BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengajar guru, sebab dilingkungan sekolah guru pemeran utama dalam upaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB II LANDASAN TEORI

MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar Matematika 1. Pengertian Prestasi Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

BAB II KAJIAN TEORIRIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. kecenderungan sikap yang dimilikinya. Sebagaimana yang kita ketahui,

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya dalam aspek fisik intelektual, emosional, sosial dan spiritual

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Comment [o1]: Seharusnya l ditulis dengan huruf kecil (lain). Comment [o2]: Kalimatnya membingungkan, tidak nyambung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS. Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

1) Adult learner akan termotivasi untuk belajar karena kebutuhan dan minat dimana belajar akan memberikan kepuasan;

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi belajar, sehingga ia tidak berusaha untuk

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu wahana berkumpul dan belajar para. komunitas insan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIK. memiliki ide atau opini mengenai sesuatu (Sudarma, 2013). Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tidak dipahami kemudian dilihat, diamati hingga membuat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUASAAN SOFTWARE APLIKASI KOMPUTER MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FT UNM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti, bahkan dalam skala global masih jauh dibawah negara-negara

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

: FATMAH DALUNGGU : S1 PENDIDIKAN EKONOMI ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14).

commit to user BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran baik berkenanaan dengan guru ataupun siswa.

BAB I PENDAHULUAN. gejala,menjelaskannya,dan mengambil manfaat dari pengetahuannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. tanggapan atau penerimaan langsung dari suatu serapan atau. dan mengerti tentang objek tersebut dengan alat-alat inderanya.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. motivation. Motif adalah dorongan atau stimulus yang datang dari dalam batin

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Tentang Perhatian Orang Tua. a. Pengertian Perhatian Orang Tua

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kreativitas Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Kreativitas Mengajar Guru Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kreativitas mengajar guru, sebab dilingkungan sekolah guru pemeran utama dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk memperoleh hasil pengajaran yang sebaik-baiknya dalam proses belajar mengajar, guru harus selalu berusaha membangkitkan minat para siswa sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat pada pelajaran yang sedang diajarkan. Asmani (2011:191-192) mengemukakan bahwa guru yang kreatif mampu menyegarkan suasana, membangkitkan semangat, dan memompa potensi siswa. Guru kreatif mampu menyuguhkan variasi pendekatan strategi yang dinamis, kontekstual, dan produktif. Asmani (2011:93) Mengemukakan guru yang kreatif antara lain: Bisa membuat alat bantu belajar, memanfaatkan lingkungan, mengelola kelas dan sumber belajar serta merencanakan proses dan hasil belajar. Menurut Torrance (dalam Munandar 1999:27) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. 5

Munandar (1985:47) mengatakan bahwa kreativitas mengajar guru adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Selanjutnya ia menyebutkan bahwa kreativitas adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Menurut Douglas Brown J. (dalam Asmani 2009:26) menamakan guru yang kreatif dengan sebutan Teacher Scholar. Mengajar, katanya jika dilakukan dengan baik, pada hakikatnya juga kreatif. Para guru harus selalu mengomunikasikan kepada anak-anak didiknya ide-ide lama dan ide-ide baru dalam bentuk yang baru. Douglas Brown J. (dalam Asmani 2009:26-27) merumuskan ciri-ciri seorang teacher scholar sebagai berikut: 1) Mempunyai keingintahuan yang tinggi (curiosity), selalu mempelajari atau mencari tahu tentang segala sesuatu yang masih belum jelas dipahaminya. 2) Setiap hal dianalisis dulu, kemudian disaring, dikualifikasi untuk ditelaah dan dimengerti, lalu diendapkan dalam gudang pengetahuannya. 3) Memiliki intuisi yang tajam, yaitu kemampuan bawah sadar yang menghubungkan gagasan-gagasan lama guna membentuk ide-ide baru. 4) Self disciple. Hal ini mengandung arti bahwa guru yang kreatif itu memiliki kemampuan untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan sebelum mengambil suatu keputusan akhir. 5) Tidak akan puas dengan hasil sementara. Ia tidak menerima begitu saja setiap hasil yang belum memuaskan. 6

6) Suka melakukan instropeksi. Sifat ini mengandung kemampuan untuk menaruh kepercayaan terhadap gagasan-gagasan orang lain. 7) Mempunyai kepribadian yang kuat, tidak mudah diberi insturksi tanpa pemikiran. Menurut Rina Eny Anawati (dalam Asmani 2009:27) proses kreatif dalam pembelajaran sangat penting bagi seorang guru. Menciptakan suasana kelas yang penuh inspirasi bagi siswa, kreatif, dan antusias merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru. Dengan begitu, waktu belajar menjadi menjadi saat yang dinanti-nantikan oleh siswa. Asmani (2009:27-28) untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, dibutuhkan sebuah proses kreatif dalam pembelajaran, yakni upaya-upaya penting yang dilakukan untuk mendayagunakan potensi kognitif dan afektif dari siswa secaran optimal, sehingga ide-ide baru dan cerdas lebih terakomodasi. Asmani (2009:28-30) ada beberapa tahapan yang bisa dilaksanakan seorang guru untuk bisa menjadi fasilitator proses kreatif dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1) Kemampuan untuk mengakomodasi gaya belajar setiap siswa. 2) Menciptakan suasana belajar yang menggairahkan. 3) Kemampuan menanamkan nilai dan keterampilan hidup dengan kapasitas yang benar bagi siswa. 4) Menghilangkan segala hambatan dalam belajar dengan membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi dengan siswa, baik secara verbal maupun nonverbal. 7

Kaitan dengan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas mengajar guru mengacu kepada kemampuan guru dalam menemukan ataupun mengemukakan gagasan/ide-ide baru dalam pengajarannya, sehingga guru bisa mendapatkan hasil yang maksimal. 2.1.2 Peranan Guru dalam Proses Belajar mengajar Slameto (2010:97) dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Hamalik (dalam Kunandar 2009:58-59) terdapat 13 peranan guru dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar), yakni: Pertama, guru sebagai pengajar menyampaikan ilmu pengetahuan (perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada siswa di kelas). Kedua, guru sebagai pemimpin kelas perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok siswa. Ketiga, guru sebagai pembimbing perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa. Keempat, guru sebagai pengatur lingkungan perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran. Kelima, guru sebagai partisipan perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas dan memberikan penjelasan. Keenam, guru sebagai ekspeditur perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan. Ketujuh, guru sebagai perencana perlu memiliki keterampilan cara memilih, meramu bahan pelajaran secara profesional. Kedelapan, guru sebagai supervisor perlu memiliki 8

keterampilan mengawasi kegiatan anak dan keterlibatan kelas. Kesembilan, guru sebagai motivator perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa. Kesepuluh, guru sebagai penanya perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang siswa berpikir dan memecahkan masalah. Kesebelas, guru sebagai pengajar perlu keterampilan cara memberikan ganjaran terhadap siswa yang berprestasi. Keduabelas, guru sebagai evaluator perlu memiliki keterampilan cara menilai siswa secara obyektif, konntinu, dan komprehensif. Ketigabelas, guru sebagai konsuler perlu memiliki keterampilan cara membantu siswa yang mengalami kesulitan tertentu. 2.2 Hakikat Motivasi Belajar Siswa 2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar Uno (2007:31) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi: 1)adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya Penghargaan dalam belajar, 4)adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Mulyasa (2008:58) motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. 9

Fathurrohman dkk, (2007:19) motivasi sendiri ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik. 1. Motivasi Intrinsik yaitu jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. 2. Motivasi Ekstrinsik yaitu jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Djamarah (2006:148-149) Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu: 1. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. 2. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. 3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang di capai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari. 4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. 5. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. 6. Menggunakan metode yang bervariasi. Menurut M.Sobry Sutikno (dalam Asmani 2011:175) motivasi berpangkal dari kata motivatif, yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang, untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi tercapainya suatu tujuan. 10

Menurut Mc. Donald (dalam Asmani 2011:175) motivasi adalah perubahan perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya Feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. dari pengertian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam motivasi terkandung tiga elemen/cirri pokok, yakni motivasi mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kemauan yang timbul dari dalam diri sendiri dan di dukung oleh faktor dari luar untuk melakukan kegiatan belajar. 2.2.2 Fungsi Motivasi Oemar Hamalik (dalam Fathurrohman dkk 2007:20) menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Dari beberapa uraian diatas, nampak jelas bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seorang untuk 11

mencapai suatu tujuan. Guru merupakan factor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara dan terutama memenuhi kebutuhan siswa. 2.2.3 Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa Mengingat demikian penting motivasi bagi siswa dalam belajar. Maka guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Dalam usaha ini banyaklah cara yang dapat dilakukan. Menciptakan kondisi-kondisi tertentu dapat membangkitkan motivasi belajar. Slameto (2010:99) ada empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi yaitu: 1. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. 2. Menjelaskan secara konkret kepada siswa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. 3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai sehingga dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik di kemudian hari, dan 4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. Menurut Dececco & Grawford (dalam Slameto 2010:175-176) sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa ada 4 fungsi mengajar yaitu sebagai berikut: 1. Menggairahkan Siswa Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu memberikan pada siswa cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus 12

memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tetentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. 2. Memberikan harapan realistis Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis, dan memodifikasikan harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu pengajar perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis siswa pada masa lalu, dengan demikian pengajar dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. 3. Memberikan insentif Bila siswa mengalami keberhasilan, mengajar diharapkan memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan lain sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. 4. Mengarahkan Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya. Asmani (2011:177-178) ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu sebagai berikut: 1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik pada permulaan belajar mengajar, seharusnya seorang guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tujuan 13

instruksional khusus yang akan dicapainya, kepada siswa. Makin jelas tujuannya, maka makin besar pula motivasi dalam belajar. 2. Memberikan hadiah pada siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. 3. Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya, untuk meningkatkan prestasi belajar mereka akan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 4. Memberikan pujian pada siswa yang berprestasi. Tentunya pujian yang bersifat membangun. 5. Memberikan hukuman pada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau mengubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. 6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik. 7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik 8. Membantu kesulitan belajar anak didik, baik secara individual maupun kelompok 9. Menggunakan metode yang bervariasi dalam proses belajar mengajar 10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Asmani (2009:45-46) sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam 14

masalalunya, dan bagaimanapun berat tantangannya. Kisah orang sukses bisa menjadi inspirasi murid dalam mengukir cita-cita hidupnya. Guru harus jeli memberikan kisah hidup orang sukses kepada murid-muridnya, sehingga mereka bangkit dari keterpurukan, keputusasaan. 2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Uno (2007:23) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita. sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Dimyati (2009:97-100) Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu sebagai baerikut: 1. Cita-cita atau Aspirasi Siswa Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat menyanyi dan lain-lain selanjutnya. keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengin oleh perkembangan akal. moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. 2. Kemampuan Siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan huruf r misalnya, dapat diatasi dengan 15

driil/melatih ucapan r yang benar. Latihan berulang kali menyebabkan terbentuknya kemampuan mengucapkan r. Dengan didukung kemampuan mengucapkan r, atau kemampuan mengucapkan huruf-huruf yang lain, maka keinginan anak untuk membaca akan terpenuhi. 3. Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Anak yang marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran. 4. Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. 5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, daqn pikiran yang mendalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa. kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. 16

6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pergaulannya sekitar lima jam sehari. Rata-rata pergaulan guru dengan siswa di SD misalnya, berkisar antara 10-20 menit persiswa. Intensitas pergaulan tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Dengan kata-kata yang arif seperti suaramu membaca sangat merdu saat siswa kelas satu SD, maka pujian guru tersebut dapat menimbulkan kegemaran membaca. 2.3 Kerangka berfikir Salah satu faktor utama yang sangat berhubungan dengan keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas guru harus diperhatikan. Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa yang mana dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah kreativitas guru. Seperti yang di kemukakan oleh Asmani (2003:93) terdapat beberapa indikator dari kreativitas mengajar guru antara lain 1) Mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam, 2) membuat alat bantu belajar, 3) Mengelola kelas dan sumber belajar, 4) Merencanakan proses dan akhir hasil belajar. Indikator yang di ambil hanya berdasarkan dengan permasalahan yang ada. 17

Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar adalah bentuk kreativitas guru dalam menyampaikan materi atau caracara yang dilakukan oleh guru agar proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Faktor utama yang bisa membangkitkan motivasi belajar siswa adalah kreativitas guru, sebab di lingkungan sekolah, guru berperan untuk meningkatkan motivasi belajar guna memperoleh hasil pengajaran yang sebaikbaiknya. Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu berusaha membangkitkan minat belajar siswa sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat kepada bahan pelajaran yang sedang diajarkan. Sebagaimana yang yang di kemukakan oleh Uno (2007:23) bahwa terdapat beberapa indikator dari motivasi belajar siswa antara lain 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya lingkungan belajar yang kondusif. Indikator yang ambil dalam penelitian ini juga hanya berdasarkan dengan permasalahan yang ada. Berdasarkan uraian pada halaman sebelumnya, dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut: 18

Prestasi Belajar Maksimal VARIABEL X KREATIVITAS GURU a. Membuat alat bantu belajar. b. Memanfaatkan Lingkungan c. Mengelola kelas dan sumber belajar. d. Merencanakan proses dan akhir hasil belajar. Asmani (2011:93) VARIABEL Y MOTIVASI BELAJAR SISWA 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3. Adanya penghargaan dalam belajar 4. Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Uno (2007:23) Siswa, Guru, Kurikulum Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.4 Hipotesis Berdasarkan kajian teori diatas, maka hipotesis pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Terdapat Hubungan Kreativitas Guru Dengan motivasi belajar siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA TRIDHARMA Gorontalo. 19