ANALISIS TERHADAP PERBEDAAN NILAI SAFETY STOCK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN I-1

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM)

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA ZUPPA ICE CREAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KNOWN PRICE INCREASES

Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI DIVISI GROCERY PT. HERO SUPERMARKET Tbk. CABANG HERO SOLO SQUARE

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

Usulan Manajemen Persediaan pada PT X yang Meminimasi Expected Total Cost dengan Mempertimbangkan Known Price Increase

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Usulan Perbaikan Sistem Persediaan Di Toko X Dengan Meminimasi Expected Total Cost

Pengurangan Bottleneck dengan Pendekatan Theory of Constraints pada Bagian Produksi Kaos Kaki di PT. Matahari Sentosa Jaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q

Achmad Sumbaryadi. Keywords: Lot Sizing, Inventory Cost, Material Requirement Planning

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

Usulan Sistem Persediaan Pada CV. Jasa Venus dengan Mempertimbangkan Kenaikan Harga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI PRODUK DENGAN METODEDISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI ARNEZ DE LOURDES PALEMBANG

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu

BAB II LANDASAN TEORI

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metode Dasar Group Technology Karakteristik Metode-Metode Group Technology Metode Rank Order Clustering 2...

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah industri manufaktur, proses perencanaan dan pengendalian produksi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material

IMPLEMENTASI KANBAN PEMESANAN SEBAGAI METODE ORDER UNTUK SUPPLIER PT. INDONESIA KOITO

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017

USEP GINANJAR. Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI ABON LELE KARMINA DI KABUPATEN BOYOLALI. Program Studi Agribisnis

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelengkap ERP (add-on system) dengan membuat dan menerapkan tiga modul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Achmad Sumbaryadi. Keywords: Lot Sizing, Inventory Cost, Material Requirement Planning

Pertemuan 4 Sejarah Perkembangan ERP

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik

BAB I PENDAHULUAN. disepakati dengan pelanggan dan akan berakibat menurunnya customer

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pembahasan Materi #4

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Addr : : Contact No :

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA

Manajemen Persediaan. Manajemen Pembelian. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL CONTINUOUS REVIEW (S,S) WITH PROBABILISTIC DEMAND DI GUDANG BAHAN BAKU PT SMA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap jenis

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer)

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengendalian yang baik dalam pengelolaan persediaan.

Transkripsi:

ANALISIS TERHADAP PERBEDAAN NILAI SAFETY STOCK PRODUK BERDASARKAN PERBEDAAN NILAI TINGKAT PELAYANAN (SERVICE LEVEL) PERUSAHAAN (STUDI KASUS DI PT SINAR TERANG LOGAMJAYA) SANITA 1,A DAN DIDIT DAMUR ROCHMAN 2,B 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Widyatama Jln. Cikutra 204A, Bandung 40125 a sanita.9364@widyatama.ac.id, b diditdr@widyatama.ac.id Keywords: safety stock, tingkat pelayanan, safety factor, biaya simpan, demand Abstrak. Industri manufaktur seringkali mneghadapi situasi dimana permintaan dari pelanggan sangat tidak menentu. Situasi ini memberikan tekanan besar terhadap tingkat pelayanan yang dimiliki oleh perusahaan. Tingkat pelayanan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. PT Sinar Terang Logamjaya (PT STL) merupakan perusahaan yang memproduksi suku cadang untuk PT Suzuki Indomobil Motor yang akan dipergunakan pada proses perakitan motor. Oleh karena akan langsung dipergunakan pada proses perakitan, maka jumlah dan waktu pengiriman harus mengikuti jadwal yang diberikan oleh PT Suzuki Indomobil Motor, atau perusahaan akan dikenakan denda. Dari situasi ini, PT STL harus memiliki safety stock yang cukup untuk memenuhi permintaan. Masalah yang dimiliki oleh PT STL berupa tidak pastinya metode yang dipergunakan untuk menghitung safety stock. Hingga saat ini, safety stock diperoleh dari hasil pendekatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung safety stock dan besarnya efisiensi biaya simpan yang akan diperoleh. Penelitian ini menggunakan pendekatan terhadap nilai tingkat pelayaanan yang akan menghasilkan nilai safety factor dan dipergunakan sebagai pengali terhadap nilai standar deviasi demand. Dari hasil perhitungan, PT STL mendapatkan efisiensi biaya simpan sebesar Rp 13.801.282 dengan mempergunakan tingkat pelayanan sebesar 99%. Hal ini menunjukkan bahwa PT STL menderita kerugian besar dikarenakan suatu kesalahan dalam proses penghitungan safety stock. Latar Belakang Suatu perusahaan manufaktur yang memproduksi barang akan selalu berusaha memenuhi permintaan dari konsumennya. Permintaan yang diberikan oleh konsumen, dari satu periode ke periode lainnya akan terus berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang terjadi di pihak konsumen. Perusahaan sangat dituntut untuk memenuhi permintaan yang berubah-ubah tersebut dengan baik. Dengan adanya hal ini, perusahaan akan berusaha untuk memiliki jumlah produk yang cukup untuk memenuhi fluktuasi permintaan yang ada. Pemenuhan jumlah ini dapat dilakukan dengan menggunkan jumlah unit produksi yang tersedia ataupun dengan mempergunakan safety stock sebagai tambahan dalam memenuhi permintaan pelanggan yang fluktuatif. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan pada nilai tingkat pelayanan (service level) yang akan menghasilkan nilai safety factor. Nilai safety factor inilah yang nantinya akan digunakan sebagai faktor pengali untuk standar deviasi permintaan. Hasil dari perkalian ini akan menghasilkan nilai safety stock. Penentuan nilai safety stock dilakukan dengan menggunakan persamaan: SS = s X z... (1) C-27

dengan: Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART SS = nilai safety stock s = nilai safety factor yang didapatkan dari service level z = permintaan yang diterima selama masa lead time. Hasil dan Pembahasan PT Sinar terang Logamjaya memproduksi sepuluh buah produk untuk PT Suzuki Indomobil Motor. Berikut di bawah ini hasil perhitungan dan pembahasan terhadap nilai safety stock: a. Nilai Safety stock Untuk tingkat pelayanan (service level) sebesar 90% Tabel 1 Tabel Nilai Safety stock dengan Service level 90% 1 Pedal Comp Brake XC VZ 111.865 1.6 101 2 Piece Comp Muff Mouth 59.271 1.6 87 3 Pipe Frame Head XC 230.952 1.6 225 4 Bracket Tank Support 132.569 1.6 169 5 Plate Tank Support 131.551 1.6 165 6 Guide Cable Seat Lock 81.863 1.6 121 7 Pedal Comp Brake H00 29.856 1.6 26 8 Pedal Comp Brake H10 139.554 1.6 192 9 Pipe Frame Head 139.394 1.6 151 10 Guide Comp Speedometer 139.130 1.6 166 - Safety stock (SS) = s x z Safety stock (SS) = 1.60 x 16.112 Safety stock (SS) = 25.78 26 unit Untuk tingkat pelayanan (service level) sebesar 95% Tabel 2 Tabel Nilai Safety stock dengan Service level 95% 1 Pedal Comp Brake XC VZ 110.280 2.06 130 2 Piece Comp Muff Mouth 58.396 2.06 112 3 Pipe Frame Head XC 227.834 2.06 289 4 Bracket Tank Support 130.580 2.06 217 5 Plate Tank Support 129.636 2.06 212 6 Guide Cable Seat Lock 80.600 2.06 155 7 Pedal Comp Brake H00 29.447 2.06 34 8 Pedal Comp Brake H10 137.637 2.06 247 9 Pipe Frame Head 137.435 2.06 194 10 Guide Comp Speedometer 137.160 2.06 214 Untuk tingkat pelayanan (service level) sebesar 99% C-28

Table 3 Tabel Nilai Safety stock dengan Service level 99% 1 Pedal Comp Brake XC VZ 110.280 2.91 184 2 Piece Comp Muff Mouth 58.396 2.91 159 3 Pipe Frame Head XC 227.834 2.91 408 4 Bracket Tank Support 130.580 2.91 307 5 Plate Tank Support 129.636 2.91 299 6 Guide Cable Seat Lock 80.600 2.91 219 7 Pedal Comp Brake H00 29.447 2.91 47 8 Pedal Comp Brake H10 137.637 2.91 349 9 Pipe Frame Head 137.435 2.91 273 10 Guide Comp Speedometer 137.160 2.91 302 b. Pembahasan Dari hail perhitungan, maka terdapat selisih nilai safety stock hasil perhitungan dengan nilai safety stock yang selama ini dimiliki oleh perusahaan. Berikut di bawah ini selisih dari nilai safety stock untuk masing-masing produk: Tabel 4 Tabel Selisih Nilai Safety stock SS Safety Stock Selisih Safety Stock Sekarang SL = 90% SL = 95% SL = 99% SL = 90% SL = 95% SL = 99% 1 Pedal Comp Brake XC VZ 2655 101 130 184 2554 2525 2471 2 Piece Comp Muff Mouth 1135 87 112 159 1048 1023 976 3 Pipe Frame Head XC 4152 225 289 408 3927 3863 3744 4 Bracket Tank Support 2851 169 217 307 2682 2634 2544 5 Plate Tank Support 2851 165 212 299 2686 2639 2552 6 Guide Cable Seat Lock 1507 121 155 219 1386 1352 1288 7 Pedal Comp Brake H00 423 26 34 47 397 389 376 8 Pedal Comp Brake H10 3127 192 247 349 2935 2880 2778 9 Pipe Frame Head 4900 151 194 273 4749 4706 4627 10 Guide Comp Speedometer 3737 166 214 302 3571 3523 3435 Dari data selisih nilai safety stock yang ditunjukkan dalam Tabel 4 terlihat bahwa nilai dari safety stock yang seharusnya ditetapkan oleh perusahaan hanya berkisar 5% dari nilai safety stock yang sekarang ditatapkan dalam perusahaan. Dengan besarnya nilai safety stock yang saat ini ditetapkan oleh perusahaan akan mempengaruhi biaya simpan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya simpan ini akan memengaruhi total biaya produksi yang akan dikenakan terhadap produk yang bersangkutan. Dapat dikatakan perusahaan melakukan pemborosan dengan menetapkan nilai safety stock seperti yang ada saat ini. Jika perusahaan menetapkan jumlah safety stock seperti jumlah hasil perhitungan, maka perusahaan akan dapat menghemat biaya simpan produk sampai 95%. Hal ini dikarenakan nilai safety stock yang seharusnya ditetapkan hanya sebesar 5% dari nilai safety stock saat ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. C-29

Berikut di bawah ini tabel yang menjelaskan besarnya biaya simpan yang harus dikeluarkan PT Sinar Terang Logamjaya saat ini dan besarnya biaya simpan yang harus dikeluarkan bila mengikuti hasil perhitungan: Tabel 5 Tabel Perhitungan Biaya Simpan B.Simpan Biaya Simpan Selisih Biaya Simpan Sekarang SL = 90% SL = 95% SL = 99% SL = 90% SL = 95% SL = 99% 1 Pedal Comp Brake XC VZ 3,239,100 123,220 158,600 224,480 3,115,880 3,080,500 3,014,620 2 Piece Comp Muff Mouth 1,271,200 97,440 125,440 178,080 1,173,760 1,145,760 1,093,120 3 Pipe Frame Head XC 2,076,000 112,500 144,500 204,000 1,963,500 1,931,500 1,872,000 4 Bracket Tank Support 969,340 57,460 73,780 104,380 911,880 895,560 864,960 5 Plate Tank Support 855,300 49,500 63,600 89,700 805,800 791,700 765,600 6 Guide Cable Seat Lock 452,100 36,300 46,500 65,700 415,800 405,600 386,400 7 Pedal Comp Brake H00 485,604 29,848 39,032 53,956 455,756 446,572 431,648 8 Pedal Comp Brake H10 3,589,796 220,416 283,556 400,652 3,369,380 3,306,240 3,189,144 9 Pipe Frame Head 2,058,000 63,420 81,480 114,660 1,994,580 1,976,520 1,943,340 10 Guide Comp Speedometer 261,590 11,620 14,980 21,140 249,970 246,610 240,450 Jumlah 15,258,030 801,724 1,031,468 1,456,748 14,456,306 14,226,562 13,801,282 Untuk perhitungan dalam Tabel 6, nilai dari biaya simpan didapatkan dengan cara mengalikan jumlah safety stock dengan besarnya biaya simpan dari masing-masing produk(terdapat dalam Tabel 9). Dari tabel di atas, terlihat bahwa jumlah total dari biaya simpan seluruh produk yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periodenya adalah sebesar Rp 15.258.030,00. Sedangkan untuk biaya simpan yang harus dikeluarkan dengan menggunakan jumlah safety stock hasil perhitungan berkisar antara Rp 801.724,00 sampai dengan Rp 1.456.748,00. Berdasarkan hasil perhitungan biaya simpan, terlihat adanya selisih yang besar antara biaya simpan yang harus dikeluarkan saat ini dengan besarnya biaya simpan berdasarkan perhitungan. Selisih biaya simpan yang ada saat ini dengan biaya simpan untuk tingkat pelayanan sebesar 99% pun sebesar Rp 13.801.282,00, dimana bila perusahaan menggunakan nilai tingkat pelayanan ini perusahaan berusahaan memaksimalkan kepuasan pelanggan sehingga menyediakan safety stock yang lebih banyak bila dibandingkan dengan nilai safety stock untuk tingkat pelayanan yang lebih kecil. Kesimpulan Dari hasil analisis terhadap pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa saat ini, PT Sinar Terang Logamjaya tidak memiliki kebijakan penentuan safety stock yang baku. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan tingkat pelayanan maksimal yang dapat diberikan kepada konsumen (99%), PT Sinar Terang Logamjaya dapat melakukan penghematan terhadap total biaya simpan sebesar Rp 13 801.282,00. Untuk penelitian selanjutnya, subjek penelitian dapat diarahkan pada analisis terhadap implementasi dari hasil penelitian ini. Penelitian selanjutnya dapat berupa hasil implementasi penelitian ini, yang dikaitkan tidak hanya tehadap besarnya safety stock dan biaya simpan, namun juga terhadap harga jual yang dipatok oleh perusahaan dan terhadap keunggulan kompetitif perusahaan. Daftar Pustaka [1] Fogarty, Blackstone, Hoffman.. Production and Inventory Management. Prentice Hall. South Western. (1992) [2] Tersine, Richard J. Principles of Inventory and Material Management. Prentice Hall. New Jersey. (1944) C-30

[3] Narashiman, Seetharama L. Production Planning and Inventory Control. Prentice Hall. New Jersey. (1995) Pertanyaan dan Jawaban T: Bagaimana safety stock-nya jika customer bersifat tertentu? J: Perusahaan ini mendapat forecast dari Suzuki 3 bulan sekali. Suzuki sering menambah permintaan di tengah bulan (forecast tanggal 15). Karena itu, perusahaan harus segera menyusun rencana produksi. Ini karena Suzuki tidak melakukan kontrak jangka panjang dalam fix order. C-31