MODIFIKASI PENGESETAN LINER DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN METODE PEMOMPAAN RATE TINGGI DI SUMUR-SUMUR PANASBUMI KAMOJANG

Cahaya Rosyidan*, Irfan Marshell,Abdul Hamid

WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN ABSTRAK

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Evaluasi Perencanaan Desain Casing Pada Sumur SELONG-1 Di Lapangan Selong

TINJAUAN ASPEK PERENCANAAN DAN DRILLING PROBLEM SUMUR HORIZONTAL DI STRUKTUR PERAPEN. Studi Kasus di Struktur Perapen Pertamina EP Rantau-P.

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Teknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc.

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

APLIKASI SLOTTED LINER COMPLETION SEBAGAI SAND CONTROL PADA SUMUR- SUMUR HORIZONTAL DI LAPANGAN ATTAKA UNOCAL INDONESIA

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv. KATA PENGANTAR...v. HALAMAN PERSEMBAHAN...

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Gambar 1.1 Wellhead pada Oil Well yang Diproduksi (petroleumstudies.wordpress.com)

PEMBORAN SUMUR DALAM (DEEP WELL) PADA ZONE FRACTURE (UPSIDE POTENSIAL) STRUKTUR GUNUNG KEMALA, STUDI KASUS : SUMUR GNK-85 DEEP

PEMBORAN EXPLORASI MANCARI DAN MENGGAMBARKAN BAGAIMANA PROSES PEMBORAN EXPLORASI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS PERHITUNGAN PENGANGKATAN CUTTING PADA SUMUR K LAPANGAN N PT.

EVALUASI HASIL PEMBORAN SUMUR HORIZONTAL STRUKTUR RANTAU - DOH. RANTAU

METODE PRODUKSI SUMUR SEMBUR BUATAN (GAS LIFT WELL)

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan latar belakang masalah

Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI METODE CASING DRILLING PADA TRAYEK CASING 13-3/8 DI SUMUR SP-23

EVALUASI PENGGUNAAN AERATED DRILLINGPADASUMURDINDRA LAPANGANPANAS BUMI BPA-08PT.PERTAMINA UPSTREAM TECHNOLOGYCENTER

APMI ASOSIASI PERUSAHAAN PEMBORAN MINYAK, GAS DAN PANAS BUMI INDONESIA INDONESIAN OIL, GAS & GEOTHERMAL DRILLING CONTRACTORS ASSOCIATION

SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK

TINJAUAN ULAH PRODUKSI SUMUR-SUMUR LAPISAN VULKANIK JATIBARANG DAERAH OPERASI HULU CIREBON

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PENYEMENAN LINER 7 INCH PADA LAPANGAN ASMARA SUMUR CINTA - 5

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

BAB V SQUEEZE CEMENTING. Pada umumnya operasi penyemenan bertujuan untuk:

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENENTUAN OPEN END PADA PELAKSANAAN SQUEEZE CEMENTING DI ZONA POROUS SUMUR A LAPANGAN B

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENGEBORAN MINYAK DAN GAS

STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN LIGNOSULFONATE PADA COMPRESSIVE STRENGTH DAN THICKENING TIME PADA SEMEN PEMBORAN KELAS G

CEMENTING DESIGN FOR CASING 7 INCH WITH DUAL STAGE CEMENTING METHOD IN PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA SUMBAGSEL AREA, PRABUMULIH

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Kelas TentangActivity Kelas BantuanActivity BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran...

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2017

Wellhead Posted by hasan

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI TERJEPITNYA RANGKAIAN PIPA PEMBORAN PADA SUMUR JH-151 LAPANGAN X DI PT.

BAB I. PENDAHULUAN...1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN...9

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:

SERTIFIKASI MIGAS BIDANGPERAWATAN SUMUR

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PENGARUH KICK OFF POINT TERHADAP PERENCANAAN LINTASAN PEMBORAN BERARAH PADA SUMUR W, X, Y, Z

BAB VII SISTEM PENYEMENAN (CEMENTING SYSTEM)

FAKTOR KOREKSI TERHADAP PERHITUNGAN d EKSPONEN AKIBAT ADANYA PERUBAHAN TIPE BIT DAN UKURAN BIT

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

Sosialisasi PTK-033 (Revisi-01) PLACED INTO SERVICE Untuk Fasilitas Sumur (Sumur, Artificial Lift, Pipa Alir dan Pipa Injeksi)

ANALISIS PRESSURE WINDOW UNTUK PENGOPERASIAN AERATED DILLING TERHADAP GHEOTERMAL

1. Reservoir berada di bawah perkotaan, lalu lintas yang ramai, tempat-tempat bersejarah ataupun lahan perkebunan (pertanian).

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang

Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2007 Tanggal : 06 November 2007

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

OPTIMASI PEMAKAIAN BIT PADA PEMBORAN INTERVALCASING 5 1 / 2 DI LAPANGAN BABAT-KUKUI

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember Makalah Profesional IATMI

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1 : Peta Area Terdampak

MENGUBAH POLA ALIRAN PENYALURAN MIGAS LAPANGAN SINDANGSARI DAN TANJUNGSARI KE STASIUN PENGUMPUL PEGADEN DARI SATU PHASA MENJADI DUA PHASA

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

HALAMAN PENGESAHAN...

ISBN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PIPA BOR TERJEPT PADA SUMUR KIRANA LAPANGAN BUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan pemakaian peralatan instrument tidak hanya sebagai alat ukur

BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN FT DENGAN DEBIT 500 GPM

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI

Materi kuliah dapat didownload di

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB V PENUTUP. eksplorasi gas di Porong Sidoarjo oleh PT. Lapindo Brantas Inc., mulai dari

Universitas Indonesia Optimasi desain casing..., Muhammad Anugrah, FT UI, 2008

EVALUASI PENANGGULANGAN LOST CIRCULATION PADA SUMUR M-1 DAN M-2 LAPANGAN X PHE WMO

ISSN JEEE Vol. 6 No. 2 Novrianti. Studi Kelayakan Pekerjaan Pemilihan Zona Produksi dan Squeeze off Cementing pada Sumur MY05

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI

MAKALAH TEKNIK PENGEBORAN DAN PENGGALIAN JENIS-JENIS PEMBORAN

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

BAB II TEORI DASAR II.1. Model Reservoir Rekah Alam

Oleh Fortries Aurelia Samahi

APLIKASI INFLOW CONTROL DEVICES (ICD) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI SUMUR MINYAK PADA LAPANGAN SLV MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

PERENCANAAN SQUEEZE CEMENTING METODE BALANCE PLUG PADA SUMUR X DAN SUMUR Y DI LAPANGAN OGAN PT.PERTAMINA EP ASSET 2 PRABUMULIH

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

METODE PELAKSANAAN DRILLING & GROUTING WATERSTOP (TUBE A MANCHETTE METHOD)

PENGGUNAAN IPR-VOGEL PADA DESIGN ESP DI LAPANGAN RANTAU

EVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR M-03 DAN M-05

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

Transkripsi:

PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001 MODIFIKASI PENGESETAN DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5 PERTAMINA DOH Rantau Kata Kunci : Modifikasi Setting Liner Hanger ABSTRAK Aktivitas pemboran maupun penyelesaian sumur yang dilaksanakan di Daerah Operasi Hulu Rantau pada umumnya dengan aplikasi sistem liner (Completion Well Liner System) dengan harapan dapat menurunkan biaya dari sumur (Cost Reduction). Dari data pemboran sumur-sumur di DOH Rantau yang ada dan tinjauan terhadap keekonomian, perlu dilakukan beberapa langkah untuk dapat menurunkan biaya per sumur dengan tidak mengabaikan faktor-faktor keteknikan. Sebagai realisasi diperlukan beberapa perubahan dalam perencanaan penyelesaian sumur kearah yang lebih aman dalam memenuhi standart keselamatan operasi serta meminimalkan kemungkinan kerusakan formasi itu sendiri. Berdasarkan pengalaman pada pemboran yang menggunakan cairan mudah terbakar (Flamable Fluid) dan pemahaman tentang mekanisme kerja liner hanger, untuk itu dilakukan upaya "memodifikasi pengesetan/penggantungan liner hanger tipe hydraulically set", dengan tujuan mengantisipasi kemungkinan terjadinya loss, premature setting maupun bahaya lain diatas permukaan dalam kondisi siklus pemompaan bertekanan tinggi. 1. PENDAHULUAN " Liner hanger " adalah satu alat yang berfungsi untuk menggantungkan Casing yang akan menutupi lobang terbuka sesuai kedalaman yang diinginkan, disamping salah satu tujuan dari penggunaan "Liner Hanger" adalah menghemat biaya pemakaian selubung dari sumur (cost reduction). Cara bekerja Liner Hanger dapat secara Mekanikal Setting maupun Hydrolika Setting. Liner hanger yang selama ini dipakai di daerah Opersi Hulu Rantau adalah tipe Hydraulically Set. Untuk kondisi yang normal, hal tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan, namun untuk lapisan yang mempunyai kecendrungan loss di lapisan objektif serta pekerjaan penyelesaian sumur harus memakai bahan flamable fluid perlu dilakukan perubahan sistem pengesetan Liner Hanger sehingga menjadi lebih aman dan efisien. 2. PERMASALAHAN. Sumur-sumur di Daerah Operasi Hulu Rantau telah menggunakan pemasangan selubung dengan liner hanger dan timbulnya beberapa kendala operasional yang bervariasi antara lain adanya premature setting, hilang lumpur ke formasi serta kondisi atas permukaan akibat pemakaian flamable fluid sebagai cairan komplesi sumur. Beberapa sumur mendatar yang sudah dibor dari RNT/HZ-1 s/d RNT/HZ-9 terdapat kendala operasi yang berdampak negatif baik terhadap reservoir maupun keberhasilan operasional pemboran itu sendiri. Untuk sumur Horizontal PRP-CC5 akan dilakukan perubahan tatacara procedure pengesetan liner dari sistem pengesetan yang sudah dilakukan dibeberapa sumur horizontal. 3. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dalam tatacara pengesetan liner yang sudah dilakukan di Daerah Operasi Hulu Rantau pada beberapa sumur horizontal dengan urutan sebagai berikut : 3.1. Masuk rangkaian Liner SSWW 4 ½ pada Hydraulik Liner Packer 7 x4½ dengan pengantar Setting Tool (Gambar-3.1) 3.2. Lakukan penggantian cairan lumpur bor dengan cairan komplesi (completion fluid) yaitu solar /minyak mentah sampai isi lubang benar-benar sudah tergantikan secara keseluruhan (Gambar-3.2) 3.3. Lakukan pengesetan liner dengan menjatuhkan bola dan diikuti pemompaan sampai tekanan maksimum 2000 psi (Gambar-3.3) 3.4. Bebaskan alat pengantar liner (Setting Tool) dengan tekanan 1500 psi. (Gambar-3.4) 3.5. Lakukan pendorongan bola dengan naikkan tekanan sampai 2500 psi, bola akan jatuh kedasar liner, sehingga terjadi komunikasi antara annulus casing 7 dengan dengan rangkaian pipa penghantar. (Gambar-3.5). 3.6. Lakukan sirkulasi untuk persiapan cabut rangkaian setting tool. 3.7. Pekerjaan pengesetan liner dan penggantian isi lubang selesai. Dari urutan langkah-langkah diatas, untuk penerapan pada sumur-sumur yang diperkirakan sembur alam akan dilakukan perubahan yaitu pemompaan cairan komplesi cukup pada lubang mendatar (lateral section) dan langsung dilakukan pengesetan liner dengan sempurna. Pada langkah berikut seluruh rangkaian setting tool dicabut dan masuk rangkaian pipa produksi dengan menempat kan pin hole collar pada bahagian bawah untuk sirkulasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bila sumur langsung menyembur pada waktu pelaksanaan pemompaan penggantian oil base mud ke cairan complesi, rangkaian dapat langsung didudukan pada liner packer dan dilanjutkan pekerjaan pemasangan kepala sumur. Penerapan ini akan dilakukan disumur PRP-CC5 dimana berdasarkan korelasi terhadap sumur terdekat PRP-01 berjarak ± 300 meter yang sampai saat ini masih flowing.

4. APLIKASI DI LAPANGAN Beberapa contoh kasus pengesetan liner hanger didaerah operasi hulu Rantau antara lain sumur Horizontal HZ-09/P- 385. Sumur P-385 (Horinzontal Well). Dalam akhir : 1371 mmd Sepatu 7" : 980 mmd Puncak Liner 4 1/2" : 950 mmd Zone Objektif : Z-870. Lumpur bor : 1.48/62/88/11 Urutan Pelaksanaan Bor lubang 6" sampai 1371 mmd/829.2 mtvd dengan sudut 90 arah lubang N 301.4 vertical section 677 M. Atasi hilang lubang berkali-kali serta baloning effeck yang disertai rangkaian terjepit. Sirkulasi dan masuk liner 4 1/2" dirangkai pada Setting Tool dan Liner Packer 7" X 4 1/2" Hydraulic type VTL Halliburton sampai di 950 m MD/8 mtvd. Lalukan sirkulasi untuk menggantikan isi lubang dengan solar. Perbedaan density antara lumpur bor dengan solar yang cukup besar yaitu 1.48 berbanding 0.8 yang equivalent tekanan sebagai berikut: Kedalaman lubang 829 mtvd, Sg. Lumpur 1.48 sehingga didapat tekanan hidrostatis, Lumpur bor. Hydrostatic Pressure = D x Ψ..(1) 816 x 1.48 120 Ksc» 1715 psi Solar. Hydrostatic Pressure = 816 x 0.8 65 Ksc» 926 psi Delta Pressure = 789 psi Dari kalkulasi tersebut diatas menunjukan bahwa ada tekanan ekstra pemompaan yang bekerja dipermukaan sebesar 789 psi. Dengan adanya delta presure ini, pada dasarnya tidak dikehendaki mengingat unit liner hanger hanya diizinkan ( Pressure Recomendation) dari pabrik maximum 500 psi. Untuk kasus ini dapat dikategorikan telah terjadi "premature setting". Premature setting harus dihindari karena kondisi ini adalah awal dari kesulitan-kesulitan lain yang akan timbul tanpa diduga sama sekali, bahkan tidak mungkin kesulitan yang lebih fatal akan terjadi. Kalkulasi tekanan ekstra tersebut juga sangat mempengaruhi terhadap tinjauan Reservoir itu sendiri antara lain, formasi seolah-olah telah ditekan sepanjang proses pemompaan berlangsung. Ini ditandai dengan adanya hilang lumpur setelah selesai penggantian lumpur bor secara keseluruhan. Proses prosedural ini diamati dari beberapa sumur yang telah diikuti secara langsung dilapangan, hanya satu kasus yang berakibat sangat fatal yang salah satu faktor yaitu terbakarnya komponen rig. 5. TAHAP PROSES PEKERJAAN PENGESETAN HANGER "MODIFIKASI" Dalam proses Modifikasi pekerjaan pengesetan Liner Hanger pada intinya dibagi dalam beberapa tahap antara lain : 5.1 Kondisi Sumur Sebelum Masuk Liner Pada tahap ini kondisi lubang siap untuk dipasang casing liner setelah sirkulasi bersih. 5.2. Proses Penghantar Liner Masuk rangkaian Liner SSWW 4 1/2" pada Hydraulic Liner Packer 7" X 4 1\2". Pada tahap ini rangkaian liner masuk dengan diantar oleh setting tool dan cairan lumpur bor masih menggunakan Oil Base Mud (OBM).(Gambar-5.2) 5.3. Melakukan Pengesetan Liner Pada tahap inilah dilakukan modifikasi dimana mengganti isi lubang dari OBM ke Completion Fluid hanya pada lateral section, dan diikuti pengesetan packer dengan tekanan 2000 psi. Bila sebelum dilakukan modifikasi prosedure, pengesetan liner terlebih dahulu dilakukan penggantian isi lubang dengan cairan komplesi (solar atau minyak mentah) secara keseluruhan. (Gambar-5.3). 5.4. Bebaskan Setting Tool Pada tahap ini bebaskan setting tool dengan menahan tekanan sebesar 1500 psi sambil menarik keatas rangkaian (Gambar- 5.4). 5.5. Pendorongan Bola Keluar Dari Setting Tool & Cabut rangkaian. Pada tahap ini dilakukan pendorongan bola kedasar liner dengan menambah tekanan menjadi 2500 psi agar didapat komunikasi antara Annulus casing 7" dengan rangkaian pipa penghantar serta cabut rangkaian setting tool sampai permukaan.(gambar-5.5). 5.6. Masuk rangkaian pipa produksi. Pada tahap ini rangkaian pipa produksi yang masuk telah dilengkapi dengan stinger dan Pin Hole Collar (PHC) serta pemasangan Tubing Head Spool 7 1/16 sebagai antisipasi bila sumur menunjukan tanda-tanda flowing rangkaian dapat langsung diset pada packer housing. Bila seluruh proses berjalan dengan lancar diikuti penggantian seluruh isi lubang dengan cairan komplesi dan pengesetan liner dinyatakan selesai (Gambar-5.6) 6. KESIMPULAN DAN SARAN Dari evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan density antara lumpur bor dengan completion fluid akan

menimbulkan tekanan permukaan yang besar pada waktu sirkulasi. Hal ini terlihat dari beberapa sumur dengan adanya gejala (trend) terjadinya premature set serta kemungkinan terjadi loss dan kerusakan formasi akibat tekanan tinggi dipermukaan. Premature setting sanga-sangat dihindari agar proses pengesetan dari awal sampai akhir dapat diselesaikan dengan baik. Dalam kaitan evaluasi sistem pengesetan liner dari segi operasional, solusinya adalah menggantikan isi lubang setelah proses pengesetan liner hanger selesai dengan sempurna. DAFTAR PUSTAKA 1. JJ Azar. (1998) " Horizontal Wells Drilling/Completion and Flow Performance, Tulsa, Oklahoma. 2. Site Oil Inc (1993). " Technical Procedure of Liner Hanger. 3. Tek.Ops Asset-I Rantau, (2001) "Laporan Penyelesaian Sumur" PROCEDURE SEBELUM MODIFIKASI OIL BASE OPEN HOLE Gambar3.1. SSWW 4 1/2 MASUK SSWW 4 1/2 PADA PACKER 7 X 4 DIHANTAR OLEH 1/2 OIL BASE OPEN HOLE Gambar 3.2. SSWW 4 1/2 7 SOLAR GTOO CLINE R TUBIN G2 3/8 SSWW EU 4 ½ Gambar.3.3. PROSES

TOO Gambar.3.4. NAIKKAN TEKANAN KE 2500 PSI SAMPAI BOLA JATUH Gambar.3.5. PROCEDURE SEBELUM DIMODIFIKASI Gambar.5.1. OIL BASE SUMUR SEBELUM MASUK Gambar.5.2 SSWW 41/2 MASUK SSWW 4 1/2 PADA PACKER 7 X 4 1/2 DIHANTAR OLEH

OBM Gambar.5.3. SSWW 4 ½ SOLAR GANTI ISI LUBANG LATERAL SECTION & SET. Gambar.5.4. BEBASKAN DENGAN TAHAN TEKANAN 1500 PSI DAN TARIKAN SAMPAI LEPAS RPP+PHC Gambar. 5.5. NAIKKAN TEKANAN KE 2500 PSI SAMPAI BOLA JATUH Gambar.5.6.