PENGARUH STRES DAN KONFLIK TERHADAP KINERJA PADA PT. PINDAD BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH STRESSOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI JOB STRESS. ( Studi Pada PT. Sindopex Perotama Sidoarjo ) Ari Suharto

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. Wika Pekanbaru, data-data tersebut menyangkut : 1.

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

PENGARUH STRES KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KUD MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mengambil lokasi pada Hotel

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT OPERASIONAL PT.

BAB III METODE PENELITIAN. Kota Bandung. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI CAMAT TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN BONTANG UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

Bab 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PROSES REKRUITMEN, PROSES SELEKSI DAN KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AGENCY

ANALISIS AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PADA DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN KARAWANG ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan tetap PTPN VII (Persero)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Menurut

ANALISIS PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) BATUJAMUS/KERJOARUM KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti.

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah survey yang bersifat explanatory, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan di gunakan sebagai lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

ESENSI, Vol. 19 No. 2 / 2016 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA MELALUI PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMENUHAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DIV. PEMASARAN PT.

Gilang et al., Pengaruh Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Melalui Motivasi Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Objek dan Metode Penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi kasus pada RSUD dr. Moewardi di Surakarta)

BAB III METODE PENELITIAN. diponorogo yang beralamat Jl. Raya Ponorogo-Madiun KM. 04 / Jl. Industri,

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu: yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner (angket) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda.

fasilitas-fasilitas, meliputi: media pembelajaran, ruang kantor, tempat

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI DEPOT PERTAMINA UNIT PEMASARAN VII POSO. Rahimudin Lubaid *)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada riset sumber daya manusia (SDM), yang dikemukakan oleh Oei (2010: 26)

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Universitas Diponegoro,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek)

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB III METODE PENELITIAN. promkes, pembantu umum yang berjumlah 40 Orang. menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dalam menjawab permasalahan

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI, DISIPLIN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI MTsN JUWET NGRONGGOT NGANJUK

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) Tbk MEDAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Witel Jatim Selatan Malang

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT DAN LITBANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

PENGARUH SEMANGAT KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU CABANG TEGAL

PENGARUH EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi pada PT.Telkom Pekanbaru yang terletak di jalan

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang)

III. METODE PENELITIAN. dengan interpretasi yang bersifat kualitatif. Menurut Ghozali (2005 : 4) yang

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu

Transkripsi:

PENGARUH STRES DAN KONFLIK TERHADAP KINERJA PADA PT. PINDAD BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stress dan konflik serta pengaruh stress dan konflik terhadap kinerja pada perusahaan PT. PINDAD Bandung, Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai departemen Tempa dan departemen Cor dengan total populasi 191 orang, dimana masing-masing departemen diambil sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 orang. Sampel yang diambil dari departemen Tempa sebanyak 16 orang dan departemen Cor sebanyak 22 orang. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda, pengujian hipotesis dilakukan secara serempak (Uji F) dan parsial (Uji t). Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Terhadap Kinerja Karyawan Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad (Persero) Bandung Y = -0.364 X 1 + 0.299 X 2 + ε Atas dasar perhitungan tersebut dapat dikemukakan bahwa stres kerja (X 1 ) akan mempengaruhi perubahan kinerja karyawan (Y) sebesar 13.2% dan konflik (X 2 ) akan mempengaruhi perubahan kinerja karyawan (Y) sebesar 8.9% serta stres kerja dan konflik (X1X2) akan mempengaruhi perubahan kinerja karyawan (Y) sebesar 13.1%. Kata kunci : stress, konflik dan kinerja 1. Pendahuluan Pada umumnya kinerja karyawan didalam suatu organisasi tidak selalu mengalami peningkatan, terkadang kinerja karyawan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan dengan adanya beberapa faktor yang dapat menyebabkan kinerja karyawan menurun, antara lain stres kerja dan konflik yang terjadi didalam organisasi dan harus dihadapi oleh karyawan tersebut. Stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan, ataupun juga Stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stres kerja ini akan tampak dari sifat dan prilaku karyawan tersebut, antara lain, emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, tidak bisa rileks, cemas, tegang dan gugup. Stres kerja yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan karyawan untuk menghadapi lingkungan kerjanya. Konflik merupakan suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi, dengan kenyatan apa yang diharapkannya. Pada dasarnya bahwa, konflik yang terjadi didalam suatu organisasi sangatlah berpengaruh terhadap penurunan kinerja karyawan, sehingga dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Maka dari itu untuk tercapainya tujuan yang diharapkan oleh organisasi, seorang pimpinan harus selalu memperhatikan lingkungan kerja dan kondisi kerja yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Terkadang sebagian besar seorang pimpinan kurang memperhatikan lingkungan kerja dan kondisi kerja karyawan, sehingga dengan kurangnya perhatian dari pimpinan sering terjadi konflik antar karyawan didalam lingkungan kerja organisasi tersebut. Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 11

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 1, Nomor 02, Oktober 2011 2. Kajian Pustaka 2.1 Stres Kerja Stres biasanya dipandang sebagai suatu kejadian atau sumber masalah yang mengundang ketegangan dan perasaan negatif pada seseorang. Sebenarnya stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sehingga sebagai hasilnya, pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Orang yang sedang mengalami stres bisa menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis, yang dapat mengakibatkan mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau menunjukan sikap yang tidak kooperatif. Sebagaimana dikemukakan sejumlah pakar, pengertian stres memiliki konotasi yang beragam tergantung pada persepsi serta sasaran aplikasinya. Untuk lebih jelasnya lagi arti dari kata stres tersebut, penulis akan memberikan gambaran tentang pengertian stres dari para ahli antaranya : Menurut T Hani Handoko [4] bahwa stres adalah : Suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Menurut A. A Anwar Prabu Mangkunegara [1] bahwa : Stres Kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. 2.2 Sumber-Sumber Stres Stressor atau sumber stres merupakan segala sesuatu yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres. Dimana stres dapat mempengaruhi perilaku, serta kondisi psikologisnya. Seseorang mengalami stres karena mungkin mendapat tekanan dari dalam lingkungan pekerjaan dan adanya tekanan dari luar lingkungan pekerjaan. Sumber tekanan dalam lingkungan pekerjaan berupa kondisi fisik prilaku, frustasi, emosional dan lain-lain. Sedangkan sumber tekanan dari luar lingkungan pekerjaan dapat berupa masalah-masalah fisik, karakteristik lingkungan pekerjaan dan lain-lain. Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors. Meskipun stres dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stres karena konbinasi stressors. Ada dua kategori penyebab stres, yaitu on-the-job dan off-the-job. 2.3 Pengertian Konflik Menurut H. Malayu S. P. Hasibuan[ 2] bahwa : Konflik adalah Persaingan yang kurang sehat berdasarkan ambisi dan sikap emosional dalam memperoleh kemenangan. Menururt Veithzal Rivai [5] bahwa : Konflik adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi) yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Pada dasarnya konflik merupakan persaingan yang tidak sehat antara individu atau kelompok untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan memperoleh penghargaan dari organisasi. Dalam persaingan ini tiap individu atau kelompok tidak mementingkan individu atau kelompok lain, malah sebaliknya tiap-tiap individu atau kelompok saling menjatuhkan. Konflik merupakan suatu pertentangan yang terjadi antara individu atau kelompok yang saling mengharapkan sesuatu terhadap dirinya maupun orang lain dengan apa yang diharapkannya, tetapi harapan tresebut belum pasti sesuai dengan harapan orang lain. Dengan 12 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan

ketidakpastian ini pertentangan antar individu atau kelompok akan terjadi dan tidak dapat dihindarkan. 2.4 Sumber -Sumber Konflik Menurut H. Malayu S. P. Hasibuan[ 2] menyatakan bahwa sebab-sebab terjadinya konflik adalah : 1. Tujuan Tujuan sama yang ingin dicapai akan merangsang timbulnya konflik di antara individu atau kelompok karyawan. Karena setiap karyawan atau kelompok selalu berjuang untuk mencapai pengakuan yang lebih baik dari orang lain. Hal ini memotivasi timbulnya konflik dalam memperoleh prestasi yang baik. 2. Ego Manusia Ego manusia yang selalu menginginkan lebih berhasil dari manusia lainnya dan akan menimbulkan konflik. 3. Kebutuhan Kebutuhan material dan non material yang terbatas akan menyebabkan timbulnya konflik. Pada dasarnya setiap orang menginginkan pemenuhan kebutuhan material dan non material yang lebih baik dari orang lain sehingga timbullah konflik 4. Perbedaan Pendapat Perbedaan pendapat akan menimbulkan konflik. Karena setiap orang atau kelompok selalu mempertahankan bahwa pendapatnya itulah yang paling tepat. Jika perbedaan pendapat tidak terselesaikan, akan menimbulkan konflik yang kadang-kadang menyebabkan perpecahan. 5. Salah Paham Salah paham sering terjadi di antara orang-orang yang bekerja sama. Karena salah paham (salah persepsi) ini timbullah konflik di antara individu karyawan atau kelompok. 6. Perasaan Dirugikan Perasaan dirugikan karena perbuatan orang lain akan menimbulkan konflik. Karena setiap orang tidak dapat menerima kerugian dari perbuatan orang lain. Oleh karena itu, perbuatan yang merugikan orang lain hendaknya dicegah supaya tidak timbul konflik di antara sesamanya. Jika terjadi konflik pasti akan merugikan kedua belah pihak, bahkan akan merusak kerja sama. 7. Perasaan Sensitif Perasaan sensitif atau mudah tersinggung akan menimbulkan konflik. Perilaku atau sikap seseorang dapat menyinggung perasaan orang lainyang dapat menimbulkan konflik atau perselisihan, bahkan dapat menimbulkan perkelahian di antara karyawan. 2.5 Pengertian Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Suatu organisasi dalam melaksanakan aktifitasnya perlu mengetahui kekuatan atau kelemahan yang terdapat dalam setiap komponen yang terlibat dalam aktifitas organisasi. Misalnya kinerja karyawan (Sumber Daya Manusia) yang terdapat dalam organisasi tersebut melemah atau sebaliknya yaitu memberikan kontribusi positif bagi perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu organisasi harus berupaya mengevaluasi secara rutin tentang setiap komponen dalam organisasi tersebut, khususnya masalah kinerja karyawan. Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 13

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 1, Nomor 02, Oktober 2011 2.6 Hubungan Stres Kerja dan Konflik Terhadap Kinerja Karyawan Konflik dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperbaiki prestasi organisasi karena konflik yang terjadi didalam suatu organisasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan, maka perlu dilakukan langkah-langkah atau cara-cara untuk mengelolanya atau disebut dengan manajemen konflik yaitu untuk meningkatkan kinerja. Sedangkan hubungan stres dengan kinerja karyawan adalah sebagai berikut : Menurut H. Malayu S. P. Hasibuan [2] bahwa : Prestasi kerja (kinerja) karyawan yang stres pada umumnya akan menurun karena mereka mengalami ketegangan pikiran dan berprilaku aneh, pemarah, dan suka menyendiri. 2.7 Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono [3] hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data. Dengan demikian penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut : Bilamana stress kerja dan konflik di tata dengan teratur, maka akan berpengaruh terhadap kinerja. 3 Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan verifikatif analisis. Adapun metode deskriptif analisis adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan keadaan yang ada pada perusahaan berdasarkan fakta atau data yang dikumpulkan dan disusun secara sistematis, selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan Metode verifikatif (pengujian hipotesis) membantu untuk pemahaman terhadap hubungan antar faktor yang diteliti 3.1 Sumber dan Jenis Data Penelitian 1. Data primer, yaitu suatu data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Dimana data ini diperoleh atau didapat dari para karyawan Divisi Tempa dan Cor PT. PINDAD (Persero) Bandung yang dijadikan sebagai objek dari penelitian. Antara lain seperti kuisioner, Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan secara tertulis dengan menyebarkan angket dan disertai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Untuk setiap pertanyaan positif dan negatif akan diberi nilai dengan menggunakan Skala Likert sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Likert Jawaban Nilai Positif Nilai Negatif Sangat setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Ragu-ragu (RR) 3 3 Tidak setuju (TS ) 2 4 Sangat tidak setuju (STS) 1 5 14 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan Sumber : Sugiyono [3] 2. Data sekunder, yaitu data yang berhubungan dengan objek penelititan. Dimana biasanya mencakup tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi serta aktivitas perusahaan yang

diperoleh dari data dan literatur yang berkaitan dengan penelitian. Antara lain seperti studi kepustakaan, 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Departement Tempa dan Departement Cor Divisi TC PT.Pindad (Persero) Bandung. Jumlah populasi sebanyak 191 orang atau karyawan. Sampel yang diambil peneliti adalah 20 % total populasi. Dengan demikian sampel tersebut adalah 20 % 191 = 38,2 orang sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 38 orang. 81 Tempa = 191 38 = 16 110 Cor = 191 38 = 22 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Ukur Stres Kerja (X1) Konflik (X2) Kinerja Karyawan Suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang karyawan. Seperti : rasa takut, cemas, rasa bersalah, marah, sedih, putus asa dan bosan yang dihadapinya dalam lingkungan kerja. (Veithzal Rivai 2004:516) Merupakan suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyatan apa yang diharapkannya. (Anwar Prabu Mangkunegara 2005:155) Merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi 1. Beban kerja 2. Tekanan/desakan waktu 3. Wewenang/tanggung jawab 4. Konflik 5. Keadaan kerja yang tidak sehat 6. Peralatan kerja yang kurang memadai 7. Balas jasa yang terlalu rendah 8. Perbedaan nilai terhadap pegawai 9. Perlakuan yang tidak adil dan wajar 1. Perbedaan persepsi 2. Perbedaan dalam memahami tujuan 3. Pelaksanaan tugas 4. Sumber daya yang langka 5. Saling ketergantungan dalam melaksanakan tugas 6. Struktur imbalan 7. Tugas yang tidak jelas 8. Koordinasi kerja yang tidak dilakukan 9. Komunikasi 10. Strategi pemotivasi yang tidak tepat 11. Perbedaan status atau jabatan 1. Kemampuan Kerja 2. Kwalitas Kerja Ordinal Ordinal Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 15

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 1, Nomor 02, Oktober 2011 Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Ukur (Y) kerja yang dihasilkan oleh karyawan 3. Kreativitas Kerja sesuai dengan perannya dalam 4. Disiplin Kerja perusahaan. 5. Tingkat kejujuran (Veithzal Rivai 2004:309) 6. Sikap 7. loyalitas terhadap pekerjaan Ordinal 8. Motivasi 9. Kompensasi 10. Lingkungan kerja 11. Gaji 3.4 Uji Validitas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Stres Kerja Item Pearson Correlation T hitung Signifikansi Keterangan Beban kerja yang dihadapi melebihi kemampuan kerja saya, sedangkan 0.571 4.173 pekerjaan harus cepat selesai Pekerjaan yang dihadapi saya melebihi jumlah waktu kerja pegawai, sehingga 0.842 9.364 banyak pegawai yang frustasi Wewenang atau tanggung jawab yang tidak dijelaskan dengan baik, membuat 0.633 4.906 para pegawai merasa tertekan Konflik antara pimpinan dan pegawai sering terjadi, akan tetapi dapat 0.874 10.791 diselesaikan dengan baik Situasi atau keadaan kerja yang tidak sehat menyebabkan hubungan antar pegawai 0.670 5.415 kurang baik Peralatan kerja yang kurang memadai dapat menghambat kerja pegawai, sehingga sulit untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat Balas jasa yang berupa bonus terlalu rendah menyebabkan pegawai kurang termotivasi, sehingga banyak pegawai yang mengeluh Penilaiann terhadap pegawai menyebabkan saya kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan Pegawai diperlakukan dengan tidak adil oleh atasan, sehingga para pegawai merasa tidak nyaman dalam bekerja 0.910 13.170 0.627 4.829 0.801 8.029 0.871 10.637 Tabel hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua item pernyataan pada kuesioner stress kerja dikatakan valid, dengan taraf signifikansi (α) < 0,05; yang berarti setiap item pernyataan dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat stress kerja karyawan divisi tempa dan cor PT. Pindad (Persero) Bandung. 16 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Konflik Pearson Item T Correlation hitung Signifikansi Keterangan Perbedaan persepsi dalam kerja menambah hubungan kerja kurang baik, maka saya selalu menghindari 0.731 6.427 perbedaan persepsi tersebut Target pekerjaan sulit dicapai karena adanya perbedaan dalam memahami 0.773 7.310 tujuan yang harus dicapai Tugas diberikan sesuai dengan bidang keahlian pegawai, sehingga dapat 0.685 5.641 diperkecil konflik dengan teman Kurangnya pegawai yang memiliki keahlian dan keterampilan disebabkan 0.685 5.641 kurangnya diberikan keahlian Saling ketergantungan tugas antar unit kerja menimbulkan pengaruh yang positif, karena diantara kami saling 0.740 6.601 mendukung Pemberian imbalan tidak sesuai dengan tingkat pengorbanan yang dilakukan, sehingga terjadi persepsi yang berbeda 0.650 5.132 antara pegawai Atasan kurang memberikan sosialisasi yang jelas dalam melaksanakan pegawai sehingga pegawai sulit 0.839 9.251 melaksanakan pekerjaan Sering terjadi salah paham antar personil pegawai, sehingga koordinasi 0.716 6.153 kerja tidak dilakukan Komunikasi yang kurang baik dalam organisasi menyulitkan saya dalam 0.689 5.703 berinteraksi dengan teman sejawat Penempatan pegawai yang tidak tepat dan fasilitas-fasilitas yang diberikan kurang baik sehingga pegawai kurang 0.698 5.848 bersemangat melakukan pekerjaan Perbedaan status atau jabatan menciptakan hubungan yang tidak 0.747 6.741 harmonis antara pegawai Tabel hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua item pernyataan pada kuesioner konflik dikatakan valid, dengan dengan taraf signifikansi (α) < 0,05; yang berarti setiap item pernyataan dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat konflik karyawan divisi tempa dan cor PT. Pindad (Persero) Bandung. 4. Hasil dan Pembahasan Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kinerja No. Item Pearson Correlation T hitung Signifikansi Ket. 1 Kemampuan kerja saya baik, karena selalu dibekali pelatihan secara berkesinambungan. 0.615 4.680 2 Kualitas kerja saya sangat baik, sehingga saya dapat dipercaya dalam melaksanakan tugas 0.727 6.352 3 Kreatifitas saya menunjang dalam Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 17

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 1, Nomor 02, Oktober 2011 No. 4 5 6 7 8 9 10 11 Item Pearson Correlation T hitung Signifikansi Ket. menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, sehinga dapat memotivasi rekan kerja 0.762 7.060 Saya selalu disiplin datang dan pulang kerja tepat waktu, sehingga saya tidak pernah di 0.618 4.716 kenai sanksi Saya tidak pernah berbohong di dalam pekerjaan saya, maka atasan saya selalu 0.878 11.005 percaya terhadap hasil pekerjaan saya Pekerjaan yang diberikan atasan selalu disikapi dengan baik, maka setiap pekerjaan 0.774 7.334 dapat diselesaikan dengan tepat Loyalitas pegawai terhadap perusahaan dapat di pertanggung jawabkan dengan baik, karena setiap instruksi dari atasan selalu dilaksanakan 0.819 8.564 Pimpinan selalu memperlakukan pegawai dengan baik sehingga pegawai termotivasi 0.723 6.280 dalam bekerja Kompensasi bonus yang diberikan instansi kepada karyawan sudah sesuai dengan jabatan 0.654 5.187 Lingkungan kerja yang baik menunjang pekerjaan saya, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu 0.838 9.214 Gaji yang diberikan perusahaan sesuai dengan beban kerja yang diberikan kepada para pegawai 0.682 5.595 Tabel hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua item pernyataan pada kuesioner kinerja dikatakan valid, dengan dengan taraf signifikansi (α) < 0,05; yang berarti setiap item pernyataan dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat kinerja karyawan divisi tempa dan cor pada PT. Pindad (Persero) Bandung. 4.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah menunjukkan sejauh mana kuesioner yang digunakan dapat dipercaya atau memberikan perolehan hasil pengukuran yang relatif konsisten apabila alat ukur ini digunakan kembali dalam pengukuran atau dapat dikatakan pula bahwa reliabilitas mengukur kekonsistenan jawaban responden. Uji reliabilitas yang dipergunakan adalah dengan mempergunakan koefisien Alpha Cronbach. Berikut ini ditampilkan tabel hasil uji reliabilitas variabel stress kerja, konflik dan kinerja karyawan divisi tempa dan cor pada PT. Pindad (Persero) Bandung, dilakukan dengan menggunakan bantuan alat pengolahan data software SPSS Versi 15, sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner No. Variabel Alpha Cronbach Keterangan 1 Stres Kerja (X 1 ) 0.900 Reliabel 2 Konflik (X 2 ) 0.906 Reliabel 3 Kinerja Karyawan (Y) 0.910 Reliabel 18 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan

4.3 Tingkat Stres Kerja Tabel 4.3 Tingkat Variabel Stres Kerja (X 1 ) No. Kriteria Range Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Rendah 9-16 0 0.00 2 Rendah 17-23 0 0.00 3 Sedang 24-30 6 15.79 4 Tinggi 31-37 9 23.68 5 Sangat Tinggi 38-45 23 60.53 Jumlah 38 100.0 Seperti terlihat pada tabel di atas, tingkat variabel stres kerja (X 1 ) di Divisi tempa dan cor PT. Pindad (Persero) Bandung, 6 responden dari 38 responden menyatakan, stres kerja berada pada kriteria sedang (15.79%), 9 responden dari 38 responden menyatakan, stres kerja berada pada kriteria tinggi (23.68%), dan 23 responden dari 38 responden menyatakan, stres kerja berada pada kriteria sangat tinggi (60.53%). Dari hasil pengolahan data tersebut, responden menyatakan bahwa stres kerja yang dilaksanakan di Divisi tempa dan cor PT. Pindad (Persero) Bandung berada pada kategori sangat tinggi (60.53%). 4.5 Tingkat Konflik Tabel 4.4 Tingkat Variabel Konflik (X 2 ) No. Kriteria Range Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Rendah 11-18 0 0.00 2 Rendah 19-25 0 0.00 3 Sedang 26-32 1 2.63 4 Tinggi 33-39 9 23.68 5 Sangat Tinggi 40-55 28 73.68 Jumlah 38 100.0 Seperti terlihat pada tabel di atas, tingkat variabel konflik (X 2 ) di Divisi tempa dan cor PT. Pindad (Persero) Bandung, 1 responden dari 38 responden menyatakan, konflik berada pada kriteria sedang (2.63%), 9 responden dari 38 responden menyatakan, konflik berada pada kriteria tinggi (23.68%) dan 28 responden dari 38 responden menyatakan, konflik berada pada kriteria sangat tinggi (73.68%). Dari hasil pengolahan data tersebut, responden menyatakan bahwa konflik yang dilaksanakan di Divisi tempa dan cor PT. Pindad (Persero) Bandung berada pada kategori sangat tinggi (73.68%). 4.6 Pengaruh Stres kerja dan Konflik Terhadap Kinerja Karyawan divisi tempa dan cor pada PT. Pindad (Persero) Bandung Tabel 4.5 Pengaruh Variabel X1 dan X2 Terhadap Y No. Keterangan Nilai X 1. 1 terhadap Y 0.132 X 2 terhadap Y 0.089 2. X 1 & X 2 terhadap Y 0.131 Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 19

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 1, Nomor 02, Oktober 2011 Atas dasar perhitungan tersebut dapat dikemukakan bahwa stres kerja (X 1 ) mempengaruhi perubahan kinerja karyawan sebesar 13.2% dan konflik (X 2 ) mempengaruhi perubahan kinerja karyawan sebesar 8.9% serta stres kerja dan konflik (X 1 X 2 ) mempengaruhi perubahan kinerja karyawan sebesar 13.1%. Besarnya pengaruh variabel lain, yaitu sebesar 86.86%, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lain selain stres kerja (X 1 ) dan konflik (X 2 ) yang cukup besar terhadap perubahan kinerja karyawan divisi tempa dan cor PT. Pindad (Persero) Bandung. Variabel residu itu terdiri dari faktor-faktor yang tidak diteliti, seperti; kepuasan kerja, komitmen organisasi, budaya organisasi, sistem komunikasi, dan lainnya. 4.7 Uji Hipotesis 4.7.1 Pengujian Secara Serempak (Uji F) Berdasarkan hasil pengolahan data analisis jalur mempergunakan alat bantu software SPSS Versi 15, diperoleh nilai F hitung = 2.639. Sedangkan nilai F tabel = F ((v1=2),(v2=38-2-1)) = F (2,35) = 3.27. Berdasarkan kriteria pengujian jika nilai F hitung < F tabel, maka H 0 diterima yang menunjukkan bahwa apabila dari hasil pengujian Ho diterima maka H 1 ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat satu variabel penyebab berpengaruh terhadap varibel akibatnya, sehingga dilanjutkan dengan pengujian secara individu. 4.7.2 Pengujian Secara Parsial (Uji t) Pada pengujian secara keseluruhan H o diterima, maka dilakukan pengujian secara individual. Untuk menguji pengujian secara individual, berdasarkan hasil pengolahan data analisis jalur mempergunakan alat bantu software SPSS Versi 15, diperoleh nilai t hitung. Untuk variabel stres kerja (X 1 ), nilai t hitung sebesar -2.097 dan untuk variabel konflik (X 2 ), nilai t hitung sebesar 1.727. Sedangkan nilai t tabel = t (0.05,38-2) = t (0.05,36) =1.689. Berdasarkan kriteria pengujian jika t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak yang menunjukkan bahwa apabila dari hasil pengujian Ho ditolak maka H 1 diterima yang berarti bahwa variabel stres kerja (X 1 ) dan konflik (X 2 ) berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). 5. Kesimpulan 1. Tingkat stres kerja dan konflik di Divisi Tempa dan Cor PT.Pindad (Persero) Bandung Hasil penelitian menunjukkan tingkat stres kerja di Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad (Persero) Bandung, berada pada kategori sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa 23 responden dari 38 responden (60.53%) yang ada menyatakan sangat setuju terhadap stres kerja yang dilaksanakan di divisi tempa dan cor PT. Pindad (Persero) Bandung. 2. Tingkat Kinerja karyawan Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad (Persero) Bandung Tingkat variabel kinerja karyawan Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad (Persero) Bandung, berada pada kategori sedang dan tinggi. Ini menunjukkan bahwa 13 responden dari 38 responden (34.21%) menyatakan ragu-ragu dan setuju terhadap kinerja yang dilaksanakan di Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad (Persero) Bandung, meskipun masih ada juga yang belum sepenuhnya memberikan dan melaksanakan kinerja ini dengan baik, hal ini terlihat dari tingkat variabel kinerja yang menunjukkan tingkat sedang dan tinggi. 3. Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Terhadap Kinerja Karyawan Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad (Persero) Bandung, dengan melihat hasil pengolahan data melalui analisis Regresi Berganda diperoleh persamaan struktural pengaruh stres kerja dan konflik terhadap kinerja karyawan Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad (Persero) Bandung, sebagai berikut: Y = -0.364 X 1 + 0.299 X 2 + ε 20 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan

Atas dasar perhitungan tersebut dapat dikemukakan bahwa stres kerja (X 1 ) akan mempengaruhi perubahan kinerja karyawan (Y) sebesar 13.2% dan konflik (X 2 ) akan mempengaruhi perubahan kinerja karyawan (Y) sebesar 8.9% serta stres kerja dan konflik (X1X2) akan mempengaruhi perubahan kinerja karyawan (Y) sebesar 13.1%, serta ρ pengaruh variabel lain di luar variabel yang dipergunakan Y ε = 0.932 (86.86%). Uji Hipotesis = F hitung (2.639) < F tabel (3.27) serta Untuk variabel stres kerja (X 1 ), nilai t hitung sebesar -2.097 dan untuk variabel konflik (X 2 ), nilai t hitung sebesar 1.727. Sedangkan nilai t tabel = 1.689. Maka t hitung > t tabel. Berdasarkan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa Stres Kerja dan Konflik mempunyai hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja karyawan. 5.1 Saran Perbedaan dalam memahami tujuan boleh saja, tetapi apabila dapat menghambat target pekerjaan yang ingin dicapai dan menghambat kinerja karyawan, perbedaan tersebut harus dihilangkan dan perbedaan persepsi tersebut harus disamakan, sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Sebaiknya atasan/instansi dalam memperlakukan karyawannya harus adil baik dari segi pelimpahan tugas maupun pemberian kompensasi, sehingga dapat terhindar dari konflik yang mungkin terjadi antara sesama karyawan maupun atasan/instansi. Sebaiknya instansi dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawainya, sehingga semangat kerja karyawan dapat meningkat dan pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat. Referensi [1] A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi, PT. Presika Aditama, Bandung. [2] H Malayu S.P. Hasibuan, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta. [3] Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-7, CV. Alphabeth, Bandung. [4] T. Hani Handoko, 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta. [1]. Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Divisi Buku Pilihan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 21