PENGAMATAN MODEL KOROSI PADA PIPA SEA WATER SYSTEM KAPAL DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN FLUIDA AIR LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
Pengamatan Model Pengendalian Korosi pada Media Korosi Air Laut Salinitas 35 o / Oo menggunakan Anoda Terumpan Zap Type S-3

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

ANALISA LAJU KOROSI DUPLEX SS AWS 2205 DENGAN METODE WEIGHT LOSS

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

Semarang, 6 juli 2010 Penulis

Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl 3

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4

ANALISIS KOROSI DAN EROSI DI DALAM PIPA PDAM SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

1 BAB IV DATA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan tempat penyinaran. Mempersiapkan spesimen. Penyinaran spesimen. Pencatatan data untuk parameter lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

Karakterisasi Material Sprocket

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

Laju Korosi Sea Chest Grate Galvanis Terhadap Variasi Waktu Dan Salinitas Air Laut

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-292

STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

STUDI DEGRADASI MATERIAL PIPA JENIS BAJA ASTM A53 AKIBAT KOMBINASI TEGANGAN DAN MEDIA KOROSIF AIR LAUT IN-SITU DENGAN METODE PENGUJIAN C-RING

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

4.1 ANALISA PENGUJIAN KEKERASAN MATERIAL

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi

ANALISA KERUSAKAN PADA ATAP ZINCOATING DI LINGKUNGAN ATMOSFER INDUSTRI

ANALISIS STRESS CORROSION CRACKING LOGAM TEMBAGA DENGAN METODE U-BEND PADA MEDIA KOROSI NH4OH 1M

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

Analisis Struktur Mikro Baja Tulangan Karbon Sedang

Transkripsi:

PENGAMATAN MODEL KOROSI PADA PIPA SEA WATER SYSTEM KAPAL DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN FLUIDA AIR LAUT Dwisetiono Dosen Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah Jalan Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111. e-mail: dwisetiono@yahoo.com Abstrak: Korosi merupakan peristiwa penurunan mutu material logam akibat interaksi dengan lingkungan. Laju korosi dapat dinyatakan sebagai pengurangan berat atau percent weight loss. Penelitian ini meneliti hubungan laju fluida air laut yang mengalir pada pipa baja terhadap laju korosi saluran sistem tersebut, melalui pemodelan aliran dengan menggunakan spesimen pipa jenis pipa galvanis dan pipa seamless standar API 5L grade B dengan menerapkan variasi laju aliran 50%, 75%, dan 100% (yang diatur dengan bukaan katup) dan dilaksanakan selama 4 bulan untuk mendapatkan laju korosi. Dari hasil percobaan ini didapatkan bahwa laju korosi pada pipa baja galvanis dan non galvanis mempengaruhi laju korosi pada pipa, dimana semakin tinggi laju aliran maka semakin tinggi pula laju korosi yang terjadi. Korosi yang terjadi adalah korosi abrasi, korosi galvanis dan korosi pitting. Kata kunci: pipa sea wáter system, Abstract: Corrosion is the deterioration of metal events due to interactions with the environment. Corrosion Rate is defined as the decreasing of metal weight or the percentage of metal weight loss. This research analyzing the relationship between sea water flow rate with corrosion rate of the pipe where the fluid flows. The research goes with API standard 5L grade B for the galvanized and seamless pipe material. The observation vary is 50%, 75% and 100% valve opening. The research shows that the higher flow rate of the fluid causes the higher corrosion rate of the pipe. The corrosion formed are abrasion corrosion, galvanize corrosion and pitting corrosion. Keywords: sea water pipe system, flow rate, abrasion corrosion, percent weight loss. PENDAHULUAN Korosi dapat juga dikatakan sebagai penyakit dalam dunia teknik, walaupun secara langsung tidak termasuk produk teknik. Studi korosi adalah sejenis upaya pengendalian kerusakan akibat korosi agar supaya serangan terhadap produk teknik tersebut serendah mungkin dan melampaui nilai ekonomisnya. Atau bisa dikatakan jangan sampai ada logam jadi rongsokan sebelum waktunya. Caranya adalah mengendalikan dengan sistem preventif untuk menghambat serangan korosi. Cara ini akan lebih baik daripada memperbaiki akibat korosi secara represif yang biayanya jauh lebih besar. 46

Menurut Chamberlain (1991), selain kerugian biaya yang disebabkan korosi juga menyebabkan kerugian hilangnya efisiensi karena produk korosi tersebut misalnya akan menyumbat saringan dan jadi isolator panas. Selain dari itu material produk yang dihasilkan sistem akan terkontaminasi oleh produk korosi, juga bisa menyebabkan terjadinya penurunan dimensi dan kekuatan konstruksi akibat penipisan oleh korosi. Menurut Fontana (1997), gerakan relatif seperti kecepatan aliran pada awalnya dapat menaikkan laju korosi dengan membawa banyak oksigen ke permukaan material. Pada kecepatan tinggi hanya beberapa ion-ion oksigen saja yang bisa menjangkau permukaan material sehingga terjadi perlambatan (partial passivity). Jika hal ini terjadi maka laju korosi akan turun setelah terjadi kenaikkan pada awalnya. Di sisi yang lain kecepatan aliran yang tinggi akan dapat menaikkan laju korosi dengan merusak lapisan film pelindung atau menyebabkan kerusakan mekanis. Menurut Chandler (1985), operasi suatu sistem perpipaan di kapal dapat menyebabkan penurunan mutu awal dari suatu pipa. Terjadinya penurunan mutu tergantung dari: Fungsi sistem, Jenis, Standar dan spesifikasi pipa, dan Tingkat pemeliharaan pipa. Penurunan mutu sistem pipa di dalam kapal khususnya di dalam kamar mesin disebabkan oleh: Pengkaratan (korosi), Retak dan Robek, Pengikisan dan deformasi. Dari beberapa uraian dan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa penyebab terbesar penurunan kualitas dari suatu logam/baja adalah korosi. Sedangkan proses korosi sendiri dipengaruhi beberapa hal seperti misalnya lingkungan, material, cairan, dan kecepatan aliran. Dengan belum adanya pembahasan dan data tentang hubungan laju fluida air laut yang mengalir di dalam saluran pipa baja sea water system di kapal terhadap laju korosi pada pipa baja sea water system tersebut penulis meneliti hubungan tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan satu faktor perlakuan yaitu variasi laju aliran yang terdiri dari 4 tingkat yaitu 0 persen, 50 persen, 75 persen, 100 persen dan variasi waktu pengujian yang terdiri dari 4 tingkat yaitu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan. Secara keseluruhan terdapat 24 perlakuan terhadap specimen yang telah dipersiapkan. Pada masing-masing perlakuan diberikan pendataan meliputi jenis pipa, besar bukaan dari katup, dan waktu pengujian. Sebagai contoh adalah spesimen untuk pipa yang berjenis PG.075.04 yang mempunyai arti PG untuk pipa galvanis dan PN untuk pipa non galvanis, 075 adalah besarnya bukaan katup dan 04 adalah lama bulan pengujian. 50 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

Skema Peralatan Uji Korosi Gambar 1. Skema alat uji korosi sistem perpipaan tampak samping Gambar 2. Skema alat uji korosi pada sistem perpipaan tampak atas Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 51

Gambar 3. Alat uji korosi pada sistem perpipaan (a) (b) (c) Gambar 4 (a) bak plastik, (b) Flowmeter, (c) Pengatur waktu (timer) pompa Spesimen Penelitian Spesimen yang digunakan adalah pipa galvanis dan pipa seamless (non galvanis) standar API 5L grade B, NPS ¾ inchi, sch 40. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pengujian Langkah pelaksanaan uji adalah sebagai berikut: Langkah pertama adalah memastikan peralatan uji sesuai dengan skema percobaan yang direncanakan. Kemudian membuka katup-katup berdasarkan perencanaan percobaan. Kenudian melakukan uji coba kerja (running) perangkat percobaan. Memastikan kondisi alat pengatur waktu otomatis (timer) pompa air dapat berfungsi baik, sehingga dua pompa air dapat bekerja bergantian. Memastikan tidak ada kebocoran dan penyumbatan dari sistem perpipaan dan selanjutnya pada tiap kurun waktu tertentu memastikan peralatan uji tetap bekerja secara stabil. Melakukan pengukuran debit aliran fluida air laut dengan alat pengukur debit aliran/ flowmeter. Setelah kurun waktu sampai pada saat yang direncanakan, beberapa pipa yang telah ditandai pada bulan yang bersangkutan dilepas untuk dilakukan pembersihan dan penimbangan. Setelah proses percobaan selesai, dilakukan foto mikro untuk mengetahui korosi yang terjadi. 52 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

Gambar 5. Proses penimbangan spesimen Proses untuk melakukan fotomikro pada tiap spesimen dilakukan dengan cara mengambil bagian dengan ukuran kurang lebih 15 mm, selanjutnya pada spesimen dilakukan proses cetak fiber (bakelit) untuk menjaga kondisi produk korosi tidak berubah dan memudahkan dalam proses pemolesan. (a) Gambar 6. (a) Potongan spesimen untuk foto mikro, (b) Proses fiber untuk membantu proses foto mikro (b) Proses pemolesan dilakukan secara bertahap dengan tingkat kekasaran kertas gosok berturut-turut 200, 300, 400, 600, 800, 1000, 1500, dan 2000. Selanjutnya menggunakan alumina. (a) Gambar 7. (a) Proses pemolesan material, (b) Hasil pemolesan (b) Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 53

Foto mikro dilakukan dengan tingkat perbesaran 50x, 100x, 200x, dan 500x. (a) Gambar 8. (a) mikroskop foto mikro, (b) Proses foto mikro (b) Perhitungan Aliran Fluida Q 1. Kecepatan aliran : V A dengan V:Kecepatan aliran (m 2 /det) Q: Debit aliran (m 3 /det) A: Luas penampang basah pipa (m 2 ) Perhitungan Laju Korosi Perhitungan laju korosi menggunakan persamaan : Berat korosi= berat awal spesimen berat spesimen setelah dibersih-kan Persentase korosi 2.Angka Reynold : berat korosi spesimen 100% berat awal spesimen dengan V: kecepatan aliran (m 2 /det) HASIL DAN PEMBAHASAN D: diameter pipa (mm) V : kekentalan air Data komposisi air laut pada perairan - Re < 2300, aliran Surabaya laminer (Tanjung Perak) - 2300 < Re < 4000, aliran transisi - Re > 4000, aliran turbulen Komposisi air laut ini telah diteliti oleh Laboratorium Kimia Universitas Hang Tuah Surabaya, dengan hasil komposisi analisa sebagai berikut : Tabel 1. Data komposisi fluida air laut Jenis analisa kadar Salinitas 29,45 Klorinitas 16,3 ph 7,6 Oksigen terlarut 1,76 mlo 2 /lt (sumber : Laboratorium Kimia Universitas Hang Tuah Surabaya) 54 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

Data komposisi material pipa Komposisi kimia logam pipa baja spesimen ini telah diteliti Laboratorium Pusat Analisis Obat dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, dengan hasil komposisi analisa sebagai berikut: Tabel 2. Data hasil pengujian pipa galvanis Jenis pipa Kadar (%) Fe C Mn Ni Si Zn Galvanis 93,847 0,958 0,188 0,014 0,034 4,959 Non galvanis 99,794 0,038 0,154-0,014 - (sumber : Pusat Analisis Obat dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya) Analisa Data Perhitungan laju aliran Adapun data-data pompa adalah sebagai berikut : Merk pompa : Panasonic Model : GA 125 JBE Volt. : 220 volt 50 Hz Max. output : 125 W Max total head : 30 meter Maks. kapasitas : 35 L/menit Laju aliran pada pipa awal Dimana: diameter pipa,d = ¾ = 0,01905m - debit aliran, Q = 35 L / mnt = 0,0005833 m 3 / s Reynold number v = ((0,659 x 10-3 (28-1,0) 0,05076 ) x ((28-1,0) + 1,7688 ) x 10-6 )) = 0,883x 10-6 V D 2,0465 0,01905 Re -6 v 0,883 x 10 = 44151,5572 (aliran turbulen) - Re < 2300, aliran laminer - 2300< Re < 4000,aliran transisi - Re > 4000, aliran turbulen Laju korosi pada tiap pipa galvanis Laju Korosi Pipa Galvanis Pada Laju Aliran 50 % 4Q 4 0,000583 V 2,04 2 2. D 3,14 0,01905 65 m/s Gambar 9. Grafik berat korosi pipa galvanis pada laju aliran 50 % Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 55

Gambar 10. Grafik persentase korosi pipa galvanis pada laju aliran 50 % Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran 50 % atau sebesar 67,646 m/s adalah sebesar 0.61 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 10 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi pada laju aliran 50 % adalah sebesar 0,231 %. Laju Korosi Pipa Galvanis Pada Laju Aliran 75 % Tabel 3. Data perhitungan laju korosi galvanized pipe pada laju aliran 75 % penimbangan bulan ke- Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat korosi (gram) % korosi 1 263.45 263.37 0.08 0.030 % 2 259.84 259.61 0.23 0.089 % 3 263.9 263.31 0.59 0.224 % 4 253.89 252.45 1.44 0.567 % Gambar 11. Grafik berat korosi pipa galvanis pada laju aliran 75 % 56 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

berat korosi Gambar 12. Grafik persentase korosi pipa galvanis pada laju aliran 75 % Pada gambar 11 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 75 % atau sebesar 134,849 m/s adalah sebesar 1,44 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 12 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 75 % adalah sebesar 0,567 %. Laju Korosi Pipa Galvanis Pada Laju Aliran 100 % Tabel 4. Data perhitungan laju korosi pipa galvanis padalaju aliran 100 % penimbangan bulan ke- Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat korosi (gram) % korosi 1 258.85 258.72 0.13 0.050 % 2 258.25 257.85 0.4 0.155 % 3 262.66 262.04 0.62 0.236 % 4 258.52 256.33 2.19 0.847 % Berat korosi pipa galvanis pada laju aliran 100% 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1 2 3 4 lama pengujian (bulan) Laju korosi Gambar 13. Grafik berat korosi pipa galvanis pada laju aliran 100 % Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 57

Gambar 14. Grafik persentase korosi pipa galvanis pada laju aliran 100 % Pada gambar 13 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100% atau sebesar 476,54 m/s adalah sebesar 2,19 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 14 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi pada pipa galvanis yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100 % adalah sebesar 0,847 %. Rekapitulasi Laju Korosi Pipa Galvanis. Tabel 5. Data persentase korosi pipa galvanis Laju Aliran Laju korosi bulan ke - 1 2 3 4 50 0.019484 % 0.069324 % 0.139855 % 0.231 % 75 0.030366 % 0.088516 % 0.223570 % 0.567 % 100 0.050222 % 0.154889 % 0.236047 % 0.847 % Gambar 15. Perbandingan trend laju korosi pipa galvanis pada semua aliran 58 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

Pada gambar 15 dapat dilihat bahwa besar laju korosi pipa galvanis pada laju aliran 100% menempati posisi paling tinggi, selanjutnya ditempati laju aliran 75% dan 50%. Laju Korosi Pada Tiap Pipa Seamless (Non Galvanis) Laju Korosi Pipa Seamless Pada Laju Aliran 50 % Tabel 6. Data perhitungan laju korosi pipa seamless pada laju aliran 50 % penimbangan bulan ke- Berat awal ratarata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat Korosi (gram) % korosi 1 161.2 160.44 0.76 0.471 % 2 157.51 155.31 2.2 1.397 % 3 165.16 160.22 4.34 2.628 % 4 151.91 146.95 6.86 4.516 % Gambar 16. Grafik berat korosi pipa seamless pada laju aliran 50 % Gambar 17. Grafik persentase korosi pipa seamless pada laju aliran 50 % Pada gambar 16 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 59

sebesar 50 % atau sebesar 67,646 m/s adalah sebesar 6,86 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 17 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran 50 % adalah sebesar 4,516 %. Laju Korosi Pipa Seamless Pada Laju Aliran 75 % Tabel 7. Data perhitungan laju korosi pipa seamless pada laju aliran 75 % penimbangan bulan ke- Berat awal ratarata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat korosi (gram) % korosi 1 155.67 154.9 0.77 0.495 % 2 161.57 159.38 2.19 1.356 % 3 162.53 157.92 4.61 2.837 % 4 156.52 151.4 7.85 5.016 % Gambar 18. Grafik berat korosi pada pipa seamless pada laju aliran 75 % Gambar 19. Grafik persentase korosi pipa seamless pada laju aliran 75 % Pada gambar 18 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut dengan laju aliran 75 % atau sebesar 134,849 m/s adalah 60 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

sebesar 7,85 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Sedangkan pada gambar 19 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 75 % adalah sebesar 5,016 %. Laju Korosi Pipa Seamless Pada Laju Aliran 100 % Tabel 8. Data perhitungan laju korosi pipa seamless pada laju aliran 100 % Penimbangan bulan ke- Berat awal rata-rata (gram) Berat akhir rata-rata (gram) Berat Korosi (gram) % korosi 1 160.46 159.63 0.83 0.517 % 2 159.43 157.04 2.39 1.499 % 3 159.9 154.81 5.09 3.183 % 4 155.65 150.17 7.95 5.108 % Gambar 20. Grafik berat korosi pipa seamless pada laju aliran 100 % Gambar 21. Grafik persentase korosi pipa seamless pada laju aliran 100 % Pada gambar 20 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut berat korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100 % atau sebesar 134,849 m/s adalah sebesar 7,95 gram dalam kurun waktu pengujian 4 bulan. Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 61

Sedangkan pada gambar 21 dapat dilihat bahwa besar laju korosi menurut persentase korosi yang terjadi pada pipa seamless yang dialiri fluida air laut pada laju aliran 100 % adalah sebesar 5,108 %. Perbandingan Laju Korosi Tiap Pipa Seamless Tabel 9. Data persentase korosi pipa non galvanis Laju aliran Laju korosi bulan ke - 1 2 3 4 50 0.471464 % 1.396737 % 2.627755 % 4.515832 % 75 0.494636 % 1.35545 % 2.836399 % 5.015334 % 100 0.517263 % 1.499091 % 3.183240 % 5.107614 % Gambar 22. Perbandingan trend laju korosi pipa galvanis pada semua aliran Pada gambar 22 dapat dilihat bahwa besar laju korosi pipa non galvanis pada laju aliran 100% menempati posisi paling tinggi, selanjutnya ditempati laju aliran 75% dan 50%. Perbandingan tiap laju korosi antara pipa galvanis dan pipa seamless. 62 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

laju korosi (%) 6 Laju korosi semua pipa pada semua laju aliran 5 4 3 Kelompok pipa non galvanis laju 100% laju 75% laju 50% 2 1 0 Kelompok pipa galvanis 1 2 3 4 laju laju 100% 75% laju 50% lama pengujian (bulan) Gambar 23. Perbandingan laju korosi seluruh pipa pada semua aliran Pada gambar 23 dapat dilihat bahwa laju korosi pada pipa galvanis lebih besar daripada pipa non galvanis. Hal ini karena pada pipa galvanis mendapatkan perlindungan coating sehingga dapat dikatakan sebagai logam pasif. Sementara pada pipa non galvanis tidak mendapatkan perlindungan sama sekali sehingga dengan demikian dapat dikatakan sebagai logam aktif. Tingkat perlindungan oleh lapisan galvanis pada percobaan ini adalah berkisar 5 : 1 daripada pipa non galvanis. Pada percobaan baik pada pipa galvanis maupun pada pipa non galvanis menunjukkan bahwa laju aliran penuh (100%) menempati posisi paling atas daripada laju aliran yang mempunyai nilai di bawahnya. Perbedaan laju korosi pada pipa juga dipengaruhi oleh terhambatnya pembentu kan oksida pada logam/produk korosi. Dengan demikian perlindungan atau proses polarisasi yang sekiranya dapat melindungi logam secara alami pada permukaan pipa terkikis oleh laju aliran atau dapat dikatakan lapisan oksida logam tersebut tererosi oleh laju aliran. Pengamatan Metalografi (a) Gambar 24. Foto mikro logam dasar pipa galvanis, (a) perbesaran 100x, (b) perbesaran 500x (b) Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 63

Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 0 % Gambar 25. pipa galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 50x Gambar 26. pipa galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 50 % Gambar 27. pipa galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 50x 64 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

Gambar 28. pipa galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 75 % Gambar 29. pipa galvanis pada laju aliran 75 %, perbesaran 50x Gambar 30. pipa galvanis pada laju aliran 75 %, perbesaran 200x Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 65

Foto mikro pipa galvanis dengan laju aliran 100 % Gambar 31. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 50x Gambar 32. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 200x (a) Gambar 33. Foto mikro logam dasar pipa non galvanis (a) perbesaran 100x (b) perbesaran 500x (b) 66 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

Foto mikro pipa non galvanis dengan aliran 0 % Gambar 34. pipa non galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 50x Gambar 35. pipa non galvanis pada laju aliran 0 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa non galvanis dengan aliran 50 % Gambar 36. pipa non galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 50x Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 67

Gambar 37. pipa non galvanis pada laju aliran 50 %, perbesaran 200x Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 75 % Gambar 38. pipa galvanis pada laju aliran 75%, perbesaran 50x Gambar 39. pipa galvanis pada laju aliran 75 %, perbesaran 200x 68 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

Foto mikro pipa galvanis dengan aliran 100 % Gambar 40. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 50x Gambar 41. pipa galvanis pada laju aliran 100 %, perbesaran 200x Korosi Yang Terjadi Setelah diamati hasil dari beberapa foto mikro yang ada, maka korosi yang terjadi pada pipa galvanis maupun pipa non galvanis adalah sebagai berikut : Korosi galvanis Korosi galvanis dapat terjadi jika ada 2 jenis material yang berbeda potensial didekatkan atau dihubungkan, maka akan timbul arus listrik pada kedua material yang mengakibatkan korosi. Korosi abrasi Korosi abrasi dapat terjadi jika ada permukaan logam mengalami gesekan oleh air secara terus-menerus, sehingga menimbulkan korosi abrasi pada permukaan logam. Korosi pitting Korosi yang terjadi karena pada permukaan logam mengalami lubanglubang kecil atau besar, hal ini dapat terjadi karena di sekitar logam terjadi konsentrasi ion negatif yang tinggi. SIMPULAN Laju korosi pada pipa non galvanis lebih tinggi daripada pipa galvanis untuk suatu laju aliran fluida air laut yang sama. Hal ini disebabkan karena lapisan galvanis Dwisetiono: Pengamatan Model Korosi pada 69

pada pipa galvanis memberikan perlindungan terhadap abrasi dan kerusakan. Semakin tinggi laju aliran fluida air laut, maka semakin tinggi pula laju korosi yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh semakin kuatnya daya abrasi fluida dengan bertambahnya laju aliran. Dengan semakin bertambahnya waktu, maka pada permukaan pipa (logam) terjadi pitting terutama pada celah-celah akibat abrasi. Korosi yang terjadi pada permukaan pipa adalah : korosi abrasi korosi galvanis korosi pitting DAFTAR RUJUKAN American Bureau of Shipping (ABS). 2002. Welding and Fabrication, Weld Test, Rule Requirements for Material and Welding. USA: American Bureau of Shipping. American Society for Testing and Materials (Section 3). 1994. Metal Test Method and Analitical Procedure. ASTM Standards Vol. 03.02, ASTM International. New York: American Society for Testing and Materials. ASM International. 1992. Corrosion, Volume 13. ASM International Handbook Committee. Chamberlain, J. 1991. Korosi untuk Mahasiswa dan Rekayasawan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Chandler, K.A. 1985. Marine and Offshore Corrosion. London: Butterworth. Fontana, Mars G. 1997. Corrosion Engineering, Third Edition, Singapore : McGraw-Hill Company. Talbot, David. 1998. Corrosion science and technology. USA : CRC series in materials science and technology. 70 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013