BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media penularan penyakit misalnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH DI DESA SOSIAL KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

PENENTUAN TINGKAT KELAYAKAN KONSUMSI AIR ES BALOK DAN AIR ES POLAR DI WARUNG MAKAN DI SEKITAR KAMPUS UMS DITINJAU DARI JUMLAH COLIFORM FECAL

BAB I PENDAHULUAN.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan bahan esensial bagi kehidupan organisme. Oleh karena itu, air

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

RENCANA TINDAK LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

ABSTRAK ISOLASI BAKTERI KOLIFORM PADA BEBERAPA JENIS SUSU KENTAL YANG BEREDAR DI KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen esensial bagi makhluk hidup akan tetapi, air juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

KANDUNGAN BAKTERI AIR SUNGAI MUSI SAAT PASANG DAN SURUT DI KOTA PALEMBANG. Dewi Novianti 1 dan Dama Agustria 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk pemenuhan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan dapat

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar


BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pemanfaatan sumber daya alam (Soegianto, 2005). Salah satu komponen

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA. umum sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

Repository.Unimus.ac.id

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian AirBersih Air merupakan sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media penularan penyakit misalnya penyakit diare. Supaya air yang masuk ketubuh manusia, baik berupa minuman atau makanan tidak menyebabkan/merupakan pembawa bibit penyakit mutlak diperlukan pengolahan air. Pengolahan air yang berasal dari sumber atau dari jaringan transmisi atau distribusi diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan (Sutrisno,2000). Menurut Dirjen PPM PLP Departemen Kesehatan RI, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syaratsyarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak. Persyaratan air bersih diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air (Suyono, 2010). Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi rumah tangga,kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di

7 daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga. Mengingat pentingnya air bagi kehidupan manusia, masyarakat berupaya untuk membangun sarana-sarana air bersih baik berupa yang sederhana seperti sumur gali maupun sumur pompa tangan, sampai dengan perpipaan. Dengan harapan air yang akan digunakan oleh masyarakat nanti benar-benar memenuhi standar, baik dari kualitas maupun kuantitas. 2.2 Sumber - Sumber Air Bersih Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000). Macam-macam sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut :

8 a. Air laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum. b. Air hujan disebut dengan air atmosfer Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat di jadika air minum yang sehat perlu di tambahkan kalsium di dalamnya. c. Air Permukaan Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.

9 d. Air tanah Air yang tersimpan dalam tanah disebut air tanah. Air tanah ini tersimpan di antara batu-batuan kedap air atau pada lapisan batuan tidak kedap air, atau tersimpan dalam lapisan tanah. Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada air dalam lapisan-lapisan tanah. Secara praktis air tanah air bebas polutan karena berada dibawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih rendah dibanding kualitas air tanah dalam. Hal ini disebabkan karena air tanah dangkal lebih mudah mendapat kontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih sedikit. Pemanfaatan air tanah dapat di lakukan dengan menggali atau mengebor sampai kedalaman tertentu. Jenis sumur yang di gunakan untuk memperoleh air tanah ini adalah sumur gali, sumur pompa tanah dangkal dan sumur pompa tanah dalam (Suyono, 2010). e. Mata air Mata air yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam. Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini, bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat di jadikan air minum langsung. Akan tetapi

10 karena kita belum yakin apakah belum tercemar, maka alangkah baiknya air tersebut di rebus dahulu sebelum di minum (Notoatmodjo, 2003). 2.3 Syarat-Syarat Air Bersih Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energy, atau komponen lain dalam air (Purwitasari, 2007). Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan kesehatan, setidak-tidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut (Notoatmodjo, 2007). Persyaratan air bersih diatur oleh Peraturan Menteri KesehatanRI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat - syarat dan Pengawasan Kualirtas Air. Sedangkan untuk air minumdiatur oleh Peraturan Menteri KesehatanRI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat syarat Pengawasan Kualitas Air Minum (Suyono,2010). Air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut (Suyono,2010).: 1. Syarat Fisik : a) Tidak berbau b) Tidak berwarna c) Tidak berasa d) Terasa segar

11 2. Syarat Kimia : a) Derajat keasaman (ph) antara 6,5 9,2 b) Tidak boleh ada zat kimia berbahaya (beracun), kalaupun ada jumlahnya harus sedikit sekali c) Unsur kimiawi yang diizinkan tidak boleh melebihi standar yang telah ditentukan d) Unsur kimiawi yang diisyaratkan mutlak harus ada dalam air. 3. Syarat Bakteriologis : a) Tidak ada bakteri/virus kuman berbahaya (pathogen) dalam air b) Bakteri yang tidak berbahaya namun menjadi indicator pencemaran tinja (Coliform bacteria) harus negatif. 4. Syarat radioaktivitas : Tidak ada zat radiasi yang berbahaya dalam air. 2.4. Pengertian Bakteri Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). A. Bakteri Coliform Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penentuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan

12 sebagai indicator keberadaan organisme patoghen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais dalam Badiamurti dkk, 2007). Jenis bakteri ini berbentuk bulat, gram negatif, tidak berspora serta memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas apabila di inkubasi pada 35-37 C. Bakteri ini terdapat sangat banyak pada feses organisme berdarah panas, dapat juga ditemukan di lingkungan perairan, di tanah dan pada vegetasi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat bakteri Coliform pada badan air maka badan air tersebut sudah tercemar oleh feses. Genus yang termasuk dalam kelompok bakteri Coliform antara lain Citrobacter, Enterobacter, Escherichia, Hafnia, Klebsiella, Serratia. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak pathogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri pathogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya

13 bakteri pathogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri pathogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan. B. Bakteri Escherichia coli Bakteri Escherichia coli berbentuk batang, Gram negatif, fakultatif aerob tumbuh baik pada media sederhana. Dapat melakukan fermentsi laktosa dan fermentasi glukosa serta menghasilkan gas. Escherichia coli merupakan flora normal, hidup komensal di dalam colon manusia dan diduga membantu pembuatan vitamin K yang penting untuk pembekuan darah. Escherichia coli digunakan untuk menilai tentang baik tidaknya persediaan air untuk keperluan rumah tangga. Hal ini penting karena air keperluan rumah tangga seringkali menyebabkan terjadinya epidemic penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan, seperti kolera, thypus, disentri dan penyakit cacing. Bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita penyakit-penyakit tersebut. Karena itu diusahakan agar air rumah tangga dijaga sampai tidak dikotori feses manusia karena mungkin dalam feses manusia itu terdapat bibit-bibit penyakit tersebut. Keberadaan E. coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran oleh air tinja. Bakteri-bakteri ini apabila ditemukan di dalam sampel air maka air tersebut mengandung bakteri patogen, sebaliknya bila sampel air tidak mengandung bakteri-bakteri ini berarti tidak ada pencemaran oleh tinja manusia dan hewan, menunjukkan bahwa ia bebas dari bakteri pathogen (Pitojo,2002).

14 Indikator yang paling baik untuk menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori feses adalah dengan adanya Escherichia coli dalam air tersebut, karena dalam feses manusia, baik sakit maupuun sehat terdapat bakteri ini. Dalam satu (1) gram feses terdapat sekitar 100 juta Escherichia coli (Entjang, 2003). Pengidentifikasian adanya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media, dan terdapat gas saat di kultur pada media EMB-A, hasil positif Escherichia coli adalah koloni berwarna hijau metalik (Badiamurti, 2007). 2.5. Pengujian Kualitas Air Secara Mikrobiologis Pengujian kualitas air secara mikrobiologis dapat diuji dengan ada tidaknya kandungan bakteri yang terdapat di dalamnya. Apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakteri Coliform total berdasarkan SK. Dirjen PPM dan PLP Nomor 1/PO.03.04.PA.91 dan SK Juklak PKA Tahun 2000/2001, dapat dibedakan kedalam 5 kategori (Pitojo,2007) sebagai berikut : 1) Air bersih kelas Akategori baik mengandung total Coliform kurang dari 50. 2) Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung Coliform 51-100. 3) Air bersih kelas C kategori jelek mengandung Coliform 101-1000. 4) Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung Coliform 1001-2400. 5) Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung Coliform lebih 2400.

15 Untuk mengetahui besar kandungan bakteri dalam air dapat menggunakan metode MPN (Most Probable Number), perhitungan dengan metode MPN dapat dilakukan setelah melalui beberapa tahap, yakni uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap. Apabila ditinjau dari adanya bakteri Escherichia coli menurut Permenkes keputusan Menteri Kesehatan Repblik Indonesia Nomor 416/Menkes/IX/1990 tentang Syarat Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, dinyatakan bahwa kualitas bakteriologis air bersih untuk non perpipaan adalah 50 sel/100ml. Sedangkan menurut Standart Nasional Indonesia (SNI 01-3553-1996) syarat Coliform dalam minuman < 2 MPN/100 ml dan Escherichia coli dalam minuman 0 (nol) koloni per 100 ml. 1.6 Penyakit Yang Disebabkan Oleh Air Menurut Suyono, tahun 2010 bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air, yaitu: 1. Melalui mulut. Penularan terjadi karena minum air yang tidak bersih antara lain: a. Kolera disebabkan oleh Vibrio Cholera b. Demam tifoid oleh Salmonella thypi c. Disentri basiler oleh Shygella dysentriae, Shygella flexneri, Shygella boydii, Shygella sonnei d. Disentri amuba oleh Protozoa entamoeba hystolytica e. Demam paratifoid oleh Salmonella parathypi, Salmonella schottmulleri, Salmonella hirschfelfi

16 f. Tularemia oleh Pasteurella tularensis g. Poliomielitis akuta oleh virus polio h. Hepatitis infeksiosa oleh virus hepatitis i. Guinea worm disease (dracuntiasis) disebabkan oleh cacing gelang Dracunculus medimensis j. Toksik sianobakteria, keracunan akibat toksin yang diakibatkan oleh bakteri dalam air. 2. Melalui kulit. Penularan yang terjadi karena kontak langsung air dengan kulit, antara lain: a. Scabies disebabkan oleh Sarcoptes scabiei b. Penyakit mata oleh virus 2.7. Kerangka Teori Kualitas Air Bersih Syarat Air Bersih Yang Sehat Parameter Fisik Parameter Biologis Parameter Kimia Parameter Radioaktivitas Tidak Berwarna Tidak Berbau Tidak Berasa Terasa Segar Coliform Indikator Pencemar Air Escherichia coli - Tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya - ph 6,5 9,2 Tidak ada zat radiasi yang berbahaya dalam air Gambar 2.1. Kerangka Teori

17 2.8. Kerangka Konsep Bakteri Coliform Kualitas Bakteriologis Pada Sumber Mata Air Pegunungan Aladi sebagai Air Bersih Bakteri Escherichia coli Keterangan : : Variabel Dependen : Variabel Independen : Garis Yang Menghubungkan Antara Variabel Independen Dan Variabel Dependen Gambar 2.2. Kerangka konsep

18