II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Investasi dalam Piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG

BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 7 Manajemen Piutang

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PIUTANG TERHADAP STABILITAS ARUS KAS DAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus di PT. X )

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus berupaya untuk memulihkan kondisi perekonomian di Indonesia.

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah 3

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PIUTANG ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, maka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. INDOFOOD T.bk YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005/2007

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

Pertemuan 6 Manajemen Piutang

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks mendorong

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Penjualan Kredit ( Piutang ) :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak di bidang produk dan jasa harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang Menurut Niswonger et al (1999) piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi sehingga piutang merupakan bagian yang signifikan dari aktiva lancar perusahaan. Sedangkan pengertian piutang secara khusus adalah suatu perkiraan yang timbul akibat adanya tambahan kegiatan perusahaan dalam pemberian kredit. Munawir (2002) menyebutkan bahwa piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan bagarng dagangan secara kredit, tetapi karena hal-hal lain misalnya piutang kepada pegawai, piutang karena penjualan saham secara angsuran atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak kerja lainnya. Piutang-piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan harus disajikan dalam neraca secara informatif. Piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan (Niswonger et al, 1999). Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa manajemen piutang dimulai dengan keputusan apakah akan memberikan kredit atau tidak, dalam manajemen piutang juga ada cara-cara piutang perusahaan dibentuk dan beberapa cara alternatif untuk memantau piutang. Sistem pemantauan digunakan, karena jika tidak piutang akan menumpuk menjadi suatu yang berlebihan, arus kas menurun dan piutang tak tertagih menutupi laba dari penjualan. Manajemen piutang mempelajari bagaimana piutang bisa dikelola dengan efisien. Rata-rata saldo piutang ditentukan oleh dua faktor yaitu penjualan kredit per hari dan jumlah hari rata-rata periode pengumpulan piutang. Keduanya sangat tergantung pada kebijakan kredit yang dijalankan oleh perusahaan. Piutang mengandung

8 resiko berupa kegagalan penagihan atau biasa disebut bad debts, kemungkinan resiko ini akan semakin kecil apabila perusahaan hanya melakukan penjualan kredit kepada pelanggan yang terkuat saja. Resiko piutang adalah tidak tertagih dan akan menimbulkan credit cost (biaya kredit). Biaya kredit tersebut adalah : 1. Kegagalan memenuhi default (kewajiban) atau kerugian piutang macet 2. Biaya penelitian dan penagihan yang lebih tinggi. 3. Bertambah besarnya modal dan biaya modal yang terkait dalam rekening-rekening piutang yang kurang layak (mereka yang membayar lambat, sehingga rata-rata jangka waktu penagihan menjadi bertambah panjang. Kebijaksanaan kredit suatu perusahaan merupakan suatu alat persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain. Perluasan pemberian kredit ini hampir sama dengan kebijaksanaan pengurangan harga perusahaan. Antara kebijaksanaan kredit suatu perusahaan dengan tingkat penjualannya terdapat hubungan yang erat. Manajemen keuangan dari perusahaan itu yang menetapkan kebijaksanaan kredit. Menurut Riyanto (2001) kebijakan manajemen kredit suatu perusahaan ada tiga variabel utama yaitu : 1. Credit Standart Menentukan siapa yang pantas untuk diberikan kredit 2. Credit Terms Menentukan kondisi dimana waktu kredit dapat diperpanjang, contoh : perpanjangan waktu sampai 60 hari credit terms 30 hari 3. Collection Policies Menentukan seberapa agresif perusahaan tersebut akan mengejar orang yang tidak membayar hutang atau tterlambat membayar hutangnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah piutang Dalam rangka memperbesar volume penjualan, perusahaan menjual produknya secara kredit. Penjualan kredit tidak langsung menambah kas, tetapi menimbulkan piutang dan baru kemudian pada waktu jatuh tempo baru terjadi aliran cash flow. Oleh karena itu piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu berputar secara terus menerus dalam perputaran modal kerja.

9 Dalam keadaan normal dan penjualan dilakukan secara kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang jauh lebih tinggi daripada inventory, karena perputaran piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. Menurut Riyanto (2001) menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah a. Volume penjualan kredit Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka semakin besar jumlah investasi dalam piutang. Semakin besar volume penjualan kredit dari setiap tahun berarti perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Semakin besar jumlah piutang maka semakin besar resiko. b. Syarat pembayaran penjualan kredit Syarat ini dapat bersifat ketat atau lunak. Jika perusahaan menetapkan pembayaran ketat berarti perusahaan lebih mementingkan keselamatan kredit daripada profitabilitas. c. Ketentuan tentang pembatasan kredit Perusahaan dalam hal ini dapat menetapkan batas maksimal bagi kredit yang diberikan pelanggan. Semakin besar batas maksimal yang diberikan maka semakin besar dana yang diinvestasikan dalam piutang. d. Kebijakan dalam mengumpulkan piutang Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam mengumpulkan piutang secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini secara aktif mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk membiayai kegiatan pengumpulan piutang tersebut dibandingkan perusahaan yang menjalankan secara pasif. e. Kebiasaan membayar dari para pelanggan Ada pelanggan yang suka membayar dengan menggunakan cash discount dan ada juga pelanggan yang tidak menggunakan kesempatan ini. Hal ini tergantung dari cara penilaian mereka mana yang lebih menguntungkan dari kedua alternatif tersebut.

10 Kebijakan terhadap piutang yang masih belum tertagih Kebijakan terhadap piutang yang masih belum tertagih adalah prosedur yang ditempuh untuk memperoleh pembayaran dan rekening-rekening yang jatuh tempo (Sawir, 2001). Usaha penagihan piutang juga sebaiknya ditingkatkan karena akan mengurangi investasi dan pengeluaran piutang ragu-ragu serta akan meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan piutang sebagai sumber dana yaitu melalui factoring maupun pledging dari piutang. a. Factoring (Anjak Piutang) Pengertian anjak piutang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 448/KMK.017/2000 adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri b. Pledging (Penggandaan Piutang) Pledging hampir sama dengan factoring, hanya dalam pledging perusahaan menggandaikan piutangnya kepada lembaga keuangan untuk memperoleh dana bagi kelangsungan perusahaannya. Sumber dana dari piutang merupakan kesepakatan legal antara penjual barang atau jasa dengan lembaga keuangan. Kesepakatan itu dinyatakan dalam suatu prosedur yang harus dijalani oleh kedua belah pihak. Setelah itu perusahaan yang menggadaikan piutang mendapatkan faktur dari lembaga keuangan. Setelah itu lembaga keuangan mempelajari faktur tersebut dan membuat penilaian. Faktur perusahaan yang memenuhi syarat standar kredit lembaga keuangan, tidak dapat menggadaikan piutangnya. Kebijaksanaan pemberian piutang Menurut Barlian dan Sundjaja (2003), kebijakan kredit adalah suatu penetapan dalam penyelesaian pemberian kredit, standar kredit dan syarat kredit. Seleksi dalam pemberian kredit adalah suatu keputusan seseorang/perusahaan akan memberikan kerdit kepada pelanggannya dan jumlah kredit yang diberikan.

11 Lima dimensi utama yaitu : 1. Character (Karakter) Karakter yaitu melihat dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup, status sosial dan lain-lain. Hal ini penting karena berkaitan dengan keinginan untuk membayar. 2. Capacity (Kemampuan) Kemampuan yaitu melihat kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dalam memperoleh penjualan ataupun pendapatan yang dapat diukur dari penjualan yang dicapai pada masa lalu dan juga keahlian yang dimiliki dalam bidang usahanya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan membayar. 3. Capital (Kapital) Kapital adalah mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan kapital atau modal yang dimiliki perusahaan dan juga perbandingan utang dan kapital. 4. Collateral (Kolateral) Kolateral artinya mngukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit 5. Condition (Kondisi) Kondisi disini maksudnya adalah memperhatikan kondisi perekonomian pada umumnya serta kecenderungan (trend) perekonomian yang akan mempengaruhi terhadap jalannya perusahaan. Analisis kredit memberi perhatian utama terhadap karakter dan kemampuan karena merupakan dasar yang utama dalam memberikan kredit. Pertimbangan terhadap 3K yang lain penting dalam menyusun rencana kredit serta dalam membuat keputusan, yang juga dipengaruhi oleh pengalaman dan pertimbangan dari analisis kredit. Informasi untuk memperoleh kredit biasanya diberikan bersamaan dengan formulir yang terdiri dari data keuangan, informasi kredit dan referensi. Itu juga bisa dibilang sebagai permohonan. Jika perusahaan sudah pernah memberikan kredit kepada pemohon maka perusahaan mempunyai sejarah dari informasi pembayarannya. Sumber dari luar yang termasuk informasi lain diantaranya

12 laporan keuangan, lembaga pemeringkat kredit, lembaga informasi kredit, assosiasi bisnis serta bank. Perusahaan tidak hanya menentukan kemampuan kredit dari pelanggan tetapi juga harus memperhatikan jumlah maksimum kredit yang diberikan. Selain itu perusahaan harus membuat batas kredit yaitu jumlah maksimum pelanggan yang dapat diberikan kredit. Stabilitas Kas Menurut Munawir (2002), pengertian kas adalah tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet). Menurut Ross (1998) dalam Octavia (2004), siklus kas adalah periode waktu antara pengeluaran kas dan penerimaan kas atas kas yang telah dikeluarkan tersebut. Atau dapat juga dikatakan sebagai selisih antara siklus operasi dengan periode hutang. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Siklus Kas = Siklus Operasi Periode Piutang..(1) Likuiditas Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih menurut Riyanto (2001) tentang masalah likuiditas menyatakan bahwa masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang akan segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan kemampuan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kemampuan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kemampuan membayar.

13 Menurut Riyanto (2001) juga, likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Sedangkan untuk mengukur likuiditas tersebut digunakan rasio likuiditas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan likuiditas adalah perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah hutang lancar dan pengeluaran-pengeluaran rutin untuk penyelenggaraan perusahaan dilain pihak. Atau dapat pula dikatakan bahwa likuiditas adalah kecepatan dan kemudahan suatu aktiva untuk diubah menjadi kas. Pengaruh Manajemen Piutang terhadap Stabilitas Kas Perusahaan Menurut Riyanto (2001), guna menjalankan aktivitas perusahaan, kas sangat penting kedudukannya karena kas merupakan unsur modal kerja dan juga merupakan bagian dari investasi. Operasional kas harus benar-benar mencukupi dalam aktivitas perusahaan tersebut, karena dengan adanya kas yang cukup maka dapat menunjang kegiatan operasional dan sebaliknya apabila kas yang tersedia tidak mencukupi akan mengakibatkan terganggunya kegiatan operasional perusahaan itu sendiri. Operasional kas yang dimaksud adalah bagaimana caranya perusahaan dalam menjalankan aktivitas keuangan sesuai dengan produksi yang telah ditetapkan. Pada Riyanto (2001) juga disebutkan, arus kas masuk dan arus kas keluar harus diupayakan seimbang, artinya tidak terjadi saldo kas yang berlebihan ataupun keuntungan. Saldo kas yang berlebihan dari kebutuhan akan mengorbankan kegiatan operasional perusahaan karena tertanam jumlah uang kas yang tidak produktif. Tetapi sebaliknya saldo kas yang defisit akan menyebabkan perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik dan akibat selanjutnya kegiatan perusahaan dapat terganggu karena kurangnya pembiayaan. Sehingga diperlukan adanya penyusunan anggaran penerimaan dan pengeluaran kas yang baik, sehingga menghasilkan jumlah saldo yang optimal agar dapat menunjang aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang optimal berarti dapat membiayai operasi perusahaan sehari-hari dan kewajiban finansial perusahaan tetap pada saat ditagih.

14 Pengaruh Manajemen Piutang terhadap Likuiditas Perusahaan Menurut Riyanto (2001), makin cepat suatu piutang berputar, maka maka makin liquidlah piutang itu. Itu berarti bahwa periode piutang menjadi semakin pendek. Sehingga semakin pendek periode piutang, maka semakin likuidlah piutang itu. Demikian juga halnya dengan persediaan, hutang, dan kas. Pada Riyanto (2001) juga menyebutkan bahwa siklus operasi perusahaan mempengaruhi kelikuiditasan operasi perusahaan tersebut. Dan bahwa semakin panjang siklus operasi perusahaan, maka operasi perusahaan juga semakin illikuid (tidak likuid), karena kecepatan berubahnya aktiva menjadi kas menjadi semakin lambat akibat semakin panjangnya siklus operasi perusahaan. Dengan semakin pendeknya suatu siklus operasi perusahaan, maka aktiva perusahaan dapat dengan cepat diubah menjadi kas dan dapat dengan cepat pula digunakan untuk siklus operasi perusahaan yang berikutnya. Penelitian Terdahulu Susilo (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Manajemen Piutang PT. Sucofindo (Persero) Jakarta bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis cara pengelolaan piutang, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis dan mengetahui investasi dalam piutang. Alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio, analisis horizontal, analisis investasi piutang, analisis biaya dan analisis regresi dengan SPSS versi 10. Hasil penelitian ini adalah pengelolaan piutang perusahaan tersebut tidak efektif dan faktor yang berpengaruh signifikan adalah usaha penagihan. Maya (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas Piutang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang PT. Biro Klasifikasi Indonesia (persero), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktek manajemen piutang pada PT. Biro Klasifikasi Indonesia, mengidentifikasi dan menganalisis keefektifan manajemen piutang terhadap profitabilitas. Pengolahan data yang dilakukan secara manual dan komputerisasi adalah analisis horizontal, analisis vertikal, analisis rasio dan analisis profitabilitas. Dari hasil penelitian menyatakan pengelolaan piutang PT. Biro Klasifikasi Indonesia kurang baik, hasil

15 yang diperoleh dari setiap analisis yang ada hasilnya dibawah standar umum yang ditetapkan dan adapun beberapa saran yaitu membentuk kelompok khusus dari staf-staf untuk mengikuti pelatihan agar dapat memantau piutang dan melakukan penagihan dan pemberian insentif karyawan yang berhasil menagih piutang. Agustina (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektivitas Manajemen Piutang (studi kasus PT. Unitex Tbk Bogor), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai praktek manajemen piutang, menganalisis kinerja manajemen piutang, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang serta mengetahui keefektivan pengelolaan manajemen piutang. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa jika dilihat dari rasio keuangan, analisis vertical, analisis horizontal dan analisis investasi piutang hasil yang diperoleh dibawah standart yang telah ditentukan dengan beberapa saran yang diberikan yaitu membentuk kelompok khusus untuk dapat memantau piutang dan melakukan penagihan agresif serta percepatan penerbitan surat klaim terhadap produk yang rusak agar pembayaran piutang dari pelanggan bisa disegerakan.