PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERMUTU DI PEMERINTAH DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERMUTU

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia. Dalam menghadapi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

pada masa sekarang ini. Masyarakat masih memandang kinerja dari birokrasi publik pada

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov.

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sudah melaksanakan pelayanan secara efektif, yaitu kualitas pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. agar bersedia mengurus hak tentang kependudukan ke Dinas Pemerintah yang. sebagai pelanggan yang dapat mengurus sendiri.

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. administrasi pembangunan yang telah ada, sehingga merupakan kebutuhan

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

PELAYANAN PRIMA Oleh : Drs. H.M. Sakur, M.Si, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jatim.

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang berkualitas dan terus meningkat dari waktu ke waktu.

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 43/KEP/2001 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya untuk senantiasa produktif sebab semangat keberadaan seorang

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah seperti diatur dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan

Transkripsi:

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERMUTU DI PEMERINTAH DAERAH Titi Stiawati Prodi Ilmu Administrasi negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta Km. 4 Serang, Banten Abstrak Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan kemudian hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat tersebut. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas atau mutu pelayanan tadi, maka fungsi pemerintah yang memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat secara bertahap perlu ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberikan kepuasan bagi masyarakat, dan untuk mengembangkan pelayanan yang bermutu dibutuhkan adanya perubahan sikap dan keterampilan baru diantara staf pemerintah dan klien mereka serta perubahan lingkungan kelembagaan. Dengan demikian, pelayanan pemerintah kepada masyarakat dikatakan bermutu bila pelayanan yang diberikan memenuhi atau melebihi harapan Pengertian mutu dapat diartikan juga sebagai hasil kinerja untuk suatu proses pekerjaan yang sesuai standar sebagaimana diharapkan oleh Selanjutnya arti mutu juga tidak hanya memuaskan masyarakat, tetapi menyenangkan masyarakat dan memberikan inovasi kepada masyarakat Kata kunci: Pelayanan Publik, Mutu, Sumber Daya Manusia. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan kemajuan pembangunan dan peningkatan taraf sosial, ekonomi, dan pendidikan, maka berkembang pula keinginan masyarakat terhadap suatu lembaga yang dapat memberikan suatu pelayanan yang berkualitas atau bermutu baik, serta mampu dijangkau oleh kemampuan sosial ekonominya adalah suatu gejala yang wajar. Adapun yang pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan kemudian hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat tersebut. Hal yang melatarbelakangi kebijakan pelayanan umum ini adalah atas keberhasilan negara maju, seperti Amerika Serikat yang merupakan prinsip pemerintah berorientasi kepada pelanggan, demikian pula dengan Inggris, Canada, Australia dan Selandia Baru. Selanjutnya alasan yang melatarbelakangi berikutnya adalah sudut pandang tentang subjek pernbangunan di Indonesia, di mana masyarakat di tempatkan sebagai pelaku utama sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang kegiatan masyarakat, yang menurut bahasa Reinventing Government, pemerintah sebgai pengendali (steering) dan masyarakat sebagai pelaksana (rowing). Kegiatan masyarakat harus saling mengisi, saling menunjang dan saling melengkapi dalam kesatuan langkah menuju terwujudnya pembangunan nasional yang dalam Reiventing Government disebut dengan kerjasama yang berasaskan kemitraan, saling percaya, saling menghormati dalam melakukan terobosan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas atau mutu pelayanan tadi, maka fungsi pemerintah yang memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat secara bertahap perlu ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberikan kepuasan bagi masyarakat, dan untuk mengembangkan pelayanan yang bermutu dibutuhkan adanya perubahan sikap dan keterampilan baru diantara staf pemerintah dan klien mereka serta perubahan lingkungan kelembagaan. Selanjutnya pelayanan pemerintah perlu didesentralisasi, lebih efisien dan efektif melalui swastanisasi dan promosi pelayanan berbasis masyarakat, sehingga pemerintah dapat berfokus pada fungsi mereka sebagai pemberi pelayanan kepada Manfaatnya antara lain pemerintah lebih efisien, pertanggungjawaban lebih baik, semangat kerja Pegawai Negeri lebih tinggi dan penghidupan masyarakat meningkat. Pemberdayaan Masyarakat Dikalangan pemerintahan, kesadaran akan mutu pelayanan mulai berkembnag sejak tahun 1980 an. Kesadaran ini di picu oleh kenyataan bahwa kegiatan pelayanan bagi masyarakat ternyata [215]

memerlukan biaya yang sangat besar, bahkan terasa semakin hari semakin membengkak, tetapi belum dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Baik masyarakat yang dilayani, maupun pemerintah sebagai penyelenggaraan pelayanan sama-sama kecewa, karena kesejahteraan umum tetap masih jauh dari harapan. Kekecewaan ini selanjutnya merangsang semua pihak untuk melakukan penilaian dan pengkajian secara menyeluruh terhadap sistem pelayanan Di mata masyarakat pelayanan oleh pemerintah dirasakan berbelit-belit, semena-mena, kaku, mahal, mengada-ada, lama, pilih kasih, kurang efisien, kurang demokratis, kurang terbuka dan tidak bertanggung jawab. Pengkajian dari pihak pemerintah awalnya menghasilkan pandangan yang masih bercirikan birokratik. Namun dengan semakin kuatnya paksaan dari masyarakat, pemerintah mulai mau belajar mendengarkan dan belajar memahmi aspirasi mereka. Saat ini, pemerintah sungguh menyadari bahwa tujuan akhir dari pelayanan adalah mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang berdaya untuk mengurusi semua persoalan mereka sendiri. Agar dapat tercapai tujuan ini, pemerintah melakukan berbagai tindakan yang perlu seperti meningkatkan debirokratisasi, kewirausahaan, transparasi, dan akuntabilitas. Meningkatkan Mutu Pelayanan Secara sederhana definisi mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya. Dengan demikian, yang dikatakan mutu disini adalah kondisi yang dinamis yang bisa menghasilkan pelayanan yang : 1. Lebih baik, yaitu pelayanan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pelayanan-pelayanan yang dilakukan sebelumnya dan lebih baik pula jika dibandingkan dengan pelayanan-pelayanan pihak lainnya menurut kacamata pelanggan. 2. Lebih murah, yaitu pelayanan yang lebih murah menurut pelanggan, baik ditinjau dari sisi persaingan maupun ditinjau dari proses yang lebih efisien sehingga menghasilkan pelayanan yang lebih terjangkau dilihat dari segi biaya dengan tetap mempertahankan keefektivitasannya. 3. Lebih cepat, yaitu pelayanan yang lebih cepat bagi pelanggan tanpa mengabaikan standar dan prosedur yang ada. Dengan demikian, pelayanan pemerintah kepada masyarakat dikatakan bermutu bila pelayanan yang diberikan memenuhi atau melebihi harapan Pengertian mutu dapat diartikan juga sebagai hasil kinerja untuk suatu proses pekerjaan yang sesuai standar sebagaimana diharapkan oleh Selanjutnya arti mutu juga tidak hanya memuaskan masyarakat, tetapi menyenangkan masyarakat dan memberikan inovasi kepada STANDAR PELAYANAN PUBLIK Setiap penyelenggaraan pelayanaan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan. Adapun standar pelayanan, sekurangkurangnya meliputi 1. Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan. 2. Waktu Pelayanan Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. 3. Biaya Pelayanan Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. 4. Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 5. Sarana dan Prasarana Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggaraan pelayanan publik 6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan. PERILAKU PELAYANAN PUBLIK Dalam pelayanan publik, yang bertindak sebagai pemberi pelayanan adalah birokrasi, dalam hal ini instansi pemerintah termasuk BUMN dan BUMD. Pengertian birokrasi itu sendiri adalah suatu tipe organisasi yang didalamnya terdapat suatu tata kerja yang telah ditentukan dalam suatu peraturan yang selalu dilaksanakan dengan sepenuhnya. Demikian pula dengan setiap tugas pokok dan fungsi yang tertuang pada setiap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tugas pokok dan fungsi adalah bagian dari tugas pokok dan fungsi dari eselon atasannya,dan seterusnya sampai pada eselon yang paling bawah. Berarti pula bahwa petugas membantu pelaksanaan tugas atasannya dalam hal ini membantu pelaksanaan tugas pejabat eselon IV. Kemudian berikutnya tugas pokok dan fungsi pejabat eselon IV adalah membantu pelaksanaan tugas dan fungsi pejabat [216]

eselon III dan seterusnya sampai pada eselon tertinggi. Selanjutnya strategi memuaskan masyarakat itulah, yang berada di garis depan menghadapi masyarakat adalah aparat atau minimal pejabat yang eselonnya paling bawah. Aparat yang bertugas paling depan itulah yang menentukan berhasil tidaknya pelayanan kepada Oleh karena itu, perlu ada dorongan atau bantuan dari atasan langsung. Begitu pula atasan yang diatasnya lagi harus memberikan bantuan dalam rangka keberhasilan pelayanan, dan seterusnya sampai pada atasan yang paling atas yaitu eselon I. Bantuan dan dorongan tersebut diwujudkan dengan pelayanan dari atasan langsungnya. Perilaku pelayanan publik yang berorientasi kepada masyarakat adalah perilaku pelayanan dari eselon teratas atau pimpinan membina kepada bawahannya dan secara hierarki sampai pada eselon paling, bawah yang selanjutnya membina staf agar mampu melayani masyarakat atau aparat harus melayani masyarakat sebagai pelanggan, bukan aparat yang harus dilayani oleh Inilah komitmen birokrasi harus mengubah perilaku pelayanan sehingga berhasil mencapai tujuannya. Agar pelayanan kepada masyarakat dapat berhasil sesuai dengan tujuan organisasi yang berorientasi pada masyarakat maka harus didukung oleh : 1. Pirnpinan yang berorientasi kepada 2. Penyesuaian organisasi (restrukturisasi organisasi). 3. Peningkatan mutu sumber daya manusia. 4. Peningkatan kemampuan manjerial. 5. Peningkaatan mutu itu dalam proses. PEMIMPIN YANG BERORIENTASI KEPADA MASYARAKAT Menurut Steve Macaulay dan Sarah Cook ( 1993 ) dalam bukunya Customer Service, yang dimaksud dengan pemimpin yang berorientasi pada pelanggan / masyarakat adalah pemimpin yang dapat memberikan inspirasi dan tuntutan bagi kelompok, dan secara terns menerus menanamkan komitmen untuk memuaskan semua kebutuhan masyarakat/ pelanggan. Artinya seorang pemimpin yang berorientasi kepada pelanggan atau masyarakat harus dapat : 1. Mengarahkan misi organisasi demi kepentingan masyarakat/ pelanggan. 2. Mengambil inisiatif dan merealisasikannya. 3. Menjadi sumber motivasi dan panutan bagi yang lain. Kepemimpinan suatu birokrasi yang cakap tercermin dalam sikap atau perilaku sewaktu menghadapi bawahan atau staf, rekan sekerja atau dengan pelanggan / masyarakat, hal ini terlihat melalui : 1. Sikap dari semua orang yang bekerja secara positif membantu 2. Sasaran-sasaran yang jelas yang menjadikan masyarakat sebagai prioritas utama. 3. Sebuah tim yang kompak bersatu melayani 4. Anggota tim yang mampu menangani segala urusan dengan masyarakat secara tepat dan cepat. 5. Antisipasi dan perencanaan awal yang membuat masyarakat merasa adanya kesiapan untuk senantiasa membantu. 6. Prosedur yang memudahkan masyarakat, tidak berbelit-belit, tidak mernbuangbuang waktu dan tidak membuat frustasi. 7. Keluwesan dalam menghadapi perubahan, mengantisipasi perubahan kebutuhan Kepemimpinan yang cakap disini diartikan sebagai kepemimpinan suatu birokrasi untuk mengelola secara ketat dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan secara terus menerus melakukan perbaikan, dengan mengelola bahkan baik dari pegawai, masyarakat maupun pokok lainnya termasuk stakeholder. RESTUKTURISASI ORGANISASI Sering kali terjadi kegagalan dalam mutu pelayanan disebabkan organisasi atau birokrasi gagal mempersiapkan fondasi yang kuat, yaitu tidak mendapatkan cukup komitmen dari pimpinan organisasi atau birokrasi, waktu dan kecepatan implementasi yang tidak seimbang dengan motivasi mereka yang terlibat, dan tidak ada balikan (feedback) tentang dampak pengelola mutu terhadap hasil organisasi dalam jangka pendek. Oleh karena itu, sebagai tahap akhir adalah tahap integrasi yaitu harus mengadakan restrukturisasi dan mengubah sistem nilai yang lama, sehingga tahap ini dikatakan sebagai langkah yang paling berat karena tantangannya dalam usaha menghasilkan mutu pelayanan yang baik. Sering terjadi pada tahap integrasi ini gagal, karena : 1. Pemberdayaan (empowerment) tidak dilaksanakan dengan sempurna 2. Kurangnya integritas dan konsisten pemimpin. 3. Tidak sesuainya struktur organisasi dengan desain pekerjaan. Selanjutnya dengan struktur organisasi yang berorientasi kepada masyarakat adalah organisasi untuk membangun sebuah sistem yang dapat mencapai tujuan-tujuannya dengan cara yang sebaik-baiknya, dan untuk memastikan bahwa sistem ini dapat selalu beradaptasi terhadap : 1. Perubahan-perubahan dalam konsep target. 2. Inovasi teknik. 3. Perubahan-perubahan dalam lingkungan. [217]

4. kemajuan-kemajuan dalam pengetahuan umum. MENINGKATKAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA Upaya meningkatkan mutu Sumber daya manusia yaitu harus diselenggarakannya diklat, selain itu juga dibekali dengan kemampuan berkomunikasi, diberi wewenang dan diberi motivasi, sehingga tercapailah profesionalisme dibidang pelayanan kepada Adapun upaya untuk meningkatkan mutu Sumber daya manusia tersebut adalah : 1. Komunikasi efektif Sebagai pimpinan birokrasi, sebagai karyawan atau sebagai siapa saja dalam suatu organisasi, selalu berada dalam mata rantai komunikasi. Di dalam organisasi perlu secara terus menerus mengusahakan agar staf dan seluruh pegawai ( aparat ) tetap mengikuti perkembangan serta berada dalam jalurnya. Disamping itu juga pimpinan harus mendengar pendapat dan masukan dari staf mengenai berbagai perkembangan dan kemungkinan permasalahan yang timbul. Banyak pimpinan yang mengecewakan staf atau pegawai karena ketidakmampuan dalam berkomunikasi yang efektif. Begitu juga dengan masyarakat, karena jalinan kornunikasinya tidak efektif, sehingga hubungan dengan masyarakatpun menjadi lambat dan sia-sia. 2. Motivasi Motivasi merupakan dorongan untuk membangkitkan semangat kerja. Motivasi juga adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manajemen, termasuk manajemen dalam rangka mendekati Seorang pimpinan harus dapat memotivasi staf atau pegawainya untuk mencapai tujuan organisasi yaitu pelayanan kepada masyarakat. Pimpinan yang pandai memberikan motivasi kepada stafnya adalah pimpinan yang : a. Menerapkan sikap yang lugas kepada stafnya. b. Menunjukkan perilaku yang ramah. c. Memperhatikan kehidupan staf atau pegawainya. d. Sering minta pendapat atau tanggapan dari bawahannya sebelum memutuskan kebijakannya. e. Cepat memberi respon terhadap kualitas pekerjaan staf atau pegawainya. Karena sifat kepemimpinan atasan sebagaimana dikemukan tersebut diatas maka staf atau pegawai akan terdorong untuk bekerja dengan sepenuh hati demi kepuasan Staf atau pegawai menaruh perhatian penuh dalam kegiatan menyenangkan Ini berarti, setiap orang yang ada didalam organisasi tersebut, apakah juru tulis, pegawai tingkat menengah atau top manajer, termasuk pegawai magang, bahkan sampai pejabat pengawas pun terlibat dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang memuaskan. 3. Kewenangan Konsekuensi dari perilaku seluruh staf atau pegawai hares berorientasi kepada pelanggan/masyarakat adalah perlunya diberikan wewenang yang cukup kepada pegawai sewaktu berhadapan dengan pelanggan atau Ini penting terutama ketika pelanggan/masyarakat membutuhkan keputusan yang cepat dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. 4. Pelatihan Penyelenggaran pelatihan dan pengembangan dalam upaya meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia merupakan keharusan dan terletak pada urutan utama paling atas pada daftar pertangung jawaban pimpinan, terutama di bidang pelayanan kepada Hal ini sejalan dengan kebutuhan untuk menjaga standar pelayanan yang telah ditetapkan. Pelatihan dan pengembangan merupakan sarana mutlak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun pegawai yang dilatih tidak terbatas pada pegawai baru saja, tetapi pegawai lamapun perlu dilatih berkenaan dengan kemajuan teknologi sarana serta perubahan-perubahan aspek lainnya. Sasaran pelatihan dan pengembangan yaitu pegawai perlu mendapatkan tambahan pengetahuan, kecakapan dan perilaku atau sikap. Pengetahuan pegawai perlu dikembangkan dan disegarkan agar mereka menjelaskan produk dan jasa pelayanan. Pelatihan tentang kecakapan misalnya mengoperasikan komputer. Disamping itu juga diberikan pembelajaran tentang manajemen waktu. Bagaimanapun akhirnya, sikap merupakan kunci bagi terciptanya pelayanan prima. Hal ini tercermin dari sikap mau membantu, sikap yang menunjukan perhatiannya kepada masyarakat, dan sikap yang menunjukkan tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MANAJERIAL Sebagai pimpinan harus mampu memberikan inspirasi dan tuntunan pada pegawainya dan juga terus menerus menanamkan komitmen. Disamping itu juga seorang pimpinan harus kreatif dan proaktif dengan mengambil inisiatif sehingga pimpinan dapat menggerakkan pegawainya menuju tercapainya pelayanan yang prima. Selanjutnya diperlukan juga menguasai atau mampu mengelola (manajerial) tidak terbatas pada pimpinan tingkat tinggi (top management) melainkan manajer tingkat mana saja, walaupun derajatnya berbeda. Semakin tinggi lapisan kepernimpinannya semakin luas pengetahuan manajerialnya yang dibutuhkan, seperti bagaimana mendorong kinerja pegawai tanpa harus mengawasi mereka, memastikan adanya motivasi dan [218]

komitmen, melakukan peninjauan pelaksanaan dan memberikan penghargaan, mengukur kinerja dan memberikan imbalan, dan strategi apa yang ditetapkan dalam rangka menangani perbedaan kinerja masing-masing. Gelar master dari Program Pasca Sarjana Universitas Syekh Yusuf (UNIS), Tangerang. SIMPULAN Produk atau jasa yang bermutu tidak mungkin dicapai tanpa proses yang bermutu. Tetapi upaya untuk meningkatkan mutu dalam proses harus disusun organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat harus didukung oleh kepemimpinan yang, berorientasi pada pelanggan/ masyarakat dan memiliki komitmen yang kuat. Selanjutnya proses pelayanan yang ramah adalah yang dinilai sebagai proses yang, bermutu, yaitu yang dirasakan masyarakat masuk akal, katakatanya tidak membingungkan, dapat menimbulkan kesan bagi masyarakat bahwa pelayanannya sopan, ramah dan mau membantu kesulitan pelanggan atau Dengan demikian, pealayanan publik yang bermutu disini adalah kondisi yang dinamis yang bisa menghasilkan pelayanan yang lebih baik, lebih murah dan lebi hcepat serta senantiasa menjalankan 5S yaitu Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun sehingga pelayanan yang diberikan oleh pemerintah memenuhi atau melebihi harapan DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Depdagri., Modul Pelatihan Pelayanan Prima, 2003. Santoso, Kristanto., Total Quality Management, PQM Consultan, Jakarta, 1993. Sumarto, Sj Hetifah., Inovasi Partisipasi dan Good Governance, Yayasan Obor Indonesia, 2004. Suryanto, Adi., Pelayanan Prima Bahan Ajar Diklat Prajab Golongan III, LAN RI, 2003 Soedarmono, Harjo, Soewarno., Dasar-dasar Quality Management, Yogyakarta, 1996. Widjaja, A.W., Administrasi Kepegawaian, Rajawali Pers, 1990. Sumber lain : Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 62 Tahun 2003 Tentang Pedoman umum Penyelenggraan Pelayanan Publik Biodata Penulis Titi Stiawati, Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untirta. Juga menjabat sebagai Kepala Perpustakaan FISIP Untirta. Menyelesaikan S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Maulana Yusuf, Banten. Mendapat [219]