INVENTARISASI KEPUTUSAN/PERATURAN MENTERI KEUANGAN DI BIDANG ORGANISASI Periode 2002 2011 No. 1. KMK No. 65/KMK.01/2002 tanggal 27 Februari 2002 Tentang Organisasi dan tata Kerja Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan KPP Wajib Pajak Besar 2. KMK No. 38/KMK.01/2003 tanggal 28 Januari 2003 Tentang Perubahan Atas KMK No. 65/KMK.01/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil DJP WP Besar dan KPP WP Besar 3. KMK No. 587/KMK.01/2003 tanggal 31 Desember 2003 Kanwil DJP Jakarta Khusus, Kanwil DJP WP Besar, KPP di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus dan KPP di Lingkungan Kanwil DJP WP Besar 4. KMK No. 24/KMK.01/2004 tanggal 14 Januari 2004 Sekretariat Pengadilan Pajak 5. KMK No. 254/KMK.01/2004 tanggal 24 Mei 2004 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I, Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I 6. KMK No. 302/KMK.01/2004 tanggal 23 Juni 2004 Pembentukan Organisasi Modern pada Instansi Vertikal DJP yang meliputi - Kanwil DJP WP Besar - 2 KPP WP Besar Penajaman tugas, fungsi, dan susunan organisasi Kanwil DJP WP Besar dan KPP WP Besar - Penajaman tugas, fungsi, dan susunan organisasi Kanwil DJP WP Besar; - Modernisasi Kanwil DJP Jakarta Khusus; - Modernisasi KPP di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus Pelaksananaan UU Pengadilan Pajak Modernisasi Kanwil DJP Jakarta I Pembentukan KPP Madya Jakarta I Pembentukan 15 KPP Pratama yang akan diterapkan secara bertahap Pemisahan fungsi antara penyusun anggaran dan pelaksana anggaran. - Pembentukan DJAPK (penggabungan fungsi yang tersebar pada DJA, DJPKPD, DJLK, dan BAF) - Pembentukan Ditjen Perbendaharaan (penggabungan fungsi yang tersebar pada DJA, BAKUN, dan Pusmon) - Pembentukan Bapekki (penggabungan fungsi yang tersebar pada BAF, DJPKPD, dan Sekretariat Jenderal/Biro HKLN) - Pembentukan Pusintek dari sebelumnya BINTEK
7. KMK No. 303/KMK.01/2004 tanggal 23 Juni 2004 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Konsekuensi penataan organisasi Kantor Pusat akibat pemisahan fungsi antara penyusun anggaran dan pelaksana anggaran. Pengalihan Instansi Vertikal DJA menjadi Perbendaharaan: - Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Likuidasi instansi vertikal BAKUN dan BINTEK 8. KMK No. 473/KMK.01/2004 tanggal 13 Oktober 2004 Tentang Perubahan Lampiran I, II, III, IV, dan V Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil DJP, KPP, KPPBB, Karikpa, dan KP-4 sebagaimana telah diubah dengan KMK No. 519/KMK.01/2003 9. KMK No. 214/KMK.01/2005 tanggal 2 Mei 2005 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara 10. KMK No. 579/KMK.01/2005 tanggal 15 Desember 2005 Kanwil DJP Sumatera Bagian Tengah dan KPP Madya di lingkungan Kanwil DJP Sumatera Bagian Tengah. 11. KMK No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Pembentukan 7 Kanwil DJP dan 20 KPPBB Pembentukan 5 KPPN Tipe A yang meliputi KPPN Tipe A Medan II, Bandung II, Semarang II, Surabaya II, dan Makassar II, pembentukan KPPN Tipe B Tobelo, dan pembentukan KPPN Tipe A Khusus Banda Aceh Modernisasi Kanwil DJP Sumatera Bagian Tengah dan pembentukan KPP Madya Batam Penggabungan DJLK dan Bapepam sebagai langkah awal pembentukan OJK 12. KMK No. 607/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai untuk menjaga indepedensi pelaksanaan tugas dan menghindari conflict of interest serta untuk meningkatkan pembinaan akuntan dan jasa penilai, maka Direktorat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai yang sebelumnya berada di DJLK menjadi Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
13. KMK No. 98/KMK.01/2006 tanggal 20 Februari 2006 Tentang Account Representative 14. KMK No. 99/KMK.01/2006 tanggal 20 Februari 2006 Tentang Penelaah Keberatan 15. KMK No. 238/KMK.01/2006 tanggal 9 Mei 2006 Kanwil DJP Sumatera Bagian Tengah, Kanwil DJP Jawa Bagian Barat I, Kanwil DJP Jawa Bagian Barat III, Kanwil DJP Bali dan KPP Madya di lingkungan Kanwil DJP Sumatera Bagian Tengah, Kanwil DJP Jawa Bagian Barat I, Kanwil DJP Jawa Bagian Barat III, Kanwil DJP Bali 16. KMK No. 466/KMK.01/2006 tanggal 31 Juli 2006 17. PMK No. 107/PMK.01/2006 tanggal 7 November 2006 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pembentukan Account Representative pada KPP Modern untuk meningkatkan pelayanan, penyuluhan, pengawasan, kepatuhan Wajib Pajak, penerimaan pajak, dan citra serta efektivitas organisasi Ditjen Pajak Pembentukan Penelaah Keberatan pada Kanwil DJP Modern untuk meningkatkan tugas di bidang pelayanan keberatan. - modernisasi Kanwil DJP Jawa Bagian Barat I, Kanwil DJP Jawa Bagian Barat III dan Kanwil DJP Bali, - Pembentukan 3 (tiga) KPP Madya yaitu KPP Madya Bekasi, KPP Madya Tangerang, dan KPP Madya Denpasar. - Pembentukan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan - Pembentukan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang - Merubah nomenklatur, dan mempertajam tugas, fungsi, serta struktur organisasi Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara - Merubah nomenklatur, dan mempertajam tugas, fungsi, dan struktur organisasi, serta meningkatkan peran Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerjasama Internasional menjadi Badan Kebijakan Fiskal, - Penajaman Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Anggaran - Penajaman Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Pembentukan Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan untuk mendukung dan mensinkronkan program dan kegiatan Menteri Keuangan
18. PMK No. 131/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 19. PMK No. 132/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 Pajak 20. PMK No. 133/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 Bea dan Cukai 21. PMK No. 134/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 Perbendaharaan 22. PMK No. 135/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 Kekayaan Negara - Penataan organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada prinsipnya penambahan 4 (empat) Direktorat dan melakukan penajaman tugas dan fungsi serta melakukan penataan organisasi berdasarkan fungsi, serta membentuk unit khusus yang melaksanakan change management - Penataan organisasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yaitu penambahan/pembentukan 1 (satu) Biro, yaitu Biro Kepatuhan Internal - Penataan organisasi Inspektorat Jenderal yaitu penambahan 1 (satu) Inspektorat - Pembentukan Biro Bantuan Hukum, Setjen Tahapan Modernisasi Instansi Vertikal DJP yang meliputi: Modernisasi 13 Kanwil DJP (total menjadi 20 Kanwil DJP) Pembentukan KPP Madya diseluruh Indonesia Penataan tugas, fungsi, susunan organisasi, tipologi dan wilayah kerja Instansi Vertikal DJBC Penataan tugas, fungsi, susunan organisasi, tipologi dan wilayah kerja Instansi Vertikal DJPB. Konsekuensi perubahan tugas, fungsi dan susunan organisasi DJPLN menjadi DJKN 23. PMK No. 52/PMK.01/2007 tanggal 16 Mei 2007 Pusat Investasi Pemerintah 24. PMK No. 54/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 Pembentukan PIP sebagai operator Insvestasi Pemerintah, sedangkan fungsi regulator ada di Direktorat Jenderal Perbendaharaan Penataan organisasi, penajaman tugas dan fungsi, dan perubahan nomenklatur Biro Kepegawaian menjadi Biro Sumber Daya Manusia
tentang Organisasi dan Tata Kerja 25. PMK No. 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pajak 26. PMK No. 68/PMK.01/2007 tanggal 27 Juni 2007 Bea dan Cukai 27. PMK No. 84/PMK.01/2007 tanggal 31 Juli 2007 Kantor Besar Pengolahan Data dan Dokumen 28. PMK No. 176/PMK.01/2007 tanggal 28 Desember 2007 Tentang Perubahan atas KMK Nomor 24/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Pengadilan Pajak Modernisasi seluruh Kanwil dan KPP Pratama di wilayah pulau Jawa dan Bali (direncanakan pada akhir 2008 instansi vertikal DJP di seluruh Indonesia telah menerapkan organisasi modern) Pembentukan Organisasi Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok dan Batam (pembentukan KPU BC akan dilanjutkan pada Kota-kota besar di Indonesia, antara lain Surabaya dan Semarang). Penataan organisasi dan wilayah kerja Kanwil DJBC dan KPPBC Pembentukan Kantor Besar Pengolahan Data dan Dokumen sebagai UPT dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang bertugas melakukan pengolahan data dan dokumen, sehingga Instansi vertikal DJP khususnya KPP lebih berkonsentrasi pada pelayanan, pengawasan, dan penyuluhan Penataan jumlah Sekretaris Pengganti pada Sekretariat Pengadilan Pajak yang sebelumnya berjumlah sebanyak-banyaknya 20 Sekretaris Pengganti menjadi sebanyakbanyaknya 2 kali jumlah majelis. 29. PMK No. 67/PMK.01/2008 tanggal 6 Mei 2008 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pajak 30. PMK No. 68/PMK.01/2008 tanggal 7 Mei 2008 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Tentang Account Representative Pada Kantor Pelayanan Pajak Yang Telah Mengimplementasikan Organisasi Modern 31. PMK No. 87/PMK.01/2008 tanggal 11 Juni 2008 Penerapan Kanwil DJP Modern dan Pembentukan/penerapan KPP Pratama dan KP2KP di luar Pulau Jawa dan Bali Mengenai penyesuaian persyaratan pengangkatan Account Representative pada KPP Pratama. Pembentukan KPU BC eselon III dengan nomenklatur KPPBC Tipe Madya Pabean
Bea dan Cukai 32. PMK No. 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 33. PMK No. 101/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 Perbendaharaan 34. PMK No. 102/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 Kekayaan Negara 35. PMK No. 149/PMK.01/2008 tanggal 8 Oktober 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja 36. PPMK No 62/PMK.01/2009 tanggal 1 (Belawan, Soekarno-Hatta, dan Tanjung Perak) dan KPPBC Tipe Madya Cukai (Malang, Kediri, dan Kudus). Penataan organisasi Kanwil DJBC dan KPPBC. Antara lain, yaitu: - DJA likuidasi Direktorat Penyusunan Asumsi Makro, dan tugasnya dialihkan ke BKF, serta pembentukan Direktorat Sistem Perbendaharaan - DJPb Penggabungan Dit. Pengelolaan Dana Investasi dan Dit. Pengelolaan Penerusan Pinjaman menjadi Direktorat Sistem Manajemen Investasi, serta pembentukan Dit. Transformasi Perbendaharaan. - BPPK pembentukan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara - DJPU Perubahan Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah yang sebelumnya merupakan middle office menjadi front office dengan nomenklatur Direktorat Pembiayaan Syariah. - Penajaman tugas, fungsi, dan susunan organisasi serta pengalihan tugas yang kurang tepat pada unit eselon I lainnya di lingkungan, Penataan organisasi Kanwil dan KPPN yang antara lain penyetaraan eselonisasi pada Kanwil (menjadi II.a) dan KPPN (menjadi III.a), pada KPPN tipe A1 dilakukan penyederhanaan organisasi dengan mengurangi 1 Seksi Penajaman tugas, fungsi, susunan organisasi, dan wilayah kerja Kanwil dan KPKNL, bahkan pada KPKNL melakukan perampingan dengan meleburkan Seksi Pengelolaan Barang Jaminan ke dalam Seksi Piutang Negara Penyesuaian ketentuan peralihan, khususnya batas waktu penerapan PMK selambatlambatnya pada 31 Desember 2008. Pembentukan KPP WP Besar Orang Pribadi.
Pajak 37. PMK No 65/PMK.01/2009 tanggal 1 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.01/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai 38. PMK No 66/PMK.01/2009 tanggal 1 Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 39. PMK No 73/PMK.01/2009 tanggal 8 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja 40. PMK No 74/PMK.01/2009 tanggal 8 Bea dan Cukai 41. PMK No 76/PMK.01/2009 tanggal 21 Tentang Pedoman Penataan Organisasi di Lingkungan 42. PMK No 143.1/PMK.01/2009 tanggal 31 Agustus 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Kuenagan Nomor 100/PMK.01/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja 43. PMK Nomor 133/PMK.01/2010 tanggal 26 Juli 2010 Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan Pembentukan Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai di Batam (Tipe B). - Pembentukan 3 (tiga) Balai Diklat di Pekanbaru, Pontianak, dan Denpasar; - Penambahan 1 (satu) Seksi Evaluasi dan Informasi pada setiap Balai Diklat. Antara lain, yaitu: - Sekjen Pembentukan Pusat LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik), Penajaman tugas, fungsi, dan susunan organisasi pada Biro Umum, dan Pushaka; - DJBC Pembentukan Pusat Kepatuhan Internal, pemecahan Subdit Impor dan Ekspor pada Direktorat Teknis Kepabeanan, penajaman tugas, fungsi, dan susunan organisasi Bagian OTL Sesditjen. Pembentukan/penerapan 9 KPPBC Tipe Madya Pabean pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yaitu: Tanjungperak, Bogor, Purwakarta, Bekasi, Bandung, Surakarta, Yogyakarta, Merak, dan Pasuruan. Merupakan panduan bagi seluruh unit organisasi di lingkungan Departemen Keuangan dalam melaksanakan penataan organisasi. Pembentukan Subdirektorat Manajemen Transformasi pada Direktorat Transformasi Proses Bisnis Dirjen Pajak. Setkomwasjak secara fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Komwasjak, dan secara administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekjen Kemenkeu.
44. PMK Nomor 134/PMK.01/2010 tanggal 26 Juli 2010 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor 74/PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC 45. PMK Nomor 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 Kementerian Keuangan 46. PMK Nomor 52/PMK.01/2011 tanggal 22 Maret 2011 Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan 47. PMK Nomor 53/PMK.01/2011 tanggal 22 Maret 2011 Kantor Pengelolaan Informasi dan Teknologi dan Barang Milik Negara 48. PMK Nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas PMK Nomor 74/PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC Pembentukan/penerapan 11 KPPBC Tipe Madya Pabean pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yaitu: Juanda, Jakarta, Dumai, Pontianak, Tangerang, Palembang, Ngurah Rai, Bandar Lampung, Balikpapan, Sunda Kelapa, dan Makassar. Antara lain: Pembentukan Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran, DJA; Penataan organisasi Pusat Kebijakan Kerjasama Internasional menjadi Pusat Kebijakan Pembiayaan Climate Change dan Multilateral dan Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral; Pembentukan Bagian Kepatuhan Internal dan Bantuan Hukum, DJA; Pembentukan Subdirektorat Pelaporan Keuangan BUN, DJPB; Pembentukan Bagian Umum/TU pada masing-masing Pusdiklat pada BPPK; Standardisasi rumusan tugas dan fungsi direktorat-direktorat teknis, sesuai dengan arahan Kemen PAN dan RB; Penajaman tugas dan fungsi serta pengalihan tugas dan fungsi pada beberapa unit eselon I (antara lain Setjen, DJKN, DJPU, dan BPPK); Balai Diklat Kepemimpinan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Berlokasi di Magelang. Pembentukan 5 (lima) Kantor Pengelolaan TIK dan BMN di Medan, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. Modernisasi/penerapan 11 KPPBC Tipe Madya pada KPPBC Medan, Jambi, Samarinda, Banjarmasin, Teluk Nibung, Pekanbaru, Tanjung Balai Karimun, Nunukan, Tarakan, Entikong, dan Teluk Bayur, serta penataan organisasi pada beberapa KPPBC Tipe Madya Pabean yang selama ini telah terbentuk dengan menyesuaikan tipologi dan struktur organisasi KPPBC agar lebih mencerminkan kebutuhan dan karakteristik masing-masing KPPBC (KPPBC Tipe Madya Pabean, Madya Pabean A, Madya Pabean B, Madya Perubahan PMK 74/2009 Pengganti PMK 100 Perubahan PMK 131/2010
Pabean C). 49. PMK Nomor 132/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor 84/PMK.01/2007 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan 50. PMK Nomor 133/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan 51. PMK Nomor 134/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 Kantor Pengolahan Data Eksternal 52. PMK Nomor 135/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 Pusat Investasi Pemerintah 53. PMK Nomor 251/PMK.01/2011 tanggal 28 Desember 2011 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor 135/PMK.01/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi Pemerintah Penataan/penambahan Wilayah Kerja UPT Pusat Pengolahan Data dan Dokumentasi Perpajakan (PPDDP) di seluruh KPP yang berada di Kanwil DJP wilayah Pulau Jawa. Pembentukan UPT Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP) sebagai UPT setingkat eselon III di Makassar yang akan melakukan pengolahan data dan dokumentasi perpajakan dari KPP yang berada di Kanwil DJP di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Pembentukan UPT Kantor Pengolahan Data Eksternal (KPDE) sebagai UPT setingkat eselon III yang akan melakukan pengolahan data dan dokumentasi pajak yang diberikan oleh instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 35A Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, dimana setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain wajib memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Penataan organisasi Pusat Investasi Pemerintah sebagai organisasi non struktural dengan telah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas PIP untuk mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah. Perubahan Pasal 39 PMK 135/PMK.01/2011, dimana penerapan secara efektif organisasi, tata kerja, administrasi, keuangan, dan sumber daya manusia Pusat Investasi Pemerintah PIP diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2012. Mencabut PMK 52/2007
54. PMK Nomor 252/PMK.01/2011 tanggal 28 Desember 2011 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan 55. PMK Nomor PMK-29/PMK.01/2012 tanggal 13 Februari 2012 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor 62/PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Ditjen Pajak LPDP dibentuk sebagai unit pengelola Dana Pengembangan Pendidikan Nasional dalam rangka menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi (intergenerational equity) dan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Pembentukan KPP yang mengadministrasikan WP Pertambangan dan KPP Khusus Minyak dan Gas Bumi yang pembentukannya dilakukan dengan zero growth tanpa menambah jabatan struktural, dalam hal ini dengan menata ulang tugas dan fungsi KPP WP Besar I, II, III dan IV.