PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS V SD NEGERI 5 KUTOSARI

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1)

Keywords: guided inquiry, science

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

IG.A.K. Wardani (2009: 10.7), yang menyatakan bahwa: Pemerintah telah berupaya keras meningkatkan profesionalitas

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

PENERAPAN MAKE A MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IV SDN 3 KARANGSAMBUNG

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

MEMINIMALKAN KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI SMP NASKAH PUBLIKASI

AYO MENABUNG!! Oleh: Sylvana Novilia S. A. Pendahuluan

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

A.Y. Soegeng Ysh, Mudzanatun, David Indrianto* FIP IKIP PGRI SEMARANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKANALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 67 PAGARALAM

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

Hariadi PW SMP Negeri 10 Surakarta ABSTRACT

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN METODE INKUIRI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014

RAHMAT FAUZI NIM. K

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PERAGA KARTON BERPETAK

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

ARTIKEL PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Matematika.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN ALAT PERAGA KARTU POSINEGA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS V SDN OLOBOJU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE BERBASIS LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

Oleh : Dewi Asmarani. Keyword: Strategy Think Talk Write (TTW), Mapping and the set of integers

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PECAHAN DENGAN MEDIA BANGUN GEOMETRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. observasi terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru di kelas V.

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI STRATEGI MODIFIED FREE INQUIRY DENGAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGGUNAAN MEDIA MOBIL MAINAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 BATU PADA MATERI SEGI EMPAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: Index Card Match, Peningkatan Pembelajaran, Bilangan Romawi

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN X. Megasasmita SDN 10 Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERKALIAN SISWA KELAS 2 SDN 003 RANTAU PULUNG MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KELERENG DAN BATU KERIKIL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Helmi Nurul Hikmah Guru Matematika MTsN Tanah Grogot

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS IV SD NEGERI NIRMALA KABUPATEN BANTUL

Transkripsi:

Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 Bulan September Tahun 2016 Halaman: 1739 1743 PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG Yoggy Febriawan, Subanji, Syamsul Hadi Pendidikan Dasar Pascasarjana-Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang. E-mail: yoggyfebriawan@ymail.com Abstract: This research was conducted with the aim to describe how the guided inquiry learning in mathematics for elementary school students in Class V. The descriptive qualitative research is used as the design of this study. The data collection procedures such as observasion, interviews and documentation is used. Analysis of the data used in this study is an interactive analysis. In the learning activities, there are using three components of the data analysis: data reduction, data presentation and verification. Based on the data analysis, it was concluded that the fifth grade teacher at SDN Balonggemek 1 Jombang has been applied the guided inquiry learning in Mathematics, even though the application of guided inquiry learning is not fulfill a proximately. Keywords: guided inquiry, mathematics Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran matematika untuk siswa Sekolah Dasar Kelas V. Rancangan penelitian pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti menggunakan prosedur pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis interaktif. Pembelajaran ini terdapat tiga komponen analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Berdasarkan analisis data, didapatkan hasil bahwa guru kelas V di SDN Balonggemek 1 Jombang sudah menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran matematika dengan cukup baik, walaupun dalam penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing belum berjalan secara maksimal. Kata kunci: inkuiri terbimbing, matematika Matematika merupakan bidang studi yang amat berguna dan banyak memberi bantuan dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap orang memerlukan pengetahuan matematika dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhannya. Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, banyak orang mengakui peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang lain. Namun, perlu disadari bahwa banyak orang menganggap pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sukar dan tidak menyenangkan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa dalam bidang studi matematika khususnya pada penjumlahan dan pengurangan pecahan. Penjumlahan dan pengurangan pecahan merupakan topik yang sangat penting dalam pembelajaran matematika karena sangat sering dijumpai penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk memahami konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan dibutuhkan pembelajaran yang dapat membantu siswa agar dapat memahami konsep dasar materi pelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat membantu siswa agar dapat memahami konsep materi pelajaran adalah model pembelajaran penemuan yang dibimbing oleh guru (inkuiri terbimbing). Model penemuan terbimbing juga lebih menekankan pada aktivitas siswa, siswa mencari dan menemukan jawaban sendiri di bawah bimbingan guru sehingga diharapakan mampu meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Sanjaya (2008:200) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berpikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa dengan kemampuan berpikir tinggi tidak memonopoli kegiatan. Oleh sebab itu, guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus. 1739

1740 Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 9, Bln September, Thn 2016, Hal 1739 1743 Gulo dalam Trianto (2010) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah atau Mengajukan Pertanyaan Kegiatan metode pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. 2. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi per-masalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan de-ngan permasalahan yang diberikan. 3. Mengumpulkan Data Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Guru membimbing siswa untuk dapat menentukan langkah-langkah peng-umpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik. 4. Analisis Data Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumus-kan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Setelah mem-peroleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses pembelajaran inkuiri yang telah dilakukannya. 5. Membuat Kesimpulan Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh siswa. Menurut Mbulu (2001:62) proses belajar mengajar dengan inkuiri terbimbing, siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru. Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang yang mengarah pada pengembangan kegiatan penyelidikan yang dilakukan oleh siswa. Guru juga memberikan penjelasanpenjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan. Pembelajaran inkuiri terbimbing peran guru adalah (1) memilih masalah atau materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa, (2) merencanakan eksperimen. Di samping dua hal di atas maka peranan guru adalah sebagai pemberi pertanyaan kepada siswa. Sebaliknya peranan siswa adalah (1) melaksanakan eksperimen, (2) menemukan konsep atau prinsip berdasarkan data yang diperoleh dari hasil eksperimen, dan (3) memberikan penjelasan tentang data yang diperoleh dari hasil eksperimen. Di samping ketiga hal di atas, peranan siswa adalah menjawab pertanyaan yang diajukan selama melakukan inkuiri. Melihat kenyataan tersebut peneliti ingin mengetahui sejauh mana pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran matematika kelas 5 SDN Balonggemek 1 Jombang. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas V SDN Balonggemek 1 Jombang. METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara rinci pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa kelas V mata pelajaran matematika di SDN Balonggemek 1 Jombang. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologis. Menurut Hussel (dalam Moleong, 2010:14) studi fenomenologi bertujuan mencari arti pengalaman dalam kehidupan, peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Balonggemek 1 Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas V dan siswa kelas V dengan jumlah siswa 17. Peran peneliti sebagai instrumen utama sekaligus pengumpul data. Peran peneliti sangat penting karena peneliti sebagai pengamat dalam penelitian. Kehadiran peneliti telah diketahui oleh kepala sekolah dan guru kelas V SDN Balonggemek 1. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini merupakan data utama yang diambil langsung dari lokasi penelitian. Data tersebut berupa hasil wawancara dengan guru kelas V dan hasil wawancara dengan siswa V SDN Balonggemek 1 Jombang, sedangkan data sekunder disebut juga data tersedia seperti rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran inkuiri terbimbing, dokumendokumen profil sekolah, alat-alat peraga yang ada di sekolah dan arsip-arsip lain yang relevan dan sesuai dengan topik kajian dalam penelitian ini. Data sekunder dapat digunakan untuk memperkuat penelitian yang dilakukan oleh peneliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti menggunakan prosedur pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk mengamati segala sesuatu yang ada di sekolah mulai dari siswa, guru, dan lingkungan sekolah. Selain itu, observasi juga digunakan untuk mengamati guru mengajar dalam menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada guru kelas V. Selain wawancara dengan guru kelas, peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa kelas V. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu seperti mencatat atau mengambil data-data yang sudah ada di sekolah, menyalin atau meminta rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru pada saat mengajarkan matematika dengan

Febriawan, Subanji, Hadi, Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 1741 menggunakan pendekatan matematika realistik dan mengambil dokumentasi benda-benda yang digunakan guru dalam menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (1) ketekunan pengamatan/pengamatan penuh, kegiatan ini dilakukan pada saat pelaksanaan pengamatan di lapangan sehingga menemukan ciri ciri dan unsur dalam situasi yang relevan dengan masalah yang diteliti, (2) pemeriksaan sejawat, berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan rekan lainnya yang memiliki pengetahuan umum, dalam hal ini adalah guru V SDN Balonggmek 1 Jombang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Dalam model ini terdapat tiga komponen analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Tahap-tahap dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu dimulai dari tahap penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya sampai pada penulisan laporan. Pembelajaran inkuiri terbimbing sudah diterapkan cukup baik oleh guru kelas V SDN Balonggemek 1 Jombang, walaupun dalam penerapannya itu masih ada yang belum sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing. Proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dalam implementasinya perlu dilakukan pembuatan perencanaan pembelajaran yang baik. Pembuatan perencanaan pembelajaran dalam menanamkan konsep matematika pada materi yang akan diajarkan dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing harus menggunakan konteks yang benar-benar telah dikenal baik oleh siswa serta merupakan aplikasi dalam kehidupan nyata yang dijadikan sebagai titik tolak proses pembelajaran sehingga dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami konsep materi matematika yang telah diajarkan. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas V dirasakan sangat menarik oleh siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu, penarikan kesimpulan dalam proses pembelajaran tidak diberikan oleh guru secara langsung, namun kesimpulan tersebut diutarakan oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing tidak hanya dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa, namun juga membelajarkan siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya sendiri. Hal ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Mosik (2010), yang membuktikan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mengatasi kesulitan belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu, penelitian yang dilakukan Budiada (2010) juga membuktikan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis asesmen portofolio lebih baik daripada hasil belajar kimia siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru kelas V dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. Guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Sebagai apersepsi guru menggali pengetahuan siswa dengan cara melakukan tanya jawab. Guru: Anak-anak bapak mempunyai satu buah roti, roti tersebut bapak bagi menjadi dua bagian yang sama besar. Satu bagian bapak berikan pada Reza dan satu bagian lagi bapak berikan ke Putri. Berapa bagian yang diterima oleh Reza? Siswa: 1/2 Guru: 1/2 merupakan apa anak-anak? Siswa: Pecahan. Guru: Hari ini kita akan belajar tentang pecahan. Lebih detailnya membandingkan dan mengurutkan pecahan. Tujuan pembelajaran hari ini yaitu agar siswa bisa memahami tentang membandingkan dan mengurutkan pecahan. Dari jawaban-jawaban siswa di atas terlihat ingatan tentang pecahan yang sudah diajarkan di kelas IV, dari hasil observasi masih banyak siswa yang belum berani untuk menjawab/ragu menjawab apabila diberi pertanyaan oleh guru. Selanjutnya peneliti melanjutkan pembelajaran ke kegiatan inti. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, dimulai dengan melakukan tanya jawab antara guru dengan siswa tentang membandingkan dan mengurutkan pecahan. Kompetensi pertama yang dibahas yaitu membandingkan pecahan. Kegiatan dimulai dengan merumuskan masalah dilakukan dengan tanya jawab antara guru dan siswa. Guru: Anak-anak sekarang kita bahas terlebih dahulu tentang membandingkan pecahan. Bapak punya soal (sambil memperlihatkan soal dan media). Mana yang lebih besar antara ¼, 2/4, dan 3/4? Siapa yang bisa menjawab? Siswa: 3/4 Guru: tepat sekali jawabannya 3/4

1742 Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 9, Bln September, Thn 2016, Hal 1739 1743 Dari kegiatan tanya jawab di atas dapat diambil kesimpulan, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru dijawab oleh siswa. Guru : Dari contoh-contoh yang kalian pelajari barusan. Apa yang dapat kalian tanyakan dari ke 2 contoh tersebut? Siswa 1: Apakah klau penyebutnya sama pembilangnya tinggal dibandingkan Siswa 2: Apakah klau membandingkan pecahan itu dilihat pembilang dan penyebutnya pak? Dari tanya jawab antara guru dan siswa terlihat dapat merumuskan masalah. Selanjutnya dengan didampingi oleh guru siswa membuat hipotesis dilakukan dengan cara tanya jawab antara siswa dan guru. Guru Siswa : Nah anak-anak sekarang kalian sebutkan hipotesisnya/dugaan awal/kesimpulan sementara? : Jika penyebutnya sama berarti pembilangnya tinggal dibandingkan saja. Dari tanya jawab antara siswa dan guru terlihat siswa bisa membuat hipotesis. Kegiatan selanjutnya yaitu pengumpulan data. Pada tahap pengumpulan data kegiatan yang dilakukan dimulai dengan guru membagi kelas menjadi 6 kelompok. Masingmasing kelompok beranggotakan 2 3 siswa perwakilan kelompok maju untuk mengambil media manipulatif dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa mendiskusikan LKS yang telah dibagikan. Guru memberi waktu kepada siswa 25 menit dalam mengerjakan LKS. Selama diskusi berlangsung guru memberikan bantuan seperlunya kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS melalui kegiatan tanya jawab. Dari hasil pengamatan pada saat kerja kelompok, ada beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan soal, tetapi sebagian besar siswa pada saat itu aktif mengerjakan soal latihan yang ada dalam LKS. Pada tahap analisis data, kegiatan yang dilakukan siswa yaitu perwakilan kelompok secara bergantian menuliskan hasil kerja kelompoknya di papan tulis. Setelah semua kelompok sudah menuliskan hasil pekerjaanya di papan tulis, kelompok lain menanggapi kelompok yang menuliskan hasil kerja kelompoknya. Kegiatan ini merupakan kegiatan analisis data. Kegiatan Akhir Pada tahap kesimpulan guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari hari ini. Guru memberikan penegasan tentang materi yang dipelajari hari ini, selanjutnya guru mengondisikan siswa untuk merefleksi hal-hal yang terkait dengan kegiatan yang telah dan belum tersampaikan dalam pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat lagi dalam belajar dan mempelajari lagi kompetensi yang diajarkan hari ini. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup. Dari semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru kelas V SDN Balonggemek I, ada beberapa kegiatan yang sudah berjalan efektif, seperti pembelajaran inkuiri terbimbing sudah dapat diterapkan, ini terlihat pada saat siswa merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Sementara itu, beberapa hal yang belum berjalan secara efektif yaitu guru belum bisa menguasai kelas secara keseluruhan, mengaktifkan siswa yang kurang aktif pada saat kerja kelompok, dan meningkatkan rasa percaya diri siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru kelas V di SDN Balonggemek 1 Jombang sudah menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran Matematika dengan cukup baik, walaupun dalam penerapannya langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing belum berjalan secara maksimal. Sesuai hasil wawancara, penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing pada pelajaran Matematika bahwa tidak semua materi dapat diajarkan dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing. Saran Saran bagi peneliti lain yang mempunyai keinginan untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran inkuiri terbimbing, sebaiknya dapat dilaksanakan pada materi yang berbeda sehingga dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih lanjut tentang pembelajaran inkuiri terbimbing.

Febriawan, Subanji, Hadi, Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 1743 DAFTAR RUJUKAN Budiada, I. W. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Asesmen Portofolio terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Ditinjau dari Adversity Quotient. (Online), (http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ep/article/view/36), diakses 24 Desember 2014. Mbulu, J. 2001. Pengajaran Individual. Malang: Elang Mas. Moleong, L. J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mosik, P. I., Wijayanti., & Hindarto, N. 2010. Explorasi Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Cahaya dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, diakses 23 Agustus 2013. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Penerbit Prestasi Pustaka.