BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
cara mengisi partograf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF. Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf

ASUHAN KALA I PARTOGRAF. By : ADE. R. SST

PENGISIAN PARTOGRAF. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA PUSKESMAS BONTONOMPO II KEC. BONTONOMPO KAB. GOWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN OLEH BIDAN DI KECAMATAN MEDAN DELI KOTA MEDANTAHUN 2014

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Lampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PARTOGRAF DI KECAMATAN TAWANGMANGU. Silviana Yanuardi Putri, Luluk Nur Fakhidah 1

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

EVALUASI PENGGUNAAN PARTOGRAF OLEH BIDAN DALAM MONITORING PERSALINAN PADA BIDAN DI KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2008

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tertentu 1.

PENILAIAN PENGGUNAAN PARTOGRAF APN OLEH BIDAN PUSKESMAS PONED KOTA MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONDOK MEJA TAHUN 2016

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI SEMESTER VI TENTANG PARTOGRAF DI PRODI D III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

Oleh : Dr. HOTMA P. PASARIBU, SpOG

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

SOAL KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL NISA RAHAYU NURMUSLIMAH, S.ST

Diadjeng Setya Wardani

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

No Identitas Tempat Jam Pemantauan 1 Ny.TS 32th

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Penerapan Penggunaan Partograf di Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

KALA 1. Nama: Diah Ayu Ningsih (kelompok: 11) NIM: milik: Misi Asriani (kelompok: 1) Yang di kritisi:

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan jumlah Perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

TESIS EFEKTIVITAS PARTOGRAF BERBASIS SISTEM KOMPUTER TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIK PADA PROSES PERSALINAN

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

Prinsip Umum Kegawadaruratan Maternal Neonatal. Sendy Firza Novilia T, S.S.T.Keb

Mata Kuliah Askeb II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

Kompresi Bimanual. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF DI PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

Kewenangan bidan dalam pemberian obat pada kehamilan dan proses kelahiran dan aspek hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. maternal (maternal mortality). Menurut definisi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Sel telur atau ovum manusia

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Partograf Selama ini pencatatan dan pelaporan persalinan yang dilakukan sehari - hari di tempat pelayanan kesehatan meliputi: Pencatatan dalam Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Kesehatan (SP2TP), Kartu Ibu, Informed Consent, Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil / Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Register Kohort Ibu dan Bayi, Partograf, Kartu Persalinan Nifas, Laporan hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) 26. Beberapa hasil pencatatan ini kemudian dilaporkan pada pihak pihak terkait. Keseluruhan jenis pencatatan ini, tidak semua secara jelas \ kartu persalinan dan nifas 27. a. Pengertian Partograf Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan 28. Partograf dapat dipakai untuk memberikan peringatan awal bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin, serta perlunya rujukan 28. 13

b. Waktu pengisian partograf. Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat proses persalinan telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm dan berakhir pada pemantauan kala IV 29. c. Isi partograf Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu, obat-obatan yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan partograf 28. Isi partograf antara lain: 1) Informasi tentang ibu a) Nama dan umur; b) Gravida, para, abortus.; c) Nomor catatan medik/nomor puskesmas; d) Tanggal dan waktu mulai dirawat; e) Waktu pecahnya selaput ketuban. 2) Kondisi janin: a) Denyut jantung janin; b) Warna dan adanya air ketuban; c) Penyusupan(molase) kepala janin. 3) Kemajuan persalinan a) Pembukaan serviks; b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin; c) Garis waspada dan garis bertindak. 14

4) Waktu dan jam a) Waktu mulainya fase aktif persalinan. b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian. 5) Kontraksi uterus a) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit. b) Lama kontraksi (dalam detik). 6) Obat-obatan yang diberikan a) Oksitosin. b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan. 7) Kondisi ibu a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh. b) Urin (volume, aseton atau protein). d. Cara pengisian partograf. Pencatatan dimulai saat fase aktif yaitu pembukaan serviks 4 cm dan berakhir titik dimana pembukaan lengkap. Pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Kondisi ibu dan janin dinilai dan dicatat dengan cara: 1) Denyut jantung janin : setiap 30 menit. 2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit. 3) Nadi : setiap 30 menit. 15

4) Pembukaan serviks : setiap 4 jam. 5) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam. 6) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam 30. 7) Produksi urin (2 4 Jam), aseton dan protein : sekali Cara pengisian partograf adalah sebagai berikut: 1) Lembar depan partograf. a) Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan ditulis sebagai jam. Catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu merasakan mules 27. b) Kondisi janin. (1) Denyut Jantung Janin. Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika terdapat tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Kisaran normal DJJ tertera diantara garis tebal angka 180 dan 100. Bidan harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit (bradicardi) atau diatas 160 permenit (tachikardi). Beri tanda (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan satu titik dengan titik yang lainnya 30. 16

(2) Warna dan adanya air ketuban. Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina, menggunakan lambang-lambang berikut: U J : Selaput ketuban Utuh. : Selaput ketuban pecah, dan air ketuban Jernih. M : Air ketuban bercampur Mekonium. D K : Air ketuban bernoda Darah. : Tidak ada cairan ketuban/kering. (3) Penyusupan/molase tulang kepala janin. Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut: 0 : Sutura terpisah. 1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan. 2 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat diperbaiki. 3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki. Sutura/tulang kepala saling tumpang tindih menandakan kemungkinan adanya CPD ( cephalo pelvic disproportion). c) Kemajuan persalinan. Angka 0-10 di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. 17

(1) Pembukaan serviks. Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam. Menyantumkan tanda X di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. (2) Penurunan bagian terbawah janin. Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan. Menuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5. Berikan tanda 0 pada garis waktu yang sesuai. (3) Garis waspada dan garis bertindak. (a) Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan dimulai pada garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan adanya penyulit. (b) Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan 18

tindakan untuk menyelasaikan persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui. d) Jam dan waktu. (1) Waktu mulainya fase aktif persalinan. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. (2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan. Menyantumkan tanda x di garis waspada, saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan. e) Kontraksi uterus. Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan lama kontraksi dengan: (1) :titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya < 20 detik. (2) / : garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik. (3) :Arsir penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik. 19

f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan. (1) Oksitosin. Jika tetesan drip sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan dan dalam satuan tetes per menit. (2) Obat lain dan caira IV. Mencatat semua dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya. g) Kondisi ibu. (1) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. (a) Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda titik ( ) pada kolom yang sesuai. (b) Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga ada penyulit. Memberi tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai. (c) Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika terjadi peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Mencatat suhu tubuh pada kotak yang sesuai. (2) Volume urine, protein dan aseton. Mengukur dan mencatat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih). Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urine. 20

2) Lembar belakang partograf. Lembar belakang partograf merupakan catatan persalinan yang berguna untuk mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kala I, kala II, kala III, kala IV, bayi baru lahir. a) Data dasar. Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk, pendamping saat merujuk dan masalah dalam kehamilan/ persalinan. b) Kala I. Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil penatalaksanaannya. c) Kala II. Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu dan masalah dan penatalaksanaannya. d) Kala III. Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri, kelengkapan plasenta, retensio plasenta > 30 21

menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya. e) Kala IV. Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. f) Bayi baru lahir. Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya. e. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengisian Partograf Menurut Yisma (2013) hal hal yang mempengaruhi penggunaan partograf antara lain adalah pengetahuan dan pengalaman kerja 11. Menurut Fahdhy (2005) hal yang mempengaruhi antara lain adalah sikap, lama bekerja,pendidikan dan pengetahuan 19.Menurut Khonje (2012) hal hal yang mempengaruhi penggunaan partograf adalah pengetahuan, sarana prasarana, supervisi dan evaluasi 32. Berikut faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan partograf sesuai survey penelitian yang telah terbukti: 22

1) Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang 33. Pengetahuan secara rinci tentang penggunaan partograf merupakan syarat mutlak bagi penolong persalinan 5,35. Seperti hasil hasil penelitian yang pernah dilakukan menyatakan bahwa pengetahuan provider kesehatan tentang partograf berhubungan dalam proses pncatatan dan kepatuhan mengisi partograf 11. 2) Pendidikan Perbedaan pendidikan tenaga kesehatan mempengaruhi proses pengisian partograf serta outcomes dari persalinan 19. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin dalam pemahaman serta pengetahuan yang diperoleh 33. 23

3) Kompetensi dan Ketrampilan Perilaku dalam bentuk praktik yang sudah konkrit berupa perbuatan terhadap situasi atau rangsangan dari luar 33. Kompetnsi dan ketrampilan bidan terbukti berpengaruh terhadap proses pengisian partograf 19. 4) Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya proses 28. Sumber daya yang dimaksud adalah termasuk ketersediaan kertas grafik partograf, peralatan untuk melaksanakan observasi tanda-tanda vital alat tulis 12,13. 5) Sikap Perilaku dalam bentuk sikap / tanggapan atau rangsangan dari luar diri seseorang untuk melakukan pencatatan dengan baik 13. 6) Dukungan sosial dan pujian Peran serta pemimpin (stakeholder) sangat berpengaruh dalam hal ini. Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai (provider kesehatan), akan memotivasi pegawai untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin 21. 24

7) Pengawasan Supervisi dan evaluasi penting dilakukan untuk memutuskan tindakan apa yang seharusnya dilakukan serta perencanaan menejemen apa yang akan dilakukan setelah dievaluasi. Ketika seorang tenaga kesehatan dilatih kemudian dilakukan pencatatan pelaporan partograf ternyata masih banyak yeng belum lengkap terutama pada alur pelaporan ke tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih tinggi 19. Petugas kesehatan tidak melakukan pengawasan dan tindak lanjut pada ranah yang lebih tinggi 12,25. f. Alur Pelaporan Catatan persalinan Alur pencatatan persalinan yang selama ini dilaksanakan umumnya melalui pihak pihak terkait mulai rumah sakit swasta dan bidan desa ke puskesmas PONED, kemudian dinas kabupaten setempat, dinas kesehatan propinsi hingga di direktorat kesehatan keluarga. Berikut bagan alur pelaksanaan pelaporan persalinan yang telah dilakukan: 25

Direktorat Kesehatan Keluarga Direktorat pelayanan Medik Dinas Kesehatan Provinsi Dinas Kesehatn Kabupaten / Kota RS PONEK Kabupaten / Kota Rumah Bersalin Swasta Puskesmas PONED Bidan / Bidan Desa Gambar 1. Alur Pelaporan 27 2. Determinan Dekat Penyebab Kematian Ibu Determinan dekat merupakan proses yang paling dekat dengan kejadian kematian itu sendiri, yaitu kehamilan dan komplikasi dari kehamilan itu sendiri, persalinan dan masa nifas 30. Wanita yang hamil memiliki risiko untuk mengalami komplikasi, baik komplikasi kehamilan maupun komplikasi persalinan, sedangkan wanita yang tidak hamil tidak memiliki risiko tersebut. 26

a. Komplikasi kehamilan Komplikasi kehamilan merupakan penyebab terdekat kematian maternal. Komplikasi kehamilan yang sering terjadi yaitu perdarahan, preeklamsia / eklamsia, dan infeksi b. Komplikasi persalinan dan nifas Komplikasi yang timbul pada persalinan dan masa nifas merupakan penyebab langsung kematian maternal. Komplikasi yang terjadi menjelang persalinan, saat dan setelah persalinan terutama adalah perdarahan, partus macet atau partus lama dan infeksi akibat trauma pada persalinan 30 3. Sistem Informasi Kesehatan a. Pengertian Sistem Informasi menejemen Kesehatan Sistem informasi menejemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi pada beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Sistim informasi menejemen merupakan sistem yang secara rutin mengumpulkan dan menyimpan data, mengatur, dan melaporkan (atau menampilkan jika diminta) data dalam bentuk informasi yang berguna bagi pengambil keputusan menejerial 36. Jenis Informasi kesehatan yang diperlukan untuk mendukung tiga tipe fungsi menejemen, yaitu: (1) menejemen klien / pasien; (2) Menejemen unit kesehatan; dan (3) menejemen system 27

kesehatan. Kebutuhan informasi pada ketiga tipe fungsi menejemen ini berbeda pada tingkat sistem kesehatan kabupaten, regional dan nasional 38. b. Teknologi Informasi i. Pengertian Teknologi informasi adalah dapat berupa teknologi apa pun yang dapat menghasilkan informasi, termasuk teknologi komputer dan telekomunikasi 38. Komponen teknologi informasi adalah perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan komponen data dan jaringan. ii. Jaringan Jaringan komputer merupakan sebuah kumpulan computer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan computer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/ software yang terhubung dengan jaringan. c. Metode Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan Metode Human Organization Technology (HOT) Fit Model memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk 28

melakukan evaluasi sistim informasi. Model ini menempatkan komponen penting dalam sistim informasi yaitu Manusia (Human), Organisa (Organization) dan Teknologi (Technology), dan kesesuaian hubungan di antaranya 18. Komponen manusia (Human) menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunaannya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini juga menilai system dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction). Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan system informasi dan dampak potensial dari sitem informasi. User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal. Berikut gambaran konsep model HOT Fit 29

Gambar 2: Human Organization Technology Fit (HOT Fit) framework 4. Pencatatan dan Pelaporan Persalinan dengan e - Partograf a. Definisi epartograf e - Partograf merupakan konsep pencatatan dengan sistem online yang diadopsi dari partograf WHO yang dicatat dengan sistem komputerisasi berbasis Web. Web adalah kumpulan computer yang bertindak sebagai server yang menyimpan berbagai format dokumen penyimpanan seperti format teks, grafik dan audio dan sekaligus tersediannya link antar dokumen di dalam web 16. Secara khusus fungsi web sendiri adalah sebagai media informasi dan komuikasi antara pengguna, maka sebuah website harus 30

mempunyai deskripsi yang jelas, mudah penggunaannya, sehingga fungsi website dapat berjalan sebagaimana mestinya 37. b. Cara Kerja Pencatatan dilakukan dengan komputer pada Website yang telah memiliki link format partograf. Setiap pencatatan persalinan dimasukkan di dalam pelaporan secara on- line c. Keunggulan e - Partograf Secara tidak langsung keunggulan e - Partograf sesuai dengan penyimpanan data secara online berbasis web yaitu: i. Kompatibilitas lintas Platform Dalam hal ini yang dimaksut kompatbel adalah mudah diakses dan diginakan dengan persyaratan tersedia web browser 35. (internet exploler, firefox, google chrome) ii. Lebih mudah pengelolaanya (more manageable) Sistem berbasis web hanya perlu diinstal pada server yang berfungsi menggantikan persyaratan minimal pada computer end user. Hal ini memudahkan perawatan dan update sistem menjadi lebih sederhana. 31

iii. Lebih efektif penggunannya (highly deployable) Terkait dengan kemudahan dan dukungan lintas platform web cukup ideal untuk daerah dengan kapasitas bandwith yang terbatas dan lokasi sistem jauh dari pengguna. iv. Data lebih aman (scure live data) Sistem dan proses dapat dikonsolidasikan, untuk mengurangi mobilitas data juga dapat ditambahkan fasilitas keamanan (hak akses) bagi pengguna tertentu. v. Biaya terkurangi (reduce cost) Aplikasi berbasis web akan mengurangi biaya berkaitan dengan dukungan dan perawatan, persyaratan lebih sedikit pada pengguna (end user system) 16. vi. vii. Dapat diakses kapan saja dan dimana saja Mudah untuk pengambilan keputusan segera Kemudahan dan kecepatan akses pada elektronik partograf serta ketersediaan data dan relevansi data yang ada akan mempermudah bagi penggunanya menentukan keputusan dan kebijakan/ rencana yang akan dilakukan kembali. 32

d. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Elektronik Partograf Elektronik partograf merupakan sistem pelaporan berbasis web. Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaannya diadopsi dari factor penggunaan sistem informasi berbasis web, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Perangkat Keras (hardware): mencakup piranti piranti fisik seperti komputer dan printer 39. Komputer dapat mengalami gangguan baik disengaja maupun tidak disengaja 37. a) Gangguan tidak disengaja i. Kesalahan perangkat keras (hardware problems), ii. iii. Kesalahan sintak perangkat lunak (syntax errors), Kesalahan logika program (logical errors) b) Gangguan disengaja i. Penyalahgunaan komputer (computer abuse) ii. iii. Kejahatan komputer (computer crime) Kejahatan yang berkaitan dengan komputer (computer related crime) 37. 2) Perangkat lunak (software) atau program: Sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras dapat memroses data. 33

3) Prosedur: Sekumpulan aturan yang mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki. 4) Sumber Daya Manusia: semua pihak yang bertanggungjawab dalam pengembangan sistem informasi,pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem 40. Faktor ini biasa dijumpai adanya kesalahan manusia (human errors) 37. 5) Basis data (database): sekumpulan table, penghubung dan lain lain yang berhubungan dengan penyimpanan data. 6) Jaringan dan komunikasi data: Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resource) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai. 7) Lingkungan: Hal hal yang mungkin terjadi dan mengganggu proses sistem informasi adalah gangguan lingkungan (environmental hazards) terdiri dari gangguan alam yang disebabkan olejh petir, api, air, gempa bumi, temperature, listrik dan lain lain 40. 5. Kualitas Sistem Informasi (Web) Sistem informasi dapat berguna bagi pemakainya jika sistem informasi tersebut berkualitas. Menurut Lippeveld et al (2000) suatu sistem dikatakan berkualitas bila memenuhi beberapa dimensi yaitu: 34

a. Akurasi (accuracy) Informasi dikatakan akurat apabila tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksud tujuannya. Hal yang harus diperhatikan dalam keakuratan sebuah informasi adalah harus memiliki kelengkapan yang baik, melalui proses pengolahan data sesuai dengan perhitungan perhitungan yang matang dan harus aman dari segala gangguan yang dapat merusak akurasi informasi 36. b. Kelengkapan (completeness) Merupakan kondisi cukup tidaknya data yang disediakan pada sistem informasi ini sesuai dengan tujuan yang ada dan digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. c. Relevansi (relevance) Bahwa data yang ada dalam sistem informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi antara pengguna satu dengan yang lainnya berbeda beda. Data dapat relevan bila data diisi secara lengkap. d. Mudah diakses (accessibility) Bahwa data yang ada dalam sistem informasi ini dapat ditemukan dengan mudah, kapan saja dan dimana saja. Kecepatan akses sangat diperlukan dalam hal ini. Oleh karena itu diperlukan 35

bantuan teknologi baru yang difungsikan untuk pemrosesan dan pengolahan dalam mengirimkan informasi ini. e. Keamanan (security) Bahwa data yang ada dalam sistem informasi akan aman baik dari segi kerusakan maupun gangguan yang lain 36. Uraian teori tersebut di atas dapat dibuat suatu kerangka teori penerapan sistem informasi dan komunikasi kesehatan yang berbasis Web seperti tampak dalam gambar 3 berikut. B. Kerangka Teori Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan partograf manual adalah pengetahuan, pendidikan, kompetensi, sarana prasarana dan sikap. Faktor yang mempengaruhi penggunaan elektronik partograf adalah hardware, software, prosedur, orang, basis data dan jaringan. Keseluruhan faktor ini dipengaruhi oleh organisasi dalam hal ini adalah struktur organisasi pengguna, lingkungan, sumber daya manusia yang berupa penggunaan sistem dan kepuasan dalam menggunakan sistem. Apabila adanya pengaruh ini positif dan mendorong penggunaan data pada suatu sistem diharapkan penggunaan sistem yang ada akan berkualitas. Kualitas penggunaan sistem ini diharapkan dapat mewujudkan kemanfaatan berikutnya yang sesuai dengan tujuan dari organisasi / program yaitu mengurangi angka kematian ibu. 36

Faktor Penggunaan Partograf Tingkat Pengetahuan Faktor Penggunaan e - Partograf Hardware Tingkat Pendidikan Tingkat Kompetensi Sarana dan Prasarana Sikap Organisasi Struktur Organisasi Lingkungan SDM Penggunaan Sistem Software Prosedur SDM Basis Data Dukungan Sosial Kepuasan Jaringan Pengawasan Lingkungan Akurasi Kelengkapan Kualitas Penggunaan Sistem Relevansi Kemudah an Akses Kece patan Keama nan Net Benefits C. Kerangka Konsep Komplikasi Persalinan dan Nifas Kemanfaatan selanjutnya(pencatatan terpantau) Angka Kematian Ibu dan Bayi dapat diminimalisir Komplikasi Kehamilan Gambar 3: Kerangka Teori 37

Variabel Bebas Variabel Terikat Akurasi e - Partograf Kelengkapan Manual Partograf Relevansi Kemudahan Akses Kecepatan Keamanan Gambar 4: Kerangka Konsep D. Hipotesis 1. Hipotesis Mayor e- Partograf mempengaruhi kualitas dalam pemantauan pelaporan pencataatn persalinan 2. Hipotesis Minor a. e Partograf lebih akurat dibanding manual partograf dalam pemantauan pelaporan pencatatan persalinan 38

b. e - Partograf lebih lengkap dibanding manual partograf dalam pemantauan pelaporan pencatatan persalinan c. e - Partograf lebih relevan dibanding manual partograf dalam pemantauan pelaporan pencatatan persalinan d. e - Partograf lebih mudah diakses dibanding manual partograf dalam pemantauan pelaporan pencatatan persalinan e. e - Partograf lebih cepat diakses dibanding manual partograf dalam pemantauan pelaporan pencatatan persalinan f. e - Partograf lebih aman digunakan dibanding manual partograf dalam pemantauan pelaporan pencatatan persalinan g. Kelengkapan pengisian e Partograf berhubungan dengan akurasi dan relevansi e Partograf 39