INTISARI GAMBARAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS KABUPATEN BARITO KUALA Wahdah 1, Yugo Susanto 2, Salwati 3 Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan Untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan.orientasi farmasi saat ini telah berkembang dari orientasi obat kepada pasien berdasarkan pada asuhan kefarmasian, yang merupakan bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung apoteker dalam pekerjaan farmasi, untuk mencapai tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup pasien.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas Sekabupaten Barito Kuala. Monitoring dan evaluasi dilakukan memantau semua kegiatan pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Mulai dari menerima resep, sampai penyerahan obat kepada pasien. Jenis penelitian ini adalah deskritif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10 puskesmas perawatan dan 9 puskesmas non perawatan.pengambilan data dilakukan dengan menggunakan daftar tilik dengan parameter yang disesuaikan dengan modul TOT pelayanan kefarmasian yang diterbitkan oleh Dirjen Bina Farmasi Komunitas dan Klinik tahun 2008,Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 Nopember 2015 sampai dengan 15 Januari 2016 Hasil penelitian menunjukan mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas Sekabupaten Barito Kuala, dari tertinggi sampai kerendah yaitu Semangat Dalam(70), Lepasan(70), Rantau Badauh(70), Mekarsari(70), Kuripan (68), Mandastana(68) Anjir Muara(68), Bantuil(68), Alalak Berangas(68), Tabunganen(66), Puskesmas Barambai(66), Tabukan(66), Jelapat (66), Anjir Pasar (64), Belawang (64), Marabahan Kota (64), Jejangkit (64), Tamban (62) danwanaraya (62). Mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas perawatan kabupaten barito kuala adalah 65,8 (kategori sedang) dan puskesmas non perawatan kabupaten barito kuala adalah 67,11 (kategori sedang). Hasil keseluruhan mutu pelayanan kefarmasian di kabupaten barito kuala 66,42 (sedang). Kata Kunci : Gambaran, Pelayanan Kefarmasian, Puskesmas 1,1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2 Dinas Kesehatan Barito Kuala
ABSTRACT IMAGE OF PHARMACY SERVICES IN ALL PUSKESMAS KABUPATEN BARITO KUALA Wahdah 1, Yugo Susanto 1, Salwati 2 The pharmacy service in puskesmas is a cohesive activity that has purpose to identify, prevent, solve the medicine problems, and other problems related to health. Pharmaceutical orientation has now developed of pharmaceutical care,which realization of service and direct resposibility in pharmaceutical jobs, to achieve the final goal of improving the life quality of patients.the aim of this study was to determine quality of pharmacy service in Kabupaten Barito Kuala. This study is descriptive.the samples of this research are 10 health care centers and 9 not health care center which are located at Kabupaten Barito Kuala. The data processed by using observation list with the parameter adapted from the pharmacy service TOT module published by the Directorate of Pharmacy Community and Clinics year 2008.This research held on November 15 th 2015 until January 15 th 2016 Result of research show the quality of pharmacy services in all health center Kabupaten Barito Kuala, from highest to lowest are Semangat Dalam (70), Lepasan (70), Rantau Badauh (70), Mekarsari (70), Kuripan (68), Mandastana (68 Anjir Muara (68), Bantuil (68), Alalak Berangas (68), Tabunganen (66),Puskesmas Barambai (66), Puskesmas Tabukan (66), Puskesmas Jelapat (66),Puskesmas Anjir Pasar (64), Belawang (64), Marabahan Kota (64), Jejangkit (64),Tamban (62) dan Wanaraya (62) The quality of pharmacy services at the district care health center Barito Kuala is 65,8 (medium category) and not care health center Barito Kuala is67,11 (medium category). The overall result of the quality of pharmacy services in Barito Kuala is 66,42 (medium category). Keyword : The Description, Pharmacy Services, Public Health Center 1,1 Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin 2 Public Health Office Barito Kuala xii
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat,baik secara fisik,mental,spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis(depkes RI, 2009). Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,peningkatan kesehatan,pengobatan penyakit,dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (Depkes RI, 2009 b ). Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat(depkes RI, 2009 b ). Mewujudkan hal tersebut,maka dibentuk suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,baik promotif,preventif,kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan /atau masyarakat.pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan 1
2 preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggii - tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes RI, 2014 a ). Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah,dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien dengan filosofi asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) (Permenkes RI,2014 c ). Pelayanan kefarmasian yang terdiri dari aspek manajerial yang meliputi pengelolaan sumber daya manusia,pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan,administrasi,kegiatan organisasi dan lain-lain) dan aspek professional atau farmasi klinik meliputi kegiatan pelayanan resep,kegiatan pelayanan informasi obat,kegiatan konseling,kegiatan evaluasi penggunaan obat,kegiatan home care,kegiatan promosi dan edukasi,kegiatan pemantauan dan pelaporan efek samping obat(depkes RI, 2008). Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian (Permenkes RI,2014 c ). Menurut kustatinah (2008),berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian namun kenyataannya dari monitoring yang telah dilakukan menunjukan pelayanan kefarmasian dipuskesmas belum diterapkan secara optimal.beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain belum tersedianya standar,belum semua puskesmas mempunyai tenaga
3 Apoteker,Tenaga Teknis Kefarmasiaan serta kemampuan tenaga farmasi yang masih kurang sehingga memberikan dampak terhadap pelayanan mutu kefarmasian yang selanjutnya berdampak terhadap mutu pelayanan kesehatan. Monitoring dan Evaluasi sebagai tindak lanjut terhadap pelayanan kefarmasian dipuskesmas dilakukan secara berkala.monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelayanan kefarmasian dan evaluasi merupakan proses penilaian kinerja pelayanan kefarmasian itu sendiri.monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan memantau seluruh kegiatan kefarmasian dari pelayanan resep sampai pelayanan informasi obat ke pasien sehingga diperoleh gambaran mutu pelayanan kefarmasian sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian di puskesmas (Depkes RI,2006). Penelitian yang dilakukan oleh Fazriannor(2015),dengan judul Evaluasi Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Kecamatan Banjarmasin Tengah didapatkan hasil bahwa pelayanan kefarmasian di puskesmas kecamatan Banjarmasin Tengah masuk kategori baik(skor 86,4), dengan skor tertinggi ke rendah yaitu Puskesmas Sungai Mesa(skor=90), Puskesmas S.Parman(skor=88), Puskesmas Gadang Hanyar (skor=87), Puskesmas Teluk Dalam(skor=85), puskesmas Cempaka(skor=82). Penelitian yang dilakukan oleh Arif Normansyah (2015),dengan judul Evaluasi Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Kecamatan Banjarmasin Timur di dapatkan hasil bahwa pelayanan kefarmasian di puskesmas kecamatan Banjarmasin Timur masuk kategori baik (skor 88,33), dengan skor tertinggi ke rendah yaitu Puskesmas 9 Nopember (skor =96), Puskesmas Cempaka
4 putih(skor=94), Puskesmas Terminal(skor=92), Puskesmas Karang Mekar=90), Puskesmas Sungai Bilu(skor=86) dan ada satu puskesmas dengan kategori sedang yaitu Puskesmas Pekapuran Raya (skor=72). Pelayanan kefarmasian di Kabupaten Barito Kuala sendiri di akhir tahun 2015 ini sudah menerapkan standar pelayanan Kefarmasian berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014,tetapi standar tersebut kurang optimal dilaksanakan karena terbentur di sumber daya manusia.seluruh puskesmas di Kabupaten Barito kuala penanggung jawab kamar obatnya masih tenaga asisten apoteker atau tenaga teknis kefarmasian.sumber daya manusia itulah penyebab utama pelayanan kefarmasian dipuskesmas Kabupaten Barito Kuala kurang optimal dan masih perlu pembenahan oleh pemerintah Barito Kuala. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik meneliti tentang gambaran pelayanan kefarmasian di semua puskesmas kabupaten Barito Kuala.Penelitian ini memakai daftar tilik 2008 sebagai acuan karena standar pelayanan kefarmasian yang digunakan di Barito Kuala adalah standar PerMenKes Nomor 30 Tahun 2014,Sehingga daftar tilik kefarmasian tahun 2008 bisa digunakan sebagai pedoman untuk menentukan gambaran pelayanan kefarmasian di kabupaten Barito Kuala.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan bagi puskesmas di Kabupaten Barito Kuala.