BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki hubungan atau tidak. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh data guna mengetahui hubungan antara variabel bebas kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan variabel terikat hasil belajar B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Tengaran yang beralamat di Jl. Masjid Besar Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari sampai April 2013. Jumlah kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran adalah 8 kelas dengan jumlah 262 siswa, penelitian dilakukan di kelas VII A, VII B, dan VII C. C. Variabel Penelitian Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecemasan dalam menghadapi tes matematika sebagai variabel bebas atau independent variable (x) dan hasil belajar matematika sebagai variabel terikat atau dependent variable (y). D. Definisi Operasional Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dan hasil belajar Kecemasan dalam menghadapi tes matematika adalah keadaan atau kondisi emosional pada diri siswa yang ditandai dengan perasaan tegang dan khawatir bahkan kadang-kadang lepas kendali dan sangat mengganggu pikiran yang dialami pada saat menghadapi tes yang ditujukan untuk menilai hasil mata pelajaran matematika yang telah diberikan guru matematika kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar matematika dapat dicapai. Adapun indikator dari kecemasan terdapat dalam angket kecemasan 21
22 siswa dalam menghadapi tes matematika, yang diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku. Skala pengukuran kecemasan adalah skala interval yang kemudian diubah menjadi skala ordinal dengan empat kategori tingkatan yaitu kecemasan ringan, sedang, berat dan panik. Hasil belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa sebagai tanda atau simbol keberhasilan dari usaha belajar (hasil aktivitas belajar) yang menghasilkan perubahan, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mata pelajaran Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Adapun klasifikasi hasil belajar adalah ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Indikator hasil belajar matematika adalah nilai tes hasil belajar matematika, dan skala pengukuran adalah skala interval. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah atau generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran yang terdiri atas 8 kelas, dari Tabel 1 dapat diketahui perincian jumlah Populasi Penelitian: 2. Sampel Tabel 1 Populasi Penelitian No. Kelas Jumlah siswa 1. VII A 32 2. VII B 31 3. VII C 32 4. VII D 34 5. VII E 33 6. VII F 32 7. VII G 34 8. VII H 34 Jumlah 262 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yang
23 berarti teknik pengambilan sampel yang memberi peluang sama kepada seluruh anggota populasi untuk dapat dipilih sebagai anggota sampel. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A, VII B dan VII C dengan melihat rata-rata hasil belajar F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode angket dan metode dokumentasi. Penggunaan metode angket untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika, sedangkan metode dokumentasi untuk mengetahui hasil belajar a. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Angket dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu responden memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pernyataan yang telah tersedia. Angket dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika, yang disusun berdasarkan model skala Likert. b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012). Pemilihan metode ini dikarenakan keterbatasan peneliti untuk memperoleh data hasil belajar matematika dan merupakan metode yang paling tepat. Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dengan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket kecemasan siswa dalam menghadapi tes Skala yang digunakan untuk mengukur instrumen angket kecemasan siswa dalam menghadapi
24 tes matematika dengan menggunakan skala Likert. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub indikator, lalu sub indikator tersebut terdiri dari beberapa indikator empiris yang kemudian menjadi titik tolak untuk menyusun item pernyataan. Angket yang dibuat menggunakan skala Likert dimana menggunakan empat kategori jawaban, yaitu (SS) Sangat Sesuai, (S) Sesuai, (TS) Tidak Sesuai, dan (STS) Sangat Tidak Sesuai. Tiap indikator dibuat dari pernyatan-pernyataan dalam dua bentuk yaitu bentuk favourable dan unfavourable. Item pernyataan yang favourable adalah item yang mendukung dan pernyataannya berbentuk positif. Item pernyataan yang unfavourable adalah pernyataan yang tidak mendukung dan pernyataannya berbentuk negatif. Penyusunan dari tiap item pernyataan dibuat acak guna menghindari pengaruh jawaban tersembunyi, karena ini merupakan kecenderungan responden untuk memberikan penilaian satu posisi saja dalam angket (Azwar, 2006). Berikut ini adalah Tabel 2 mengenai pola penskoran alat pengumpul data: Tabel 2 Pola Penskoran Alat Pengumpul Data Pilihan Favourabel Unfavourable Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2 Tidak Sesuai (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika, yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes Tingkat kecemasan dalam penelitian ini dapat diketahui dari skor yang diperoleh sehingga bila skor yang diperoleh tinggi, maka tingkat kecemasan dalam menghadapi tes matematika pada siswa mengalami tingkatan panik, sebaliknya jika skor yang diperoleh rendah maka tingkat kecemasan dalam menghadapi tes matematika pada siswa mengalami tingkatan kecemasan ringan. Angket kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika disusun berdasarkan gejala-gejala kecemasan menurut Stuart (2006), yang mencakup dua aspek yaitu perubahan fisik dan perilaku. Berikut ini Tabel 3 mengenai Blue Print kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika:
25 Tabel 3 Blue Print Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Tes Matematika Konsep Indikator Sub Indikator Indikator Empiris Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku. Gejala kecemasan fisiologis yang meliputi kardiovaskular, pernafasan, neuromuskular, gastrointestinal, saluran perkemihan, dan kulit Kardiovaskular diantaranya adalah jantung berdebar dan rasa ingin pingsan. Pernafasan diantaranya adalah sesak nafas, tekanan pada dada, dan sensasi tercekik. Neuromuskular diantaranya adalah insomnia, Saat guru memberikan tes matematika secara tibatiba, jantung saya berdebar-debar dengan keras. Saya merasa ingin pingsan ketika mendapatkan hasil tes matematika saya lebih jelek dari teman saya. Detak jantung saya tidak berdebar dengan keras ketika menanti pembagian hasil tes Saat mengikuti tes matematika kepala saya terasa pusing atau berat. Saya merasa ingin pingsan ketika menghadapi tes Saya merasa ada tekanan pada dada ketika mengerjakan soal tes matematika yang sulit. Saya merasa sesak nafas ketika matematika yang sulit. Saya tidak merasakan ada tekanan pada dada ketika menerima hasil tes matematika buruk. Saya merasa ada sensasi tercekik ketika guru memberikan tes matematika secara tibatiba. Nafas saya terasa sesak ketika guru membagikan hasil tes Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak apabila keesokan harinya ada tes Item F U
26 mondarmandir, dan wajah tegang. Gastrointestinal diantaranya adalah nafsu makan hilang, mual, dan diare. Saluran perkemihan yaitu tidak dapat menahan kencing. Saya sering mondarmandir saat guru membagikan hasil tes Pada saat akan menghadapi tes matematika, saya tetap dapat beristirahat dengan teratur. Saat akan menghadapi tes matematika saya sering mondar-mandir dikelas. Wajah saya terlihat tegang jika waktu untuk matematika akan selesai. Nafsu makan saya berkurang bahkan menjadi hilang saat akan menghadapi tes Saya tidak pernah mulas atau sakit perut saat matematika yang sulit. Pola makan saya tidak terganggu saat akan menghadapi tes Nafsu makan saya hilang ketika mengetahui hasil tes matematika saya buruk. Saya merasa mual ketika melihat hasil tes matematika saya lebih buruk dari teman-teman saya. Saya sering bolak-balik ke kamar kecil untuk buang air kecil saat mengikuti tes Saya tidak merasa ingin buang air kecil ketika matematika yang sulit.
27 Gejala kecemasan perilaku yang meliputi kognitif dan afektif. Kulit diantaranya adalah berkeringat, wajah memerah, dan rasa panas dingin pada kulit. Perilaku kognitif diantaranya adalah perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah memberikan penilaian, hambatan berfikir, kehilangan Saya sering minta ijin ke kamar kecil untuk buang air kecil saat saya kesulitan Saya tidak pernah bolakbalik ke kamar kecil untuk buang air kecil ketika tes matematika sedang berlangsung. Saya tidak dapat menahan buang air kecil ketika mengetahui hasil tes matematika saya buruk. Keringat dingin saya selalu keluar setiap akan mengikuti tes matematika di kelas. Telapak tangan saya tidak berkeringat saat Saya merasa panas-dingin ketika waktu untuk matematika akan selesai. Setiap guru mengadakan tes matematika secara tiba-tiba telapak tangan saya berkeringat. Wajah saya memerah saat menanti pembagian tes Jumlah 22 8 Saya menjadi pelupa ketika waktu untuk mengerjakan tes matematika akan selesai. Saya tidak mengalami kesulitan berkonsentrasi saat mengikuti tes matematika di kelas. Saya merasa kebingungan saat akan memulai
28 objektivitas, bingung, takut, dan mimpi buruk. Perilaku afektif diantaranya adalah mudah terganggu, gelisah, tegang, gugup, ngeri, khawatir, rasa bersalah, dan malu. Saya sering salah memberikan penilaian terhadap soal tes matematika ketika Saya selalu mimpi buruk, jika keesokan harinya akan ada tes Saya takut menghadapi tes matematika jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Perhatian saya tetap fokus ketika waktu untuk matematika akan selesai. Saya merasa kehilangan objektivitas saat mengerjakan soal tes matematika yang sulit. Saya sering mengalami gangguan berfikir ketika menghadapi tes matematika yang sulit. Saya merasa terganggu jika kondisi kelas tidak tenang saat Saya merasa tegang setiap mengikuti tes Saya tidak mengkhawatirkan kegagalan dalam Saya malu jika mendapatkan hasil tes matematika yang kurang baik. Saya mengkhawatirkan hal buruk dalam mengerjakan tes Saya tidak merasa ngeri ketika membayangkan akan matematika yang sulit.
29 Saya gelisah saat guru membagi hasil tes Saya merasa serba salah ketika memberikan jawaban pada tes matematika secara asalasalan. Saya tidak merasa gugup akan adanya tes matematika yang diadakan secara mendadak. Jumlah 13 5 Jumlah keseluruhan 35 13 G. Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kriteria penentuan validitas instrumen yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pendapat Arikunto (2009), dari Tabel 4 dapat diketahui mengenai Kriteria Validitas Butir Instrumen: Tabel 4 Kriteria Validitas Butir Instrumen Koefisien Validitas Kriteria 0.800 r xy <1.00 Sangat Tinggi 0.600 r xy <0.800 Tinggi 0.400 r xy <0.600 Cukup 0.200 r xy <0.400 Rendah r xy <0.200 Sangat Rendah (Tidak Valid) Pengujian validitas angket menggunakan Corrected Item-Total Correlation dengan menggunakan Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows. Dasar perhitungan validitas menggunakan ketentuan Arikunto (2002) yaitu untuk setiap item dikatakan valid apabila r 0,200. Apabila Corrected Item-Total Correlation bernilai positif dan lebih besar dari 0,200 maka item tersebut dikatakan valid. Sedangkan jika
30 Corrected Item-Total Correlation bernilai negatif dan lebih kecil dari 0,200 maka item tersebut dikatakan tidak valid. Hasil perhitungan dari 48 item tersebut diperoleh 43 item yang valid dan 5 item yang tidak valid. 5 item yang tidak valid tersebut yaitu item nomor 5, 14, 22, 24, dan 35. Ke-5 item yang tidak valid tersebut mempunyai koefisien validitas mulai dari -0,160 sampai dengan 0,155. Sedangkan item yang valid mempunyai koefisien validitas mulai dari 0,213 sampai dengan 0,668. Item yang tidak valid selanjutnya dinyatakan gugur, berikut ini Tabel 5 yang menunjukkan Indikator dan Nomor Item yang Valid dan Gugur Angket Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Tes Matematika: Tabel 5 Indikator dan Nomor Item yang Valid dan Gugur Angket Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Tes Matematika No. Indikator No Butir Item Jumlah Item Valid 1. Fisiologis 1, 2, 3, 4, 5*, 6, 11, 12, 13, 14*, 15, 16, 21, 22*, 23, 24*, 25, 26, 31, 32, 33, 34, 35*, 36, 41, 42, 43, 44, 45, 46 25 2. Perilaku 7, 8, 9, 10, 17, 18, 19, 20, 27, 28, 29, 30, 37, 38, 39, 40, 47, 48 18 Jumlah 43 Tanda (*) menunjukkan nomor item yang tidak valid. Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa item gugur pada aspek fisiologis berjumlah 5 item, dan pada aspek perilaku tidak ada item yang gugur. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan (Sukardi, 2011). Hasil penelitian yang diberikan oleh instrumen harus konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Cara untuk mendapatkan reliabilitas dengan bantuan Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows menggunakan teknik uji reliabilitas Alpha Cronbanch. Berikut ini adalah Tabel 6 menunjukkan Kriteria Guildford-Futcher (Azwar, 2003):
31 Tabel 6 Kriteria Reliabilitas Interval Kriteria r 0,7 Tidak reliabel 0,7 < r 0,8 Cukup reliabel 0,8 < r 0,9 Reliabel 0,9 < r 1,0 Sangat Reliabel Pengujian reliabilitas angket kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan teknik yang digunakan untuk mendapatkan konsistensi dari alat ukur yaitu teknik Alpha Cronbach yang diolah menggunakan Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows. Hasil uji reliabilitas untuk kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika setelah item pernyataan yang tidak valid dihilangkan yang terdiri dari 43 item pernyataan valid memiliki koefisien reliabilitas α = 0,905 dengan kriteria sangat reliabel. Berikut ini adalah Tabel 7 menunjukkan Hasil Uji Reliabilitas: Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Angket Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.905 43 H. Teknik Analisis Data Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri dari teknik analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengukuran variabel hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran. Pendeskripsian hasil pengukuran meliputi mean, median, standar deviasi, serta nilai maksimum dan minimum. Analisis inferensial digunakan untuk menguji hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 1 Tengaran. Sebelum diuji korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dan uji linearitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui datanya berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan uji t. Sedangkan uji linieritas digunakan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
32 menggunakan teknik Correlate Pearson Product Moment yang terdapat dalam program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows Release 16.0. Sebelum melakukan analisis dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji linieritas. 1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sampel penelitian yang diambil dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas data angket kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dan hasil belajar Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov melalui Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows. b. Uji Linieritas Uji linieritas bertujuan untuk menguji hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika linier atau tidak. Uji linieritas dilihat dari tabel Anova dengan bantuan Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran. Analisis hipotesis penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil akhir penelitian, apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H 0 : ρ = 0 (tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran) H 1 : ρ 0 (Ada hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tengaran) Teknik korelasi Product Moment (Karl Pearson) dipilih untuk menunjukkan hubungan variabel kecemasan siswa menghadapi tes matematika dengan hasil belajar Rumus dari korelasi product moment adalah:
33 Keterangan: = Koefisien korelasi Product Moment variabel X dan Y = Jumlah perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y = Jumlah skor variabel X = Jumlah skor variabel Y = Jumlah seluruh subjek Untuk menentukan kuatnya hubungan diantara dua variabel tersebut, digunakan pedoman koefisien korelasi nilai r (Riduwan dan Akdon, 2009) yang dapat dilihat pada Tabel 8 mengenai Tingkatan Kuatnya Korelasi berikut ini: Tabel 8 Tingkatan Kuatnya Korelasi Interval Tingkat 0,80 r 1,000 Korelasi sangat kuat 0,60 r 0,799 Korelasi kuat 0,40 r 0,599 Korelasi cukup 0,20 r 0,399 Korelasi rendah 0,00 r 0,199 Korelasi sangat rendah Dengan bantuan pembagian tingkat kekuatan hubungan antar variabel dapat memudahkan untuk mendefinisikan bagaimana tingkat kekuatan hubungan antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi tes matematika dengan hasil belajar
34