DISTRIBUSI TERNAK MELALUI PEMANFAATAN KAPAL KHUSUS TERNAK KM. CAMARA NUSANTARA 1

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PELAKSANAAN TATA NIAGA TERNAK MELALUI MODA TRANSPORTASI LAUT TAHUN 2017

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan Pemerintah terkait Logistik Peternakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Nega

PERAN KAPAL TERNAK DALAM MEMPERLANCAR DISTRIBUSI DAN MENEKAN BIAYA LOGISTIK DAGING SAPI DARI SENTRA PRODUSEN KE SENTRA KONSUMEN DI INDONESIA

REKOMENDASI OMBUDSMAN BRIEF T AT A NIAGA SAPI SALURAN PANJANG, NIAGA INFRAST SAPI RUKTUR DI NT T T IDAK MENUNJANG, PET ERNAK T IDAK SEJAHT ERA

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS MILIK NEGARA

2017, No Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nom

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

DAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/PD.410/9/ /9/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS

DASAR PELAKSANAAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran

DAFTAR PEMASUKAN JENIS TERNAK POTONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2017, No Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan

KAJIAN KEBIJAKAN TATA-NIAGA KOMODITAS STRATEGIS: DAGING SAPI. 20 Februari 2013 Direktorat Penelitian dan Pengembangan

2017, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepela

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

STUDI KASUS RANTAI PASOK SAPI POTONG DI INDONESIA

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 DIREKTUR PERBIBITAN TERNAK ABUBAKAR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 21/M-DAG/PER/6/2008 T E N T A N G

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

IV. POTENSI PASOKAN DAGING SAPI DAN KERBAU

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut

2017, No Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peratur

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 9/MPP/Kep/1/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR BERAS

KAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN IMPOR SAPI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI DI NTB

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

PENYELENGGARAANKEWAJIBANPELAYANANPUBLIK BIDANGANGKUTANLAUTUNTUKPENUMPANG KELASEKONOMITAHUNANGGARAN2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PENGANTAR. Latar Belakang. andil yang besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan terutama daging.

2 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 97/Permentan/PD.410/9/2013, dengan Peraturan Menteri Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 t

Data Dinas Peternakan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. menunjukkan bahwa konsumsi daging di DKI Jakarta pada tahun 2000

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

UENTERIPERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 12 Tahun 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

I. PENDAHULUAN. Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE PENGEMBANGAN SARJANA MEMBANGUN DESA WIRAUSAHAWAN PENDAMPING (SMD WP) T.A. 2015

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 231 Tahun 1997 Tentang : Prosedur Impor Limbah

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 107 TAHUN 2017 TENTANG KEWAJIBAN PELAYANAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN JARAK JAUH

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

2017, No Menteri Petanian tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2015

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu mengatur kembali ketentuan impor tekstil dan produk tekst

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/M-DAG/PER/5/2017 TENTANG PERDAGANGAN ANTARPULAU

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 SERI E.4 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI PENILIK

Impor sapi (daging dan sapi hidup) maupun bakalan dari luar negeri terns. meningkat, karena kebutuhan daging sapi dalam negeri belum dapat dipenuhi

PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PENGAWASAN PEMASUKAN DAN DISTRIBUSI IKAN IMPOR KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TERNAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA,

Transkripsi:

DISTRIBUSI TERNAK MELALUI PEMANFAATAN KAPAL KHUSUS TERNAK KM. CAMARA NUSANTARA 1 DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI Bogor, 24 Maret 2016

Dasar Hukum Penyelenggaraan Pengoperasian Kapal Ternak Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 182 Tahun Muatan Untuk Kegiatan Subsidi Pengoperasian Kapal Ternak 2015 tentang Tarif Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor AL.108/6/7/DJPL- 15 tanggal 3 November 2015 tentang Jaringan Trayek dan Kebutuhan Kapal Angkutan Laut Perintis Untuk Mengangkut Ternak Tahun Anggaran 2015 2016 Serta Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaannya.

TUJUAN DAN MANFAAT KAPAL KHUSUS TERNAK 1. Keberadaan kapal khusus ternak mendukung program pemenuhan pangan asal ternak, memperlancar pengangkutan dan pendistribusian ternak secara cepat. 2. Kapal khusus ternak didesain memenuhi standar Internasional yang mengimplementasi prinsip animal welfare selama perjalanan. 3. Merubah struktur pasar, terjadi peningkatan harga di tingkat peternak dan penurunan harga daging di tingkat konsumen. 4. Pemberian subsidi biaya angkut pada kapal ternak, diharapkan ada umpan balik adanya efisiensi distribusi ternak dan indikasi harga daging terjangkau di tingkat konsumen. 5. Biaya subsidi yang diberikan kepada pengguna kapal ternak harus dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk penurunan harga daging terjangkau oleh masyarakat.

KRITERIA CALON PENGGUNA KAPAL KHUSUS TERNAK DAN PENERIMA/PEMBELI TERNAK 1. Calon pengguna kapal khusus ternak disyaratkan merupakan pelaku usaha yang berbadan hukum dari daerah asal 2. Terdaftar di Dinas yang menangani fungsi PKH di daerah asal ternak sebagai pelaku usaha yang bergerak di bidang peternakan 3. Sudah mendapatkan alokasi serta ijin pengeluaran ternak dari Dinas terkait setempat 4. Calon pembeli ternak adalah pelaku usaha yang berbadan hukum yang menjalankan usaha peternakan 5. Diutamakan sudah memiliki RPH atau bermitra dengan RPH 6. Mendapatkan rekomendasi pemasukan ternak dari daerah tujuan melalui Dinas yang menangani fungsi PKH.

Pertimbangan Pemberian Rekomendasi Penggunaan Kapal Khusus Ternak Dinas di daerah yang membidangi fungsi PKH sangat selektif dalam rekomendasikan penggunaan kapal khusus ternak dengan mempertimbangkan : 1. Profil pelaku usaha calon pengguna kapal khusus ternak dan penerima ternak 2. Alokasi dan proporsional pengeluaran ternak di daerah setempat 3. Adanya indikasi peningkatan harga ternak yang wajar di tingkat peternak dan harga daging yang terjangkau di tingkat konsumen 4. Keberlanjutan pasokan ternak dengan memperhatikan struktur populasi ternak di daerah setempat.

FLOW CHART REKOMENDASI PENGGUNAAN KAPAL TERNAK T Surat Pemberitahuan Penolakan Calon Pengguna a Surat Permohonan Rekomendasi b Dinas Verifikasi / Validasi Y c Pengajuan SI ke PT. PELNI Pengumuman Hasil Rekomendasi Tembusan Rekapitulasi Permohonan yang Lolos d Ditjen PKH e Penilaian Akhir Surat Rekomendasi Penggunaan Kapal f

PROSEDUR REKOMENDASI PENGGUNAAN KAPAL TERNAK 1. Calon pengguna kapal mengajukan surat permohonan penggunaan kapal kepada Ditjen PKH melalui Dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan ditembuskan ke Ditjen PKH; 2. Dinas terkait memverifikasi/validasi surat permohonan penggunaan kapal dari calon pengguna kapal; 3. Pengajuan surat permohonan yang tidak memenuhi persyaratan, diberikan surat penolakan oleh Dinas dengan menyertakan alasannya; 4. Dinas Provinsi merekap seluruh permohonan yang lolos verifikasi dan mengirimkan ke Ditjen PKH;

Lanjutan 5. Ditjen PKH melakukan penilaian akhir terhadap permohonan penggunaan kapal ternak dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut : a. Proporsi ternak pada daerah produsen mengacu pada kuota tiap daerah dan kesepakatan supply demand secara nasional b. Harga pada saat pengapalan dan estimasi harga distribusi ternak/daging sapi c. Kontinuitas pengiriman laporan realisasi harga dan distribusi ternak di daerah tujuan pemasaran d. Pengajuan rekomendasi penggunaan kapal khusus ternak dilakukan pada setiap jadwal pelayaran kapal khusus ternak. 6. Hasil penilaian akhir dalam bentuk rekomendasi penggunaan kapal ternak dikirimkan kepada Dinas Provinsi dan diteruskan kepada pemohon. 7. Setelah mendapatkan rekomendasi penggunaan kapal ternak, calon pengguna kapal mengajukan Shipping Instruction (SI) kepada PT. PELNI Cabang 8. Pengajuan penggunaan kapal ternak dilakukan setiap pelayaran dan keputusan akhir penggunaan kapal ternak merupakan rekomendasi bagi pemohon untuk mengajukan SI kepada PT. PELNI.

Flow Chart Pengajuan Shipping Instruction (SI) Penyelesaian Persyaratan Administrasi f e Instruksi Penyelesaian Administrasi Calon Pengguna Kapal a Pengajuan SI Melampirkan Rekomendasi b PT. PELNI g c d Bukti Pesan Pengangkutan Ternak Sapi Pengantar Muat

OPERASIONALISASI KAPAL TERNAK TAHUN 2016 Pelayaran pertama tanggal 2 Februari 2016 1. Tanggal 2 Februari : Kapal ternak mengangkut 300 ekor Sapi Bali dari Pelabuhan Tenau Kupang dan 200 ekor sapi SO dari Pelabuhan Waingapu Sumba Timur 2. Tanggal 6 Februari : Kapal ternak bongkar 33 ekor ternak di Pel. Tg. Perak Surabaya 3. Tanggal 8 Februari : Kapal ternak bongkar 167 ekor ternak di Pel. Cirebon 4. Tanggal 9 Februari : Kapal ternak bongkar 300 ekor ternak di Pel. Tg. Priok Jakarta disambut Menteri Pertanian dan rombongan. Pelayaran kedua tanggal 16 Februari 2016 1. Tanggal 16 Februari 2016 : Kapal ternak mengangkut 300 ekor Sapi Bali dari Pelabuhan Tenau Kupang dan 200 ekor sapi SO dari Pelabuhan Waingapu Sumba Timur 2. Tanggal 20 Februari : Kapal khusus ternak tiba di Pelabuhan Cirebon dengan menurunkan 100 ekor sapi dan tiba di Tanjung Priok tanggal 22 Februari 2016 pukul 06.30 menurunkan 400 ekor sapi.

Lanjutan Pelayaran ketiga tanggal 1 Maret 2016 1. Tanggal 1 Maret 2016 : Kapal ternak berangkat dari Pelabuhan Tenau Kupang memuat 400 ekor sapi bali 2. Tanggal 2 Maret 2016 : kapal ternak tiba di Pelabuhan Waingapu dan memuat 100 ekor sapi SO 3. Tanggal 6 Maret 2016 : kapal ternak tiba di Pelabuhan Cirebon dengan menurunkan 50 ekor sapi jenis Sumba Ongole (SO) 4. Tanggal 7 Maret 2016 : kapal ternak tiba di Tanjung Priok menurunkan 450 ekor sapi jenis Sapi Bali.

Lanjutan Pelayaran keempat tanggal 15 Maret 2016 1. Tanggal 15 Maret 2016 : Kapal ternak berangkat dari Pelabuhan Tenau Kupang memuat 380 ekor sapi bali 2. Tanggal 16 Maret 2016 : kapal ternak tiba di Pelabuhan Waingapu dan memuat 100 ekor sapi SO 3. Tanggal 20 Maret 2016 : kapal ternak tiba di Pelabuhan Cirebon dengan menurunkan 67 ekor sapi jenis Sumba Ongole (SO) 4. Tanggal 7 Maret 2016 : kapal ternak tiba di Tanjung Priok menurunkan 413 ekor sapi jenis Sapi Bali.

EVALUASI PEMANFAATAN KAPAL KHUSUS TERNAK 1. Berdasarkan evaluasi pemanfaatan kapal khusus ternak, dapat menurunkan penyusutan bobot hidup ternak dibanding dengan pengangkutan kapal kargo. 2. Penyusutan bobot hidup ternak dengan kapal kargo rata-rata mencapai lebih dari 22%, sementara dengan kapal ternak rata-rata 10-13%. 3. Menurut laporan PT. Berdikari, rata-rata bobot hidup sapi mencapai 11%. PD. Dharma Jaya juga melaporkan, penyusutan bobot sapi ratarata berkisar 10-13%. PT. SMD melaporkan sapi SO dari Waingapu yang diangkut dengan kapal khusus ternak berkisar 5-8%. PT. Great Glory Farm dan PT. Hade Dinamis sejahtera melaporkan bobot susut ternaknya rata-rata 11-13%. 4. Penyusutan bobot hidup ternak selama pengangkutan menurunkan nilai ekonomi ternak sehingga kompensasi kerugiannya dibebankan pada penambahan harga tiap kg bobot hidup ternak. Ditjen PKH mengarahkan ada upaya untuk mengoptimalkan penurunan penyusutan bobot hidup ternak maksimal 10%. 5. Penyebab penyusutan ternak diindikasikan dari tata laksana ternak selama pelayaran di kapal ternak. Tindakan tata laksana ternak meliputi : 1) penanganan handling ternak yang baik oleh kleder; 2) pemberian pakan ternak dengan formulasi yang tepat dan ekonomis dapat penuhi asupan nutrisi ternak; 3) pemeriksaan dan penanganan kesehatan ternak oleh dokter hewan; 4) penanganan limbah ternak.

lanjutan 6. Dinas Peternakan Provinsi Jabar melaporkan wilayah Jabar adalah daerah konsumen sekaligus penyangga daging sapi sehingga berharap dapat berpartisipasi secara rutin untuk pemasukan ternak dari NTT melalui kapal ternak. 7. Dinas sangat selektif dalam menerbitkan rekomendasi pemasukan ternak untuk pelaku usaha. Mengingat wilayah di Jabar sangat riskan terhadap penyebaran penyakit dan menjadi endemi Brucellosis dan Antraks, sehingga menjadi sangat krusial upaya pemeriksaan dan kesehatan ternak pada setiap lalu lintas ternak. 8. Penerima/Pembeli ternak secara rutin diminta melaporkan realisasi distribusi sapi dan indikasi penurunan harga daging kepada Ditjen PKH cq. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan. 9. Optimalisasi dan kontinuitas pelaporan menjadi salah satu pertimbangan didalam pengaturan alokasi penggunaan kapal ternak. Adanya pelaporan distribusi secara berkala akan mempermudah dalam penelusuran harga dan produk (traceability).

Bentuk Komitmen Pelaku Usaha Manfaatkan Subsidi biaya Angkut Kapal Ternak melalui Distribusi Daging Sapi Pelaku usaha memasok sapi ke wilayah Jabodetabek dan Cirebon lakukan seleksi ternak yang memenuhi kriteria siap potong dan perlu penggemukan. Ternak yang memenuhi kriteria potong dipulihkan kondisinya selama 1 minggu dan di potong di RPH setempat. Ternak yang tidak memenuhi kriteria potong digemukkan beberapa waktu tergantung dari kondisi ternak (1-3 bulan). Harga daging ditetapkan kemudian setelah memperhitungkan bobot hidup ternak, biaya selama pengangkutan, biaya potong dan biaya recovery ternak. Ternak milik PD Dharma Jaya yang dipasok oleh CV. Tiga Berlian di potong di RPH di DKI Jakarta dan produk dagingnya dijual langsung di Pasar Jaya. PT Berdikari (Persero) telah beberapa kali melakukan operasi pasar daging asal ternak dari NTT di POJ (Pekan Organik Jakarta) dan Bogor. Tanggal 21 Februari 2016, telah selenggarakan penjualan paket daging sapi lokal asal NTT di POJ Thamrin dengan harga Rp. 85.000 per kg untuk warga DKI Jakarta dan sekitarnya. Kemudian tanggal 28 Februari 2016, selain menjual daging segar, PT. Berdikari juga menjual dalam bentuk olahan seperti bakso, sosis dan nugget daging sapi. Tanggal 13 Maret 2016 juga menjual dalam bentuk olahan seperti bakso, sosis dan nugget daging sapi di POJ. Dan Tanggal 20 Maret, Berdikari gelar pasar serupa di POJ Thamrin, Gedung Joeang 45 Jakarta dan Taman Kencana Bogor.

JADWAL PELAYARAN KAPAL KHUSUS TERNAK PERIODE MARET-JUNI 2016 (ROUND VOYAGE KEEMPAT-KESEPULUH) 1. Kapal ternak baru tersedia 1 unit sehingga tahun 2016 dipertimbangkan untuk memuat ternak dari Prov. NTT. 2. Sesuai dengan emplooi dari PT. PELNI, pelayaran keempat dijadwalkan tanggal 15 Maret 2016; pelayaran kelima 29 Maret 2016, pelayaran keenam 12 April 2016, pelayaran ketujuh 26 April 2016, pelayaran kedelapan 10 Mei 2016, pelayaran kesembilan 24 Mei 2016 dan pelayaran kesepuluh 7 Juni 2015.

JADWAL PELAYARAN KAPAL TERNAK (EMPLOOI)

lanjutan

TERIMA KASIH