KARAKTERISASI PRODUK YOGHURT SUSU NABATI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Variasi Konsentrasi Sukrosa dan Susu Skim Terhadap Jumlah Asam sebagai Asam Laktat Yoghurt Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.

Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor

PEMBUATAN PRODUK YOGHURT SUSU NABATI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) SEBAGAI ALTERNATIF MINUMAN KESEHATAN

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pembuatan Yogurt dari Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata) dengan Starter Lactobacillus Bulgarius dan Streptococcus thermophilus Menggunakan Fermentor

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGARUH KONSENTRASI STARTER DAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU YOGHURT NABATI KACANG HIJAU

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal ISSN , e-issn

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

PENGARUH PROPORSI PENAMBAHAN AIR PENGEKSTRAKSI DAN JUMLAH BAHAN PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK SUSU KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus, L,)

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

MUTU SENSORI SUSU FERMENTASI PROBIOTIK SELAMA PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Santoso (2009) menyatakan bahwa yoghurt merupakan produk susu. yang difermentasi. Fermentasi susu merupakan bentuk pengolahan susu

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Berbagai inovasi dilakukan oleh para produsen untuk. memproduksi susu fermentasi yang sesuai dengan selera konsumen di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS KELOMPOK BIOINDUSTRI PENGOLAHAN KACANG MERAH MENJADI PRODUK YOGURT SUSU KACANG MERAH

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

MEMPELAJARI PENGARUH MALTODEKSTRIN DAN SUSU SKIM TERHADAP KARAKTERISTIK YOGHURT KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS SUSU TERHADAP KARAKTERISTIK SOYGHURT

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

Pengaruh Macam Gula Terhadap Kualitas Yoghurt Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris) Varietas Jimas Berdasarkan Hasil Uji Organoleptik

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA ABSTRAK

merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang

VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK. Riau.

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DAN AGAR-AGAR SEBAGAI PENGEMULSI PADA PEMBUATAN SOYGHURT BUAH NAGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Substitusi Sari Kacang Merah dengan Susu Sapi dalam Pembuatan Yogurt Substitution of Red Beans Extract with Milk for The Product of Yogurt

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

PENGARUH VARIASI SUHU FERMENTASI TERHADAP KADAR LEMAK DAN KEASAMAN PADA YOGHURT SUSU KEDELAI (SOYGHURT) KULIT BUAH PISANG RAJA (Musa textillia)

PEMBUATAN SOYGHURT SINBIOTIK SEBAGAI MAKANAN FUNGSIONAL DENGAN PENAMBAHAN KULTUR CAMPURAN

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

LAPORAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU

PEMBUATAN SOYGHURT KAYA ANTIOKSIDAN dengan SUBSTITUSI EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

Chemistry In Our Daily Life

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

Pembuatan Minuman Probiotik dari Susu Kedelai dengan Inokulum Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum, dan Lactobacillus acidophilus

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 26 Januari 2010 KARAKTERISASI PRODUK YOGHURT SUSU NABATI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) Wawan Agustina dan Yusuf Andriana Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Jl. K. S. Tubun No. 5 Subang, Jawa Barat 41211, Telp (0260) 411478, Fax (0260) 411239 e-mail : wan_agustina@yahoo.co.id; yusufandriana@yahoo.com Abstract Yoghurt was one of the fermentation product which prefered by the consumer. Sometime its difficult to found yoghurt which made from vegetable milk. This research aim were to analyze the charateristics of mungbean yoghurt according to SNI 01-2981- 1992. The methods of this research were the making mungbean milk, mungbean yoghurt with adding emulsifier (CMC), skim milk, and sucrose which according to other research. The result show that the chemical charaterictics of mungbean yoghurt are highly viscosity appearance, unique odor, acid, stability of emultion, fat content 0,17%, dry matter nonfat content 10,65%, protein content 1,23%, and total acid as lactic acid 0,70%. All of the chemical charaterictics were include of SNI accept protein content. Key words : yoghurt, mungbean, fermentation Pendahuluan Pola hidup masyarakat yang cenderung menyadari akan pentingnya kesehatan menyebabkan kebutuhan pangan tidak sebatas pada pemenuhan kebutuhan gizi konvensional bagi tubuh serta pemuas mulut dengan citarasa yang enak melainkan pangan diharapkan mampu berfungsi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Produk pangan seperti ini biasa disebut sebagai pangan fungsional. Produk pangan yang banyak yang dikembangkan sebagai pangan fungsional antara lain adalah produk-produk probiotik. Probiotik merupakan bakteri hidup yang diberikan melalui mulut sebagai menu tambahan sehari-hari. Banyak spesies bakteri telah lama digunakan sebagai probiotik sebagian besar merupakan bakteri asam laktat misalnya : Lactobacillus sp. dan Streptococcus sp (Winarno et. al., 2003). Salah satu produk probiotik yang mengandung bakteri asam laktat yaitu yoghurt. Yoghurt adalah produk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat, Lactobaccilus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan. (Nakazawa dan Hosono, 1992). Efek-efek kesehatan yang telah dibuktikan karena konsumsi susu fermentasi (termasuk yoghurt) adalah memacu pertumbuhan karena dapat meningkatkan pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi, dapat mengurangi atau membunuh bakteri jahat dalam saluran pencernaan, dapat menormalkan kerja usus besar (mengatasi konstipasi dan diare), memiliki efek anti kanker, dapat mengatasi masalah lactosa intolerance, berperan dalam detoksifikasi dan mengatasi stres, serta mengontrol kadar kolesterol dalam darah dan tekanan darah (Robinson, et al., 1999). Telah banyak produk yoghurt yang dikembangkan dari susu hewani namun hanya sedikit yoghurt yang dibuat dari produk susu nabati. Produk yoghurt dari susu nabati sebenarnya sangat berpotensi untuk dikembangkan karena selain kandungan gizi yang tinggi harga produk yoghurt nabati relatif lebih murah jika dibandingkan dengan yoghurt susu hewani. Dengan adanya produk yoghurt susu nabati diharapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk probiotik yang selama ini relatif mahal. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) di Indonesia berpotensi dikembangkan menjadi produk pangan fungsional. Selain produksi kacang hijau Indonesia yang mencapai 297.189 ton /tahun (BPS, 2008), belum banyak produk turunan kacang hijau yang beredar di pasaran. D07-1

Untuk itu sangat tepat jika kacang hijau dikembangkan menjadi produk yoghurt. Pembuatan yoghurt kacang hijau pada prinsipnya sama dengan pembuatan yoghurt pada susu hewani, yaitu dengan menginokulasikan bakteri asam laktat Lactobaccilus bulgaris dan Streptococcus thermophilus pada susu nabati kacang hijau. Permasalahan yang dihadapi pada pembuatan yoghurt pada umumnya adalah ketidak sesuaian tekstur yoghurt. Selain itu pada susu nabati tidak mengandung laktosa sebagai sumber karbon sebagai substrat utama bakteri asam laktat, oleh sebab itu diperlukan penambahan sumber karbon lain. Untuk memproduksi yoghurt dari susu kacang hijau dalam skala besar tentunya diperlukan serangkaian tahapan penelitian mulai dari produksi susu kacang hijau, produksi yoghurt skala laboratorium sampai dengan scale up hasil penelitian skala laboratorium pada skala yang lebih besar. Pada penelitian ini dilakukan produksi yoghurt kacang hijau skala 1000 ml yang merupakan peningkatan dari skala produksi 250 ml. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik yoghurt susu nabati kacang hijau berdasarkan acuan SNI 01-2981- 1992. Landasan Teori Dasar fermentasi susu adalah fermentasi komponen gula di dalam susu, terutama lactosa menjadi asam laktat dan asam-asam lain. Asam laktat yang dihasilkan dapat memperbaiki flavor dan menurunkan derajat keasaman susu sehingga sedikit mikroba yang dapat bertahan hidup. Fermentasi susu dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan mikroba perusak susu sehingga masa simpan susu dapat diperpanjang. Sptreptococcus thermophillus tumbuh optimal pada suhu 45 o C sampai 47 o C sebaliknya Lactobacillus bulgaricus suhu pertumbuhan optimalnya adalah 37 o C. Pada pembuatan yoghurt mula-mula streptococcus thermophillus yang tumbuh kemudian pada saat suhu medium turun baru Lactobacillus bulgaricus yang pada dasarnya bakteri tersebut memiliki kemampuan membentuk cita rasa mengambil alih peran streptococcus thermophillus dan mulai pertumbuhan dengan cepat (Winarno et al., 2003). Pada dasarnya pembuatan yoghurt susu dari susu nabati sama dengan pembuatan yogurt dari susu sapi. Meskipun susu nabati tidak mengandung laktosa, sebagian besar bakteri dapat menggunakan karbohidrat lain seperti sukrosa, stakiosa, dan raffinosa sebagai sumber energinya (Shurtleff dan Aoyagi, 1984). Silvia (2002) melaporkan bahwa Strepcoccus thermophilus dapat tumbuh baik pada susu kedelai dan meghasilkan flavor yang pailng baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan yoghurt dari susu nabati agar dihasikan tekstur yang baik yaitu kandungan protein dalam susu nabati 3,5-4.0 %, jumlah starter tidak boleh terlalu banyak, inokulasi starter dilakukan saat temperatur susu nabati turun hingga 47 o C, fermentasi harus dihentikan bila ph mencapai 4,0 dan megandung 0,75 % asam laktat (Shurtleff dan Aoyagi, 1984). Metodologi Penelitian a. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi neraca, neraca analitik, loyang stainlessteel, sendok, mesin pengupas kulit ari kacang hijau, mesin penggiling kedelai, filter, kain saring, blender, jerigen, botol kaca, alat gelas untuk analisis kimia dan mikrobiologi, autoclave, inkubator, dan laminar untuk ruang inokulasi. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kacang hijau, sukrosa dan susu skim, dan kultur yogurt (starter) yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas SITH ITB. Kultur yogurt (starter) ini mengandung Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan penstabil yaitu Carboxy Metil Celulose (CMC) dan Calsium Laktat. Selain itu juga digunakan bahan-bahan analisa kimia untuk analisa total asam dan analisis proksimat. b.metode b.1. Pembuatan Susu Kacang Hijau Pembuatan susu kacang hijau sepertihalnya pembuatan susu kedelai yaitu dimulai dari proses sortasi kacang hijau, perendaman, pengupasan kulit, penggilingan, pengenceran, pemanasan, penyaringan dimana filtratnya diambil baru kemudian ditambahkan bahan penstabil berupa Carboxy Methyl Celulase (CMC) dan Calsium Laktat sebanyak 600 ppm. Tahapan pembuatan susu kacang hijau dapat dilihat pada gambar 1. Perendaman dilakukan selama 14 jam, hal ini berdasarkan penelitian Triyono et al. (2009). Setelah kacang hijau dikupas kulitnya kemudian diencerkan dengan perbandingan kacang hijau kering : air (1:8). Suspensi bubur kacang hijau dipanaskan sampai mendidih selama kira-kira 10 menit. Kemudian disaring dan diambil filtratnya Filtrat kacang hijau ditambah dengan stabilizer Carboxy Methil Celulose (CMC) dan Calsium Laktat dan dipanaskan beberapa saat. D07-2

Kacang Hijau Sortasi Kotoran Starter yoghurt Air Perendaman Peremajaan Pengupasan kulit Penggilingan Starter yoghurt siap inokulasi Susu kacang hijau steril (sukrosa 5 %, susu skim 9 %) Piengenceran Inokulasi Pemanasan Inkubasi Filtrasi Residu Yoghurt Stabilizer Filtrat Karakterisasi Pemanasan Susu Kacang Hijau Gambar 1. Diagram alir pembuatan susu kacang hijau Pembuatan Yoghurt Kacang Hijau Pembuatan yoghurt kacang hijau dimulai dengan peremajaan kultur atau pembutan starter yoghurt dengan cara menginokulasikan 10% starter awal yoghurt pada susu sapi murni komersial (merk UM) kemudian dilakukan inkubasi selama 18 jam pada suhu 37 o C. Setelah itu starter yoghurt diinokulasikan sebanyak 10 % b/v pada 1000 ml susu kacang hijau steril yang telah ditambahkan sukrosa 5 % dan susu skim 9%. Penambahan sukrosa dan susu skim berdasarkan penelitian Triyono et al. (2009). Inkubasi dilakukan selama 18 jam pada suhu 37 o C hal ini berdasarkan penelitian Muchidi (1993), setelah itu dilakukan analisis karakteristik produk sesuai dengan SNI 01-2981- 1992 berupa keadaan yoghurt (penampakan, bau, rasa, dan konsentrasi), kadar lemak, berat kering tanpa lemak, kadar protein, dan kadar abu pada yoghurt yang dihasilkan. Penelitian dilakukan ini dengan dua kali ulangan. Tahapan pembuatan yoghurt dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Diagram alir pembuatan yoghurt kacang hijau Hasil dan Pembahasan a. Pembuatan susu kacang hijau Pada dasaranya pembuatan susu kacang hijau sama halnya dengan susu kedelai. Proses utama yang terjadi pada pembuatan susu kacang hijau adalah ekstraksi sari kacang hijau. Proses pembuatan susu kacang hijau dimulai dengan sortasi dengan tujuan memisahkan kotoran yang ada pada kacang hijau sehingga diperoleh kacang hijau berkualitas. Perendaman dilakukan dengan menggunakan air mendidih dan didiamkan selama 14 jam sampai air mendingin. Penentuan lama perendaman berdasarkan penelitian Triyono et al., (2009). Perendaman dilakukan untuk memperlunak tekstur kedelai yang akan digiling. Pada dasarnya penggilingan berfungsi untuk memperluas area permukaan bahan untuk mengoptimumkan ekstraksi sari kacang hijau. Agar sistem emulsi susu kacang hijau stabil maka ditambahkan bahan penstabil berupa CMC dan Calsium Laktat sebanyak 600 ppm. Untuk mengurangi bau langu pada susu kacang hijau maka bau dan rasa langu dapat dihilangkan dengan cara mematikan enzim lipksigenase dengan panas pada saat pengilinagn (Koswara, 2006). D07-3

Tabel 1. Karakterisasi yoghurt kacang hijau berdasarkan SNI No. Kriteria Uji Satuan SNI Sampel 1 Sampel 2 1 Keadaan Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa yoghurt susu kacang hijau yang dibuat memenuhi kriteria yoghurt susu hewani, kecuali untuk untuk kandungan protein yang tidak mencapai kriteria SNI 01-2981-1992 tentang parameter mutu yoghurt. Kadar protein menggambarkan jumlah protein yang ada pada suatu bahan. Kandungan protein pada biji kacang hijau sebenarnya cukup tinggi yaitu sekitar 20-25 %. Jika dibuat menjadi susu kacang hijau kadar proteinya turun menjadi sekitar 1, 27 % (Triyono et al., 2009). Menurut Astawan (2002) protein kacang hijau tersusun dari asam-asam amoni seperti lisin, leusin, arginin, isoleusin, dan valin. Kandungan protein pada yoghurt susu kacang hijau sebesar 1,12 % sampai 2, 12 %. Hal ini wajar karena kandungan protein susu kacang hijau sebagai bahan utama yoghurt yang dibuat adalah 1, 27 %. Jumlah asam (sebagai asam laktat) yoghurt susu kacang hijau sesuai dengan syarat mutu SNI. Jika dibandingkan pada skala 250 ml yang hanya 0,70 % (Triyono et al., 2009), asam laktat pada pembuatan yoghurt skala 1000 ml lebih besar yaitu 1,43 % sampai 1, 47 %. Hal ini mungkin disebabkan karena semakin banyak substrat dan inokulum (starter yoghurt) yang digunakan sehingga jumlah asam laktat juga semakin besar. Asam laktat merupakan hasil metabolisme bakteri pada starter yoghurt (Lactobaccilus bulgaris dan Streptococcus thermophilus) dimana laktosa merupakan sumber karbon utamanya. Pada susu kacang hijau tidak terdapat laktosa, oleh karena itu ditambahkan susu skim sebagai sumber lactosa. Cairan kental s/d Semi padat 1.1. Penampakan Cairan Cairan kental kental 1.2. Bau Normal/Khas Khas Khas 1.3. Rasa Asam/Khas Asam/Khas Asam/Khas 1.4. Konsentrasi Homogen Homogen Homogen 2 Lemak %, (b/b) Maks. 3,8 0,31 0,29 Berat Kering 3 Tanpa Lemak %, (b/b) Min. 8,2 14,71 14,59 4 Protein %, (b/b) Min. 3,5 1,12 2,12 5 Abu %, (b/b) Maks. 1,0 0,61 0,61 Jumlah asam 0,5-2,0 1,43 1,47 6 (asam laktat) %, (b/b) 7 Kadar air %, (b/b) 84,98 85,12 Pada dasarnya Lactobaccilus bulgaris dan Streptococcus thermophilus dapat memanfaatkan sumber karbon lain pada susu kacang hijau, namun untuk menghasilkan yoghurt dengan kandungan asam laktat yang tinggi laktosa tetap harus ditambahkan hal ini sesuai dengan penelitian Shurtleff dan Aoyagi (1984) pada pembuatan yoghurt dari susu kedelai. Kadar abu pada yoghurt susu kacang hijau yang diproduksi memenuhi kriteria SNI 01-2981-1992 tentang parameter mutu yoghurt yaitu sbesar 0,61 %. Kadar abu menyatakan prosentase kandungan mineral yang terkandung dalam suatu bahan. Kadar abu ditentukan dengan memanaskan bahan pada tanur dengan suhu 600 o C. Bahan lain selain mineral akan terbakar dan menguap sedangkan yang tertinggal adalah abu atau mineral (Andriana, 2008). Kadar air pada yoghurt susu kacang hijau menunjukkan 84,98 % sampai 85, 12 %. Hal ini menunjukkan kandungan terbesar yoghurt susu kacang hijau yang diproduksi adalah air. Kadar air pada sampel berhubungan dengan jumlah air yang ditambakan dan lama proses pemanasan pada saat sterilisasi pada produksi yoghurt susu kacang hijau. Propori air yang ditambahkan adalah 1 : 8 (kacang hijau : air) sesuai dengan penelitian Triyon et al., (2009) Penerimaan panelis pada produk yoghurt yang dibuat dapat dilihat pada tabel 2. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa hampir semua panelis menyataan suka pada produk yoghurt susu kacang hijau ini berati bahwa respon panelis terhadap produk yohgurt susu kacang hijau cukup bagus. D07-4

Tabel 2. Hasil uji organoleptik yoghurt susu kacang hijau Ratarata No Parameter Arti 1 Penampakan 5.33 suka 2 Aroma 5.33 suka 3 Rasa 4.17 netral 4 Warna 4.83 suka 5 Kekentalan 4.83 suka Tingkat 6 Keasaman 4.50 suka Kesimpulan Kacang hijau dapat dibuat menjadi yoghurt kacang hijau. Yoghurt kacang hijau yang dibuat dengan menambahkan kultur Lactobaccilus bulgaris dan Streptococcus thermophilus sebanyak 10 %, waktu inkubasi 18 jam, suhu inkubasi 37 o C, serta susu kacang hijau dengan penambahan sukrosa penambahan sukrosa 5 % dan susu skim 9 %, CMC dan Ca-Laktat 600 ppm menghasilkan yoghurt yang karakteisasi mutunya sesuai dengan mutu yoghurt dari susu hewani ( SNI 01-2981-1992) kecuali untuk parameter kadar proteinnya. for The Health Science. Elsevier Applied Science, new York. Robinson, R. K., C.A. Batt, dan P. D. Patel (eds). 1999. Enciclopedia of Food Microbiology (eds). Academic Press Shurtleff, William dan Akiko Aoyagi. 1984. The Book of Tofu : Tofu and Soymilk Production. Vol 11. The Soybean Center : Lafayette, USA Silvia, 2002, Pembuatan Yoghurt Kedelai (Soyghurt) dengan Menggunakan Kultur Campuran Bifidobacterium bifidum dan Streptococcus thermophilus. Skripsi. Fateta, IPB, Bogor. Standar Nasional Indonesia, 1992, Syarat Mutu Yoghurt 01-3830-1995, BSN. Jakarta Triyono, Agus, Taufik Rahman, Wawan Agustina, Nurhaidar Rahman, 2009, Peningkatan Fungsi dan Keanekaragaman Produk Olahan Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L) Menjadi Susu Nabati dn Produk Turunannya, Laporan Akhir Program DIKTI, B2PTTG-LIPI, Subang. Winarno, F.G, Wida Winaryo A., dan Weni Widjajanto. 2003. Flora Usus dan Yoghurt. Cetakan satu. M-BRIO Press : Bogor Ucapan Terima Kasih Terimakasih Kepada Depdiknas, Selaku Penyandang Dana Kegiatan Program Insentif Peneliti dan Perekayasa; Ir Agus Triyono selaku Koordinator Kegiatan; Nurul, Risma, dan Winda atas bantuannya dalam proses analisa sampel; dll. Daftar Pustaka Andriana, Yusuf, 2008, Desain Prototipe Mesin Tipe Silinder Berotasi Untuk produksi Maltodekstrin berbahan Baku Tapioka dengan Metode Hidrolisis Kering, Skripsi, Fateta, IPB, Bogor. Badan Pusat Statistik (2008), Statistics Indonesia,http://www.bps.go.id/sector/agr i/pangan/foods_crops_statistics/secondary _food_crops.html, diakses 28/09/2009 Koswara, Sutrisno, 2006, Susu Kedelai Tidak Kalah dengan Susu Sapi, www.ebookpangan.com, 5 Januari 2010 Muchidin, A., (1993), Diktat Teknologi Pengolahan Pangan, Universitas Bandung Raya. Nakazawa Y. dan A. Hosono (eds). 1992. Function of Fermented Milk : Chalange D07-5