ANALISIS PENGUJIAN TARIK (TENSILE TEST) PADA BAJA ST37 DENGAN ALAT BANTU UKUR LOAD CELL

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

BAB II TEORI DASAR. Gage length

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

TEGANGAN DAN REGANGAN

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

Sifat Sifat Material

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati

BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Awal Praktikum Karakterisasi Material 1 PENGUJIAN TARIK. Rahmawan Setiaji Kelompok 9

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

ANALISA BESI BETON SERI KS DAN SERI KSJI DENGAN PROSES PENGUJIAN TARIK

UJI TARIK BAHAN KULIT IMITASI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Bab II STUDI PUSTAKA

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

Pengukuran Compressive Strength Benda Padat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PENGUJIAN BAB 3 PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:

4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI Pendahuluan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENARIKAN KAWAT UNTUK PRAKTIKUM FENOMENA DASAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PENDAHULUAN. berkaitan dengan Modulus Young adalah elastisitas. tersebut berubah.untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan

REANALYSIS SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPONEN ALAT ANGKAT KENDARAAN NIAGA KAPASITAS 2 TON

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

Rancang Bangun Alat Ukur Berat Menggunakan Load Cell kapasitas 300 kg

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb.

ANALISIS TEGANGAN EKSPERIMENTAL PADA BALOK BAJA WF 150x75x5x7 DENGAN MENGGUNAKAN STRAIN GAUGE

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

Kategori Sifat Material

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Jurnal Teknika Atw 1

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB V PENGUJIAN MESIN UJI TARIK PROTOTIP-3

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR BEBAN KERETA API. Enda Permana* )

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 2 BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

PAPER KEKUATAN BAHAN HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN. Oleh : Ni Made Ayoni Gede Panji Cahya Pratama

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

Bab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan) b. Tugas : Jelaskan cara membuat diagram teganganregangan

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

PERILAKU TARIK BAJA STRUKTURAL DENGAN VARIASI LAJU CROSSHEAD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN LEBIH LANJUT

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

KORELASI NILAI KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS BAJA DENGAN KEKERASAN PADA EQUOTIP PORTABLE ROCKWELL HARDNESS NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

PUNTIRAN. A. pengertian

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

Transkripsi:

ANALISIS PENGUJIAN TARIK (TENSILE TEST) PADA BAJA ST37 DENGAN ALAT BANTU UKUR LOAD CELL Haris Budiman Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka Email : harisbudimans@yahoo.com ABSTRAK Salah satu cara untuk mengetahui sifat mekanik dari material adalah dengan cara Pengujian Tarik atau Tensile Test. Pengujian tarik akan menampilkan Kekuatan material sehingga bisa merancang suatu konstruksi sesuai dengan karakteristik material. Dari pengujian tarik akan diperoleh benda kerja yang putus karena proses penarikan, juga dihasilkan sebuah kurva uji tarik antara tegangan dan regangan. Kurva ini merupakan gambaran dari proses pembebanan pada benda kerja mulai dari awal penarikan hingga benda kerja itu putus. Tujuan dari pengujian tarik ini adalah untuk mengetahu isifat-sifat mekanik suatu logam Dalam penelitian ini dikembangkan bagaimana mengolah data yang diperoleh dari pengujian tarik tersebut menjadi sebuah kurva tegangan regangan. Data-data yang diperoleh tersebut berupa besarnya pembebanan, besarnya perpanjangan dan perubahan luas penampang yang terjadi pada benda kerja. Pembebanan dan perubahan panjang benda kerja inilah yang nantinya akan dikonversikan ke dalam kurva uji tarik. Perancangan mesin uji tarik dipasang alat bantu yang sangat penting yaitu load cell, dengan fungsi untuk mendeteksi besarnya perubahan dimensi jarak yang disebabkan oleh suatu elemen gaya, sehingga dapat menghasilkan sebuah kurva tegangan-regangan yang akan menginformasikan berapa kekuatan tarik tarik benda yang diuji tarik. Kata kunci : Uji Tarik, Tensile Test, Ioad Cell, Tegangan, Regangan I. PENDAHULUAN Pengujian tarik merupakan salah satu pengujian material yang paling banyak dilakukan di dunia industri. Karena pengujian ini terbilang yang paling mudah dan banyak data yang bias diambil dari pengujian ini. Diantaranya yang bisa didapat dari pengujian tarik ini adalah Kekuatan tarik (Ultimate Tensile Strenght), Kekuatan mulur (Yield Strenght or Yield Point), Elongasi (Elongation), Elastisitas (Elasticity) dan Pengurangan luas penampang (Reduction of Area). Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka pada saat ini mesin uji tarik dilengkapi dengan perangkat-perangkat elektronik untuk memudahkan dalam menganalisa data yang diperoleh. Load Cell merupakan salah satu perangkat elektronik yang digunakan sebagai perangkat tambahan pada mesin ujitarik. Load Cell menggunakan system perangkat pengolahan data. Karena bagaimanapun juga faktor manusia sangat dominan untuk memperoleh hasil dari pengujian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan dan menganalisa tegangan maksimum material pada suatu spesimen benda uji berupa gaya tarik, tegangan, tegangan, dan kurva uji tarik dari hasil pengujian tarik pada spesimen baja. Batasan dari penelitian ini yaitu Pengujian dilakukan pada spesimen Baja ST-37 dan analisis hasil pengujian yang didapat dengan menngunakan alat ukur Load Cell. II. DASAR TEORI 2.1 Pengujian Tarik Salah satuhal yang bisa menyebabkan kegagalan pada elemen sebuah konstruksi mesin adalah beban yang bekerja pada elemen mesin besarnya melebihi kekuatan material. Kekuatan merupakan sifat yang dimiliki oleh setiap material.kekuatan pada material dibagi menjadi dua bagian yaitu kekuatan tarik dan kekuatan mulur. Kekuatan material bias diperoleh dari sebuah pengujian yang dikenal dengan nama uji tarik. Dari pengujian itu selain diperoleh specimen kerja yang putus karena proses penarikan, juga dihasilkan sebuah kurva uji tarik. Kurva ini merupakan gambaran dari proses pembebanan pada specimen kerja mulai dari awal penarikan hingga specimen kerja itu putus. 9

Gambar 2.1 Skema peralatan yang digunakan dalam uji tarik Dari gambar 2.1 dapat dilihat beberapa komponen utama yang terdapat pada mesin uji tarik. Komponen utama tersebut terdiri dari alat pencatat gaya (load cell), alat pencatat pertaaterial panjang spesimen (extensometer), batang penarik (moving crosshead), dan spesimen. Load cell digunakan untuk mencatat besarnya pembebanan (F) yang dialami oleh spesimen, sedangkan extensometer digunakan untuk mencatat besarnya pertaaterial panjang (ΔL) yang terjadi pada spesimen. Hubungan antara gaya (F) terhadap pertaaterial panjang (ΔL) inilah yang nantinya akan dikonversikan ke dalam kurva tegangan (σ) terhadap regangan teknik (e). 2.2 Spesimen Uji Tarik Spesimen uji tarik bentuk dan ukurannya sudah terstandar, dalam kasus-kasus tertentu dijinkan memakai bentuk dan ukuran specimen uji tidak standar. Bentuk dan ukuran specimen uji terstandar disebut juga specimen uji proporsional, dan yang tidak terstandar disebut juga specimen uji non proporsional. Bentuk penampang specimen uji dapat berbentuk lingkaran atau bentuk segi empat. Ukuran specimen uji yang iasa dipakai standar DP 5 atau DP 10. a. Kurva Uji tarik Setiap logam yang diuji tarik akan memperlihatkan perilaku yang berbeda dalam arti mempunyai empat besaran/parameter yang berbeda. Perbedaan perilaku itu ditunjukan dalam Gambar 2.2. Gambar 2.2. Kurva Empat besaran/parameter yang berbeda Kurva uji tarik dapat diperoleh beberapa sifat mekanik material. Beberapa sifat mekanik material yang dimaksud yaitu Dari kekuatan tarik, keuletan, dan elastisitas. Contoh kurva hasil uji tarik dapat dilihat pada gambar 2.3 Gambar 2.3. Contoh kurva hasil uji tarik 2.3. Pemilihan Load Cell Load cell adalah sebuah transducer gaya yang bekerja berdasarkan prinsip deformasi sebuah material akibat adanya tegangan mekanis yang bekerja. Untuk menentukan tegangan mekanis didasarkan pada hasil penemuan Robert Hooke, bahwa hubungan antara tegangan mekanis dan deformasi yang diakibatkan disebut regangan. Regangan ini terjadi pada lapisan kulit dari material sehingga memungkinkan untuk diukur menggunakan sensor regangan atau strain gage. 10

Strain gage adalah transducer pasif yang mengubah suatu pergeseran mekanis menjadi perumaterial tahanan. Strain gage logam dibuat dari kawat tahanan berdiameter kecil atau lembaran-lembaran kawat tipis yang di-etsa. Tahanan dari foil kawat atau logam ini berubah terhadap panjang jika material padamana gage disatukan mengalami tarikan atau tekanan. Perumaterial tahanan ini sebanding dengan regangan yang diberikan dan diukur dengan sebuah jembatan wheat-stone yang dipakai secara khusus. Sensitivitas sebuah strain gage dijelaskan dengan suatu karakteristik yang disebut gage factor, yang didefinisikan sebagai perumaterial satuan tahanan dibagi perumaterial satuan panjang. III. METODE PENELITIAN Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam kegiatan pengujian ini. Untuk mempermudah dan menghasilkan perhitungan yang akurat, disusun diagram alir sebagai urutan proses yang dilakukan dalam melakukan pengujian tarik. Diagram alir itu ditunjukan sebagai berikut: IV. PROSES PENGUJIAN TARIK 4.1 Persiapan pengujian tarik a) Chuck Chuck memiliki peranan penting yang merupakan komponen mesin uji tarik yang berfungsi sebagai pemegang benda kerja atau spesimen. Oleh karena itu sebelum melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap chuck. b) Tuas pemutar Tuas pemutar berfungsi sebagai pemutar atau penggerak poros, dimana poros ini memutar roda-roda gigi pada mesin uji tarik yang berfungsi menarik chuck bagian bawah sehingga benda uji ikut tertarik. Pada saat benda uji tertarik disinilah terjadi pembebanan tarik pada benda uji. c) Load Cell Load Cell berfungsi sebagai pengukur tegangan tarik atau pembebanan yang terjadi pada spesimen. Pemasangan Load Cell harus sesumbu dengan chuck bagian atas dan bawah. d) Indikator Indikator berfungsi menampilkan beban tarik dari Load Cell dan sebagai penghubung ke komputer. e) Perakitan indikator ke komputer Load cell yang sudah terpasang ke indikator sebenarnya sudah bisa dikatakan cukup, akan tetapi untuk lebih efisien, maka perlu ditambahkannya memory sebagai perekam hasil pembebanan uji tarik yang telah dilakukan. Dalam tugas 11

akhir ini, dirancang menggunakan komputer sebagai perekam hasil uji tarik. f) Langkah langkah pengujian Langkah-langkah pengujian tarik adalah sebagai berikut: 1. Lakukan pengecekan terhadap mesin uji tarik. 2. ettimg atau lakukan pengaturan pada indicator, seperti ketelitian Load Cell pada tampilan indicator. 3. Lakukan pengkalibrasian terhadap alat ukur Load Cell ter hadap indicator. 4. Setting indicator, seperti satuan yang digunakan, baud rate dan lain-lain. 5. Hubungkan kabel RS232 dari indicator ke komputer. 6. Setting pada komputer sehingga indicator dapat terbaca. 7. Siapkan alat ukur seperti jangka sorong atau micrometer. 8. Siapkan spesimen yang akan di uji, yaitu dengan mengampelas spesimen, karena spesimen uji harus halus dan bersih. 9. Ukur dimensi spesimen yang akan di uji, seperti panjang dan diameternya. 10. Pasangkan spesimen pada mesin uji tarik, pasangkan kedua ujungnya dengan benar dan tegak lurus. 11. Lakukan pemberian beban tarik pada spesimen 12. Penarikan atau pemberian beban tarik dimulai dari nol, dengan penambahan beban secara merata agar tidak terjadi beban kejut. 13. Selama pengujian berlangsung akan terjadi pertambahan panjang dan pengecilan penampang sampai terjadinya patah atau putus. 14. Hitung berapa kali putaran tuas pemutar berputar dari awal pembebanan hingga spesimen patah. 15. Lakukan pencatatan data hasil pengujian. 16. Untuk memudahkan dalam pembuatan kurva uji tarik, sebaiknya minimal setiap lima kali putaran dicatat data perubahan panjang, diameter dan beban tariknya. 17. Setelah terjadinya patah pada spesimen atau pengujian selesai, lakukan pengukuran lagi terhadap dimensi spesimen. 18. Olah data hasil pengujian sehingga menjadi kurva uji tarik. V. PEMBAHASAN Dari hasil proses pengujian tarik akan didapatkan sifat-sifat mekanik logam dari spesimen atau bahan yang di uji tersebut. 5.1 Data hasil uji tarik 1. Spesimen Pertama Data pengujian tarik pada specimen pertama terlihat pada tabel 5.1 sebagai berikut: Tabel 5.1 DataPengujian SpesimenPertama Jum lahp utar an Beba ntari k (F) Kg Dia. (D 1 ) Pjng (L 1 ) Teg. (σ) Kg/ 2 Reg. (ε) 5 33 Tetap Tetap 4.95 0 10 42 2,95 12,20 6.66 2 15 298 2,90 12,25 44.84 3.7 20 393 2,90 12,80 61.44 7 25 402 2,80 13,30 68.13 10.8 30 419 2,75 13,90 73.95 15.8 35 407 2,65 14,55 77.21 20.8 40 387 2,05 15,45 123.51 28.7 42 323 1,80 16,30 135.83 35.4 Grafik tegangan regangan specimen pertama. Grafik Tegangan - Regangan 200 150 100 50 0 0 20 40 2. Spesimen kedua Data pengujian tarik pada specimen kedua terlihat pada tabel 5.2 sebagai berikut: 12

Jum lah Puta ran Tabel 5.2 Data Pengujian Spesimen Kedua Beban Tarik (F) Kg Dia. (D 1 ) Pj (L 1 ) Teg. (σ) Kg/m 2 Reg. (ε) 5 35 Tetap Tetap 4.95 0 10 44 2,90 12,25 6.66 2 15 296 2,90 12,45 44.84 3.7 20 392 2,85 12,85 61.44 7 25 404 2,75 13,30 68.13 10.8 30 423 2,70 13,90 73.95 15.8 35 410 2,60 14,50 77.21 20.8 40 388 2,00 15,45 123.5 1 44 326 1,75 16,25 135.8 3 28.7 35.4 Grafik tegangan regangan specimen kedua 150 100 50 0 Grafik Tegangan - Regangan 0 20 40 VI. KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Beberapa hal yang bisa dirumuskan untuk menjadi kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data spesimen uji sesuai dengan Standar JIS 2. Hasil dari pengukuran kekuatan tarik, elongasi, dan modulus elastisitas dapat diplot pada kurva uji tarik regangan terhadap regangan. 6.2 Saran Berikut beberapa saran yang perlu dilakukan untuk menyempurnakan hasil penelitian ini : 1. Lakukan kalibrasi atau sertifikasi pada lembaga resmi KAN 2. Untuk penelitian selanjutnya perlu dikembangkan peralatan yang menghasilkan kurva uji tarik yang sudah terplot di mesin uji DAFTAR PUSTAKA Holman, J.P,.Perpindahan Kalor, Edisi keenam.,erlangga. Jakarta. 1995 Agriculture and Agri-Food Canada. Heat recovery for Canadian food and beverage industries. 2001. www.agr.gc.ca/cal/epub/5181e/5181-0007_e.html Considine, Douglas M. Energy Technology Handbook. McGraw Hill Inc, New York. 1977. Department of Coal Publications, Government of India. Fluidised Bed Coal-Fired Boilers Department of Coal, India, prepared by National Productivity Council. Coal Improved Techniques for Efficiency. 1985 Elonka, Jackson M., and Alex Higgins, Steam Boiler Room Questions & Answers, Third Edition Energy Machine, India. Energy Machine Products, Thermic Fluid Heater: Flowtherm series. www.warmstream.co.in/prod-em-thermicfluid-heaters.html Gunn, D., and Horton, R. Industrial Boilers, Longman Scientific & Technical, New York India Energy Bus Project, Industrial Heat Generation and Distribution. NIFES TrainingManual Issued for CECIS 10392, 1982 Jackson, J. James, Steam Boiler Operation. Prentice-Hall Inc., New Jersey. 1980. Light Rail Transit Association, Trams for Bath. D.C. Power stations Boilers. www.bathtram.org/tfb/tt111.htm National Coal Board. Fluidised Combustion of Coal. London National Productivity Council. Efficient Operation of Boilers Pincus, Leo I. Practical Boiler Water Treatment. McGraw Hill Inc., New York. 1962. 13