Muhamad Husni Lafif LANGKAH DASAR CARA MENDESAIN LAN. Lisensi Dokumen:

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 2 Kota Bandung SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION. Modul 10 DESAIN LAN. Team Training SMK TI 78

Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting. By :

Muhamad Husni Lafif. Perhitungan Tentang Subnetting. Lisensi Dokumen:

PERANCANGAN ROUTING PADA BOSON NETWORK DESIGNER

PERANCANGAN ROUTING PADA BOSON NETWORK DESIGNER PART 2

PENGENALAN IPHOST NETWORK MONITOR

PENGENALAN CISCO PACKET TRACER

Satu Physical Network dengan host yang banyak

TCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang memungkinkan diterapkan pada internetwork.

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 2 TCP / IP

KONSEP SUBNETTING IP ADDRESS UNTUK EFISIENSI INTERNET

Ari Angga Wijaya

Modul Praktikum Subnet dan Supernet

SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION. Modul 5 IP ADDRESS. Team Training SMK TI 37

Mengidentifikasi Masalah Fungsionalitas Jaringan pada Perangkat Melalui Gejala yang Muncul

Universitas Indraprasta PGRI / Teknik Informatika. CONTOH 1 : IP Address : Kelas C IP Address : Subnet Mask :

VLSM (Variable Length Subnet Mask) Joko Christian,S.Kom

Iman Wibisono

UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment

JARINGAN KOMPUTER IP VERSI 4

IP Address. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Praktikum Jaringan Komputer

SUBNETTING IP ADDRESS (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T

fm_iqbal

Ari Angga Wijaya

IX. Pembentukan Sub Jaringan (Subnetting)

Menghubungkan komputer client ke Router Mikrotik

MODUL 6 KONSEP SUBNETTING

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa memahami konsep subnetting 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi jaringan memakai IP Subnetting

SUBNETTING. Gambar 1. Satu jaringan dengan IP Address

TCP/IP Transmission Control Protocol/ Internet Protocol

pengenalan IP Address

Cara Install Mikrotik pada VirtualBox

JARINGAN KOMPUTER Alokasi IP Address (pertemuan 5)

Rima Hidayati. Lisensi Dokumen:

Konsep Bilangan Biner & Desimal. Contoh :

Insani Ning Arum

JARINGAN KOMPUTER SUBNETTING. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs

Percobaan VLAN. Konfigurasi VLAN

VM Virtual Box dan Cara Menginstalnya

fm_iqbal

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Subnnetting

Instalasi Jaringan Extended Service Set (ESS)

Subnetting. Modul 4. Subnetting. Kelas-kelas jaringan

Endi Dwi Kristianto

Muhammad Zen S. Hadi, ST. MSc.

Simulasi dan Monitoring DHCP

PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER DI PT. DIRGANTARA INDONESIA DENGAN TEKNIK VARIABLE LENGTH SUBNET MASK (VLSM) DAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN)

Pe P rhit i u t ngan IP I P Ad A dress ICT Center Majene

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Supernet

Simulasi dan Monitoring Protokol Dalam Tes Koneksi

Insani Ning Arum

Koneksikan Mikrotik dengan Windows 8 via VMware

BAB IV INTERNET PROTOCOL

KONSEP IP ADDRESS DAN PERHITUNGAN SUBNETTING

Chapter 9: Subnetting IP jaringan

Subnetting. Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Muhamad Husni Lafif. TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer.

Ika Nur Khana

Endi Dwi Kristianto

MENGENAL JARINGAN Bagian 2 IP Address

IP Class

Ghandie Kurnia Widi

Koneksi Host Windows 8 dengan Guest Mikrotik 5.20 pada VMware

SISTEM PENGALAMATAN IP VERSI 4 (IPV4) IP ADDRESS V4

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

IP Address, CIDR dan VLSM Oleh : Tim Jarkom

Instalasi Jaringan Komputer Nirkabel Mode BSS "Wireless Mode BSS (Basic Service Set)" Wireless Mode BSS

SUBNETTING Menggunakan Metode VLSM

subnetting Subnetting berarti memecah jaringan menjadi beberapa jaringan kecil. Untuk memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada, di

Koneksikan Mikrotik di VMware dengan Sistem Operasi Asli (Windows7)

Menghubungkan Mikrotik Dengan Sistem Opeasi Host di Virtualbox

Penggunaan IP Address

Mikrotik V5.20 Sebagai Proxy Server

IPv6. Arsyad Dwiyankuntoko Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

CIDR DAN VLSM. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan

PENGANTAR SUBNETTING

Ari Angga Wijaya

9/6/2014. Tujuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 3. Sesi 8. Referensi

X. SUPERNETTING. Hand Out : Piping Supriatna 65

Pertemuan XII. Subnetting Cara Cepat I (IP Kelas C)

Endi Dwi Kristianto

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

NETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI

LOCAL AREA NETWORK DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK UNTUK GEDUNG PERKANTORAN. Oleh : Teguh Esa Putra ( )

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisa Jaringan Lokal Yang Akan Dibangun

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1.

TUGAS MAKALAH SUBNETTING

Subnetting. Dua alasan utama melakukan subnetting: 1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien.

Andi Dwi Riyanto, M.Kom

Pertemuan 2: ARP dan Ping

IP ADDRESS : Jenis-jenis IP Address terdiri dari :

LEBIH MENGENAL PROSES SUBNNETING

Review Ipv4, Ipv6 dan Subnet

Rizqi Fitri Handayani

PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING

fm_iqbal Pendahuluan Configuring Routers Global Settings Lisensi Dokumen:

Konfigurasi Jaringan Bridge Point-to-Multipoint Menggunakan Access Point

Transkripsi:

Muhamad Husni Lafif muhamadhusnilafif@yahoo.com http://royalclaas.blogspot.com LANGKAH DASAR CARA MENDESAIN LAN Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari IlmuKomputer.Com.

1.Pendahuluan IP address terdiri dari dua bagian, yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifikasi host dalam satu network. Host ID bersifat unik untuk satu network. Untuk lebih mengefesienkan alokasi IP address yang kita peroleh, kita menggunakan subnetting. Subnetting adalah proses memecah satu kelas IP address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit. Untuk menentukan batas network ID dan host ID dalam suatu subnet digunakan subnet mask. Biasanya kita membentuk subnet dengan mengalokasikan IP address sama rata untuk setiap subnet. Namun hal ini hanya cocok kalau alokasi IP yang kita peroleh cukup besar atau kita menggunakan IP privat. Untuk mengatasi hal itu dapat digunakan VLSM (Variable Length Subnet Mask) yakni pengalokasian IP dengan subnet yang besanya berbeda-beda sehingga alokasi IP dapat menjadi lebih efisien. 2.Desain LAN 2.1 Metode Perencanaan LAN Sekarang kita akan membahas bagaimana merencanakan suatu LAN yang baik. Tujuan utamanya untuk merancang LAN yang memenuhi kebutuhan pengguna saat ini dan dapat dikembangkan di masa yang akan datang sejalan dengan peningkatan kebutuhan jaringan yang lebih besar. Desain sebuah LAN meliputi perencanaan secara fisik dan logic. Perencanaan fisik meliputi media yang digunakan bersama dan infrastruktur LAN yakni pengkabelan sebagai jalur fisik komunikasi setiap devais jaringan. Infrastruktur yang dirancang dengan baik cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa datang. Metode perencanaan LAN meliputi : Seorang administrator network yang bertanggung jawab terhadap jaringan. Pengalokasian IP address dengan subnetting.

Peta letak komputer dari LAN dan topologi yang hendak kita gunakan. Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan lainnya. Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan LAN adalah lokasi fisik itu sendiri. Peta atau cetak biru bangunan-bangunan yang akan dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada dan menghubungkan bangunan-bangunan tersebut sangat diperlukan. Jika peta seperti ini tidak ada maka perlu digambarkan peta dengan cara merunut kabel-kabel yang ada. Secara umum dapat diasumsikan bahwa pengkabelan yang menghubungkan bangunanbangunan atau yang melewati tempat terbuka harus terdapat di dalam conduit. Seorang manajer jaringan harus menghubungi manajer bangunan untuk mengetahui aturan-aturan pengkabelan ini sebab manajer bangunan yang mengetahui dan bertanggung jawab atas bangunan tersebut. Pada setiap lokasi (yang dapat terdiri dari beberapa bangunan) harus ditunjuk seorang manajer jaringan. Manajer jaringan harus mengetahui semua konfigurasi jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pada awalnya tugas ini hanya memakan waktu sedikit. Namun sejalan dengan perkembangan jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah menjadi tugas yang berat. Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat dan mau terlibat dalam perkembangan jaringan. 2.2 Pengalokasian IP Address Bagian ini memegang peranan yang sangat penting karena meliputi perencanaan jumlah network yang akan dibuat dan alokasi IP address untuk tiap network. Kita harus membuat subnetting yang tepat untuk keseluruhan jaringan dengan mempertimbangkan kemungkinan perkembangan jaringan di masa yang akan datang. Sebagai contoh, ITB mendapat alokasi IP addres dari INTERNIC (http://www.internic.net) untuk kelas B yaitu 167.205.xxx.xxx. Jika diimplementasikan dalam suatu jaringan saja (flat), maka dengan IP Address ini kita hanya dapat membuat satu network dengan kapasitas lebih dari 65.000 host. Karena letak fisik jaringan tersebar (dalam beberapa departemen dan laboratorium) dan tingkat kongesti yang akan sangat tinggi, tidak mungkin

menghubungkan seluruh komputer dalam kampus ITB hanya dengan menggunakan satu buah jaringan saja (flat). Maka dilakukan pembagian jaringan sesuai letak fisiknya. Pembagian ini tidak hanya pada level fisik (media) saja, namun juga pada level logik (network layer), yakni pada tingkat IP address.. Pembagian pada level network membutuhkan segmentasi pada IP Address yang akan digunakan. Untuk itu, dilakukan proses pendelegasian IP Address kepada masing-masing jurusan, laboratorium dan lembaga lain yang memiliki LAN dan akan diintegrasikan dalam suatu jaringan kampus yang besar. Misalkan dilakukan pembagian IP kelas B sebagai berikut : IP address 167.205.1.xxx dialokasikan untuk cadangan IP address 167.205.2.xxx dialokasikan untuk departemen A IP address 167.205.3.xxx dialokasikan untuk departemen B Ip address 167.205.4.xxx dialokasikan untuk unit X dsb. Pembagian ini didasari oleh jumlah komputer yang terdapat pada suatu jurusan dan prediksi peningkatan populasinya untuk beberapa tahun kemudian. Hal ini dilakukan semata-mata karena IP Address bersifat terbatas, sehingga pemanfaatannya harus diusahakan seefisien mungkin. Jika seorang administrator di salah satu departemen mendapat alokasi IP addres 167.205.48.xxx, maka alokasi ini akan setara dengan sebuah IP address kelas C karena dengan IP ini kita hanya dapat membentuk satu jaringan berkapasitas 256 host yakni dari 167.205.9.0 sampai 167.205.9.255. Dalam pembagian ini, seorang network administrator di suatu lembaga mendapat alokasi IP Address 167.205.9.xxx. Alokasi ini setara dengan satu buah kelas C karena sama-sama memiliki kapasitas 256 IP Address, yakni dari 167.205.9.0 sampai dengan 167.205.9.255. Misalkan dalam melakukan instalasi jaringan, ia dihadapkan pada permasalahan-permasalahan sebagai berikut : Dibutuhkan kira-kira 7 buah LAN. Setiap LAN memiliki kurang dari 30 komputer.

Berdasarkan fakta tersebut, ia membagi 256 buah IP address itu menjadi 8 segmen. Karena pembagian ini berbasis bilangan biner, pembagian hanya dapat dilakukan untuk kelipatan pangkat 2, yakni dibagi 2, dibagi 4, 8, 16, 32 dst. Jika kita tinjau secara biner, maka kita mendapatkan : Jumlah bit host dari subnet 167.205.9.xxx adalah 8 bit (segmen terakhir). Jika hanya akan diimplementasikan menjadi satu jaringan, maka jaringan tersebut dapat menampung sekitar 256 host. Jika ia ingin membagi menjadi 2 segmen, maka bit pertama dari 8 bit segmen terakhir IP Address di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit untuk host menjadi 7 bit. Ia memperoleh 2 buah sub network, dengan kapasitas masing-masing subnet 128 host. Subnet pertama akan menggunakan IP Address dari 167.205.9.(0-127), sedangkan subnet kedua akan menggunakan IP Address 167.205.9.(128-255). Tabel Pembagian 256 IP Address menjadi 2 segmen Karena ia ingin membagi menjadi 8 segmen, maka ia harus mengambil 3 bit pertama ( 2 3 = 8) dari 8 bit segmen terakhir IP Address untuk di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27 bit. Bit untuk host menjadi 5 bit. Dengan masking ini, ia memperoleh 8 buah sub network, dengan kapasitas masing-masing subnet 32 (=2 5 ) host. Ilustrasinya dapat dilihat pada Tabel 2-4 berikut :

167 205 9 xxx 10100111 11001101 00001001 xxxxxxxx 11111111 11111111 11111111 11100000 10100111 11001101 00001001 000xxxxx 10100111 11001101 00001001 001xxxxx 10100111 11001101 00001001 010xxxxx 10100111 11001101 00001001 011xxxxx 10100111 11001101 00001001 100xxxxx 10100111 11001101 00001001 101xxxxx 10100111 11001101 00001001 110xxxxx 10100111 11001101 00001001 111xxxxx Byte Akhir 0-31 32-63 64-95 96-127 128-159 160-191 192-223 224-255

Penulis : Muhamad Husni Lafif Email : muhamadhusnilafif@yahoo.com atau lanthing.25@gmail.com Riwayat Hidup : saya anak pertama lahir di kebumen pada tanggal 20 Oktober 1990 tahun 2006 lulus SMP 06 kebumen dan melanjutkan di SMK telkom shandy putra purwokerto mengambil jurusan jaringan komputer, pada tahun 2009 melanjutkan D4 Telekomunikasi di Politeknik Negeri Semarang sampai sekarang.