BAB III PENUTUP. bersenjata internasional maupun non-internasional. serangan yang ditujukan kepada mereka adalah dilarang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. prinsip Pembedaan (distinction principle) maka Tentara Pembebasan Suriah

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data seperti yang tertuang pada Bab II, maka dapat. disimpulkan bahwa:

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara ialah subjek hukum internasional dalam arti yang klasik,

BAB I PENDAHULUAN. perang sebisa mungkin harus dihindari. lebih dikenal dengan istilah Hukum Humaniter Internasional.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. ketika lawan terbunuh, peperangan adalah suatu pembunuhan besar-besaran

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS PELANGGARAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DALAM KONFLIK BERSENJATA ISRAEL-HEZBOLLAH Oleh

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. International Committee of the Red Cross (ICRC) dalam usahanya menegakkan

PERLINDUNGAN KOMBATAN. Siapa yang boleh dijadikan obyek peperangan dan tidak. Distinction principle. Pasal 1 HR Kombatan..?

BAB I PENDAHULUAN. perang dan damai. Peristiwa-peristiwa besar yang menjadi tema-tema utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suriah merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Barat yang

BAB II PERAN KONVENSI JENEWA IV TAHUN 1949 DALAM HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL. Dalam kepustakaan Hukum Internasional istilah hukum humaiter

JURNAL PELAKSANAAN KEWAJIBAN PENYEBARLUASAN PENGETAHUAN KONVENSI-KONVENSI JENEWA 1949 OLEH INDONESIA KEPADA SELURUH PENDUDUK INDONESIA

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

PERLINDUNGAN ORANG SIPIL DALAM HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN HUKUM HUMANITER MENGENAI PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA BAGI PERSONIL MILITER YANG MENJADI TAWANAN PERANG

BAB I PENDAHULUAN. yang bersengketa dengan menggunakan alat-alat dan metode berperang tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia memiliki cita-cita dan tujuan utama untuk

PROTOKOL TAMBAHAN PADA KONVENSI-KONVENSI JENEWA 12 AGUSTUS 1949 DAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERLINDUNGAN KORBAN-KORBAN PERTIKAIAN-PERTIKAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

2018, No d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kepalangmerahan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Repub

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

LEGALISASI HUKUM INTERNASIONAL TENTANG PENGUNGSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PENGUNGSI KONFLIK DARFUR

PERLINDUNGAN RELAWAN KEMANUSIAAN

KONVENSI JENEWA II TENTANG PERBAIKAN KEADAAN ANGGOTA ANGKATAN PERANG DI LAUT YANG LUKA, SAKIT, DAN KORBAN KARAM DALAM HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

Oleh : Ardiya Megawati E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka

STATUS TENTARA ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

BAB II TINJAUAN UMUM. 1.1 Tinjauan Umum Mengenai Subjek Hukum Internasional Pengertian Subjek Hukum Internasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Hak Asasi Manusia (HAM), Implementasi dan. Hubungannya dengan Hukum Humaniter Internasional (HHI) Oleh : Yulianto Achmad

Sumber Hk.

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi secara subsistem. Apabila satu aspek dari lingkungan bermasalah,

Haryomataram membagi HH menjadi 2 (dua) atura-aturan pokok, yaitu 1 :

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

BAB I PENDAHULUAN. tidak turut serta dalam permusuhan (penduduk sipil= civilian population). 2. PBB dan Kellogg-Briand Pact, atau Paris Pact-1928.

LEGALITAS PENGGUNAAN PELURU KENDALI BALISTIK ANTARBENUA (INTERCONTINENTAL BALLISTIC MISSILE) DALAM PERANG ANTARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WARGA SIPIL DALAM KONFLIK BERSENJATA (NON-INTERNASIONAL) LIBYA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. J.G.Starke, Pengantar Hukum Internasional 1, Sinar Grafika, Jakarta, 2010

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB I. Pendahuluan. Amsterdam ke Kuala Lumpur pada tanggal 17 Juli 2014 dengan 298 penumpang

-2- Konvensi Jenewa Tahun 1949 bertujuan untuk melindungi korban tawanan perang dan para penggiat atau relawan kemanusiaan. Konvensi tersebut telah di

MAKALAH. Hukum Hak Asasi Manusia & Hukum Humaniter. Oleh: Dr. Fadillah Agus, S.H., M.H. FRR Law Office FH Unpad

KETENTUAN PENGATURAN PERLINDUNGAN WARGA SIPIL dan OBYEK SIPIL DALAM PERANG DI SURIAH

Konvensi Munisi Tandan (CCM) tahun 2008

EKSISTENSI DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENTARA BAYARAN (MERCENARIES) YANG TERLIBAT KONFLIK BERSENJATA MENURUT HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

Norway, di Yogyakarta tanggal September 2005

PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DI WILAYAH YANG MENGALAMI KONFLIK BERSENJATA. Oleh : Dentria Cahya Sudarsa*

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP RELAWAN KEMANUSIAN BERDASARKAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KEPALANGMERAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEGALITAS PENGGUNAAN BOM CURAH (CLUSTER BOMB) PADA AGRESI MILITER ISRAEL KE PALESTINA DALAM PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016. KAJIAN YURIDIS TENTARA ANAK DALAM PERANG MENURUT HUKUM HUMANITER 1 Oleh: Naomi P. L.

PENJAHAT PERANG DITINJAU MENURUT HUKUM INTERNASIONAL ABSTRAK SKRIPSI. OLEH RUSTYATTITO TRIST{O DJATMIKO 1{RP xtrm

PERKEMBANGAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK MILITER INTERNASIONAL Rubiyanto

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL. A. Sejarah Lahirnya Hukum Humaniter Internasional

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Berbagai pelanggaran hukum perang dilakukan oleh kedua belah

SILABUS 2015 KULIAH HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FISIPOL UGM

BAB II PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN HUKUM HUMANITER DAN HAK AZASI MANUSIA. A. Pengertian Humaniter dan Hak Azasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Humaniter Internasional bertujuan untuk memanusiawikan perang agar korban

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peperangan yang ganas akibat digunakannya berbagai persenjataan modern

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

SAN REMO MANUAL TENTANG HUKUM PERANG DI LAUT BAB I KETENTUAN UMUM. Bagian I Ruang Lingkup Penerapan Hukum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

BAB IV PENUTUP. Bab ini merupakan bab terakhir yang akan memaparkan kesimpulan atas

BAB I PENDAHULUAN. Lebanon Tolak Draf Resolusi

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan yang ada di antara manusia itu sendiri. Perang adalah

STATUS DAN PERKEMBANGAN PERAN ICRC SEBAGAI SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL S K R I P S I SHADRINANINGRUM S. Bagian Hukum Internasional

WAJIB BELA NEGARA DAN PRINSIP PEMBEDAAN DALAM HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL (KAJIAN PASAL 30 UUD 1945) Lina Hastuti

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan-hubungan internasional pada hakikatnya merupakan proses

bersenjata. Selain direkrut sebagai kombatan, anak-anak seringkali juga menjadi target

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang. mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh

Pengabaian Distinction Principle dalam Situasi Blokade oleh Israel di Jalur Gaza

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

BAB I PENDAHULUAN. Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peran merupakan suatu sistem kaidah yang berisikan patokan perilaku pada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara dalam hukum internasional disebut sebagai subyek hukum utama

BAB I PENDAHULUAN. 1. Jelaskan istilah-istilah yang digunakan untuk hukum humaniter! 2. Bagaimana Haryomataram membagi hukum humaniter?

Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA OLEH ISRAEL TERHADAP WARGA SIPIL PALESTINA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI

INTERVENSI KEMANUSIAAN INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE RED CROSS (ICRC) TERHADAP KORBAN KONFLIK DI SURIAH

Transkripsi:

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tujuan utama pembentukan Konvensi Jenewa 1949 adalah untuk memberikan perlindungan bagi korban perang terutama kepada penduduk sipil. Perlindungan ini berlaku dalam setiap konflik bersenjata baik itu konflik bersenjata internasional maupun non-internasional. Hukum Humaniter Internasional mengenal suatu prinsip dasar yang disebut prinsip pembedaan. Prinsip ini membedakan antara penduduk sipil dan kombatan serta membedakan antara obyek sipil dan obyek militer. Obyek sipil dan penduduk sipil merupakan obyek yang dilindungi oleh karena itu setiap serangan yang ditujukan kepada mereka adalah dilarang. Dalam konflik bersenjata non-internasional antara Israel dengan Hezbollah yang terjadi pada tahun 2006 banyak ditemukan pelanggaran Hukum Humaniter Internasional. Dalam konflik ini penduduk sipil dan obyek-obyek sipil tidak mendapat perlindungan dan bahkan dijadikan sebagai sasaran serangan secara membabi buta oleh Israel maupun Hezbollah. Israel sengaja menyerang penduduk sipil karena menganggap semua penduduk sipil sudah mengungsi setelah mendapat peringatan dari Israel dan yang masih tinggal di daerah-daerah yang telahdiperingatkanoleh Israel adalah pendukung Hezbollah padahal pada kenyataannya tidak demikian. Hezbollah di lain pihak juga secara sengaja menyerang penduduk sipil yang berada di daerah-daerah bagian utara Israel 47

48 dengan maksud reprisal. Perbuatan-perbuatan Israel maupun Hezbollah yang secara sengaja menyerang penduduk sipil tersebut bertentangan dengan prinsip pembedaan yang ada dalam Hukum Humaniter Internasional. Konflik antara Israel dengan Hezbollah ini telah menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa yang hampir seluruhnya merupakan penduduk sipil dan juga telah menyebabkan kerusakan besar terhadap obyek-obyek sipil seperti jalan raya, rumah penduduk, sekolah, pembangkit listrik dan instalasi air yang vital bagi kelangsungan hidup penduduk sipil. Prinsip-prinsip dasar Hukum Humaniter Internasional yaitu prinsip pembedaan dan prinsip proporsionalitas, Hukum Humaniter Internasional kebiasaaan dan Pasal 3 ketentuan yang bersamaan Konvensi Jenewa 1949 yang berlaku pada konflik bersenjata non-internasional tidak dilaksanakan sepenuhnya oleh para pihak yang bertikai selama berlangsungnya konflik pada tahun 2006. B. Saran 1. Perlu dibentuknya suatupenyelidikan dan pengadilan internasional terhadap Israel maupun Hezbollah atas dugaan pelanggaran ketentuanketentuan Hukum Humaniter Internasional yang telah dilakukan masingmasing pihak. 2. Mensosialisasikan Hukum Humaniter International terutama kepada kelompok-kelompok bersenjata bukan angkatan bersenjata resmi suatu negara seperti Hezbollah.

49 3. Ketentuan-ketentuan Hukum Humaniter Internasional harus dipertegas dan diperkuat terutama yang mengatur tentang konflik bersenjata non internasional.

DAFTAR PUSTAKA Buku Ambarwati, Denny Ramdhany et all, 2009, Hukum Humaniter Internasional dalam Studi Hubungan Internasional, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Arlina Permanasari, Aji Wibowo et all, 1999, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta. C. de Rover, 2000, To Serve & To Protect, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta F. Sugeng Istanto, 1992, Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Perlawanan Rakyat Semesta dan Hukum Internasional, Andi Offset, Yogyakarta., 1994, Hukum Internasional, Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. GPH.Haryomataram, 1994, Sekelumit Tentang Hukum Humaniter, Sebelas Maret University Press, Surakarta., 1984, Hukum Humaniter, CV.Rajawali, Jakarta. ICRC,2006,Kenali ICRC Mochtar Kusumaatmadja, 1979, Konvensi-konvensi Palang Merah Tahun 1949, Binacipta, bandung Konvensi Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-undangan Departemen Kehakiman, 1999, Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, jakarta Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2003, Protokol tambahan pada Konvensi-konvensi Jenewa 12 agustus 1949 dan yang berhubungan dengan perlindungan korban-korban pertikaianpertikaian bersenjata internasional (protokol I) dan bukan internasional (protokol II), Jakarta Website http://www.icrc.org http://www.amnesty.org http://www.hrw.org http://www.mfa.gov.il/mfa http://www.wikipedia.com http://www.voanews.com http://www.bbc.co.uk http://www.un.org http://www.icrc.org/web/eng/siteeng0.nsf/htmlall/humanitarian-lawfactsheet/$file/what_is_ihl.pdf http://www.irinnews.org http://arlina100.wordpress.com http://www.icrc.org/web/eng/siteeng0.nsf/htmlall/pcustom/$file/customary- International-Humanitarian-Law-II-icrc-eng.pdf

http://www.icrc.org/web/eng/siteeng0.nsf/htmlall/pcustom/$file/customary- International-Humanitarian-Law-I-icrc-eng.pdf http://www.haaretz.com/news/idf-retrieves-bodies-of-four-tank-soldiers-killed-insouth-lebanon-1.192932 http://id.wikipedia.org/wiki/perang_lebanon_2006 http://www.icrc.org/web/eng/siteeng0.nsf/htmlall/customary-lawtranslations/$file/indo-irrc_857_henckaerts.pdf http://www.hrw.org/en/reports/2007/08/28/civilians-under-assault-0 http://www.hrw.org/en/reports/2007/09/05/why-they-died