Besarnya Penduduk yang Tidak Bekerja Sama-sekali: Hasil Survey Terkini

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

Disabilitas. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

KESEHATAN ANAK. Website:

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

INDONESIA Percentage below / above median

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

Assalamu alaikum Wr. Wb.

C UN MURNI Tahun

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016

BADAN PUSAT STATISTIK

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

Tingkat Kemakmuran dan Keadilan Masyarakat: Perbandingan Antar Propinsi

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

Pertumbuhan Tak-Berkualitas

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Tahun Akademik 2011/2012

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2016 SEBESAR 100,57

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

BERITA RESMI STATISTIK

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

Tingkat Kemakmuran dan Keadilan Masyarakat Indonesia: Perbandingan Antar Propinsi

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

CEDERA. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN IV TAHUN 2015

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

Memahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

STATUS GIZI. Website:

DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN 2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN III TAHUN 2016 SEBESAR 109,22

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

BERITA RESMI STATISTIK

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)

Kesehatan Gigi danmulut. Website:

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

TUAN RUMAH KEJURNAS ANTAR PPLP TAHUN 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Transkripsi:

Besarnya Penduduk yang Tidak Bekerja Sama-sekali: Hasil Survey Terkini Uzair Suhaimi uzairsuhaimi.wordpress.com Judul artikel perlu klarifikasi. Pertama, istilah penduduk merujuk pada penduduk Indonesia yang secara faktual biasa tinggal di suatu wilayah tertentu 1, bukan atau belum tentu sama dengan penduduk yang terdaftar dalam sistem registrasi penduduk. Penerapan konsep ini dalam artikel ini tidak termasuk mereka yang tidak bertempat tinggal tetap atau tunawisma. Kedua, tidak bekerja sama sekali merujuk pada istilah teknis penganggur (unemployed) yaitu bagian angkatan kerja tidak bekerja atau terserap dalam pasar kerja. Jadi, bukan berdasarkan daftar pencari kerja di dinas ketenagakerjaan, misalnya. Ketiga, survei terkini merujuk survey rumahtangga yang secara berkala dilakukan BPS yaitu Survei Angkatan Kerja (Sakernas) dengan sampel sekitar 60 000 rumahtangga yang kegiatan lapangannya dilakukan Februari 2010. Artikel ini dimaksudkan untuk memotret seberapa besar penduduk Indonesia yang tidak bekerja sama sekali menurut Sakernas 2010 (February), dirinci menurut jenis kelamin dan provinsi. Sebelumnya, berikut ini disajikan tinjauan singkat konsep-konsep relevan yang mungkin bermananfaat bagi sebagian. Beberapa Konsep Dasar Ketenagakerjaan: Tinjuan Singkat Seacara teknis statistik, penduduk berumur 15 tahun ke atas--- tanpa batas atas--- didefinisikan sebagai penduduk usia kerja. Mereka dibagi dalam dua kelompok besar: Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan Kerja (BAK). Yang pertama termasuk mereka yang bekerja dan penganggur; sisanya adalah BAK yang antara lain termasuk ibu rumahtangga atau mahasiswa yang secara penuh waktu dan sengaja (intensional) mengurus rumahtangga atau kuliah. Dengan demikian, komposisi Usia Kerja dan Angkatan Kerja dapat dinyatakan secara ringkas: Usia Kerja = Angkatan Kerja (AK) + Bukan Angkatan Kerja (BAK) Angkatan Kerja = Bekerja + Penganggur 1 Dalam istilah baku PBB ini dikenal dengan konsep usual residence yang dapat dibedakan dengan konsep population at present. 1

Istilah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (Labor Force Partisipation Rate) merujuk pada proporsi penduduk usia kerja yang tergolong AK; sementara angka penganggur (unemployment rate) merujuk pada proporsi AK yang berkerja. Bekerja (employed) didefinsikan sebagai kegiatan melakukan atau membantu melakukan kegiatan yang bermotifkan ekonomi paling tidak satu jam dalam seminggu dengan maksud untuk memperoleh gaji/upah/keuntungan/ penghasilan baik berupa uang maupun natura. Ini adalah konsep baku yang bagi sebagian mungkin sangat minimalis: satu jam saja selama seminggu sudah dianggap bekerja. Lebih dari itu, dalam konsep ketenagakerjaan kategori bekerja ini diprioritaskan dalam menetapkan status ketenagakerjaan: mereka bekerja satu jam semingu tetap dikategorikan bekerja sekalipun sebagian besar waktunya digunakan untuk mencari pekerjaan, sekolah atau mengurus rumahtangga. Konsep AK ini memang dimaksudkan untuk mendata mereka yang betul-betul tidak bekerja. Mereka yang tidak bekerja ini dapat dibagi dalam tiga golongan: (1) berupaya untuk memperoleh pekerjaan atau usaha, (2) tidak aktif mencari tetapi siap (available) bekerja, dan (3) tidak aktif mencari atau tidak siap kerja. Menurut definisi BPS (yang mengacu pada standar ILO), dua golongan pertama dianggap sebagai penganggur (unemployed) atau tidak bekerja sama-sekali. Kelompok terakhir tidak dianggap penganggur dan dogolongkan sebagai BAK. Penganggur dengan demikian dapat didefinisikan sebagai: penduduk usia kerja yang tidak bekerja sama-sekali dan secara aktif mencari pekerjaan atau siap untuk bekerja sekalipun tidak aktif mencari 2. Berdasarkan definisi ini, judul artikel dapat dinarasikan secara lebih ringkas Besarnya Penduduk yang Menganggur ; atau secara lebih panjang (tetapi lebih cermat) Besarnya Penduuduk yang Tidak Bekerja Sama-Sekali Sekalipun Secara Aktif Mencari atau Siap Kerja. Kompossisi Penduduk Usia Kerja Total penduduk Indonesia yang tergolong usia kerja berjumlah sekitar 171.0 juta jiwa. Dari total itu sekitar 116.0 juta atau 67.8% tergolong angkatan kerja. 2 Sekedar penegasan, dalam definisi ini kata penghubung dan (yang digaris bawahi) sangat penting karena penganggur mensyaratkan dua hal sekaligus: (1) tidak bekerja, dan (2) mencari pekerjaan. Seperti disinggung dalam teks, mereka yang bekerja dan mencari pekerjaan dianggap sebagai bekerja; sementara mereka yang tidak bekerja, juga tidak mencari atau siap kerja bukan sebagai Bukan Angkatan Kerja (sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai penganggur). 2

Total penduduk yang tergolong bukan angkatan kerja berjumlah 55.0 juta. Golongan ini terdiri dari mereka yang tidak bekerja sama-sekali dan kegiatan utamanya adalah sekolah, mengurus rumahtangga atau lainnya (pekerja social volunteer, para pensiunan, penyandang cacat, dan sebagainya). Jumlah masing-masing kelompok itu disajikan pada Tabel 1 hasil pengolahan Sakernas 2010 (Februari). Dari 116.0 angkatan kerja sekitar 8.6 juta atau 7.4% persen tergolong penganggur atau tidak bekerja sama-sekali. Bagi sebagian orang angka persentase itu relatif kecil tetapi angka absolutnya jelas tidak kecil, lebih dari satu_setengah kali total penduduk Singapura 3. Tabel 1: Total Penduduk Usia Kerja dan Komposisinya, 2010 (dalam Ribuan) Total Laki_laki Perempuan Penduduk Usia Kerja 171,017.4 85,014.8 86,002.6 Angkatan Kerja 115,998.1 70,843.9 45,154.2 Bekerja 107,405.6 65,969.7 41,435.8 Penganggur 8,592.5 4,874.1 3,718.4 Bukan Angkatan Kerja 55,019.4 14,170.9 40,848.5 Sekolah 14,199.5 7,288.5 6,911.0 Mengurus Rumah tangga 32,419.8 1,498.0 30,921.8 Lainnya 8,400.1 5,384.4 3,015.7 TPAK (%) 1) 67.8 83.3 52.5 Angka Penganggur (%) 7.4 6.9 8.2 Setengah Penganggur: Ribuan 15,272.9 8,735.8 6,537.1 % Terhadap Bekerja 14.2 13.2 15.8 Sumber: Sakernas 2010 (Februari) 1) : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Untuk menambah komplikasi, dari sekitar 107.4 juta total penduduk bekerja, sekitar 14.2% atau 15.3 juta orang tergolong setengah penganggur. Mereka bekerja tetapi jam kerjanya rendah, kurang dari sepertiga jam kerja normal; bukan karena kehendak sendiri, tetapi terpaksa. Perbandingan Antar Jenis kelamin Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja jauh lebih rendah bagi perempuan dibandingkan bagi laki-laki; 52.5 berbanding 83.3. Angka TPAK perempuan 3 Lihat http://unstat.un.org/unsd/dempgraphics 3

Indonesia sebenarnya relatif aneh di kalangan negara-negara mayoritas muslim yang hampir semuanya memiliki TPAK yang jauh lebih rendah. Dari 8.6 juta penduduk yang tidak bekerja sama-sekali, 4.9 juta adalah perempuan. Jelasnya, secara absolut lebih banyak penganggur wanita dari pada penganggur laki-laki. Secara angka penganggur wanita juga lebih tinggi; 8.25 untuk wanita dibandingkan 6.9% untuk laki-laki. Tren Penganggur Lebih tingginya angka penganggur wanita (dibandingkan angka penganggur laki-laki) tampaknya merupakan tren paling tidak dalam empat tehun terakhir ini. Secara visual hal ini ditunjukkan oleh Grafik 1. Grafik 1: Tren Angka Penganggur (%) % 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 Total Laki_laki Perempuan Perbandingan Antar Provinsi Sejalan dengan konsentrasi penduduk, sebagian besar penduduk yang menganggur sebagian besar, lebih dari 64% persen, tinggal di Jawa. Tiga provinsi terbesar yang menampung penganggur adalah masing-masing Jawa Barat (23.6%), Jawa Tengah (13.7%) dan Jawa Timur (11.8%). Sebagai perbandingan, total penganggur di seluruh provinsi di Sumatera hanya mencakup 25.5 persen dari total penganggur nasional (lihat Tabel 2). Mengenai angka penganggur, perbandingan antar provinsi menunjukkan varasi yang sangat besar mulai dari 3.5 pesen (terhadap angkatan kerja) 4

untuk Nusa Tenggara Timur dan 14.1 persen untuk Banten (lihat Tabel 2 dan Grafik 2). Yang menarik untuk dicatat adalah angka penganggur untuk Banten secara relatif ekstrim tinggi (oulier); angkanya lebih dua kali median nasional yaitu sekitar--- setara dengan angka untuk Maluku Utara. Angka median itu menunjuukan bahwa separuh provinsi di Indonesia memiliki angka pengangur 6% atau lebih rendah. Tabel 2: Angka dan Distribusi Persentase Penganggur menurut Provinsi, 2010 (Februari) 5 Angka Penganggur (%) Distrubusi Persentase (%) Nangroe Aceh Darussalam 8.6 1.9 Sumatera Utara 8.0 6.0 Sumatera Barat 7.6 2.0 Riau 7.2 2.0 Jambi 4.4 0.7 Sumatera Selatan 6.6 2.8 Bengkulu 4.1 0.4 Lampung 6.0 2.6 Bangka Belitung 4.2 0.3 Kepulauan Riau 7.2 0.6 DKI Jakarta 11.3 6.3 Jawa Barat 10.6 23.6 Jawa Tengah 6.9 13.7 D I Yogyakarta 6.0 1.4 Jawa Timur 4.9 11.8 Banten 14.1 7.3 Bali 3.6 0.9 Nusa Tenggara Barat 5.8 1.4 Nusa Tenggara Timur 3.5 1.0 Kalimantan Barat 5.5 1.5 Kalimantan Tengah 3.9 0.5 Kalimantan Selatan 5.9 1.3 Kalimantan Timur 10.5 1.9 Sulawesi Utara 10.5 1.3 Sulawesi Tengah 4.9 0.7 Sulawesi Selatan 8.0 3.3 Sulawesi Tenggara 4.8 0.6 Gorontalo 5.0 0.3 Sulawesi Barat 4.1 0.3 Maluku 9.1 0.7 Maluku Utara 6.0 0.3 Papua Barat 7.8 0.3 Papua 4.1 0.6 Sumber: Sakernas 2010 Indonesia 7.4 100.0

Banten Jakarta JaBar SulUt KalTim Maluku Aceh SumUt SulSel Papua Barat SumBar Riau Riau Jawa Tengah SumSel MalUt Yogyakarta Lampung KalSel NTB KalBar Gorontalo Jawa Timur SulTeng SulTra Jambi BaBel SulBar Papua Bengkulu KalTeng B A L I NTT Grafik 2: Angka Penganggur Februari 2010 (dalam %) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 6