DAMPAK KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK JATENG SEMARANG. Aldilla Puspita Nagari

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. PLN CABANG MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Hal itu mengakibatkan berbagai sarana-sarana pemenuhanya. Persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Tunas Jaya Cibinong)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. promkes, pembantu umum yang berjumlah 40 Orang. menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dalam menjawab permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SAMPHARINDO PERDANA SEMARANG. Fanny Putriningrum

III. METODE PENELITIAN. Riset sumber daya manusia (SDM), dikemukakan oleh Oei (2010) mengatakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. LABITRA BAHTERA PRATAMA YOGI TRI SETIAWAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Utama Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan PT

Dwy Tsalimah M. Sari Edy Prihantoro, SS,. MMSI.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dan uji statistik mengenai kualitas kepemimpinan dan iklim

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA DI WILAYAH INDRAMAYU

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

PENGARUH PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN HARIAN PAGI RADAR TEGAL PADA PT. WAHANA SEMESTA TEGAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1.Berdasarkan perhitungan pada Persamaan Regresi Berganda untuk variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Diyono Hening Sasmilo, Bapak Subiyono, dan

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan Goal-Setting Theory yang dikemukakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel penelitian dan Defenisi Operasional Variabel. 1. Variabel Dependen (Dependent variable)

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BUBUR AYAM CIKINI

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Penelitian ini menguji pengaruh sikap,

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan pada dasarnya merupakan organisasi (badan usaha) yang. membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten.

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kausalitas, yang mana digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada riset sumber daya manusia (SDM), yang dikemukakan oleh Oei (2010: 26)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

III. METODE PENELITIAN. dengan interpretasi yang bersifat kualitatif. Menurut Ghozali (2005 : 4) yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. turnover intention maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH INSENTIF, KEDISIPLINAN, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KSP KARYA NIAGA GAJAH DEMAK

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TANAMAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

III. METODE PENELITIAN. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan semakin banyak bertumbuhnya sektor dunia usaha yang telah

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat penelitian ini dilakukan yaitu di PT Provis Garuda Services.

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Dan dapat memajukan. perusahaan sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori (eksplanatory

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pegawai untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS BANJARMASIN 70000

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para karyawan PT Bintang Kharisma Jaya

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA CABANG MEDAN

organisasional sebagai variabel independen, sedangkan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi, dan kinerja karyawan sebagai variabel dependen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif peneliti melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti

PENGARUH KOMITMEN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LUKAS TOURS DAN TRAVEL

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan tetap PTPN VII (Persero)

BAB III METODE PENELITIAN. tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab- sebab dari

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN WARDAH COSMETIC

Eka Idham Iip K Lewa Alumni Magister Manajemen Universitas Islam Indonesia. Subowo Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Transkripsi:

DAMPAK KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK JATENG SEMARANG Aldilla Puspita Nagari Dr. Kusni Ingsih, MM ABSTRAK Kinerja seseorang dipengaruhi oleh kepemimpinan, lingkungan kerja dan komitmen organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kepemimpinan, lingkungan kerja, dan komitmen organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jateng Semarang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sampel yang diambil sebanyak 75 karyawan dari total karyawan Bank jateng Semarang berjumlah 300 karyawan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan metode pengumpulan data kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa: (1 Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan (2) Lingkungan Kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, (3) Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Variabel kepemimpinan, lingkungan kerja, dan komitmen organisasi mampu menjelaskan variabel kinerja karyawan sebesar 87,0% dan sisanya 13% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Kata kunci : kepemimpinan, lingkungan kerja, komitmen organisasi, kinerja karyawan

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Beragam kemajuan yang di miliki perusahaan yang bersifat teknologi maupun kebudayaan dan keilmuan telah menghasilkan persaingan antar banyak pihak. Salah satu kemajuan perusahaan bermuara dari faktor kepemimpinan. Menurut Soegihartono (2012) kepemimpinan adalah keseluruhan aktifitas dalam rangka mempengaruhi orangorang agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama. Inti kepemimpinan adalah fungsi atau tugas, seorang pemimpin ada demi sesuatu yang lain bukan demi dirinya sendiri. Titik perhatiannya adalah tujuan dan cita-cita harus tercapai karena berguna, bermanfaat dan penting bagi kesejahteraan kehidupan kehidupan banyak orang (Mangunhardjana, 2011). Pengertian diatas dapat di definisikan bahwa kepemimpinan merupakan aktifitas dalam mengarahkan orang-orang agar berjalan seperti tatanan semestinya untuk mencapai citacita yang lebih baik. Penciptaan kemajuan perusahaan juga perlu adanya lingkungan kerja yang mampu menciptakan hubungan kerja yang mengikat pekerja dalam lingkungannya. Lingkungan kerja yang baik adalah lingkungan yang aman, tenteram, bersih, tidak bising, terang dan bebas dari segala macam ancaman dan gangguan yang dapat menghambat kinerja karyawan (Vebriana Tri Rahayu, 2013). Lingkungan kerja mempunyai

pengaruh yang besar terhadap dipengaruhi oleh ketiga unsur pembentukan kepribadian tersebut. seseorang. Pengaruh lingkungan Kesimpulan bahwa kerja pada umumnya akan sukar diubah apalagi yang bersangkutan lama bekerja dilingkungan tersebut (Vincentius Satu,2012). Jadi lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan agar kenyamanan kerja tetap terjaga, sesuatu akan sulit dirubah akan menguntungkan jika lingkungan kerjanya nyaman. Kepemimpinan, lingkungan kerja yang ada pada bank Jateng selama ini belum mampu menumbuhkan semangat kerja karyawan sebagai dampak dari kepemimpinan yang kurang mendorong semangat kerja, Sumber daya pada Bank Jateng yang sebenarnya sudah mampu menunjang pekerjaan yang tersedia, namun seiring dengan kepemimpinan dan lingkungan kerja yang mungkin kurang lingkungan kerja dan komitmen mendukung mengakibatkan organisasi merupakan unsur yang sejajar yang mampu mendorong kemajuan perusahaan. Menurut Christina and Maren (2010) dalam penelitian Agung Prihantoro (2012) menyimpulkan bahwa kinerja karyawan komitmen terhadap organisasi kurang maksimal, Hanya sebagian saja karyawan Bank Jateng yang komitmen terhadap pekerjaan dikarenakan lingkungan yang kurang mendukung Sehingga dari berbagai fenomena dan latar belakang di

atas, penelitian ini diangkat dengan judul dampak kepemimpinan, lingkungan, dan komitmen organisasi pada kinerja karyawan di Bank Jateng. a. Mempunyai kemampuan melebihi orang lain. Seorang pemimpin tidak mau jadi nomor dua, juga mempunyai keinginan mengatasi dan mengungguli orang lain. Perumusan Masalah 1. Bagaimana dampak kepemimpinan terhadap kinerja karyawan Bank Jateng 2. Bagaimana dampak lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Bank Jateng 3. Bagaimana dampak komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan Bank Jateng TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepemimpinan Seorang pemimpin yang baik harus mempunyai sifat-sifat yang baik dan terpuji sehingga dapat menjadi teladan bagi bawahannya. kepemimpinan yang baik harus memiliki sifatsifat yang baik yaitu: Seorang pemimpin harus penuh inisiatif dan sanggup bekerja keras serta ulet untuk dapat mencapai tujuan. b. Mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Seorang pemimpin tidak akan pernah merasa takut untuk memikul tanggung jawab terhadap orang lain, atau pekerjaan yang sukar sekalipun. c. Mau bekerja keras. Seorang pemimpin akan selalu sanggup bekerja keras dan tidak kenal lelah, mempunyai daya tahan untuk bekerja keras dalam jangka waktu lama. Hal ini untuk dapat

memberi contoh atau motivasi pada bawahan. d. Pandai bergaul. Seorang pemimpin yang baik, selalu pandai bergaul dengan teman sejawat, pemimpin akan berusaha mengenal baik temannya serta memahami segala persoalannya. e. Memberi contoh bekerja dengan semangat pada bawahan. Seorang pemimpin selalu menjadi pelopor dan selalu memberi contoh bagaimana cara bekerja keras dan bersemangat, sehingga bawahan dengan sendirinya termotivasi untuk ikut bekerja dengan semangat. f. Memiliki rasa integritas. Pemimpin harus mempunyai rasa bersatu padu dengan kelompok yang ada dalam Lingkungan Kerja Menurut Ahyari (1997) dalam Lewa dan Subowo ( 2005 ) dalam jurnal Vebriana Tri Rahayu (2013), lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non-fisik. 1. Lingkungan kerja Fisik lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan Seperti: (pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya); b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : temperatur, organisasinya.

kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan. 2. Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik yang meliputi lingkungan sosial, status sosial, hubungan kerja dalam kantor, sistem informasi dan kesempatan. Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Kondisi seperti inilah yang kinerja yang mengasumsikan bahwa karyawan yang mempunyai komitmen terhadap perusahaan cenderung mengembangkan upaya yang lebih besar pada perusahaan. Menurut Soegihartono (2012), komitmen organisasional dapat dipandang sebagai suatu keadaan yang mana seorang karyawan atau individu memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, komitmen organisasional yang tinggi menunjukkan tingkat selanjutnya menciptakan kepemihakan seorang karyawan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan. Komitmen Organisasi Komitmen organisasional dianggap penting bagi perusahaan karena: (1) berpengaruh terhadap turnover karyawan, (2) berhubungan dengan terhadap organisasi yang mempekerjakannya. Pada Allen dan Meyer (1990) dalam jurnal Soegihartono (2012) mengajukan tiga bentuk komitmen organisasi yaitu: (1) Komitmen afektif, (2) Komitmen Kontinuan; (3) Komitmen Normatif.

Komitmen organisasi mencerminkan tingkatan dimana seseorang mengenali sebuah organisasi dan terikat pada hubungan dasarnya dengan perusahaan didasarkan pada komitmen tujuan-tujuannya. Komitmen berkelanjutan tetap bekerja organisasi terdiri atas tiga komponen terpisah yang saling berhubungan. John Meyer dan Nathalie Allen, sepasang ahli komitmen, mengartikan komponen-komponen tersebut sebagai berikut (Robert Kreitner, 2014). 1. Komitmen afektif Pelekatan emosi pegawai pada identifikasi pegawai dan keterlibatan pegawai dalam perusahaan. Pegawai yang memiliki komitmen afektif yang kuat terus bekerja untuk perusahaan karena mereka harus bekerja. 3. Komitmen normatif Mencerminkan rasa tanggung jawab untuk terus bekerja. Pegawai yang memiliki tingkat komitmen normatif yang tinggi merasa bahwa mereka harus tetap berada di perusahaan. Tiga komponen tersebut bergabung untuk menghasilkan sebuah karena menginginkannya. mereka kekuatan mengikat yang memengaruhi akibat 2. Komitmen berkelanjutan Kesadaran akan kerugian karena meninggalkan perputaran pegawai dan perilaku di tempat kerja seperti kinerja, perusahaan. Pegawai yang

ketidakhadiran, dan keanggotaan organisasi. Kinerja Menurut Kusnadi (2003;64) menyatakan bahwa kinerja adalah setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan atau target tertentu. Hariandja (2002;195) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi. Kerangka Pikir terhadap kinerja karyawan pada Bank Jateng. H 2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Bank Jateng. H 3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada Bank Jateng. METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan sampel Pada penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di Bank KEPEMIMPINAN X1 H1 Jateng yang berjumlah 300 karyawan. Sampel merupakan sebagian LINGKUNGAN X2 H2 KINERJA KARYAWAN dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa KOMITMEN X3 H3 H 1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan mewakili keseluruhan populasi dan jumlahnya lebih sedikit dari populasinya. (Djarwanto dan Subagyo, 2010)

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan, maka penulis memakai rumus Slovin (Umar, 2004) yaitu : meningkat atau positif sebesar 0,698. 2. Koefisien regresi kepemimpinan (X 1 ) sebesar 0,613, menunjukkan bahwa variabel X 1 memiliki hubungan positif terhadap Y Atas dasar perhitungan di atas, maka sampel yang diambil adalah berjumlah 75 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Berganda Y = 0,698 + 0,613 X 1 + 0,078 X 2 + 0,310 X 3 Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1. Konstanta (α) menunjukkan bahwa bila variabel kepemimpinan, lingkungan kerja dan komitmen organisasi, bernilai 0 atau tetap maka arah perubahan variabel dependen kinerja akan artinya semakin variabel kepemimpinan mengalami kenaikan (kemampuan memimpin yang mumpuni, dukungan pimpinan yang cukup besar, memberikan kesempatan untuk tukar pikiran) maka variabel kinerja karyawan juga mengalami kenaikan. 3. Koefisien regresi lingkungan kerja (X 2 ) sebesar 0,078, menunjukkan bahwa variabel X 2 memiliki hubungan positif terhadap Y artinya semakin variabel lingkungan kerja mengalami kenaikan (semakin nyaman dan sesuai dengan lingkungan yang dikehendaki

para karyawan yaitu pencahayaan yang cukup, suhu udara yang sesuai dengan kondisi tubuh, tidak bising, tata ruang yang indah serta tatanan berkas dan peralatan yang rapi) maka variabel kinerja karyawan juga mengalami kenaikan. 4. Koefisien regresi komitmen organisasi (X 3 ) sebesar 0,310, menunjukkan bahwa variabel X 3 memiliki hubungan positif terhadap Y artinya semakin Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji F) Pengaruh secara bersama-sama antara kepemimpinan, lingkungan kerja, komitmen organisasi adalah sebesar 165,714 dengan sig. 0,000 < α = 0,05. Nilai sig. yang lebih kecil α = 0,05 menunjukkan diterimanya hipotesis yang menyatakan kepemimpinan, lingkungan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jateng secara bersama-sama. variabel mengalami komitmen organisasi kenaikan Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t) (karakteristik antar personal yang baik, karakteristik organisasi yang memberikan timbal balik yang baik, pendidikan yang sesuai pada setiap bagian, pengalaman kerja yang cukup, serta persaingan anatar pegawai yang cukup sehat) maka variabel kinerja karyawan juga mengalami kenaikan. Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X 1 (kepemimpinan) diperoleh nilai t hitung = 4,693 dan sig = 0,000 < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel kepemimpinan secara statistik berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja. Pada variabel X 2 (lingkungan kerja) diperoleh nilai

t hitung = 0,796 dan sig = 0,429 > 5% jadi Ho diterima. Ini berarti variabel independen lingkungan kerja secara statistik tidak berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja. Pada variabel X 3 (komitmen organisasi) diperoleh nilai t hitung = 2,384 dan sig = 0,020 < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel independen komitmen organisasi secara statistik berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja. Koefisien Determinasi (R 2 ) Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan di Bank Jateng Para responden memberikan persepsi yang cukup baik terhadap kepemimpinan yang diterimanya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata kepemimpinan sebesar 3,55, yang berarti berdasarkan rentang skala termasuk kategori tinggi. Persepsi yang cukup baik terhadap kepemimpinan ini terbentuk karena kemampuan memimpin ditunjukkan Besarnya koefisien determinasi dengan kemampuannya dapat dilihat pada adjusted r squre sebesar 0,870. Angka ini menunjukkan kemampuan variabel kepemimpinan, lingkungan kerja dan komitmen organisasi dalam menjelaskan kinerja karyawan Bank Jateng adalah sebesar 87,0%, sementara sisanya sebesar 13% (100% - 87,0%), kinerja karyawan Bank Jateng dijelaskan oleh variabel lain. Pembahasan menyelesaikan masalah dengan tanpa memperhatikan penghargaan atas kinerja pegawai telah sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dengan nilai rata-rata sebesar 3,49, Support atau dukungan pimpinan sangat berpengaruh pada peningkatan kinerja pegawai saat ini dengan rata-rata 3,52, pegawai harus senantiasa dimintai kontribusi saran untuk pengambilan keputusan yang akan diambil oleh

pimpinan dengan nilai rata-rata sebesar 3,45, Sebelum pengerjaan project baru hendaknya ada briefing dari pimpinan dengan nilai rata-rata seesar 3,51 dan pengetatan jam kerja merupakan langkah pengendalian yang paling efektif dengan nilai ratarata 3,76. Dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata tertinggi dari persepsi karyawan Bank Jateng mengenai kepemimpinan adalah sebelum pengerjaan project baru hendaknya ada briefing dari pimpinan, dan yang terendah yaitu pengetatan jam kerja merupakan langkah pengendalian yang paling efektif. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Bank Jateng Para responden memberikan persepsi yang cukup baik terhadap lingkungan kerja yang diterimanya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata lingkungan kerja sebesar 3,02, yang berarti berdasarkan rentang skala termasuk kategori cukup atau sedang. Persepsi yang cukup baik terhadap lingkungan kerja ini terbentuk karena pencahayaan yang kurang mengakibatkan kinerja yang kurang maksimal dengan nilai rata-rata sebesar 3,11, suhu udara yang nyaman akan membuat pegawai lebih fokus pada pekerjaannya dengan rata-rata 2,68, kebisingan bukan masalah utama penyebab kinerja pegawai menurun dengan nilai rata-rata sebesar 2,81, tata ruang yang menarik dan rapi membuat betah para pegawai untuk berada diruangannya dengan nilai rata-rata 2,96, dan tatanan berkas dan peralatan yang rapi menjadikan kerja pegawai semakin nyaman dengan ratarata 3,5. Dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata tertinggi dari persepsi karyawan Bank Jateng mengenai lingkungan kerja adalah tatanan berkas

dan peralatan yang rapi menjadikan kerja pegawai semakin nyaman, dan yang terendah yaitu suhu udara yang nyaman akan membuat pegawai lebih fokus pada pekerjaannya. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di Bank Jateng Para responden memberikan persepsi yang cukup baik terhadap komitmen organisasi yang dilakukannya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata komitmen organisasi sebesar 3,14, yang berarti berdasarkan rentang skala termasuk kategori cukup atau sedang. Persepsi yang cukup baik terhadap komitmen organisasi ini terbentuk karena karakteristik personal yang menunjukkan etos kerja tinggi dari para pegawai sangat mendukung organisasi untuk berkomitmen memberikan reward dengan nilai ratarata sebesar 3,33, karakteristik organisasi yang terlalu memberikan aturan terlalu ketat, sangat mendorong menurunnya karakteristik personal dengan rata-rata 2,72, pendidikan yang sesuai dengan bidang pekerjaan akan sangat terkait dengan komitmen organisasi dengan nilai rata-rata sebesar 3,08, pengalaman kerja yang memadai akan menjadikan seorang pegawai lebih berkomitmen pada bidang pekerjaan dengan nilai rata-rata 3,12, dan persaingan kerja akan memacu komitmen bekerja bagi seorang pegawai dengan rata-rata 3,44. Dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata tertinggi dari persepsi karyawan Bank Jateng mengenai komitmen organisasi adalah persaingan kerja akan memacu komitmen berkerja bagi seorang pegawai dan yang terendah yaitu karakteristik organisasi yang terlalu memberikan aturan terlalu ketat, sangat mendorong menurunnya karakteristik personal.

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari keseluruhan bab, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama tentang kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jateng telah terbukti, hal ini ditunjukkan dengan semakin loyalitas kepemimpinan yang diberikan, maka semakin tinggi kinerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah loyalitas kepemimpinan yang diberikan, maka semakin rendah kinerja karyawan. 2. Hipotesis kedua tentang lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jateng telah terbukti, hal ini ditunjukkan dengan semakin sesuai lingkungan kerja yang ada, maka belum tentu kinerja karyawan semakin meningkat. 3. Hipotesis ketiga tentang komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Jateng telah terbukti, hal ini ditunjukkan dengan semakin tinggi komitmen organisasi yang diberikan, maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah komitmen organisasi, maka semakin rendah kinerja karyawan. Saran Saran yang bisa disampaikan berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat, yaitu : 1. Faktor lingkungan kerja menunjukkan bahwa tatanan berkas dan peralatan yang rapi menjadikan kerja pegawai semakin nyaman menunjukkan

rata-rata terbesar yaitu 3,53 namun belum berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan hasil tanggapan tersebut maka perlu adanya penciptaan sub elemen lain pada faktor lingkungan yang mampu mempengaruhi kinerja pegawai. 2. Faktor komitmen organisasi menunjukkan bahwa persaingan kerja akan memacu komitmen bekerja bagi seorang pegawai menunjukkan rata-rata terbesar yaitu 3,44. Berdasarkan hasil tanggapan tersebut maka perlu adanya perhatian pada persaingan kerja yang memacu komitmen bekerja bagi seorang pegawai. 3. Faktor kepemimpinan menunjukkan bahwa pengetatan jam kerja merupakan langkah pengendalian yang paling efektif menunjukkan rata-rata terbesar yaitu 3,76. Berdasarkan hasil tanggapan tersebut maka perlu adanya perhatian pada disiplin jam kerja sehingga kinerja pegawai akan meningkat