*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Minyak jelantah, Pelaku Usaha Rumah Makan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH PADA PENJUAL GORENGAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat pengolah bahan bahan makanan. Dalam keseharian minyak

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci: Minyak jelantah, Ibu rumah tangga, Pengetahuan, Sikap, Tindakan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih.

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

ABSTRACT. Keywords: Education Level, Income Level, Knowledge, Attitude, Household Waste Treatment. ABSTRAK

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Pas Photo. 3x4 cm. Tempat / Tanggal Lahir : Johor, Malaysia / 3 July : No. 4, Jalan Dr Mansyur, Medan.

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP PENINGKATAN PEROKSIDA MINYAK GORENG CURAH DAN FORTIFIKASI VITAMIN A

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG BAHAYA MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) BAGI KESEHATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

BAB III METODE PENELITIAN

PERILAKU PENGGUNAAN MINYAK GORENG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEIKUTSERTAAN PROGRAM PENGUMPULAN MINYAK JELANTAH DI KOTA BOGOR

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN MINYAK GORENG SAWIT DI KELURAHAN INDRALAYA INDAH

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

HUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PARA BINARAGA BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

PENDAHULUAN Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

PENGGUNAAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA TERASI BERDASARKAN PENGETAHUAN & SIKAP PRODUSEN TERASI DI DESA BONANG KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben

PENCEGAHAN PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS MINYAK KELAPA SAWIT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manao. Kata kunci: PHBS, PHBS Sekolah, Pengetahuan, Sikap, Tindakan.

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN PADA KATERING RUMAH TANGGA DI LEUWIDAHU KOTA TASIKMALAYA. *Nunun Khoerun Nisa

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH PADA PELAKU USAHARUMAH MAKAN DI KELURAHAN BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Janis Anugerah Mikhael Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Minyak jelantah adalah minyak goreng yang digunakan secara berulang kali ( 2 kali) tanpa penambahan minyak yang baru. Minyak goreng digunakan berulang kali (minyak jelantah) akan mengalami oksidasi. Hal ini bisa menyebabkan iritasi saluran pencernaan, diare dan kanker. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada pelaku usaha rumah makan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku usaha rumah makan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Sampel sebesar 60 responden. Data diperoleh menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 orang (35%), responden yang memiliki sikap baik sebanyak 24 orang (40%) dan responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 17 orang (34%). Berdasarkan analisis bivariat, terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada pelaku usaha rumah makan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado yaitu nilai (p = 0,003) dan terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada pelaku usaha rumah makan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado yaitu nilai (p = 0,000). Pengetahuan responden tentang penggunaan minyak jelantah responden yang memiliki pengetahuan tidak baik yaitu sebanyak 23 orang (38 %) dan yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 37 orang (62 %). Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan minyak jelantah. Sikap responden tentang penggunaan minyak jelantah yang memiliki sikap baik yaitu sebanyak 32 orang (53 %) dan responden yang memiliki sikap tidak baik yaitu sebanyak 28 orang (47 %). Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah. Kata kunci: Minyak jelantah, Pelaku Usaha Rumah Makan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan ABSTRACT Jelantah oil is cooking oil that was used repeatedly ( 2 times) without adding new oil. Cooking oil that was used repeatedly (jelantah oil) will be oxidation. This is can cause digestive tract, diarrhea and cancer. Besides, cooking oil will also undergo rancidity until damaging the texture and taste of food ingredients in cooking. The purpose of this research was to know the relationship between knowledge and attitude with the behavior of using jelantah oil at the small foodshop agents in Bahu, Malalayang subdistrict of Manado. This research was analitycal survey with cross sectional study design. The population in this research was all the small foodshop agents in Bahu Malalayang subdistrict of Manado. The sample was 60 respondents with consideration that it fills the criteria of the big sample was 40. The data received by using questioner. Data processing by using Fisher s Exact test with trust degree 95 % and α = 0.05. Showed that the respondents who have good knowledge was 21 persons (35%), the respondents who have good attitude was 24 persons (40%) and the respondents who have good behavior was 17 persons (34%). Based on the bivariat test, there were relationship between knowledge and behavior in using jelantah oil at the small foodshop agents in Bahu Malalayang subdistrict of Manado, it was p = 0.003 and there were relationship between attitude with the behavior of using jelantah oil at the small foodshop agents in Bahu Malalayang subdistrict of Manado, it was p = 0.000. The respondents knowledge about using jelantah oil respondent who have not good knowledge was 23 persons (38%) and who have good knowledge was 37 persons (62%). There were relationship between knowledge with the behavior of using jelantah oil. Respondents attitude about using of jelantah oil who have good attittude was 32 persons (53 %) and respondents who does not have was 28 persons (47 %). There were relationships between attitude with behavior of using jelantah oil. Key word : Jelantah oil, The small foodshop agents, knowledge, attitude, behavior. 1

PENDAHULUAN Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar, biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng diperoleh dari hasil tahap akhir proses pemurnian minyak dan terdiri atas beragam jenis senyawa trigliserida (Kusnandar, 2010). Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan yang digoreng (Muchtadi, 2013).Jenis dan jumlah minyak goreng yang dikonsumsi sehari hari sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Minyak goreng yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah yang berbahan baku minyak sawit (>70 %), diikuti dengan minyak kelapa (Lin, 2011) Oleh karena itu penggunaan minyak goreng seringkali digunakan dalam pengolahan bahan makanan yang digoreng (Fransiska, 2010). Masyarakat Indonesia biasanya menggunakan cara deep frying dalam menggoreng bahan makanan, yaitu dengan merendam seluruh bahan makanan dalam minyak panas. Dengan cara tersebut, akan diperoleh minyak goreng bekas. Minyak goreng bekas tersebut biasanya akan digunakan kembali dalam menggoreng bahan makanan yang lain atau dengan tanpa menambah sedikit minyak goreng yang baru pada minyak goreng bekas (Lin, 2011).Minyak goreng yang digunakan berulang kali (>2 kali) tanpa penambahan minyak goreng baru, biasanya disebut minyak jelantah (Fransiska, 2010). Pelaku usaha rumah makan memegang peran penting dalam pemenuhan kebutuhan makan. Seluruh bahan makanan sehari hari biasanya diolah oleh ibu rumah tangga. Pengolahan makanan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga biasanya dilakukan dengan proses menggoreng, merebus, menumis dan olahan lainnya. Kenaikan harga bahan sembako setiap tahunnya membuat ibu rumah tangga berpikir ulang untuk mengelola keuangan keluarga. Harga minyak goreng yang semakin membumbung tinggi membuat ibu rumah tangga sebagai pelaku usaha rumah makan untuk menghemat pemakaian minyak goreng. Salah satu cara yangpelaku usaha rumah makan adalah dengan menggunakan minyak goreng berulang kali tanpa mengetahui akibat yang akan ditimbulkan (Fransiska, 2010). Kebanyakan pelaku usaha rumah makansering melakukan penggorengan bahan makanan dengan cara terputus putus, artinya minyak yang sudah terpakai didinginkan dan kemudian digunakan lagi untuk menggoreng bahan pangan lainnya. Pengetahuan masyarakat mengenai kolesterol dengan penggunaan minyak jelantah masih kurang, data ini didapatkan melalui observasi langsung kemasyarakat penggunaan minyak jelantah masih sering dilakukan, banyak ibu rumah tangga menggunakannya berkali-kali. (Nadirawati, 2010) METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan desain cross sectional study. Seluruh pelaku usaha rumah makan yang berada pada Kelurahan Bahu, yaitu 60 pelaku usaha rumah makan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode totally sampling. Totally sampling adalah metode pengambilan sampel yang ditentukan berdasarkan besaran populasi yang akan diteliti. Instrumen penelitian alat ukur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang sudah ada dan telah di uji validitas dan realibilitas pada sebelumnya, dan meliputi kuesioner yang berisi identitas responden dan pertanyaan pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan minyak jelantah.analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat 2

menggunakan Uji Chi Square dengan = 0,05. HASIL dan PEMBAHASAN Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang tidak dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak keluar (Notoatmodjo, 2011). Hasil penelitian karakteristik responden pada pelaku usaha rumah makan di Kelurahan Bahu, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak adalah tamat SMA/Sederajat yaitu sebanyak 46 orang (77%) dan tingkat pendidikan responden yang paling sedikit ada dua tingkatan yaitu SMP yang sebanyak 7 orang (12%) dan juga tingkatan yang kedua yaitu Sarjana/Diploma yang sebanyak 7 orang (12%) juga. Apabila dilihat dari segi umur responden dapat diketahui bahwa responden yang berumur 21-25 tahun memiliki pengetahuan baik sebanyak 5 orang (8%). Responden yang berumur 26-30 tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4 orang (7%), dan pengetahuan tidak baik sebanyak 5 orang (8%). Responden yang berumur 32-37 tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 6 orang (10%), dan pengetahuan tidak baik adalah 4 orang (7%). Responden yang berumur 38-42 tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 7 orang (12%), pengetahuan tidak baik sebanyak 4 orang (7%). Responden yang berumur 43-49 tahun yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 7 orang (12%), pengetahuan tidak baik sebanyak 3 orang (5%). Responden yang berumur 50-55 tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4 orang (7%), pengetahuan tidak baik sebanyak 3 orang (5%). Responden yang berumur 57-70 tahun yang memiliki pengetahuan baik adalah 3 orang (5%), dan pengetahuan tidak baik adalah 4 orang (7%). Dan responden yang terakhir berumur 75 tahun yang memiliki pengetahuan baik adalah 1 orang (2%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).Penggunaan minyak jelantah untuk menggoreng bahan makanan berprotein, akan menurunkan nilai gizi proteinnya, bahkan minyak jelantah yang sudah terlalu lama digunakan dapat membahayakan kesehatan tubuh, karena banyak mengandung senyawa peroksida (radikal) serta asam lemak trans (Muchtadi, 2013). Pengetahuan Responden terhadap Penggunaan Minyak Jelantah Hasil penelitian uji univariat terhadap responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 37 orang (62%), dan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik sebanyak 23 orang (38%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lin, 2011) karakteristik pengetahuan, sikap dan tindakan penjual gorengan tentang penggunaan minyak goreng dikawasan kampus universitas sumatera utara medan pada tahun 2011 yaitu pengetahuan penjual gorengan berdasarkan hasil wawancara mengenai penggunaan minyak goreng hanya 21 orang (67 %) penjual gorengan yang memiliki pengetahuan baik, 10 orang (32%) memiliki pengetahuan cukup. Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Ferat, 2012) karakteristik pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan minyak goreng berulang kali dikelurahan kleak kecamatan malalayang kota manado yaitu hasil penelitiannya berada pada kategori pengetahuan baik sebanyak 31 orang (62%), pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (28%) dan pengetahuan tidak cukup sebanyak 5 orang (10%). Hasil penelitian ini juga sama yang dilakukan oleh (Nadirawati, 2010) pengetahuan, sikap dan tindakan yang menunjukkan bahwa penggunaan minyak jelantah umumnya berada pada kategori baik sebanyak 9 orang (9,6%), responden yang 3

berkategori cukup sebanyak 36 orang (38,2%), dan yang berkategori kurang 49 orang (52,1%).Untuk mengukur tahu tentang sesuatu, dapat menyebutkan dan menanyakan mengenai hal tersebut sedangkan tingkat memahami adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan dengan benar. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indra penglihatan (mata) dan pendengaran (telinga). Pengetahuan sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2011). Sikap Responden terhadap Penggunaan Minyak Jelantah Hasil penelitian uji univariat responden terhadap sikap penggunaan minyak jelantah, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki sikap baik sebanyak 32 orang (53%), responden yang memiliki sikap tidak baik sebanyak 28 orang (47%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lin, 2011) tentang karakteristik pengetahuan sikap dan tindakan penjual gorengan tentang penggunaan minyak goreng dikawasan kampus universitas sumatera utara medan sikap yang baik tentang penggunaan minyak goreng sebanyak 20 orang (64,5%). Sebagaian kecil lagi memiliki sikap yang sedang tentang penggunaan minyak goreng yaitu sebanyak 11 orang (35,5%). Tidak ada responden yang memiliki sikap kurang tentang penggunaan minyak goreng. Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Amelia, 2010) tentang karakteristik pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan minyak goreng dan program pengumpulan minyak jelantah dikota bogor yang berkategori netral sebanyak 117 orang (97,5%) dan responden yang berkategori positif sebanyak 3 orang (2,5%). Hasil penelitian ini sama juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fransiska, 2010) yaitu penelitiannya menunjukkan bahwa sikap ibu rumah tangga tentang penggunaan minyak goreng berulang kali didesa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal tahun 2010 umumnya berkategori baik sebanyak 97 orang (97%). Hasil penelitian ini juga sama dengan yang dilakukan oleh (Ferat, 2012) yang menunjukkan bahwa sikap tentang penggunaan minyak jelantah dikelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado memiliki sikap baik sebanyak 36 orang (72%), responden yang memiliki sikap tidak baik sebanyak 14 orang (28%). Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.(notoatmodjo, 2011). Tindakan Responden terhadap Penggunaan Minyak Jelantah Hasil penelitian uji univariat responden terhadap penggunaan minyak jelantah dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 25 orang (42%), responden yang memiliki tindakan tidak baik sebanyak 35 orang (58%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lin, 2011) tentang karakteristik pengetahuan, sikap dan tindakan penjual gorengan tentang penggunaan minyak goreng dikawasan Kampus Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun 2011 yaitu penelitiannya menunjukkan bahwa tindakan penjual gorengan tentang penggunaan minyak goreng pada kategori sedang sebanyak 23 orang (74,2%). Hasil penelitian ini juga sama seperti yang dilakukan oleh (Ferat, 2012) dikelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado bahwa tindakan penggunaan minyak jelantah pada responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 33 orang (66%) dan responden yang memiliki tindakan tidak baik sebanyak 14 orang (34%). Hasil penelitian ini sama juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fransiska, 2010) yaitu penelitiannya 4

menunjukkan bahwa tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan minyak goreng berulang kali di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal tahun 2010 berada pada kategori sedang sebanyak 23 orang (74,2%). Menurut (Notoatmodjo, 2011) bahwa sikap tidak selalu terwujud dalam setiap tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau situasi yang memungkinkan seperti sarana dan prasarana dan juga dukungan dari pihak lain. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa suatu sikap yang sudah positif terhadap nilainilai dalam kesehatan belum tentu terwujud dalam suatu tindakan yang nyata. Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Minyak Jelantah pada Pelaku Usaha Rumah Makan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Berdasarkan hasil penelitian uji bivariat diketahui bahwa nilai p value sebesar 0,003 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada pelaku usaha rumah makan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Hasil penelitian hubungan antara pengetahuan dengan tindakan terhadap penggunaan minyak jelantah menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (35%) dan responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 16 orang (27%), sedangkan responden yang berpengetahuan tidak baik sebanyak 4 orang (7%) dan responden yang memiliki tindakan tidak baik sebanyak 19 orang (32%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ferat, 2012) yaitu penelitiannya menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik sebanyak 31 orang (62%) dan responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 33 orang (66%), responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 14 orang (28%) sedangkan responden yang berpengetahuan tidak baik sebanyak 5 orang (10%) dan responden yang memiliki tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (34%). Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fransiska, 2010) yaitu penelitiannya menunjukkan bahwa 35 responden yang tingkat pengetahuannya baik, keseluruhannya memiliki tingkat tindakan yang baik juga dari 63 responden yang berpengetahuannya cukup terdapat 56 orang (56%) responden yang tindakannya baik dan 7 orang (7%) responden tindakannya cukup dari 2 responden yang tingkat pengetahuannya kurang terdapat 1 orang (1%) responden tindakannya cukup. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui presepsi. Presepsi adalah pengetahuan yang dihasilkan melalui indera penglihatan, indera penciuman, dan sebagainya. Setiap orang yang mempunyai presepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas, yang merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan dan fantasi. (Notoatmodjo, 2011). Hubungan antara Sikap dengan Tindakan Penggunaan Minyak Jelantah pada Pelaku Usaha Rumah Makan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Berdasarkan hasil penelitian uji bivariat diketahui bahwa nilai p value sebesar 0,000 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada pelaku usaha rumah makan dikelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Hasil penelitian antara hubungan sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada pelaku usaha rumah makan menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap baik sebanyak 24 orang (40%), responden yang memiliki sikap tidak baik sebanyak 8 orang (13%), sedangkan responden yang memiliki tindaka tidak baik sebanyak 28 orang (46%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ferat, 2012) yang menunjukkan bahwa hubungan sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada ibu rumah tangga yang memiliki sikap baik 5

sebanyak 36 orang (72%) sedangkan responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 33 orang (66%), responden yang memiliki sikap tidak baik sebanyak 14 orang (26%) sedangkan responden yang memiliki tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (34%). Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fransiska, 2010) yaitu dimana keterkaitan tingkat sikap responden dengan tingkat tindakan responden tentang penggunaan minyak goreng berulang kali (>2 kali) menunjukkan bahwa dari 92 orang (92%) responden yang memiliki tingkat sikap baik terdapat 90 orang (90%) yang tingkat tindakan baik dan 2 orang (2%) responden yang tingkat tindakan cukup. Dari 8 orang (8%) responden yang memiliki tingkat sikap yang cukup terdapat 7 orang (7%) responden yang tingkat tindakan baik dan 1 orang (1%) responden yang tingkat tindakan cukup. Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Dalam bagian lain Allport menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak Ketiga komponen ini secara bersama sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) (Notoatmodjo, 2011). KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Responden yang tindakan penggunaan minyak jelantah tidak baik yaitu sebanyak 35 orang (58 %) dan responden yang memiliki tindakan penggunaan minyak jelantah baik yaitu sebanyak 25 orang (42%). 2. Pengetahuan responden tentang penggunaan minyak jelantah responden yang memiliki pengetahuan tidak baik yaitu sebanyak 23 orang (38 %) dan yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 37 orang (62 %). 3. Sikap responden tentang penggunaan minyak jelantah yang memiliki sikap baik yaitu sebanyak 32 orang (53 %) dan responden yang memiliki sikap tidak baik yaitu sebanyak 28 orang (47 %). 4. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada pelaku usaha rumah makan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. 5. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada pelaku usaha rumah makan di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. DAFTAR PUSTAKA Amelia, F, 2010. Perilaku Penggunaan Minyak Goreng Serta Pengaruhnya Terhadap Keikutsertaan Program Pengumpulan Minyak Jelantah di Kota Bogor.Jurnal llm. Kel. & Kons. Agustus 2010, Hal : 184 189. Vol 3 No : 2 Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kebijakan Kesehatan. Jakarta : Mutiara. Fauziah, Saifuddin, Ulfa. 2010. Analisis Kadar Asam Lemak Bebas Dalam Gorengan dan Minyak Bekas Hasil Penggorengan Makanan Jajanan di Workshop Universitas Hasanudin Makassar. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat.Hal : 1-9 6

Fadhilla, R.A. 2008. Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Minyak Goreng Kemasan Merek Bimoli (kasus: rumah tangga di kota Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Fransiska, E. 2010. Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Rumah Tangga tentang Penggunaan Minyak Goreng Berulang Kali di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Ferat, I. 2012. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Penggunaan Minyak Jelantah pada Ibu Rumah Tangga dikelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal, Vol.09 Hal 1-9 Handoko, Tiyono, Dewi T. 2009. Peningkatan Kualitas Minyak Jelantah Menggunakan Adsorben H5-NZA dalam Reaktor Sistem Fluid fixed bed. Jurnal, Vol. 10, No. 2, Hal 121-132. Jonarson. 2004. Analisa Kadar Asam Lemak Minyak Goreng yang Digunakan Penjual Makanan Jajanan Gorengan di Padang Bulan Medan Tahun 2004. Skripsi FKM. USU, Medan. Ketaren, S. 2012. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia. Khomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta: PT. DIAN RAKYAT Lin, L. W. 2011. Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penjual Gorengan tentang Penggunaan Minyak Goreng di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara Medan pada Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Machmud, A. 2014. Daur Ulang Minyak Goreng Bekas Pakai. Modul Minyak Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Universitas Sumatera Utara, Medan Muchtadi, D. 2013. Pangan dan Kesehatan Jantung. Bandung : Penerbit Alfabeta Nadirawati, dkk. 2010. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Kolesterol dan Penggunaan Minyak Jelantah (Waste Cooking Oil) Di Desa Neglasari Kecamatan Bojong Picung Cianjur. Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol 5, No.2, Juli 2010 Hal : 58-65 Notoatmodjo, S. 2011. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni, Jakarta : Rineka Cipta Rahayu, A. Husamah, Nugroho, A.D. 2007. Studi Frekuensi Penggorengan Dari Minyak Jelantah Bermerek dan Tidak Bermerek Terhadap Nekrosis Sel Hati. PKM Penulisan Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Malang. Hal : 1-23 7

Ryaningsih, S. B. 2013. Kualitas Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan pada Pedagang Makanan di Wilayah Pasar Tradisional. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda. KEMAS Trans Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesmas Nasional Vol. 2.No. 4. Hal 154-160 Siti, A, dkk. 2010. Praktek Penggorengan Dan Mutu Minyak Goreng Sisa Pada Rumah Tangga Di RT V RW III 10 (1) (2014) Hal :64-72 Kedungmundu Tembalang Semarang. Jurnal Prosiding Seminar Riyanto, A. 2011. Pengolahan dan Analisis Nasional Universitas Data Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Muhammadiyah Semarang Hal : 261-267. Rukmini, A. 2007 Regenerasi Minyak Goreng Bekas dengan Arang Sekam Menekan Kerusakan Organ Tubuh. Seminar Nasional Teknologi. Standar Nasional Indonesia, 2013. Standar Nasional Indonesia Minyak Goreng. (Online) Diakses 23 Mei 2014 Hal : 1-12 Yogyakarta: Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Hal : A1-A9 Winarno, FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Sartika, R.A.D. 2009. Pengaruh Suhu dan Utama. Lama Proses Menggoreng (Deep Frying) terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. Jurnal Kesmas Nasional, Makara, Sains, Vol.13, No.1.hal 23-28 Sartika, R.A.D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak 8