EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai salah satu penyulit kehamilan. 1. (AKI) di Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di Asia

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PREEKLAMPSIA RAWAT INAP DI RSU X DELANGGU PERIODE MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. karena selain sering dijumpai hipertensi memiliki angka prevalensi yang

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT X TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

ABSTRAK. GAMBARAN UMUM PENDERITA PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA YANG DI RAW AT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANlJEL BANDIJNG PERIODE JULI 2003-JUNI 2004

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN IBU HAMIL INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD DR.MOEWARDI TAHUN 2014

KELUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA KASUS-KASUS PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2012

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

Nur Syamsiyatul Aliyah, Agustin Wjayanti, Woro Siti Murwani Program Studi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta INTISARI

Persalinan Induksi persalinan diindikasikan pada pre-eklampsia dengan kondisi buruk seperti gangguan

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG

Rasionalitas Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Ibu Hamil Pemegang Jampersal di Rumah Sakit JOGJA Yogyakarta Periode Januari - Agustus 2012

NASKAH PUBLIKASI ELIT RIZAL FALAH K Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh RA Oetari

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI

54 Pelayanan Medis RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta 55 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 58 A. Kesimpulan. 58 B. Saran 59 DAFTAR PUSTAKA..

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2010 DAN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014

BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN

Yeni Dwi Haryanti, et al, Analisis Pengaruh Biaya Obat terhadap Kepatuhan Kontrol Pasien... Fakultas Farmasi Universitas Jember 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK PREEKLAMPSIA (STUDI PUSTAKA)

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI GESTASIONAL RAWAT INAP DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2011

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL YANG DIRAWAT-INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JULI JUNI 2005

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

PROFIL PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GINJAL-HIPERTENSI.

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS WINDUSARI, KABUPATEN MAGELANG KABUPATEN MAGELANG

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Primer Usia 45 Tahun Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT DR. OEN SURAKARTA PERIODE HALAMAN JUDUL SKRIPSI

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Karakteristik pasien dengan preeklampsia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI RS SANTA CLARA MADIUN TAHUN 2011 FRANSISKA MADE RATNA KUMALA DEWI

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

SURVEY ANALISI KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NAMBANGAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Preeklampsia/eklampsia merupakan salah satu penyebab. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia

ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA ANTARA OBAT ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

setiap tahun satu tiap 4 menit. Pendahuluan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum merupakan kunci bagi kesehatan

HUBUNGAN USIA. Oleh: J DOKTER

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

ABSTRAK. EFEK ANTIHIPERTENSI JUS BUAH JERUK SUNKIST (Citrus sinensis (L.) Osbeck) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PEREMPUAN DEWASA

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

Transkripsi:

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2015, Adnan Universitas Ahmad Dahlan Email: adnan_apt98@yahoo.com ABSTRAK Preeklampsia merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh ibu hamil dengan kehamilan lebih dari 20 minggu disertai proteinuria dan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetrik. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran antihipertensi yang digunakan pada pasien preeklampsia berat dan untuk mengetahui ketepatan antihipertensi preeklampsia berat rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode Januari Desember 2015 ditinjau dari aspek tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis dengan standar acuan JNC VII. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian non eksperimental. Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Subjek penelitian yang digunakan adalah pasien preeklampsia berat rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode Januari Desember 2015 dan menggunakan terapi antihipertensi serta memenuhi kriteria. Pada penelitian ini pasien preeklampsia berat pada ibu hamil di RS PKU Muhammadiyah Bantul mendapatkan terapi antihipertensi nifedipin sebanyak 17 pasien (100%). Hasil analisis penggunaan obat antihipertensi dari 17 pasien preeklampsia berat di Instalasi Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Bantul periode Januari Desember 2015 dianalisis dengan standar acuan JNC VII, didapatkan 100% tepat indikasi, 100% tepat obat, 100% tepat pasien,dan 100% tepat dosis. Kesimpulan evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien preeklampsia berat rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul periode Januari-Desember 2015 yang paling banyak diberikan yaitu nifedipin, dengan tepat indikasi 100%, tepat obat 100%, tepat pasien 100%, dan tepat dosis 100%. Kata kunci : preeklampsia berat, antihipertensi, RS PKU Muhammadiyah Bantul ABSTRACT Preeclampsia was is the desseases which have by pregnant moms with the pregnants more than 20 weeks included proteinuria and one of the death of influences bottom on obstetric. This study aims to know the description of Artikel diterima: 8 September 2016 192 Diterima untuk diterbitkan: 26 September 2016 Diterbitkan: 5 Oktober 2016

antihypertensive use in patients with severe preeclampsia and to determine the accuaracy of antihypertensive severe preeclampsia in hospitalized PKU Muhammadiyah Bantul hospital January December 2015 period review of aspects of the right indication, the righ drug, right patient and the right dose of reference standard JNC VII. The type of research included in this type of non experimental research. This study uses observational design with retrospective data collection. Subyek experimental used were patient severe preeclampsia in hospitalized PKU Muhammadiyah Bantul hospital January-december 2015 period and the use of antihypertensive therapy and met the inclusion criteria specified. The result, the severe preeclampsia patients of pregnant moms in PKU Muhammadiyah Bantul hospital get the teraphy of antihypertensive nifedipine for 17 patients (100%). Analysis result that using of drugs antihypertensive there are 17 patients severe preeclampsia hospitalized in PKU Muhammadiyah Bantul hospital January-December 2015 period that analyzed with race standart of JNC VII, obtained 100% the right indication, 100% the right drug, 100% right patients and 100% the right dose. Conclusion the evaluation of the use of antihypertensive drugs in patients with severe preeclampsia in hospitalized PKU Muhammadiyah Bantul hospital from January-December 2015 period at most given that nifedipine, with precise indication of 100 %, the right drug 100 %, right patients 100%, and the right dose 100 %. Keywords: severe preeclampsia, antihypertensive, hospital of PKU Muhammadiyah Bantul PENDAHULUAN Preeklampsia dan eklampsia menempati urutan kedua penyebab kematian ibu sedangkan yang pertama adalah pendarahan. Oleh karena itu, diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penangannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Obat harus aman, efektif, dan digunakan secara rasional untuk menghasilkan efek yang diinginkan. Terapi dengan obat pada masa kehamilan memerlukan perhatian khusus karena ancaman efek teratogenik obat dan perubahan fisiologis pada ibu sebagai respon terhadap kehamilan. Obat dapat menembus sawar plasenta dan masuk ke dalama sirkulasi darah janin. Pemilihan obatobatan selama kehamilan harus mempertimbangkan rasio manfaat dan risiko bagi ibu maupun janin untuk menghasilkan terapi yang 193

aman dan rasional (Schellack dan Schellack, 2011). Berdasarkan data dari BPJS, angka kematian ibu dalam tahun terakhir menunjukan penurunan yang cukup baik. Angka terakhir yang dikeluarkan oleh BPJS adalah tahun 2008, di mana angka kematian ibu di DIY berada pada angka 104/100rb kelahiran hidup,menurun dari 114/100rb kelahiran hidup pada tahun 2004. Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun menjadi sebanyak 40 kasus sesuai dengan pelaporan dari Dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga apabila dihitung menjadi Angka Kematian Ibu dilaporkan sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan, eklampsia atau preeklampsia dan sepsis (Dinkes, 2013). Sindroma preeklampsia ringan dengan hipertensi, edema dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan. Tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul preeklampsia bahkan eklampsia, hal ini menyebabkan kondisi penyakit sudah parah pada saat terdiagnosis (Yessy, 2012). Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian mengenai evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien preeklampsia berat perlu dilakukan, untuk melihat apakah obat yang digunakan sudah memenuhi kriteria tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah observasional deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Sumber data dalam penelitian ini adalah rekam medik pasien ibu hamil dengan diagnosa preeklampsia berat yang menjalani rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul periode Januari Desember 2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria Inklusi : a. Pasien preeklampsia berat yang menjalani rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode Januari Desember 2015 b. Pasien preeklampsia berat yang menerima pengobatan antihipertensi 194

c. Pasien preeklampsia yang menjalani rawat inap tanpa penyakit penyerta di RS PKU Muhammadiyah Bantul d. Data rekam medik lengkap sekurang-kurangnya meliputi : tekanan darah, proteinuria dan atau edema dan obat yang diberikan (jenis dan dosis). Data diperoleh dari bagian rekam medik RS PKU Muhammadiyah Bantul dengan melihat catatan medik dan perawatan. Pada evaluasi penggunaan obat dilakukan dengan metode analisis deskriptif kemudian dibandingkan dengan standar untuk mendapatkan ketetapan penggunaan obat pada masing-masing kasus. i. Hasil penelitian dinyatakan dengan persentase tepat indikasi, persentase tepat obat, persentase tepat pasien, persentase tepat dosis dan rata-rata penggunaan obat perhari. ii. Persentase tepat indikasi diperoleh dari : jumlah pasien yang tepat indikasi x 100% banyaknya pasien dalam penelitian iii. Persentase tepat obat diperoleh dari : jumlah pasien yang tepat obat x 100 % banyaknya pasien dalam penelitian iv. Persentase tepat pasien diperoleh dari : jumlah pasien tepat pasien x 100% banyaknya pasien dalam penelitian v. Persentase tepat dosis diperoleh dari : jumlah pasien tepat dosis x 100% banyaknya pasien dalam penelitian Adapun standar yang digunakan adalah The Sevent Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure 45 th (JNC 7) oleh National Institutes of Health National Heart, Lung, and Blood Institute. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pasien 1. Usia ibu hamil Berdasarkan usia ibu hamil, digolongkan menjadi pasien yang berumur 17-25 tahun, 26-35 tahun dan 36-45 tahun (Depkes RI, 2009). Salah faktor yang mempengaruhi preeklampsia adalah usia ibu >35 tahun atau <20 tahun. Ibu muda pada saat hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah dan tidak memperhatikan kehamilannya didukung psikisnya yang belum siap menghadapi kehamilan maka mengakibatkan 195

terjadinya hipertensi. Sedangkan ibu hamil usia >35 tahun terjadi perubahan akibat penuaan organorgan dan penurunan kondisi fisik seperti penurunan fungsi hati, peningkatan tekanan darah yang mengakibatkan preeklampsia dan eklampsia (Puspita, 2012). Tabel I. Distribusi usia pasien preeklampsia berat No Usia (Tahun) Jumlah pasien Presentase (%) 1 17-25 1 5,88% 2 26-35 12 70,59% 3 36-45 4 23,53% Menurut tabel I dapat dilihat bahwa pasien yang berumur 17-25 tahun sebanyak 1 pasien (5,88%) sedangkan yang paling banyak pasiennya terjadi pada usia ibu hamil antara 26-35 tahun sebanyak 12 pasien (70,59%) dan pada kelompok usia 36-45 tahun sebanyak 4 pasien (23,53%). Hal ini tidak sesuai dengan teori diatas karena preeklampsia justru paling banyak terjadi pada usia ibu hamil antara 26-35 tahun sebanyak 12 pasien (70,59%). Status gravida (angka kehamilan) dan paritas (angka kelahiran) merupakan faktor risiko yang harus diperhatikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya preeklampsia berat. Tabel II Distribusi Kasus Preeklampsia Berat Berdasarkan status Gravida dan Paritas Kategori Sub kategori Jumlah pasien Presentase (%) 1 9 52,94% 2 4 23,53 % Gravida 3 2 11,76% 4 1 5,88% 5 1 5,88% 0 9 52,94% 1 5 29,41% Paritas 2 3 17,65% 3 - - 4 - - 5 - - Dari tabel II menunjukan bahwa preeklampsia berat paling banyak terjadi pada kehamilan yang pertama sebanyak 9 pasien (52,94%). Preeklampsia lebih sering terjadi pada usia muda dan pada kehamilan pertama karena kondisi tersebut pembentukan antiblocking antibodi 196

terhadap plasentanya belum sempurna dan akan sempurna pada kehamilan berikutnya (Rozikhan, 2007). Ada faktor yang mempengaruhi preeklampsia berat salah satunya adalah primigravida, terutama pada usia muda (<20 tahun) (Wiknjosastro, 2005) dan pada penelitian ini terdapat 9 pasien (52,94%) preeklampsia berat pada primigravida. Hal ini sesuai dengan teori Wiknjosastro (2005) bahwa frekuensi preeklampsia berat pada primigravida lebih tinggi dibandingkan multigravida yakni sebanyak 8 pasien (47,06%). Faktor paritas (anak pertama) mempunyai risiko untuk terjadi preeklampsia berat sebesar 4,751 kali dibandingkan wanita hamil yang kedua atau ketiga (multigravida), hal ini tidak berbeda dengan teori yang mengatakan bahwa salah satu predisposisi terjadinya preeklampsia berat adalah paritas (Rozikhan, 2007). Predisposisi preeklampsia adalah mulipara (wanita yang belum pernah melahirkan bayi hidup), terlalu banyak anak yang dilahirkan juga dapat menurunkan kesehatan reproduksi dengan risiko salah satunya preeklampsia (Utama, 2008). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori diatas bahwa preeklampsia banyak terjadi pada wanita yang belum pernah melahirkan yakni sebanyak 9 pasien (52,94%), tetapi juga terjadi pada wanita yang pernah melahirkan lebih dari satu kali (multipara) sebanyak 8 pasien (47,06%). 2. Usia kehamilan Preeklampsia berat umumnya terjadi pada trimester III kehamilan (Amri, 2015). Tabel III. Usia Kehamilan Penderita Preeklampsia Berat No Usia Kehamilan Jumlah Pasien Persentase (%) 1 < 12 minggu (trimester ke-1) - 2 13-27 minggu (trimester ke-2) - 3 28-41 minggu (trimester ke-3) 17 100% Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien preeklampsia berat diderita oleh ibu hamil paling banyak pada usia kehamilan 28-41 minggu atau pada trimester ke-3 sebanyak 17 pasien. Hal ini dikarenakan hipertensi pada kehamilan lazimnya akan muncul pada >20 minggu usia 197

kehamilan. Pada usia kehamilan trimester ke-3 merupakan fase fetal dimana maturasi dan pertumbuhan janin terjadi, efek dari senyawa asing pada trimester ketiga tidak berupa malformasi tetapi gangguan pertumbuhan (Rozikhan, 2007). 3. Diagnosis Hasil dari pengamatan terhadap kasus preeklampsia berat di RS PKU Muhammadiyah Bantul periode Januari-Desember 2015 lewat rekam medik dapat dilihat diagnosisnya, yaitu sebagai diagnosis utama adalah preeklampsia berat dan dilihat juga diagnosis tambahan/penyertanya. Dari data diagnosis dapat digunakan untuk menentukan salah satu aspek pengobatan rasional yaitu untuk mengetahui ketepatan indikasi. Menurut tabel IV menunjukkan bahwa pasien preeklampsia berat pada ibu hamil di RS PKU Muhammadiyah Bantul periode Januari-Desember 2015 yang paling banyak adalah pasien terdiagnosa preeklampsia berat saja tanpa diagnosis tambahan yang lain, yaitu sebanyak 9 pasien (52,94%). Diagnosis yang lainnya bervariasi, ada yang disertai dengan satu diagnosis tambahan ataupun lebih dengan jumlah 8 pasien (47,06%). Tabel IV. Distribusi Diagnosis Pasien Preeklampsia Berat No Diagnosis Jumlah Pasien Presentase (%) 1 Preeklampsia Berat (PEB) 9 52,94% 2 PEB dengan Hemolytic anemia, Elevated Liver 2 11,77% Function and Low Platelets (HELLP) 3 PEB dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 1 5.88% 4 PEB dengan Intra Uterine Growth Restriction 4 23,53% (IUGR) 5 PEB dengan Gamelli 1 5,88% Pada penelitian ini tekanan darah pada pasien hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu tekanan darah masuk rumah sakit dan tekanan darah saat keluar rumah sakit. 4. Pemeriksaan Tekanan Darah Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan tekanan darah masuk dan tekanan darah keluar pada pasien preeklampsia berat rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode Januari-Desember 2015. Hasil dapat di lihat pada tabel V dibawah ini. 198

No Tabel V. Distribusi Pemeriksaan Tekanan Darah Tekanan Darah Tekanan Darah Goal Tekanan Darah Masuk Rumah Keluar Rumah (Magee et al, 2014) Sakit Sakit Tingakat Keberhasilan pengobatan 1 170/90 150/80 Belum Berhasil 2 170/110 140/90 Belum Berhasil 3 150/90 120/80 Berhasil 4 160/100 130/90 Berhasil 5 188/110 130/90 Berhasil 6 201/104 120/80 Berhasil 7 160/110 140/90 < 135/85 mmhg Belum Berhasil 8 160/90 150/90 Belum Berhasil 9 160/100 150/90 Belum Berhasil 10 160/100 117/83 Belum Berhasil 11 160/100 120/80 Berhasil 12 160/100 140/100 Belum Berhasil 13 160/100 130/80 Berhasil 14 160/100 130/80 Berhasil 15 170/120 140/100 Belum Berhasil 16 150/90 120/90 Berhasil 17 170/110 130/80 Berhasil Dilihat pada tabel V, didapatkan hasil sebanyak 9 pasien (52,94%) yang menunjukan perbaikan tekanan darah selama di rawat dan sebanyak 8 pasien (47, 06%) yang masih belum mengalami perbaikan selama di rawat inap. Maka secara umum hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukan terdapat perbaikan tekanan darah pasien saat masuk rumah sakit hingga keluar rumah sakit, berdasarkan acuan yaitu tekanan darah < 135/85 mmhg (Magee et al, 2014). B. Penggunaan Obat pada Pasien Preeklampsia Berat Pada penelitian yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul periode Januari-Desember 2015 ini didapatkan hasil bahwa sebanyak 17 pasien diberikan obat antihipertensi nifedipin (Calcium Chanel Blocker- Dihydripyridine). Mekanisme aksi dari Calcium Chanel Blocker- Dihydripyridine yaitu mencegah masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga akan terjadi vasodilatasi. Aksi ini dapat menurunkan tekanan darah karena pada pasien yang menderita hipertensi terjadi peningkatan peripheral vascular resistance (PVR) dikarenakan tingginya calcium intracellular yang menyebabkan peningkatan tekanan otot polos arterial (Dipiro, 2008). 199

Nifedipin merupakan obat yang ideal untuk penanganan preeklampsia karena nifedipin mempunyai onset yang cepat, dapat diberikan per oral dan efektif menurunkan tekanan darah tanpa menyebabkan efek samping yang berbahaya. Nifedipin juga memberikan aksi tanpa menurunkan aliran darah uteroplasenta dan tidak menyebabkan abnormalitas pada jantung janin (Anonim, 1991). C. Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antihipertensi 1. Tepat indikasi Tepat indikasi dinilai dari tepatnya keputusan pemberian obat berdasarkan kondisi pasien yang dilihat dari hasil pemeriksaan tekanan darah dibandingkan dengan standar yang digunakan. Standar yang digunakan adalah JNC 7. Dari hasil analisis data diketahui sebanyak 100% pasien yang didiagnosa preeklampsia berat dan mendapatkan obat antihipertensi. Data yang diperoleh menunjukan bahwa sebanyak 17 pasien mendapatkan terapi antihipertensi, maka dalam evaluasi ketepatan indikasi dinyatakan bahwa 43 pasien (100%) tepat indikasi. 2. Tepat obat Hasil penelitian ketepatan pemilihan obat pada pasien preeklampsia berat menunjukan bahwa terapi preeklampsia berat yang tepat obat berjumlah 17 pasien (100%) yang diberikan antihipertensi yaitu nifedipin (Calcium Chanel Bolcker) Penggunaan obat pada saat kehamilan harus memperhatikan rasio manfaat dan resiko. Obat dapat digunakan jika manfaat diperoleh dengan penggunaan obat tersebut jauh lebih besar dari resiko yang ditimbulkan (JNC VII, 2003). 3. Tepat pasien Pada penelitian didapatkan obat hipertensi yang diberikan pada pasien preeklampsia berat pada ibu hamil di RS PKU Muhammadiyah Bantul periode Januari-Desember 2015 menunjukan 17 pasien (100%) tepat pasien. Karena 17 pasien tersebut mendapat obat yang tidak menyebabkan kontraindikasi terhadap pasien, yang mana pasien diberikan antihipertensi dari golongan CCB (nifedipin) termasuk kategori C (boleh diberikan jika 200

besarnya manfaat terapeutik melebihi besarnya resiko yang terjadi pada janin) (JNC VII, 2003). Sehingga antihipertensi tidak kontraindikasi dan aman bagi ibu hamil. 4. Tepat dosis Untuk evaluasi tepat dosis digunakan JNC 7 yang menyebutkan bahwa dosis nifedipin yang digunakan 10 mg secara peroral dengan dosis maksimal 30 mg. nifedipin short acting tidak disetujui oleh FDA sebagai antihipertensi. Hindari penggunaan short acting nifedipin dalam bentuk cair yang dimasukkan ke dalam kapsul karena dapat memyebabkan syok hipotensi (JNC VII, 2003). Pada penelitian ini yang tepat dosis sebanyak 17 pasien (100%), Karena dosis pemberian antihipertensi yaitu nifedipin sudah sesuai dengan dosis, cara pemberian dan frekuensi berdasarkan JNC VII sebagai standar acuan yang digunakan. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pada penelitian ini pasien preeklampsia berat pada ibu hamil di RS PKU Muhammadiyah mendapatkan Bantul terapi antihipertensi nifedipin sebanyak 17 pasien ( 100%). 2. Dari penggunaan antihipertensi ada 17 pasien ibu hamil yang menderita preeklampsia berat di RS PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2015 yang di analisis dengan standar acuan JNC VII, didapatkan 100% tepat indikasi, 100% tepat obat, 100% tepat pasien, dan 100% tepat dosis. B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang bersifat prospektif untuk mengetahui hubungan ketepatan penggunaan obat dengan kesembuhan pasien. 2. Perlu dilakukan tinjauan ulang mengenai pemberian antihipertensi pada pasien preeklampsia berat. DAFTAR PUSTAKA Amri, Muhammad Ulil, 2015. Studi Penggunaan obat antihipertensi pada pasien preeclampsia berat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Dr.Moewardi Surakarta tahun 2014. 201

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta Dawod, F., Dowswell, T., Quenby, S., Intervenous Fluids for Reducing the Duration of Labour in Low Risk Nulliparous Women, The Cochcrane Collaboration Depkes RI,2009, Profil Kesehatan Indinesia 2008, Jakarta, Departemen Kesehatan RI : Jakarta Dipiro Joseph T., Robert L. Talbert, Gary R. Matzke, Barbara G. Wells, and L. Michael Posey, 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition, The Mc Graw-hill Companies, United States of America. Dinkes DIY, 2012. Profil Kesehatan Derah Istimewa Yogyakarta. Yogayakarta Dinkes DIY, 2013. Profil Kesehatan Derah Istimewa Yogyakarta. Yogayakarta JNC VII, 2003. The seventh report of the joint National Committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. Hypertension, 42:1206-52 Magee, L. A., Pels, A., Helewa, M., Rey, E., Dadelszen, P. V., 2014, Diagnosis, Evaluation,and Management of The Hypertensive Disorders of Pregnancy, Pregnancy Hypertension: An Journal of Women s Cardiovascular Health, Canada. Queensland Health, 2013. Hypertensive Disosrders of Pregnancy, Queensland, Queensland Government Rozikhan, 2007. Faktor-faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat di Rumah Sakit. H. Soewondo Kendal, Cermin Dunia Kedokteran edisi 158, hal 18. Schellack, G. dan Schellack, N., 2011, Pharmacotherapy During Pregnancy, Childbirth, and Lactation : Principles to Consider, South African Pharmaceutical Journal Utama, Sri Yun, 2008. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklamspia Berat Pada Ibu Hamil di RSD Raden Mattaher Jambi Tahun 2007, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. Wiknjosastro, Hanifa, 2005. Ilmu Kebidanan, YBPSP, Jakarta Yessy, 2012. Evaluasi Pola Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Preeklampsia Berat Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 202