Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

PERSENTASE KARKAS, TEBAL LEMAK PUNGGUNG DAN INDEKS PERDAGINGAN SAPI BALI, PERANAKAN ONGOLE DAN AUSTRALIAN COMMERCIAL CROSS

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

Muhamad Fatah Wiyatna Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Distribusi komponen karkas sapi Brahman Cross (BX) hasil penggemukan pada umur pemotongan yang berbeda

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

WEIGHT AND LENGTH OF BRAHMAN CROSS STEER CARCASS AT DIFFERENT BUTT SHAPE

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

PARAMETER TUBUH DAN SIFAT-SIFAT KARKAS SAPI POTONG PADA KONDISI TUBUH YANG BERBEDA SKRIPSI VINA MUHIBBAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Hubungan Umur, Bobot dan Karkas Sapi Bali Betina yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Temesi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana

tumbuh lebih cepat daripada jaringan otot dan tulang selama fase penggemukan. Oleh karena itu, peningkatan lemak karkas mempengaruhi komposisi

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual

Hubungan antara Umur dengan Berat Karkas Depan (Fore Quarter) Ditinjau dari Potongan Primal Sapi Bali Jantan

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

PROPORSI KARKAS DAN KOMPONEN-KOMPONEN NONKARKAS SAPI JAWA DI RUMAH POTONG HEWAN SWASTA KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan metode studi kasus pada bulan

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

KARAKTERISTIK KARKAS DAN BAGIAN-BAGIAN KARKAS SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN DAN BETINA PADA PETERNAKAN RAKYAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

ANALISIS TUMBUH KEMBANG KARKAS SAPI BALI JANTAN DAN BETINA DARI POLA PEMELIHARAAN EKSTENSIF DI SULAWESI TENGGARA. Oleh: Nuraini dan Harapin Hafid 1)

Hubungan Panjang Badan dan Panjang Kelangkang dengan Persentase Karkas Sapi Bali

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN BUTT SHAPE KARKAS SAPI BRAHMAN CROSS TERHADAP PRODUKTIVITAS KARKAS PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Winter Alfi Fauziah

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN PROPORSI ORGAN PENCERNAAN SAPI JAWA PADA BERBAGAI UMUR SKRIPSI. Oleh NUR FITRI

DOI: pissn eissn X

EKTERIOR, PENENTUAN UMUR, PENANDAAN, PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN EVALUASI TERNAK POTONG. Oleh: Suhardi, S.Pt.,MP

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

HUBUNGAN BOBOT KARKAS DENGAN LUAS URAT DAGING MATA RUSUK PADA SAPI BRAHMAN CROSS JANTAN DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) LUBUK BUAYA PADANG SKRIPSI.

HASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, MSi. Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, MAgr.Sc.

PENDUGAAN BOBOT BADAN SAPI PASUNDAN MENGGUNAKAN RUMUS WINTER PADA BERBAGAI SKOR KONDISI TUBUH DI KECAMATAN TEGAL BULEUD KABUPATEN SUKABUMI

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut)

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

POKOK BAHASAN VII VII. MANAJEMEN PEMASARAN. Mengetahui kelas dan grade ternak potong yang akan dipasarkan

Proporsi Potongan Utama Komersial Karkas (Primal Cut) Pada Sapi Brahman Cross

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Study Characteristics and Body Size between Goats Males Boerawa G1 and G2 Body in Adulthoodin the Village Distric Campang Gisting Tanggamus

HUBUNGAN ANTARA KONDISI TUBUH DAN BOBOT BADAN DENGAN HARGA JUAL SAPI PASUNDAN

Evaluasi Penyimpangan Bobot Badan...Muhammad Iqbal

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PRODUKTIVITAS KARKAS DAN KUALITAS DAGING SAPI SUMBA ONGOLE DENGAN PAKAN YANG MENGANDUNG PROBIOTIK, KUNYIT DAN TEMULAWAK

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang

KORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung

ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Indeks Kumulatif Domba Komposit...Ai Nurfaridah

STUDI ASPEK PERTUMBUHAN UDANG NENEK (Harpiosquilla raphidea) DI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN

STRATEGI PENDEKATAN KETERSEDIAAN DAGING NASIONAL DI INDONESIA. Oleh: Rochadi Tawaf dan Hasni Arief ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

KARAKTERISTIK KARKAS SAPI JAWA (STUDI KASUS DI RPH BREBES, JAWA TENGAH)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. hewan bagi konsumsi masyarakat umum dan digunakan sebagai tempat

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

DINAMIKA REKASATWA, Vol. 2 No. 2, 21 Agustus 2017 HUBUNGAN KARAKTER KUANTITATIF UKURAN TUBUH PADA BERBAGAI BANGSA PEJANTAN KELINCI ABSTRAK

KARAKTERISTIK KARKAS KERBAU RAWA DI KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA KARYAWAN THE RELATION BETWEEN MOTIVATION AND EMPLOYEE PERFORMANCE

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

PARAMETER TUBUH DAN SIFAT-SIFAT KARKAS SAPI POTONG PADA KONDISI TUBUH YANG BERBEDA SKRIPSI VINA MUHIBBAH

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut :

Darmaga Bogor, Januari Harapin Hafid H. xii

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

Korelasi antara Nilai Frame Score dan Muscle Type dengan Bobot Karkas pada Sapi Kebiri Australian Commercial Cross (Studi Kasus di Rumah Potong Hewan Ciroyom, Bandung) Correlation between Frame Score and Muscle Type with Carcass Weight of Australian Commercial Cross Steer (Case Study in Ciroyom Abattoir, Bandung) Tri Antono Satrio Aji*, Endang Yuni Setyowati**. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan UNPAD 2015 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan UNPAD e-mail: triantono92@gmail.com ABSTRAK Penelitian berjudul Korelasi antara Nilai Frame Score dan Muscle Type dengan Bobot Karkas pada Sapi Kebiri Australian Commercial Cross (Studi Kasus di RPH Ciroyom, Bandung) telah dilaksanakan pada tanggal 20 September sampai 15 Oktober 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya korelasi antara skor kerangka tubuh dan skor perototan dengan bobot karkas pada sapi kebiri ACC di RPH Ciroyom. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah data sebanyak 100 ekor sapi kebiri ACC. Hasil penelitian menunjukan rata-rata bobot karkas 231,25 kg dengan koefisien variasi 13,60%, modus skor kerangka tubuh 3 yang artinya memiliki rangka sedang dengan ketinggian tulang hips antara 117-126 cm dan modus skor perototan 1 yang artinya memiliki tipe perototan paling tebal. Koefisien korelasi antara bobot karkas dengan skor kerangka tubuh adalah -0,722 dan koefisien korelasi bobot karkas dengan skor otor yaitu -0,699. Kedua nilai koefisien korelasi tersebut menunjukan hubungan yang kuat dengan arah yang berlawanan. Kata Kunci : Sapi Kebiri ACC, Bobot Karkas, Skor Kerangka, Skor Perototan. ABSTRACT The research of "Correlation between Frame Score and Muscle Type with Carcass Weight of Australian Commercial Cross (ACC) Steer (Case Study in Ciroyom Abattoir, Bandung) had been conducted from September 20 to October 15, 2014. The aim of research was to determine the degree of correlation between frame score and muscle type scores with carcass weight of ACC steer. The research method was descriptive correlational. The data were collected by utilizing quantitative approach from 100 steers. The results showed that an average carcass weight of ACC steer was 231.25 kg with coefficient variation 13.60%, the modus of frame score was 3 that is a medium body frame with a height of hips bone between 117-126 cm, and the modus of muscle type score was 1 which is heavy muscle. The coefficient of correlation between carcass weight with frame score was -0.722 and that of muscle type was -0.699. It is concluded that there is a strong correlation between frame score and muscle type with the carcass weight that had a negative direction. Keywords: ACC Steer, Carcass Weight, Frame Score, Muscle Type. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 1

PENDAHULUAN Perkembangan industri penggemukan sapi potong terus menjamur di seluruh wilayah Indonesia. Namun sejauh ini, ketersediaan sapi bakalan lokal belum mampu memenuhi kebutuhan usaha penggemukan sapi potong di Indonesia. Salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut masih dilakukan melalui impor sapi bakalan. Umumnya sapi bakalan yang didatangkan berasal dari Australia, yang dikenal sebagai sapi Australian Commercial Cross (ACC). Sapi ini mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis di Indonesia. Sifat tersebut menjadi faktor pendukung keberhasilan usaha penggemukan sapi ACC di Indonesia. Industri penggemukan sapi potong lebih menyenangi sapi bakalan kebiri dibandingkan dengan sapi dara. Sapi kebiri memiliki persentase karkas yang lebih tinggi dibandingkan sapi dara sehingga sapi kebiri akan menghasilkan karkas yang lebih banyak dibandingkan sapi dara. Selain itu pada umur yang sama dengan kondisi pemeliharaan yang sama, sapi dara akan lebih gemuk dibandingkan dengan sapi kebiri sehingga proporsi daging tanpa lemak sapi betina lebih sedikit daripada sapi kebiri. Konformasi tubuh dapat digunakan sebagai ukuran dalam menaksir jumlah dan kuantitas daging yang akan dihasilkan dari seekor sapi dengan membandingkan antara bagian-bagian sapi yang bernilai tinggi dengan yang bernilai rendah, serta perbandingan antara bagian-bagian yang dapat dimakan dengan yang tidak dapat dimakan. Beberapa variabel konformasi tubuh yang dinilai dan diukur pada ternak sapi siap potong meliputi, skor kerangka (frame score) dan tipe perototan (muscle type). Skor kerangka (frame score) pada sapi potong digunakan untuk menggambarkan ukuran tubuh, sedangkan tipe perototan (muscle type) menggambarkan ketebalan perototan sapi tersebut. Semakin besar nilai skor kerangka tubuh akan semakin tinggi bobot badan sapi tersebut. Bobot badan yang semakin tinggi akan menghasilkan bobot karkas yang tinggi. Semakin besar nilai tipe perototan akan semakin tebal perototan sapi tersebut, sehingga akan menghasilkan bobot karkas yang tinggi. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2

METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mendeskripsikan hubungan antara skor kerangka tubuh dan tipe perototan dengan bobot karkas pada sapi kebiri ACC yang siap potong di RPH Ciroyom, Bandung. Data variabel yang diperoleh dari pengukuran dan pengamatan langsung selanjutnya dicatat dalam formulir data untuk kemudian dilakukan analisis statistik. Peubah yang diamati adalah sebagai berikut : 1. Skor Kerangka Tubuh (Frame Score) Penilaian skor dengan menggunakan nilai sangat besar, besar, sedang dan kecil yang dilakukan dengan cara mengukur skor kerangka dari penampilan tubuh sapi (Freer, 2005) dan pengukuran tinggi tulang hip pada sapi (Master, 1988). Skor tersebut adalah sebagai berikut : - Frame 1 Rangka Kecil atau Very Small Frame (skor rangka l - 2 ) - Frame 3 Rangka Sedang atau Slighty Smaller than Average (skor rangka 3-4) - Frame 5 Rangka Besar atau Slighty Above Average Size (skor rangka 5-6) - Frame 7 Rangka Sangat Besar atau Very Large Frame (skor rangka 7) 2. Tipe Perototan (Muscle Type) Skor otot diamati dari belakang tubuh sapi dengan jarak 3 meter. Skor otot menggambarkan ketebalan perototan pada brisket, iga, punggung, pinggul, tulang duduk dan pangkal ekor seekor ternak. Penilaian dibagi dalam 4 skor yaitu skor 1, 2, 3 dan 4. Skor 1 : Diberikan kepada sapi dengan perototan paling tebal. Skor 2 : Diberikan kepada sapi dengan perototan agak tebal. Skor 3 : Diberikan kepada sapi dengan perototan agak tipis. Skor 4 : Diberikan kepada sapi dengan perototan paling tipis. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Bobot Badan, Bobot Karkas, Persentase Karkas, Skor Kerangka Tubuh dan Skor Otot Sapi Kebiri ACC yang Berasal dari RPH Ciroyom Variabel Rataan Modus Minimum Maksimum KV (%) BB (kg) 449,76-334,00 581,00 13,57 BK (kg) 231,13-168,00 297,00 13,08 SK - 3,00 1,00 7,00 41,94 SO - 1,00 1,00 3,00 56,28 Keterangan : BB : Bobot Badan BK : Bobot Karkas SK : Skor Kerangka SO : Skor Otot Rata-rata bobot badan pada 100 ekor sapi kebiri ACC yang dijadikan sampel di RPH Ciroyom adalah 449,76 kg dengan bobot badan tertinggi 581 kg dan bobot badan terendah sebesar 334 kg. Rata-rata bobot karkas yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah 231,13 kg dengan bobot karkas tertinggi 297 kg dan bobot karkas terendah 168 kg. Tabel 1 menunjukkan bahwa koefisien variasi bobot badan dan bobot karkas secara berurutan adalah 13,57 % dan 13,08 %. Nilai tersebut menunjukkan bahwa bobot badan dan bobot karkas sampel penelitian ini tergolong seragam. Suatu populasi dianggap seragam jika memiliki koefisien variasi dibawah 15% (Nasoetion, 1992). Hasil analisis pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata persentase karkas adalah 51,44 % dengan nilai tertinggi persentase karkas adalah 53,59% dan nilai terendahnya adalah 41,10%. Kondisi sapi kebiri ACC di RPH Ciroyom memiliki persentase karkas yang bervariatif. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Ayi (2002) yang mengatakan bahwa sapi kebiri ACC di RPH Ciroyom yang gemuk memiliki rata-rata persentase karkas 53%, dan sapi kurus mempunyai rata-rata persentase karkas 43%. 1. Analisis Korelasi Skor Kerangka Tubuh dengan Bobot Karkas Korelasi antara skor kerangka tubuh dengan bobot karkas sapi kebiri pada penelitian ini adalah -0,722. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa antara skor kerangka tubuh dengan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 4

bobot karkas memiliki korelasi negatif atau berbanding terbalik. Skor kerangka tubuh dengan bobot karkas memiliki hubungan erat dengan arah terbalik yang berarti jika skor kerangka tubuh menunjukkan skor 1 atau rangka kecil maka bobot karkas yang dihasilkan akan semakin berat dan jika skor kerangka tubuh mengalami peningkatan atau rangka semakin besar maka bobot karkas yang dihasilkan akan semakin ringan. Sapi kebiri ACC di RPH Ciroyom yang penulis amati, banyak yang memiliki postur tubuh yang pendek namun memiliki bobot badan yang lebih berat bila dibandingkan dengan sapi yang memiliki postur tinggi. Hal ini disebabkan karena sapi yang dipotong memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Sapi dengan postur tubuh lebih tinggi (skor kerangka tubuh > 3) cenderung kondisi tubuhnya kurus (skor otot > 3) sedangkan sapi dengan postur tubuh pendek (skor kerangka tubuh < 3) cenderung memiliki kondisi tubuh yang gemuk (skor otot < 3). 2. Analisis Korelasi Skor Otot dengan Bobot Karkas Korelasi antara skor otot dengan bobot karkas adalah -0,699. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa antara skor otot dengan bobot karkas memiliki korelasi negatif atau berbanding terbalik. Skor otot dengan bobot karkas memiliki hubungan erat dengan arah terbalik yang berarti jika nilai skor otot menunjukkan skor 1 atau perototan paling tebal maka bobot karkas yang dihasilkan akan semakin berat dan jika skor otot mengalami peningkatan atau otot semakin tipis maka bobot karkas yang dihasilkan akan semakin ringan. Skor otot menggambarkan ketebalan perototan seekor ternak yang penilaiannya dibagi ke dalam 4 skor. Skor 1 diberikan pada sapi yang memiliki perototan paling tebal, skor 2 diberikan pada sapi yang memiliki perototan agak tebal, skor 3 diberikan pada sapi yang memiliki perototan agak tipis dan skor 4 diberikan pada sapi yang memiliki perototan paling tipis (Freer, 2005). Skor otot merupakan data variabel yang bersifat peringkat atau ordinal, maka semakin kecil skor akan semakin baik kriteria penilaiannya, sedangkan semakin besar skor akan semakin buruk kriteria penilaiannya. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 5

KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Korelasi antara skor kerangka tubuh dengan bobot karkas yaitu -0,722 yang artinya terdapat hubungan erat dengan arah terbalik yang berarti jika skor kerangka tubuh mengalami kenaikan maka bobot karkas akan mengalami penurunan atau sebaliknya. 2. Korelasi antara skor otot dengan bobot karkas yaitu -0,699 yang artinya terdapat hubungan erat dengan arah terbalik yang berarti jika skor otot mengalami kenaikan maka hasil karkas akan mengalami penurunan atau sebaliknya. DAFTAR PUSTAKA Ayi, M. 2002. Hubungan antara Bobot Badan dengan Bobot Karkas, Persentase Karkas dan Fleshing Index Sebelum dan Sesudah Chilling pada Sapi Australian Commercial Cross Di PT. NIKI FOOD. Skripsi. Penelitian Universitas Padjadjaran. Freer, B. 2005. Frame Scoring of Beef Cattle. Primary Industry Agriculutre. http://www.dpi.nsw.gov.au/agriculture/livestock/beef/appraisal/publications/framescoring. (diakses 11 Juli 2014) Master, I. 1988. Beef Cattle Production. Murrumbidge College (cek nama ini, tampaknya kurang tepat), New South Wales, Australia. Nasoetion, A. H. 1992. Panduan Berpikir dan Meneliti Secara Ilmiah Bagi Remaja. Gramedia. Jakarta. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Tri Antono Satrio Aji NPM : 200110090085 Judul Artikel : Korelasi antara Nilai Frame Score dan Muscle Type dengan Bobot Karkas pada Sapi Kebiri Australian Commercial Cross (Studi kasus di RPH Ciroyom, Bandung) Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyataan ini. Mengetahui, Dibuat di Jatinangor, Tanggal 13 April 2015 Penulis, (Dr. drh. Endang Yuni Setyowati, M.Sc. Ag.) (Tri Antono Satrio Aji) Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 7