BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Analisis pergerakan..., Adella bachtiar, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan internasional. Aktivitas ekspor impor dalam neraca pembayaran merupakan cerminan akan perdagangan internasional. Penentuan kurs valuta asing menjadi pertimbangan penting bagi negara yang terlibat dalam perdagangan internasional, karena kurs valuta asing berpengaruh besar terhadap biaya dan manfaat dalam perdagangan internasional. Nilai tukar atau kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Kurs mata uang antar negara mencerminkan nilai perbandingan nilai mata uang satu negara terhadap negara lainnya yang ditentukan oleh daya beli masing-masing negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil. Fenomena atau masalah yang sering kali terjadi berhubungan dengan nilai tukar/kurs mata uang yaitu fluktuasi nilai mata uang yang tidak menentu. Fluktuasi/tingkat perubahan yang semakin besar menunjukkan pergerakan kurs yang semakin besar (apresiasi/ depresiasi mata uang). Hal ini memberikan gambaran terjadinya overvalued dan undervalued nilai tukar mata uang terhadap mata uang negara lainnya. Manakala nila tukar mata uang mengalami perubahan 1

2 yang ekstrim, maka perekonomian akan mengalami ketidakstabilan baik dari sisi makro dan mikro. Amerika Serikat dipandang sebagai negara maju dengan dollar Amerika (USD) sebagai mata uangnya yang merupakan mata uang acuan bagi sebagian besar negara sedang berkembang. Peranan USD menjadi sangat penting sebab aktivitas perdagangan internasional dilakukan oleh sebagian besar negara sedang berkembang dengan menggunakan mata uang USD. Indonesia yang merupakan partner aktivitas perdagangan dengan Amerika Serikat, secara otomatis menilai kegiatan perdagangannya dengan mata uang USD. Jika kurs rupiah (IDR) terhadap dollar Amerika (USD) tidak stabil, akan cenderung mengganggu aktivitas perdagangan sebab dapat menimbulkan kerugian ekonomi karena kegiatan perdagangannya dinilai dengan mata uang dollar Amerika (USD). Oleh karena itu, fenomena fluktuasi kurs memerlukan penanganan serius karena akan berpengaruh pada performa aktivitas ekonomi suatu negara yang turut mempengaruhi kondisi perekonomian di negara tersebut. Dalam dua dekade terakhir, Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali perubahan sistem nilai tukar (exchange rate arrangement). Sebagaimana diketahui, sejak tahun 1978 sistem nilai tukar Indonesia bergerak semakin fleksibel dengan kisaran intervensi yang semakin diperlebar hingga akhirnya dihapuskan pada bulan Agustus 1997 dengan diadopsinya sistem nilai tukar mengambang bebas hingga saat ini (free floating exchange rate). (Triatno, 1999: 78). Dengan diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating system) di Indonesia, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dollar Amerika ditentukan oleh mekanisme pasar. Sejak saat itulah naik

3 turunnya nilai tukar atau fluktuasi ditentukan oleh kekuatan pasar. Pada tahun 2008, harga minyak dunia melambung tinggi yang sempat menembus level US$ 140 per barel sehingga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan permintaan valuta asing sebagai konsekuensi negara pengimpor minyak dan disusul dengan terjadinya krisis keuangan di Amerika Serikat tahun 2008 akibat kredit macet subprime mortgage yang berdampak secara global pada ekonomi negara-negara Eropa, Asia dan juga termasuk Indonesia. Kondisi ini menyebabkan pergerakan nilai tukar rupiah melemah mengikuti kecenderungan global hingga mencapai titik terendah senilai Rp. 11.743 per US$ pada 28 Oktober 2008. Dampak krisis finansial global menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah negara yang sedang berkembang, termasuk ke wilayah Asia. Untuk Indonesia, akibat yang dirasakan dari krisis finansial ini adalah mata uang rupiah menjadi terdepresiasi sehingga mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan terhadap mata uang domestik. Dengan melemahnya nilai tukar mata uang Indonesia, menandakan lemahnya kondisi untuk melakukan transaksi luar negeri, baik itu untuk ekspor dan impor maupun hutang luar negeri. Krisis finansial global masih tetap dirasakan hingga di tahun 2009, di kuartal-kuartal awal periode kerja. Pada kuartal pertama nilai tukar rupiah terhadap dollar masih mengalami depresiasi dan nilainya berada di atas 10.000/US$ dimana besarannya mencapai 11.575/US $ dan begitu juga di kuartal kedua nilai tukar masih di atas range 10.000/US$ yaitu berada di titik 10.225/US$. Pada kuartal ketiga dan keempat nilai tukar rupiah terhadap dollar semakin stabil dan mengalami penguatan hingga ke titik 9.681/US$ di kuartal ketiga, dan di titik

4 9.400/US$ di kuartal keempat. Keberadaan perekonomian Indonesia yang kurang baik dikarenakan krisis global ini, menjadikan kondisi yang sulit untuk melihat apa yang menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dollar mengalami perubahan. Hal tersebut dikarenakan faktor utama pemicunya merupakan faktor eksternal. Sehingga dalam penelitian ini, kajian lebih difokuskan kepada keadaan periode setelah krisis global 2008 yang dirasakan Indonesia. Adapun kondisi pergerakan kurs tengah rupiah terhadap dollar dari tahun 2008 hingga akhir tahun pengamatan 2014 dapat dijelaskan dalam gambar 1.1 berikut ini : 14,000.00 12,000.00 10,000.00 8,000.00 6,000.00 4,000.00 2,000.00 - Nilai Tukar Rupiah / US $ Sumber : Bank Indonesia, 2008-2014 ( diolah) Gambar 1.1 Pergerakan Kurs Rupiah terhadap Dollar AS Dari data di atas, diketahui bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar mengalami fluktuasi. Hal ini merupakan suatu masalah karena pergerakan

5 kurs tersebut mengalami perubahan-perubahan yang berarti di sepanjang tahun pengamatannya. Pada tahun 2008 kuartal pertama nilai kurs tengah rupiah terhadap dollar sebesar Rp.9.217,- terus melemah hingga kuartal kedua tahun 2009 dengan nilai Rp. 10.225,-. Pada kuartal ketiga 2009 nilai kurs tengah rupiah terhadap dollar mengalami penguatan hingga kuartal kedua tahun 2011 dengan nilai Rp.8.597,-. Dari kuartal ketiga tahun 2011 keadaan nilai kurs rupiah mengalami kemerosotan hingga tahun 2014. Kondisi ini cukup memprihatinkan. Kondisi ini menarik untuk dikaji, karena sangatlah penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Menurut Frenkel (1984), ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar. Berdasarkan teori nilai tukar melalui pendekatan moneter, Frenkel (1984) membagi teori nilai tukar atas dua katagori, yaitu model moneter harga fleksibel (the flexible price monetary model) dan model moneter harga kaku / lonjakan kurs (the sticky price or overshooting monetary model). Menurut teori pendekatan moneter ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar, yaitu : tingkat harga relatif, tingkat suku bunga, pendapatan nasional riil, dan penawaran uang. Sedangkan menurut pendekatan neraca pembayaran, fluktuasi nilai tukar disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran. (Kuncoro : 2001). Berikut pada tabel 1.1 disajikan data-data beberapa variabel makro ekonomi Indonesia yang juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat kurun waktu q1.2013 q4.2014.

6 Tabel 1.1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi di Indonesia Tahun M2 Riil PDB Riil Suku Bunga Riil Inflasi Neraca Pembayaran Indonesia 2013:q1 3,322,528.96 671,593.00 4.26 1.87-6,614.84 2013:q2 3,413,378.66 688,864.00 4.42 2.06-2,476.77 2013:q3 3,584,080.54 709,985.00 5.60 2.19-2,645.23 2013:q4 3,730,197.02 699,903.00 5.82 2.25 4,412.11 2014:q1 3,660,605.98 706,533.00 5.82 2.25 2,066.25 2014:q2 3,865,890.61 724,133.00 5.85 2.19 4,296.69 2014:q3 4,010,146.66 745,577.00 5.92 2.06 6,475.41 2014:q4 4,173,326.50 732,938.50 6.01 1.86 2,410.25 Sumber : BI dan BPS, 2013-2014 (data diolah) Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat kondisi ekonomi makro Indonesia pasca krisis ekonomi global 2008. Dari data jumlah penawaran uang (M2) di Indonesia setiap quartal dari tahun 2013 hingga 2014 mengalami peningkatan. Menurut teori bahwa ketika terjadi kelebihan penawaran uang akan mendorong suku bunga menurun sehingga menyebabkan mata uang domestik terdepresiasi. (Krugman : 1994). Namun bila dilihat dari tabel 1.1, peningkatan penawaran uang tidak dibarengi dengan penurunan suku bunga. Hal ini dikarenakan variabel suku bunga memiliki koefisien hubungan yang ambigu terhadap nilai tukar. Untuk lebih jelasnya berikut mekanisme suku bunga dalam mempengaruhi nilai tukar. Yang pertama, ketika kenaikan tingkat bunga dalam negeri mendorong lembaga keuangan untuk meningkatkan penawaran dana di pasar uang. Pada saat yang sama, tingkat bunga yang lebih tinggi akan mengurangi keinginan masyarakat memegang uang. Sebagai akibatnya akan terjadi kelebihan uang (excess money balance) di pasar uang dalam negeri. Hal ini akan mengakibatkan depresiasi mata

7 uang dalam negeri. Disisi lain, pengaruh yang kedua dapat terjadi kenaikan tingkat bunga dalam negeri akan menarik aliran modal masuk ke dalam negeri. Hal ini karena kenaikan tingkat bunga dirasa lebih menguntungkan bagi investor untuk memindahkan dana ke dalam negeri. Adanya aliran modal masuk akan mengakibatkan apresiasi mata uang dalam negeri. (Kholidin : 2002). Untuk selanjutnya dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwasannya pendapatan domestik bruto riil (PDB riil) pasca kiris ekonomi global 2008, sejak Q1.2013 hingga Q4.2014 angka pertumbuhan PDB riil mengalami gejolak naik turun. Kondisi perekonomian Indonesia cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan. Menurut Krugman (1994), penurunan output riil mendorong penurunan permintaan uang sehingga menyebabkan suku bunga menurun dengan asumsi ceteris paribus. Pada saat suku bunga menurun maka mata uang domestik akan terdepresiasi. Sebaliknya kenaikan output riil meningkatkan suku bunga dengan asumsi ceteris paribus (tingkat harga dan penawaran uang tetap atau diabaikan). Kenaikan output riil menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan uang. Akibat dari kelebihan permintaan uang akan mendorong suku bunga naik sehingga mata uang domestik akan terapresiasi. Hal ini berarti PDB rill berpengaruh negatif terhadap dengan nilai tukar (kurs). Untuk variabel terakhir yang ingin dilihat pengaruhnya yakni neraca pembayaran. Posisi neraca pembayaran (BOP) suatu negara akan sangat mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang domestiknya terhadap mata uang asing. BOP yang surplus mencerminkan adanya aliran masuk netto valuta asing di dalam perekonomian negara tersebut, baik melalui transaksi barang maupun aset, sehingga menyebabkan bertambahnya penawaran valuta asing (increase in

8 supply) di negara tersebut, dan mengakibatkan terjadinya apresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing. Dengan kata lain, artinya kondisi dalam negeri membutuhkan jumlah rupiah dalam nilai yang kecil atau sedikit untuk mendapatkannya (menukarkannya) ke dalam bentuk dollar. Sedangkan BOP yang defisit menandakan telah terjadi aliran dana keluar netto (ke luar negeri), sehingga dapat mengakibatkan terjadi excess demand terhadap valuta asing dalam perekonomian nasional. Maka neraca pembayaran dalam hal ini berpengaruh negatif terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Beberapa peneliti sebelumnya telah melihat beberapa hal yang berkaitan mengenai tinjauan penelitian ini. Insukindro (1992 : 468) meneliti bahwa variabel pendapatan, suku bunga, laju inflasi dan Produksi Domestik Bruto (PDB) digunakan sebagai proxy untuk mengamati perilaku permintaan uang dalam arti sempit (Ml) dan uang dalam arti luas (M2), dan memang terjadi hubungan antar variabel. Dan menurut Katsimbris dan Miller (1995:55) bahwa M2 di Amerika Serikat mempengaruhi M2 negara lain terutama negara yang menggunakan sistem nilai tukar free floating exchange rate. Selanjutnya Tucker, et. all (1991), menyatakan bahwa hubungan antara jumlah uang beredar dengan nilai tukar rupiah adalah postif sedangkan hubungan antara pendapatan rill dan suku bunga terhadap nilai tukar adalah negatif. Sama halnya dengan penelitian sebelumnya yang dijelaskan oleh Howrey (1994) dimana jumlah uang beredar dan suku bunga berpengaruh positif terhadap nilai tukar. Penelitian ini dipandang perlu karena perubahan nilai tukar di pasar sulit diprediksi dalam sistem nilai tukar mengambang bebas serta tinggi rendahnya nilai tukar mengandung biaya sosial yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat

9 kesejahteraan masyarakat dan berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi nasional. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat setelah periode krisis ekonomi global 2008, dilihat dari pendekatan moneter, yaitu menggunakan data bilateral dengan variabel bebas : selisih jumlah uang beredar dalam arti luas (M2), selisih inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih PDB riil (produk domestik brutto), dan neraca pembayaran Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi seputar pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, permasalahan yang diajukan adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh selisih jumlah uang beredar (M2) Indonesia- Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat. 2. Apakah terdapat pengaruh selisih Produk Domestik Brutto riil (PDB riil) Indonesia-Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat. 3. Apakah terdapat pengaruh selisih tingkat suku bunga Indonesia-Amerika Serikat, terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat. 4. Apakah terdapat pengaruh selisih tingkat inflasi Indonesia dan Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat. 5. Apakah terdapat pengaruh neraca pembayaran Indonesia terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat.

10 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah secara empiris : 1. Menganalisis pengaruh selisih jumlah uang beredar (M2) Indonesia-Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat. 2. Menganalisis pengaruh selisih tingkat inflasi Indonesia-Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat. 3. Menganalisis pengaruh selisih tingkat suku bunga Indonesia-Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat. 4. Menganalisis pengaruh selisih produk domestik brutto riil (PDB riil) Indonesia dan Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat. 5. Menganalisis pengaruh neraca pembayaran Indonesia terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi eksportir dan importir dapat menentukan strategi yang tepat dalam mengurangi resiko yang timbul akibat perubahan nilai tukar yang tidak dapat diprediksi. 2. Bagi otoritas moneter dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penentuan sistem nilai tukar. 3. Bagi dunia akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan, pandangan dan kajian teoritis kepada penelitian berikutnya, terutama dalam meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar valuta asing.