - melaksanakan urusan kepegawaian. - melaksanakan urusan keuangan. - melaksanakan urusan dokumentasi koleksi. - melaksanakan registrasi. 2. Bagian Pembenahan Koleksi Kuratorial. - melaksanakan pengadaan, pengumpulan, penelitian, dan pembenahan koleksi. - melaksanakan identifikasi dan klasifikasi koleksi. - melaksanakan katalogisasi koleksi. - menyusun konsep yang berhubungan dengan kegiatan pameran tetap. - pembesaran koleksi. - melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan koleksi museum, serta menyusun tulisan ilmiah dan popular. 3. Bagian Konservasi dan Preservasi. - melaksanakan kegunaan preservasi dan konservasi. - melaksanakan reservasi perbaikan koleksi museum. - melaksanakan pembuatan reproduksi koleksi. 4. Bagian Properasi. 26

- melaksanakan persiapan pameran. - melaksanakan pengadaan alat untuk menunjang kegiatan edukatif kultural. 5. Bagian Edukasi dan Publikasi. - melaksanakan bimbingan untuk pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum dengan memberi ceramah, penjelasan, dan pemutaran film. - melakukan kerjasama dengan organisasi sosial budaya di bidang kegiatan edukatif kultural. - melaksanakan perencanaan program bimbingan, penelitian ilmiah, kompetisi, ceramah, diskusi ilmiah, dan memberikan penerangan museum secara umum. - melaksanakan publikasi tentang koleksi museum yang bersifat ilmiah dan populer. 6. Bagian Perpustakaan. - membina dan mengembangkan perpustakaan. - mengadakan kerjasama dengan perpustakaan museum lain. - mengadakan penyelidikan perpustakaan. - melakukan pengadaan administrasi perpustakaan umum. - melakukan pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan. a. Kegiatan Pengelola. - Direktur (pimpinan). Bertugas mengelola museum / memimpin kegiatan untuk kelangsungan permuseuman. - Administrasi (tata usaha). Mengadakan kegiatan surat-menyurat, urusan perlengkapan dan ketertiban. Mengatur kepegawaian dan keuangan. Mengadakan dokumentasi koleksi dan registrasi. 27

- Tenaga pembenahan koleksi (kuratori). Bertugas dalam pengadaan, pengumpulan, penelitian terhadap barang koleksi, pembenahan, serta mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan koleksi. - Tenaga preservasi dan konservasi. Bertugas untuk mengadakan konservasi dan preservasi. Mengadakan restorasi / perbaikan dan reproduksi koleksi. - Tenaga properasi. Bertugas melakukan persiapan pameran dan pengadaan alat pameran. - Tenaga bimbingan edukasi dan publikasi. Melakukan bimbingan bagi pengunjung yang membutuhkan. Mengadakankegiatan sifatnya edukatif kultural. Perencanaan program dan publikasi koleksi. Membawa dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Mengadakan kerjasama dan penyelidikan. Penolahan administrasi, pemeliharaan, dan perawatan. - Tenaga mekanikal elektrikal. Bertugas melakukan pengecekan, perawatan, memperbaiki peralatan yang rusak. Service, keamanan, cleaning service, tukang kebun. Keamanan. Bertugas untuk menjaga keamanan lingkungan museum. 1. Cleaning servis. Bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan museum. 28

Tukang kebun. Bertanggungjawab terhadap kebersihan, perawatan, dan pemeliharaan taman. Secara garis besar pola kegiatan / pergerakan pengelola museum seni rupa dapat digambarkan sebagai berikut. Pola pergerakan pengelola museum. Datang Parkir Kerja Area servis (KM/WC) Pulang Istirahat 29