PEDOMAN PELAKSANAAN KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN (BPK)

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

2012, No juncto Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 4. Undang-Undang N

PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 28/Permentan/OT.140/4/ / TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BALAI PENYULUHAN NOMOR : 26/Permentan/OT.140/4/2012 TANGGAL : 19 April 2012

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Standar Minimal Sarana. Penyuluhan Pertanian.

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN BERPRESTASI

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/3/2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.454, 2014 KEMENTAN. Penilaian. Pusat Pelatihan. Pertanian. Pedesaan. Berprestasi. Pedoman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

KEMENTERIAN PERTANIAN

PERAT URAN DAERAH K ABUP AT EN BAT ANG NOMOR

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 54/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TELADAN

PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 13/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN TELADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Kehutanan tentang Penyuluh Kehutanan Swasta dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 199

Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Sistim informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN)

BUPATI MANDAILING NATAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/PP.410/1/2010 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PELATIHAN PERTANIAN SWADAYA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2014 TENTANG

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

Transkripsi:

PEDOMAN PELAKSANAAN KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN (BPK) PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN Jakarta, 2014

KATA PENGANTAR Puji syuhr kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Matra Esa atas rahmat dan karunia-nyq sehingga Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai penprluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan @pivbp3k) dapat diselesaikan. Dalam rangka mengoptimalkan tugas dan fungsi BPIUBP3K di Kecamataq Kementerian Pei'taniirn telarh inene$itkim Peratutzrn Menteri Peitanian ffeilneiatiu/ot.l4}anl.e dan Petunjuk Pelaksanaan Penyulutran Pertanian di BPK/BP3K. pada Tahun 2013 se-bagai dasar untuk meiaicukan pembinaan dan pemberdayaan BPKBP3K. Hal ini sejatan dengan kebijakan Kementbrian Pertanian bahwa BPK/BP3K diperankan sebagai pos Simpul Koordinasi, Sinkronisasi Program dan pelalaanaan kegiatan pembangunan pertanian di Kecamatan serta sekaligus berperan sebagai pusat data dan inforrrasi bag stakeholder teikut. Untuk mengimplementasikan kebijakan tersebu! terlebih dahulu diperlukan adanya pengklasifiktxian BPXTBP3K igar lebih mudah melakukan pembinaan dan pemberdayaah BPK/BP3K Kami berharap dengau terbitnya pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai penyuluhan Kecamatan ini prmbinaan datr pemberdayaan BPKDP3K dapat berjalan lebih fokus dar optimal. Jakart4 t1 Oktober 2014 Kepala Badan Penyrrltrhan dan

DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN... 1 A Latar Belakang... 1 B Maksud dan Tujuan... 2 C Ruang Lingkup... 2 D Dasar Hukum... 2 E Pengertian... 3 II. KELEMBAGAAN PENYULUHAN KECAMATAN... 4 A Pengorganisasian... 4 B Tugas dan Fungsi... 4 C Prasarana dan Sarana... 5 D Manajemen Operasional... 6 E Aktivitas... 6 F Penyediaan Data dan Informasi... 7 G Dukungan Pembiayaan... 7 III. KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN... 8 A Aspek Kemampuan BPK/BP3K... 8 B Indikator Kemampuan dan Bobot Penilaian BPK/BP3K... 8 C Kelas Kemampuan BPK/BP3K... 8 IV. MEKANISME PELAKSANAAN DAN PENETAPAN KLASIFIKASI BPK/BP3K... 9 V. MONITORING, EVAUASI DAN PELAPORAN... 12 A Monitoring dan Evaluasi... 11 B Pelaporan... 12 VI. PEMBIAYAAN... 12 VII. PENUTUP... 12 ii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BPK/BP3K) memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian serta sekaligus merupakan cermin keberhasilan pembangunan pertanian di wilayah Kecamatan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU No./2006 SP3K), kebijakan pengembangan kelembagaan penyuluhan adalah (a) mengutamakan prinsip kemitraan dalam pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian dan (b) memacu pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian melalui pemberian prioritas insentif pembiayaan. Strategi pengembangan kelembagaan penyuluhan adalah menempatkan kelembagaan penyuluhan pertanian sebagai penggerak utama kegiatan penyuluhan pertanian di masing-masing tingkatan wilayah administrasi pemerintahan; Sebagai penjabaran dari UU No /2006, Kementerian Pertanian mengambil kebijakan menjadikan BPK/BP3K sebagai pusat koordinasi pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian di wilayah kecamatan yang berbasis berupa kawasan komoditi unggulan dan atau wilayah. Selain itu, BPK/BP3K merupakan pusat data dan informasi bagi petani dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengembangan usaha di wilayah kecamatan. Secara empiris sampai saat ini, keberadaan BPK/BP3K umumnya masih belum dapat melaksanakan tugas fungsinya secara optimal, disebabkan antara lain (a) terbatasnya dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan, (b) terbatasnya fasilitasi penyediaan dan penyebaran informasi, (c) terbatasnya jumlah dan kualitas penyuluh, dan (d) terbatasnya fasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, dan (e) terbatasnya fasilitasi proses pembelajaran (percontohan dan model usaha tani). Oleh karena itu, kelembagaan BPK/BP3K perlu diperkuat dan diberdayakan agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi penyuluhan pertanian secara lebih optimal. Salah satu upaya penguatan dan pengembangan kapasitas BPK/BP3K diawali dengan melakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap kondisi dan potensi BPK/BP3K. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan dari kelembagaan penyuluhan Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 1

tersebut, sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan pembinaan selanjutnya. Agar klasifikasi BPK/BP3K berjalan efektif dan efisien, maka perlu disusun Pedoman Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan. B. Maksud dan Tujuan Pedoman ini disusun, dimaksudkan sebagai acuan bagi penyelenggara penyuluhan dalam melaksanakan klasifikasi BPK/BP3K. sedangkan tujuannya adalah diperolehnya kelas kemampuan BPK/BP3K di seluruh provinsi dan pada gilirannya dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan serta meningkatkakan kapasitas BPK/BP3K terutama dalam melayani penyuluhan di wilayah kecamatan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi sebagai berikut: 1. Standar Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan; 2. Variabel dan Indikator Kemampuan Balai Penyuluhan Kecamatan; 3. Mekanisme Penilaian dan Penetapan kelas Balai Penyuluhan Kecamatan; 4. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan; 5. Pembiayaan. D. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan kepada daerah membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat atau (pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan pemberdayaan dan peran serta masyarakat). 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun 2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), kelembagaan penyuluhan pada tingkat kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan. Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada Badan Pelaksana Penyuluhan kabupaten/kota yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 2

kebutuhan dan kemampuan daerah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Selain itu, lembaga teknis daerah yang berbentuk badan di kabupaten/kota dapat membentuk unit pelaksana teknis tertentu untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional/teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. 4. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26//OT.140/4/2012 tentang Pedoman Pengelolaan Balai Penyuluhan. 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28//OT.140/4/2012 tentang Pedoman Penilaian Balai Penyuluhan Kecamatan Berprestasi. 7. Pedoman Standar Pelayanan Minimal Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Peranian Kementerian Pertanian Tahun 2010. E. Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan : 1. Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BPK/BP3K) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluhan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota atau kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan di kecamatan. 2. Standardisasi BPK/BP3K adalah standar minimal yang diperlakukan oleh BPK/BP3K untuk melaksanakan tugas fungsinya. 3. Klasifikasi BPK/BP3K adalah penilaian kelas kemampuan BPK/BP3K dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibagi ke dalam 4 (empat) kelas, yaitu BPK/BP3K kelas : 1) Pratama, 2) Madya, 3) Utama, dan 4) Kelas Aditama. 4. Sarana dan Prasarana penyuluhan adalah peralatan dan bangunan yang digunakan untuk melakukan penyelenggaraan penyuluhan di wilayah BPK/BP3K. 5. Pembiayaan penyuluhan pertanian adalah setiap pengeluaran untuk keperluan penyelenggaraan penyuluhan. Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 3

II. KELEMBAGAAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN A. Pengorganisasian Dalam pengorganisasian BPK/BP3K sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluhan dari Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota yang didukung dengan organisasi dan ketenagaan sebagai berikut: 1. Pimpinan Balai; 2. Urusan Ketatausahaan; 3. Kelompok Jabatan Fungsional(KJF), terdiri dari: Penyuluh yang menangani urusan Programa; Penyuluh yang menangani urusan Sumber Daya; dan Penyuluh yang menangani urusan Supervisi. Pimpinan Balai adalah pejabat yang memiliki latar belakang dibidang penyuluhan atau pejabat fungsional penyuluh pertanian yang diberi kepercayaan untuk menjadi pemimpin/koordinator penyuluh di BPK/BP3K, sedangkan urusan Ketatausahaan dapat ditangani oleh fungsional umum. Selanjutnya untuk urusan programa, sumberdaya, dan supervisi dalam kelompok jabatan fungsional penyuluh ditetapkan oleh Pimpinan Balai dengan memperhatikan potensi pengembangan kawasan komoditas unggulan wilayah Kecamatan. Balai penyuluhan yang jumlah penyuluhnya terbatas, maka pimpinan, penyuluh urusan programa, sumberdaya, dan supervisi dalam kelompok jabatan fungsional dapat ditugaskan untuk menangani wilayah kerja penyuluh di desa sekitar BPK/BP3K. B. Tugas dan Fungsi 1. Tugas Balai Penyuluh Kecamatan mempunyai tugas: Memfasilitasi penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan yang sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/ kota; Melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan kecamatan; Menyediakan akses terhadap penyebaran informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan penyuluhan, dan pasar; Memfasilitasi pengembangan kelembagaan petani dan usahatani, pengembangan sejenisnya, kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha; Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 4

Memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran di BPK/BP3K secara berkelanjutan; dan; Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha. 2. Fungsi Balai Penyuluhan Kecamatan mempunyai fungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, petani/pelaku utama, dan pelaku usaha untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas BPK/BP3K. C. Prasarana dan Sarana Standar minimal prasarana dan sarana yang harus tersedia di BPK/BP3K meliputi : 1) bangunan fisik dan 2) peralatan yang digunakan untuk penyelenggaraan penyuluhan pertanian. 1. Prasarana Penyuluhan Pertanian Prasarana minimal di BPK/BP3K meliputi : prasarana perkantoran, prasarana lingkungan, dan prasarana penunjang. Prasarana perkantoran minimal yang harus tersedia di BPK/BP3K seperti : ruangan pimpinan, ruangan administrasi/tata usaha, ruangan kelompok jabatan fungsional, ruangan pertemuan/aula, ruangan perpustakaan, ruangan data dan sistem informasi, ruangan pameran, peragaan dan promosi, toilet dan kamar mandi, dapur, dan gudang. Prasarana Lingkungan adalah air baku, penerangan listrik atau 1 (satu) unit genset cadangan, jalan lingkungan, pagar halaman dan lahan percontohan balai. Prasarana penujang adalah rumah dinas/rumah jaga, mushola dll. 2. Sarana minimal penyuluhan, meliputi: 1) sarana keinformasian, 2) alat bantu penyuluhan, 3) peralatan administrasi, 4) alat transportasi, 5) sarana perpustakaan (buku serta hasil publikasi), dan 6) perlengkapan ruangan. Sarana keinfomasian, terdiri atas : 1 (satu) set perangkat komputer, 1 (satu) papan display, 1 (satu) kamera analog atau digital, 1 (satu) unit handycam, 1 (satu) set telepon dan mesin faksimile. Alat bantu penyuluhan, terdiri atas : 1 (satu) unit overhead projector/lcd, 1 (satu) unit perangkat pengeras suara, 1 (satu) set perangkat monitor televisi dan Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 5

VCD/DVD, 1 (satu) unit tape recorder, 1 (satu) unit white board/panelboard, dan 1 (satu) unit lapto. Peralatan Administrasi, terdiri atas : 1 (satu) set perangkat komputer, 1 (satu) unit mesin tik, 3 (tiga) unit kalkulator, 1 (satu) unit brankas, dan 2 (dua) unit rak buku. Alat Transportasi, berupa 3 (tiga) buah kendaraan bermotor roda dua atau alat transportasi lain. Sarana perpustakaan, terdiri atas: minimal 3 (tiga) rak buku, 1 (satu) unit meja, 6 (enam) kursi, dan buku-buku minimal 200 judul buku, dan hasil-hasil publikasi, dan Perlengkapan ruangan, terdiri atas: ruangan tamu, ruangan administrasi, dan ruang kerja para penyuluh, meja kursi untuk petugas/penyuluh/pegawai. D. Manajemen Operasional Dukungan manajemen operasional yang wajib tersedia di BPK/BP3K: 1. Struktur organisasi BPK/BP3K. 2. Pembagian tugas pokok dan fungsi. 3. Programa penyuluhan kecamatan. 4. Jadual pelatihan di BPK/BP3K. 5. Jadual latihan dan kunjungan penyuluh, dan 6. Jadual supervise penyuluh. E. Aktivitas Dukungan aktivitas yang wajib ada di wilayah BPK/BP3K sebagai berikut: 1. Penyampaian dan penyebaran informasi inovasi teknologi. 2. Fasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha. 3. Kaji terap/percontohan. 4. Pengembangan model usaha Tani. 5. Pemberian Rekomendasi dan aksesibilitas sumber teknologi. 6. Fasilitasi kerja sama peneliti, penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha. 7. Koordinasi dan Musyawarah Rembug Tani. 8. Koordinasi Mimbar Sarasehan. 9. Menumbuhkembangkan kepemimpinan kewirausahaan, kelembagaan petani, dan kelembagaan ekonomi petani. Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 6

10. Perakitan materi/media dan alat bantu penyuluhan spesifik lokasi. 11. Layanan terpadu hulu hilir (One Stop Service) dan layanan informasi berbasis teknologi informasi (cyber extension). 12. Layanan klinik konsultasi agribisnis. 13. Pemutakhiran data, dan 14. Supervisi, evaluasi, dan pembinaan kinerja penyuluh. F. Penyediaan Data dan Informasi Jenis data dan informasi yang wajib tersedia di BPK/BP3K meliputi data dan informasi tentang sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan petani, keadaan demografis yang diperlukan dalam perencanaan kegiatan penyuluhan di wilayah BPK/BP3K. 1. Sumber Daya Alam, terdiri atas keadaan geografis, topografi wilayah, iklim, jenis tanah, luas lahan, luas tanam, produktivitas dan produksi usaha tani, dan komoditas unggulan yang berpeluang memiliki daya saing tinggi serta kerentanan terhadap bencana alam, kalender tanam, DPI, IP. 2. Sumber Daya Manusia, terdiri atas jumlah dan kapasitas SDM penyuluh (Pegawai Negeri Sipil, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta). 3. Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani data mencakup nama, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, latihan yang pernah diikuti, target produksi dll, Kelembagaan petani meliputi jumlah kelompok tani/gapoktan, asosiasi petani, kelembagaan ekonomi petani (koperasi tani/badan Usaha Milik Petani), dan jejaring kemitraan usaha, dengan rincian kapasitas usaha masing-masing klasifikasi kelompoktani. 4. Keadaan demografis wilayah BPK/BP3K terdiri atas jumlah penduduk, keragaman, mata pencaharian, tingkat pertumbuhan, pendidikan, nilai-nilai sosial budaya, tingkat partisipasi, dan produktivitas. G. Dukungan Pembiayaan Dukungan pembiayaan dalam pengelolaan BPK/BP3K dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, Swasta, dan Swadaya. Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 7

III. KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN Klasifikasi BPK/BP3K dilaksanakan berdasarkan penilaian terhadap beberapa aspek yaitu: A. Aspek Kemampuan BPK/BP3K Penilaian kemampuan BPK/BP3K dilakukan berdasarkan 5 (lima) aspek 1) Kelembagaan, 2) Ketenagaan, 3) Penyelenggaraan, 4) Sarana Prasarana dan 5) Pembiayaan. Selanjutnya kelima aspek tersebut dijabarkan melalui beberapa variabel, antara lain : 1) organisasi, 2) ketenagaan, 3) pelaksanaan tugas dan fungsi dan lain-lain. Bobot penilaian maksimum sebesar 1.000 dengan nilai bobot masing-masing aspek, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Aspek Penilaian Kemampuan Balai Penyuluhan Kecamatan No Aspek Bobot 1. Kelembagaan 224 2. Ketenagaan 64 3. Penyelenggaraan 532 4. Sarana dan Prasarana 150 5. Pembiayaan 30 Jumlah 1.000 B. Indikator Kemampuan dan Bobot Penilaian BPK/BP3K Indikator kemampuan BPK didasarkan pada penilaian terhadap variabel-variabel penilaian. Indikator kemampuan ditetapkan berdasarkan kriteria yang spesifik, terukur, relevan, dalam batasan waktu yang jelas untuk mencapai tujuan dengan bobot penilaian, seperti pada terlihat pada Form 1. C. Kelas Kemampuan BPK/BP3K Hasil penilaian berdasarkan indikator kemampuan BPK/BP3K di berbagai BPK/BP3K akan menghasilkan nilai yang beragam mulai dari nilai rendah sampai nilai tertinggi, yang merupakan gambaran dari kinerja BPK/BP3K. Hasil penilaian terhadap kemampuan BPK/BP3K menjadi dasar penetapan kelas kemampuan BPK/BP3K, dan menjadi bahan masukan dalam pembinaan serta merumuskan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan atau menaikkan kelas BPK/BP3K sesuai dengan kelasnya Klasifikasi BPK/BP3K dibagi ke dalam 4 (empat) kelas Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 8

yakni: Kelas Pratama (nilai 475), Kelas Madya (nilai 476-650), Kelas Utama (nilai 651-825), dan Kelas Aditama (nilai 826-1.000). KELAS KEMAMPUAN BPK BP3K ADITAMA BP3K PRATAMA BP3K MADYA NILAI : 476 650 BP3K UTAMA NILAI : 651 825 NILAI : 826 1.000 NILAI : 475 IV. MEKANISME PENILAIAN DAN PENETAPAN KELAS KEMAMPUAN BPK 5 Penilaian kelas kemampuan BPK/BP3K dilakukan antara 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun sekali atau disesuaikan dengan perkembangan kondisi kelas kemampuan BPK/BP3K, melalui mekanisme sebagai berikut: 1) Tingkat Kecamatan Pimpinan BPK/BP3K bersama-sama dengan para penyuluh yang ada di BPK/BP3K melakukan klasifikasi melalui identifikasi dan penilaian secara mandiri (self-analysis) terhadap BPK/BP3K yang dikelolanya. Klasifikasi didasarkan atas hasil penilaian terhadap kemampuan BPK/BP3K, meliputi aspek: kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana serta pembiayaan. Hasil penilaian secara mandiri disampaikan kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota atau Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di Kabupaten/Kota untuk selanjutnya di verifikasi. 2) Tingkat Kabupaten/Kota a. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota membentuk tim penilai klasifikasi Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 9

kelas kemampuan BPK/BP3K, yang terdiri dari unsur pejabat struktural dan pejabat fungsional penyuluh pertanian kabupaten/kota. b. Tim penilai kabupaten/kota melakukan penilaian dengan langka-langkah sebagai berikut : No Menyampaikan informasi dan memverifikasi hasil penilaian BPK/BP3K dari kecamatan. Menelaah dan menganalisis hasil verifikasi lapangan BPK/BP3K di wilayah kerjanya. Hasil rekapitulasi data dari seluruh BPK/BP3K, Tim Penilai menghitung dan mentabulasi nilai akhir dari masing-masing BPK/BP3K seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Akhir Kemampuan BPK/BP3K Kabupaten/Kota :. Nama BPK/BP3K Aspek Kelembagaan Aspek Ketenagaan Nilai Aspek Penyelenggara an Aspek Sarana dan Prasarana Aspek Pembiay aan Total Nilai Kelas Kemampuan Ketua Tim Penilai, (.) Tim Penilai menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan kabupaten/kota mengusulkan hasil klasifikasi BPK/BP3K kepada Bupati/Walikota untuk ditetapkan lebih lanjut dalam Keputusan Bupati/Walikota. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota tersebut, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan kabupaten/kota memberikan sertifikat yang dilengkapi dengan tanda berwarna sesuai kelas kemampuan BPK/BP3K, yaitu: Merah untuk kelas Pratama, Kuning untuk kelas Madya, Hijau untuk kelas Utama dan Coklat untuk kelas Aditama (contoh Form 2). Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 10

Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota mengirimkan hasil klasifikasi BPK/BP3K yang telah ditetapkan Bupati/Walikota ke Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi dengan tembusan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian melalui email : kelembagaan.pusluh@gmail.com 3) Tingkat Provinsi a. Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di provinsi melakukan rekapitulasi kelas BPK/BP3K dari semua kabupaten/kota di wilayah kerjanya seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Kelas Kemampuan BPK/BP3K Provinsi :.. No Kabupaten/Kota Nama BPK/BP3K Nilai Kelas Kemampuan Kode Warna b. Hasil rekapitulasi penilaian tersebut, disampaikan kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian dan tembusan kepada Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Pertanian atau melalui email kelembagaan.pusluh@gmail.com 4) Tingkat Pusat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian melakukan rekapitulasi provinsi dan analisis dalam rangka pembinaan dan pengambilan kebijakan peningkatan kelas kemampuan BPK/BP3K yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan. Selain itu, database klasifikasi BPK/BP3K akan disinergikan dengan program Direktorat Jenderal Teknis. Hasil klasifikasi BPK/BP3K akan dijadikan dasar upaya penilaian dan upaya peningkatan klasifikasi BPK/BP3K. Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan 11

v. MoNTTORTNG, EVALUAST, DAN PELAPORAN A. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan, baik kabupatenlkota, provinsi, pusat atau terpadu untuk melihat perkembangan kemampuan BPK/BP3K dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Monitoring dan evaluasi juga dilakukan untuk mengidentifftasi dan memberikan solusi pemecahan masalah yang dihadapi masing-masing tingkatan. Hasil monitoring dan evaluasi disusun dalam bentuk laporan tentang data dan informasi perkembangan kelas kemampuan BPMP3K. B. Pelaporan Pelaporan tentang perkembangan kelas kemampuan BPKIBP3K dilakukan setiap " tahun secara berjenjang mulai dari kecamatan, kabupatenlkota, provinsi dan pusat. dengan format laporan seperti pada tr'orm 3. YI. PEMBIAYAAN Pembiayaan untuk klasifikasi BPK/BP3K bersumber dari APBN dan atau ApBD serta sumber lain yang resmi. VII.PEI\TUTUP Pedoman ini merupakan acuan bagi pimpinan Kelembagazm penyutuhan dan pihak terkait lainnya untuk mempercepat pengembangan dan pemberdayaan BpK/Bp3K sebagai Pusat Koordinasi Program dan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian di wilayah kecamatan untuk mendukung pembangunan pertanian. ffi Wg PENYI.'LUHAN DAN PENGEMBANGAN YA MANUSI.A PERTANIAN, Pedoman Pelaksanaan Kasifikasi Balai penyuluhan Kecamatan L2

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JALAN HARSONO RM NOMOR 3 RAGUNAN PASAR MINGGU, JAKARTA 12550 KOTAK POS 7214/JKSPM TELEPON (021) 7815380-7815480, FAKSIMILE (021) 78839233 SITUS: www.bppsdmp.deptan.go.id PERATURANKEPALABADANPENYULUHANDAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYAMANUSIAPERTANIAN NOMOR: 11~/peJ!'/OT.1401J/10/14 TENTANG PEDOMANPELAKSANAANKLASIFIKASIBALAIPENYULUHANKECAMATAN DENGAN RAHMATTUHANYANG MAHAESA KEPALABADANPENYULUHANDAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYAMANUSIAPERTANIAN, Menimbang Mengingat a. bahwa dalam rangka mengoptimalkan tugas dan fungsi Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BPK/BP3K) sebagai Pos Simpul Koordinasi (Posko), sinkronisasi program dan pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian di wilayah kecamatan sekaligus sebagai pusat data dan informasi bagi petani; b. bahwa agar pengklasifikasian BPK/BP3K dapat terlaksana dengan baik, perlu disusun acuan bagi penyelenggara penyuluhan dalam melaksanakan pengklasifikasian sehingga diperoleh tingkat perkembangan dan kelas kemampuan BPK/BP3K yang akurat; c. bahwa atas dasar hal tersebut di, atas, agar dalam penyelenggaraan klasifikasi BPK/BP3K dapat memenuhi kaidahkaidah yang baik, perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK); 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 2. Undang-Undang Nomor Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4660); 3. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 87 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5018); 6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

8. Keputusan Presiden Nomor 145jM Tahun 2013 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I lingkup Kementerian Pertanian; 9. Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; 10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61jjOT.140j10j 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26jjOT.140j4j 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Balai Penyuluhan; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURANKEPALABADAN PENYULUHANDAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAANKLASIFIKASIBALAIPENYULUHANKECAMATAN. Pasal 1 Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan seperti tercantum pada Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 2 Pedoman sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 Peraturan ini digunakan sebagai acuan dalam pembinaan dan pemberdayaan BPKjBP3K agar dapat berjalan lebih fokus dan optimal. Pasal 3 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Okt er 2014 SALINANPeraturan ini disampaikan kepada yth.: 1. Gubemur seluruh Indonesia; 2. Bupati/Walikota seluruh Indonesia; 3. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian; 4. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian; 5. Pejabat Eselon II lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian; 6. Badan Koordinasi Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani Penyuluhan Provinsi; 7. Badan Pelaksana Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani Penyuluhan KabupatenjKota.

,'. i r " LAMPIRANPERATURANKEPALABADANPENYULUHANDAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYAMANUSIAPERTANIAN NOMOR 112per/OT.140/J/10/14 TANGGAL 17 Okte'er 2014 PEDOMANPELAKSANAANKLASIFIKASIBALAIPENYULUHANKECAMATAN 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BPK/BP3K) memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian serta sekaligus merupakan cermin keberhasilan pembangunan pertanian di wilayah Kecamatan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), kebijakan pengembangan kelembagaan penyuluhan adalah (a) mengutamakan prinsip kemitraan dalam pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian dan (b) memacu. pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian melalui pemberian prioritas insentif pembiayaan. Strategi pengembangan kelembagaan penyuluhan adalah menempatkan kelembagaan penyuluhan pertanian sebagai penggerak utama kegiatan penyuluhan pertanian di masing-masing tingkatan wilayah administrasi pemerintahan; Sebagai penjabaran dari UU Nomor Tahun 2006, Kementerian Pertanian mengambil kebijakan menjadikan BPKjBP3K sebagai pusat koordinasi pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian di wilayah kecamatan yang berbasis berupa kawasan komoditi unggulan dan atau wilayah. Selain itu, BPKjBP3K merupakan pusat data dan informasi bagi petani dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengembangan usaha di wilayah kecamatan. Secara empiris sampai saat ini, keberadaan BPKjBP3K umumnya masih belum dapat melaksanakan tugas fungsinya secara optimal, disebabkan antara lain (a) terbatasnya dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan, (b) terbatasnya fasilitasi penyediaan dan penyebaran informasi, (c)terbatasnya jumlah dan kualitas penyuluh, dan (d) terbatasnya fasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, dan (e) terbatasnya fasilitasi proses pembelajaran (percontohan dan model usaha tani). Oleh karena itu, kelembagaan BPKj BP3K perlu diperkuat dan diberdayakan agar mampu 1

.. ~ melaksanakan tugas dan fungsi penyuluhan pertanian secara lebih optimal. : Salah satu upaya penguatan dan pengembangan kapasitas BPK/BP3K diawali dengan melakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap kondisi dan potensi BPK/BP3K. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan dari kelembagaan penyuluhan tersebut, sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan pembinaan selanjutnya. Agar klasifikasi BPK/BP3K berjalan efektif dan efisien, n:-aka perlu disusun Pedoman Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan. B. Maksud dan Tujuan Pedoman ini disusun, dimaksudkan sebagai acuan bagi penyelenggara penyuluhan dalam melaksanakan klasifikasi BPK/BP3K. sedangkan tujuannya adalah diperolehnya kelas 'kemampuan BPK/BP3K di seluruh provinsi dan pada gilirannya dapat dij,adikan dasar dalam mengembangkan serta meningkatkakan kapasitas BPK/BP3K terutama dalam melayani penyuluhan di wilayah kecamatan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi sebagai berikut: 1. Standar Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan; 2. Variabel dan Indikator Kemampuan Balai Penyuluhan Kecamatan; 3. Mekanisme Penilaian dan Penetapan kelas Balai Penyuluhan Kecamatan; 4. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan; 5. Pembiayaan. D. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan kepada daerah membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat atau (pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan pemberdayaan dan peran serta masyarakat). 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun 2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), kelembagaan penyuluhan pada tingkat kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan. Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada Badan 2

.' Pelaksana Penyuluhan kabupaten/kota yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah masingmasing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Selain itu, lembaga teknis daerah yang berbentuk badan di kabupaten/kota dapat membentuk unit pelaksana teknis tertentu untuk melaksanakan kegiatap. teknis operasional/teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26//OT.140/4/2012 tentang Pedoman Pengelolaan Balai Penyuluhan. 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28//OT.140/4/2012 tentang Pedoman Penilaian Balai Penyuluhan Kecamatan Berprestasi. 7. Pedoman Standar Pelayanan Minimal Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Peranian Kementerian Pertanian Tahun 2010. E. Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan : 1. Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BPK/BP3K) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluhan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota atau kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan di kecamatan. 2. Standardisasi BPK/BP3K adalah standar minimal yang diperlakukan oleh BPK/BP3K untuk melaksanakan tugas fungsinya. 3. Klasifikasi BPK/BP3K adalah penilaian kelas kemampuan BPK/BP3K dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibagi ke dalam 4 (empat) kelas, yaitu BPK/BP3K kelas : 1) Pratama, 2) Madya, 3) Utama, dan 4) Kelas Aditama. 4. Sarana dan Prasarana penyuluhan adalah peralatan dan bangunan yang digunakan untuk melakukan penyelenggaraan penyuluhan di wilayah BPK/BP3K. 3

.' f 5. Pembiayaan penyuluhan pertanian adalah setiap pengeluaran untuk keperluan penyelenggaraan penyuluhan. II. KELEMBAGAANBALAIPENYULUHANKECAMATAN A. Pengorganisasian Dalam pengorganisasian BPK/BP3K sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluhan dari Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota yang didukung dengan organisasi dan ketenagaan sebagai berikut: 1. Pimpinan Balai; 2. Urusan Ketatausahaan; 3. Kelompok Jabatan Fungsional(KJF), terdiri dari: - Penyuluh yang menangani urusan Programa; - Penyuluh yang menangani urusan Sumber Daya; dan - Penyuluh yang menangani urusan Supervisi. Pimpinan Balai adalah pejabat yang memiliki latar belakang dibidang penyuluhan atau pejabat fungsional penyuluh pertanian yang diberi kepercayaan untuk menjadi pemimpin/koordinator penyuluh di BPK/BP3K, sedangkan urusan Ketatausahaan' dapat ditangani oleh fungsional umum. Selanjutnya untuk urusan programa, sumberdaya, dan supervisi dalam kelompok jabatan fungsional penyuluh ditetapkan oleh Pimpinan Balai dengan memperhatikan potensi pengembangan kawasan komoditas unggulan wilayah Kecamatan. Balai penyuluhan yang jumlah penyuluhnya terbatas, maka pimpinan, penyuluh urusan programa, sumb~rdaya, dan supervisi dalam kelompok jabatan fungsional dapat ditugaskan untuk menangani wilayah kerja penyuluh di desa sekitar BPK/BP3K. B. Tugas dan Fungsi 1. Tugas Balai Penyuluh Kecamatan mempunyai tugas: - Memfasilitasi penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan yang sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/ kota; - Melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan kecamatan; - Menyediakan akses terhadap penyebaran informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan penyuluhan, dan pasar; 4

.. ~ - Memfasilitasi pengembangan kelembagaan petani dan usahatani, pengembangan sejenisnya, kemitraan' pelaku utama dan pelaku usaha; - Memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran di BPK/BP3K secara berkelanjutan; dan; - Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha. 2. Fungsi Balai Penyuluhan Kecamatan mempunyai fungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, petani/pelaku utama, dan pelaku usaha untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas BPK/BP3K. C. Prasarana dan Sarana Standar minimal prasarana dan sarana yang harus tersedia di BPK/BP3K meliputi : 1) bangunan fisik dan 2) peralatan yang digunakan untuk penyelenggaraan penyuluhan pertanian. 1. Prasarana Penyuluhan Pertanian Prasarana minimal di BPK/BP3K meliputi : prasarana perkantoran, prasarana lingkungan, dan prasarana penunjang. - Prasarana perkantoran minimal yang harus tersedia di BPK/BP3K seperti : ruangan pimpinan, ruangan administrasi/tata usaha, ruangan kelompok jabatan fungsional, ruangan pertemuan/ aula, ruangan perpustakaan, ruangan data dan sistem informasi, ruangan pameran, peragaan dan promosi, toilet dan kamar mandi, dapur, dan gudang. - Prasarana Lingkungan adalah air baku, penerangan listrik atau 1 (satu) unit genset cadangan, jalan lingkungan, pagar halaman dan lahan percontohan balai. - Prasarana penujang adalah rumah dinas/rumah jaga, mushola dll. 2. Sarana minimal penyuluhan, meliputi: 1) sarana keinformasian, 2) alat bantu penyuluhan, 3) peralatan administrasi, 4) alat transportasi, 5) sarana perpustakaan (buku serta hasil publikasi), dan 6) perlengkapan ruangan. - Sarana keinfomasian, terdiri atas: 1 (satu) set perangkat komputer, 1 (satu) papan display, 1 (satu) kamera analog atau digital, 1 (satu) unit handycam, 1 (satu) set telepon dan mesin faksimile. 5

.. - Alat bantu penyuluhan, terdiri atas : 1 (satu) unit overhead projector/lcd, 1 (satu) unit perangkat pengeras suara, 1 (satu) set perangkat monitor televisi dan VCD/DVD, 1 (satu) unit tape recorder, 1 (sc~.tu)unit white board/ panelboard, dan 1 (satu) unit laptop. Peralatan Administrasi, terdiri atas: 1 (satu) set perangkat komputer, 1 (satu) unit mesin tik, 3 (tiga) unit kalkulator, 1 (satu) unit brankas, dan 2 (dua) unit rak buku. - Alat Transportasi, berupa 3 (tiga) buah kendaraan bermotor roda dua atau alat transportasi lain. - Sarana perpustakaan, terdiri atas: minimal 3 (tiga) rak buku, 1 (satu) unit meja, 6 (enam) kursi, dan buku-duku minimal 200 judul buku, dan hasil-hasil publikasi, dan - Perlengkapan ruangan, terdiri' atas: ruangan tamu, ruangan administrasi, dan ruang kerja para penyuluh, meja kursi untuk petugas / penyuluh / pegawai. D. Manajemen Operasional Dukungan manajemen operasional yang wajib tersedia di BPK/BP3K: 1. Struktur organisasi BPK/BP3K. 2. Pembagian tugas pokok dan fungsi. 3. Programa penyuluhan kecamatan. 4. Jadual pelatihan di BPK/BP3K. 5. Jadual latihan dan kunjungan penyuluh, dan 6. Jadual supervise penyuluh. E. Aktivitas Dukungan aktivitas yang wajib ada di wilayah BPK/BP3K sebagai berikut: 1. Penyampaian dan penyebaran informasi inovasi teknologi. 2. Fasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha. 3. Kaji terap/percontohan. 4. Pengembangan model usaha Tani. 5. Pemberian Rekomendasi dan aksesibilitas sumber teknologi. 6. Fasilitasi kerja sama peneliti, penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha. 7. Koordinasi dan Musyawarah Rembug Tani. 8. Koordinasi Mimbar Sarasehan. 9. Menumbuhkembangkan kepemimpinan kewirausahaan, kelembagaan petan~, dan kelembagaan ekonomi petani. 6

10. Perakitan materi/media dan alat bantu penyuluhan spesifik lokasi. 11. Layanan terpadu hulu - hilir (One Stop Service) dan layanan informasi berbasis teknologi informasi (cyber extension). 12. Layanan klinik konsultasi agribisnis. 13. Pemutakhiran data, dan 14. Supervisi, evaluasi, dan pembinaan kinerja penyuluh. F. Penyediaan Data dan Informasi Jenis data dan informasi yang wajib tersedia di BPK/BP3K meliputi data dan informasi tentang sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan petani, keadaan demografis yang diperlukan dalam perencanaan kegiatan penyuluhan di wilayah BPK/BP3K. 1: Sumber Daya Alam, terdiri atas keadaan geografis, topografi wilayah, iklim, jenis tanah, luas lahan, luas tanam, produktivitas dan produksi usaha tani, dan komoditas unggulan yang berpeluang memiliki daya saing tinggi serta kerentanan terhadap bencana alam, kalender tanam, DPl, IP. 2. Sumber Daya Manusia, terdiri atas jumlah dan kapasitas SDM penyuluh (Pegawai Negeri Sipil, Tenaga Harian Le'pas -Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta). 3. Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani data mencakup nama, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, latihan yang pernah diikuti, target produksi dll, Kelembagaan petani meliputi jumlah kelompok tani/ Gapoktan, asosiasi petani, kelembagaan ekonomi petani (koperasi tani/badan Usaha Milik Petani), dan jejaring kemitraan usaha, dengan rincian kapasitas usaha masing-masing klasifikasi kelompoktani. 4. Keadaan demografis wilayah BPK/BP3K terdiri atas jumlah penduduk, keragaman, mata pencaharian, tingkat pertumbuhan, pendidikan, nilainilai sosial budaya, tingkat partisipasi, dan produktivitas. G. Dukungan Pembiayaan Dukungan pembiayaan dalam pengelolaan BPK/BP3K dapat bersumber dari Anggaran. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, Swasta, dan Swadaya. 7

.,, IIl. KLASIFIKASIBALAIPENYULUHANKECAMATAN Klasifikasi BPK/ BP3K dilaksanakan berdasarkan penilaian terhadap beberapa aspek yaitu: A. Aspek Kemampuan BPK/BP3K Penilaian kemampuan BPK/BP3K dilakukan berdasarkan 5 (lima) aspek 1) Kelembagaan, 2) Ketenagaan, 3) Penyelenggaraan, 4) Sarana Prasarana dan 5) Pembiayaan. Selanjutnya kelima aspek tersebut dijabarkan melalui beberapa variabel, antara lain : 1) organisasi, 2) ketenagaan, 3) pelaksanaan tugas dan fungsi dan lain-lain. Bobot penilaian maksimum sebesar 1.000 dengan nilai bobot masing-masing aspek, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Aspek Penilaian Kemampuan Bc~.laiPenyuluhan Kecamatan No Aspek Bobot 1. Kelembagaan 224 2. Ketenagaan 64 3. Penyelenggaraan 532 4..Sarana dan Prasarana 150 5. Pembiayaan 30 Jumlah 1.000 B. Indikator Kemampuan dan Bobot Penilaian BPK/BP3K Indikator kemampuan BPK didasarkan pada penilaian terhadap variabel-variabel penilaian. Indikator kemampuan ditetapkan berdasarkan kriteria yang spesifik, terukur, relevan, dalam batasan waktu yang jelas untuk mencapai tujuan dengan bobot penilaian, seperti pada pada Form 1. C. Kelas Kemampuan BPK/ BP3K Hasil penilaian berdasarkan indikator kemampuan BPK/BP3K di berbagai BPK/BP3K akan menghasilkan nilai yang beragam mulai dari nilai rendah sampai nilai tertinggi, yang merupakan gambaran dari kinerja BPK/BP3K. Hasil penilaian terhadap kemampuan BPK/BP3K menjadi dasar penetapan kelas kemampuan BPKjBP3K, dan menjadi bahan masukan dalam pembinaan serta merumuskan kegiatankegiatan untuk mengembangkan atau menaikkan kelas BPKjBP3K sesuai dengan kelasnya Klasifikasi BPKjBP3K dibagi ke dalam 4 (empat) kelas yakni: Kelas P~atama (nilai::; 475); Kelas Madya (nilai 476-650), Kelas Utama (nilai 651-825), dan Kelas Aditama (nilai 826-1.000). 8

KELAS KEMAMPUAN BPK NILAI: 826. 1.000 NILAI: 651. 825 NILAI: :!: 475 IV. MEKANISMEPENILAIANDANPENETAPANKELASKEMAMPUANBPK Penilaian kelas kemampuan BPK/BP3K dilakukan antara 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun sekali atau disesuaikan dengan perkembangan kondisi kelas kemampuan BPK/BP3K, melalui mekanisme sebagai berikut: 1)Tingkat Kecamatan Pimpinan BPK/BP3K bersama-sama dengan para penyuluh yang ada di BPK/BP3K melakukan klasifikasi melalui identifikasi dan penilaian secara mandiri (selj-analysis) terhadap BPK/BP3K yang dikelolanya. Klasifikasi didasarkan atas hasil pei1ilaian terhadap kemampuan BPK/BP3K, meliputi aspek: kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana serta pembiayaan. Hasil penilaian secara mandiri disampaikan kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota atau Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di Kabupaten/Kota untuk selanjutnya di verifikasi. 2) Tingkat Kabupaten/Kota a. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota membentuk tim penilai klasifikasi kelas kemampuan BPK/BP3K, yang terdiri dari unsur pejabat struktural dan pejabat fungsional penyuluh pertanian kabupaten/kota. b. Tim penilai kabupaten/kota melakukan penilaian dengan langkalangkah sebagai beriku t : Menyampaikan informasi dan memverifikasi hasil penilaian BPK/BP3K dari kecamatan. 9

Menelaah dan menganalisis hasil verifikasi lapangan BPK/BP3K di wilayah kerjanya. Hasil rekapitulasi data dari seluruh BPK/BP3K, Tim Penilai menghitung dan mentabulasi nilai akhir dari masing-masing BPK/BP3K seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Akhir Kemampuan BPK/BP3K Kabupaten/Kota... Nilai No Nama Aspek Total Kelas Aspek Sarana BPK/BP3K Aspek Aspek Aspek Pembiaya Nilai Kemampuan dan Prasarana KelembalZaan Kelena~aan Penvelenuaraan an Ketua Tim Penilai, (oo oo oo oo ) Tim Penilai menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/ Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan kabupaten/kota mengusulkan,hasil klasifikasi BPK/BP3K kepada Bupati/Walikota untuk ditetapkan lebih lanjut dalam Keputusan Bupati/Walikota. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota tersebut, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/ Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan kabupaten/kota memberikan sertifikat yang dilengkapi dengan tanda berwarna sesual kelas kemampuan BPK/BP3K, yaitu: Merah untuk kelas Pratama, Kuning untuk kelas Madya, Hijau untuk kelas Utama dan Coklat untuk kelas Aditama, seperti tercantum pada Form 2. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/ Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota mengirimkan hasil klasifikasi BPK/BP3K yang telah ditetapkan Bupati/Walikota ke Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi dengan tembusan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian melalui email kelembagaan. pusluh@gmail.com. 10

3) Tingkat Provinsi a. Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di provinsi melakukan rekapitulasi kelas BPK/BP3K dari semua kabupaten/kota di wilayah kerjanya seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Kelas Kemampuan BPK/BP3K Provinsi :. Nama Kelas Kode No Kabupaten/ Kota Nilai BPK/BP3K Kemampuan Warna b. Hasil rekapitulasi penilaian tersebut, disampaikan kepada Kepala B8;dan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian dan tembusan kepada Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Pertanian atau melalui email kelembagaan.pusluh@gmail.com 4) Tingkat Pusat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian melakukan rekapitulasi provinsi dan analisis dalam rangka pembinaan dan pengambilan kebijakan peningkatan kelas kemampuan BPK/BP3K yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan. Selain itu, database klasifikasi BPK/BP3K akan disinergikan dengan program Direktorat Jenderal Teknis. Hasil klasifikasi BPK/BP3K akan dijadikan dasar upaya penilaian dan upaya peningkatan klasifikasi BPK/BP3K. 11

V. MONITORING,EVALUASI,DANPELAPORAN A. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan, baik kabupaten/kota, provinsi, pusat atau terpadu untuk melihat perkembangan kemampuan BPK/BP3K dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Monitoring dan evaluasi Juga dilakukan untuk mengidentifikasi dan memberikan solusi pemecahan masalah yang dihadapi masing-masing tingkatan. Hasil monitoring dan evaluasi disusun dalam bentuk laporan tentang data dan informasi perkembangan kelas kemampuan BPK/BP3K. B. Pelaporan Pelaporan tentang perkembangan kelas kemampuan BPK/BP3K dilakukan setiap tahun secara berjenjang mulai dari kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat. dengan format laporan seperti pada Form 3. VI. PEMBIAYAAN Pembiayaan untuk klasifikasi BPK/BP3K bersumber dari APBN dan atau APBD serta sumber lain yang resmi. VU.PENUTUP, Pedoman ini merupakan acuan bagi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan dan pihak terkait lainnya untuk mempercepat pengembangan dan pemberdayaan BPK/BP3K sebagai Pusat Koordinasi Program dan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian di wilayah kecamatan untuk mendukung pembangunan pertanian. ENYULUHANDAN PENGEMBANGAN YAMANUSIAPERTANIAN, 12

Form. 1 PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN NAMA BP3K/BPP KEPALA BP3K/BPP NO. TELP/HP PENILAIAN KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KECAMATAN KEMENTERIAN PERTANIAN : : : : : : No VARIABEL INDIKATOR BOBOT SCORE A ASPEK KELEMBAGAAN 224 1 Dasar Pembentukan Kelembagaan a. Perda; b. Perbup; 10 c. Surat Penunjukan Bupati; 6 d. Belum terbentuk. 0 2 Pelaksanaan Tugas dan fungsi 196 a. Penyusunan programa penyuluhan Cakupan Dokumen Programa 52 Penyuluhan di Kecamatan 1) Identifikasi masalah perilaku pelaku utama (PRA/Kaji Tindak); a. Sangat lengkap; b. Lengkap; 10 c. Kurang lengkap; 6 2) Identifikasi kebutuhan pengembangan usaha pelaku utama (RDK/RDKK); a. Sangat lengkap; b. Lengkap; 10 c. Kurang lengkap; 6 3) Rumusan Programa Penyuluhan. 20 a. Sangat lengkap; 20 b. Lengkap; 14 c. Kurang lengkap; 6 b. Pelaksanaan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan; 58 1) Fasilitasi pembelajaran teknologi (budidaya, pasca panen, pengolahan, pemasaran, 20 kepemimpinan dan manajemen agribisnis; a. Sangat sesuai; 20 b. Sesuai; 14 c. Kurang sesuai; 6 d. Tidak sesuai. 0 2) Mengiktiarkan kemudahan (sarana produksi, akses permodalan, dan akses pemasaran); 6 a. Sangat berhasil; 6 b. Berhasil; 4 c. Kurang berhasil; 2 d. Tidak berhasil. 0 HASIL VERIFIKASI *) DOKUMEN VERIFIKASI No. 72 Tahun 2011 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 KETERANGAN * berikan tanda check list sesuai yang ada

No c VARIABEL 3) 4) INDIKATOR BOBOT SCORE Penerapan metode penyuluhan (kunjungan lapangan, demonstrasi lapangan, sekolah lapangan, kursus, dll); a. Sangat sesuai; b. Sesuai; 10 c. Kurang sesuai; 6 d. Tidak sesuai. 0 Supervisi, evaluasi, dan pelaporan; a. Sangat sesuai jadwal; b. Sesuai jadwal; 10 c. Kurang sesuai jadwal; 6 d. Tidak sesuai jadwal. 0 Penyediaan dan penyebaran informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan dan pasar; 28 1) Jumlah dan jenis informasi teknologi, sarana produksi, 8 pembiayaan, pasar, dan kebijakan; a. Sangat sesuai; 8 b. Sesuai; 6 c. Kurang sesuai; 2 d. Tidak sesuai. 0 2) Ketersediaan sarana pengumpulan data dan informasi (IT, cyber extension, kaji terap, kaji tindak, 10 apresiasi, dan konsultasi); a. Sangat lengkap; 10 b. Lengkap; 7 c. Kurang lengkap; 3 Kemasan informasi (liptan, brosur, 10 3) folder, dll); a. Sangat sesuai; 10 b. Sesuai; 7 c. Kurang sesuai; 3 d. Tidak sesuai. 0 d Fasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama; 24 1) Keragaan (jumlah dan klasifikasi), kelembagaan petani (poktan, gapoktan), kelembagaan ekonomi 4 petani dan Posluhdes; a. Sangat berhasil; 4 b. Berhasil; 3 c. Kurang berhasil; 1 d. Tidak berhasil. 0 2) Pemetaan kondisi kelembagaan (kemampuan manajemen, permodalan, skala usaha, dan 4 kemitraan); a. Sangat lengkap; 4 b. Lengkap; 3 c. Kurang lengkap; 1 3) Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan; a. Sangat berhasil; b. Berhasil; 10 c. Kurang berhasi; 6 HASIL VERIFIKASI *) DOKUMEN VERIFIKASI Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 KETERANGAN * berikan tanda check list sesuai yang ada