Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PAIKEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intan Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

Wiyoto (PPPPTK-BMTI Bandung) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

INOVASI PEMBELAJARAN CALON GURU SD DI SEKOLAH LAPANGAN. Qoriati Mushafanah Diana Endah Handayani. Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model Pembelajaran Joyce dan Weil (Susilana, 2006: 139), mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Tejo Nurseto, M.Pd NIP FAKULTAS EKONOMI PENDIDIKAN EKONOMI YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengankemajuan zaman. Perkembangan ini sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 44 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PARADIKMA BARU PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Implementasai kurikulum 2013 di Indonesia sangat diharapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dalam sistem tematik dikenal cukup sulit diajarkan karena banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Widhi Anugrah Sukma Gemilang, 2013

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

Transkripsi:

Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PAIKEM Oleh : Wirasa Guru SMPN 2 Pleret Bantul Pendahuluan Di dalam Buku 2 Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru terdapat 4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional dengan 14 (empat belas) subkompetensi sebagaimana yang telah dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor menjelaskan bahwa seorang guru BK/Konselor juga harus memiliki 4 (empat) kompetensi (pedagogik, keperibadian, sosial, dan profesional) dengan 17 sub-kompetensi. Menurut Indrawati (2005:1) dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran yang optimal, guru IPA disarankan mempergunakan berbagai variasi metode, pendekatan, dan model pembelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi siswa 1

yang harus dikuasai. Untuk membantu guru sains dalam mengimplementasikan pesan kurikulum IPA, para praktisi pendidikan IPA telah banyak memperkenalkan dan menerapkan berbagai model atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik mata pelajaran IPA. Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain : 1) Pendekatan Kontekstual 2) Pendekatan Deduktif Induktif 3) Pendekatan Konsep dan Proses 4) Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat 5) Pendekatan PAIKEM Pendekatan PAIKEM Keberhasilan pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh pendekatan yang dipakai guru kelas. Salah satu pendekatan yang populer adalah PAIKEM. PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar ( approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata disuapi guru. Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimplementasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi; 3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi. Sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19, ayat (1) menyatakan bahwa proses pembelajaran pa da satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 2

PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberapa perubahan/peralihan: a. Peralihan dari belajar perorangan (individual learning) ke belajar bersama (cooperative learning). b. Peralihan dari belajar dengan cara menghafal (rote learning) ke belajar untuk memahami (learning for understanding). c. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledge-transmitted) ke bentuk interaktif, keterampilan proses, dan pemecahan masalah. d. Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar. e. Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment seperti portofolio, proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa (Setiawan, 2004). Bagaimana PAIKEM? berikut : Menurut Muhibbin Syah ( 2009:13-34) PAIKEM dijabarkan sebagai 1. Pembelajaran Aktif Gambar. 1. Siswa aktif mengamati model rangka Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa didorong untuk bertanggungjawab terhadap proses belajarnya. 2. Pembelajaran Inovatif 3

Gambar. 2. Siswa berinovatif Membuat sabun Gambar. 3. Siswa kreatif membuat kebun jagung untuk penelitian Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di antaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif. 3. Pembelajaran Kreatif Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa. 4. Pembelajaran Efektif Pembelajaran dapat dikatakan efektif (berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah banyaknya Gambar. 4. Siswa secara langsung menabung secara mandiri sekaligus latihan menyusun anggaran keuangan pribadi 4

pengalaman dan hal baru yang Gambar. 5. Siswa terlihat asyik dan enjoy melakukan pengamatan rendaman tulang ayam kampung diperoleh siswa. Guru pun diharapkan memperoleh pengalaman baru sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. 5. Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran yang menyenangkan (joyful) perlu dipahami secara luas, bukan hanya berarti selalu diselingi dengan lelucon, banyak bernyanyi atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu. Karakteristik PAIKEM Sebagai pendekatan pembelajaran PAIKEM memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Berpusat pada siswa (student-centered ). b. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning). c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competencybased learning). d. Belajar secara tuntas (mastery learning). e. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning). f. Belajar sesuai dengan ke-kini-an dan kedisini-an (contextual learning). Perbedaan antara pembelajaran berpusat pada guru dan pembelajaran berpusat pada siswa, sebagai berikut : 5

Tabel 1. Perbedaan pembelajaran berpusat pada guru dengan berpusat pada siswa Pembelajaran berpusat pada guru o Penyampaian melalui ceramah tanpa modifikasi. o Pengajaran bersifat tradisional. o Siswa pasif. o Guru menentukan secara mutlak materi yang ia ajarkan dan cara siswa mendapatkan informasi mengenai materi yang mereka pelajari. Pembelajaran berpusat pada siswa o Guru sebagai fasilitator, bukan penceramah. o Fokus pembelajaran pada siswa bukan pada guru. o Siswa belajar secara aktif. o Siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karyanya sendiri, tidak hanya mengutip dari guru. Mengapa PAIKEM penting? Ada beberapa alasan mengapa PAIKEM perlu diterapkan dalam proses pembelajaran di Sekolah, antara lain sebagai berikut : a. Dengan PAIKEM sangat memungkinkan guru dan siswa sama-sama aktif. Guru secara aktif mengerahkan segenap kemampuannya untuk merancang pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna, sedangkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Suasana menjemukan, tidak menyenangkan, rasa takut yang dimiliki siswa untuk mengikuti pembelajaran akan hilang b. Dengan PAIKEM guru dituntut lebih kreatif dalam menyajikan proses pembelajaran. Guru dituntut mampu mengerahkan semua siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Siswa akan lebih kreatif untuk mampu berinteraksi dengan guru dan temannya baik dalam mengekplorasi maupun mengkonstruksikan kembali pengetahuan yang diperolehnya sehingga hasil pembelajaran akan meningkat. 6

Hal-hal penting dalam mengimplementasikan PAIKEM Berikut hal-hal penting yang harus diperhatikan guru dalam mengimplementasikan PAIKEM. 1. Memahami sifat yang dimiliki siswa 2. Memahami perkembangan kecerdasan siswa 3. Mengenal siswa secara perorangan 4. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar 5. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah 6. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik 7. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar 8. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar 9. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental Penutup Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak akan lepas dari bagaimana proses itu dilakukan. Nilai yang diraih siswa juga tidak terlepas dari bagaimana siswa terlibat dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Untuk memperoleh hasil yang optimal, PAIKEM sebagai salah satu pendekatan dalam proses pembelajaran perlu digalakkan implementasinya dalam proses pembelajaran di Sekolah. Guru yang profesional dan mandiri harus meningkatkan kemampuannya dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan. Daftar Pustaka Indrawati. 2005. Model Pembelajaran Langsung. Bandung:Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam Dikdasmen. Muhibbin,S & Rahayu,K.2009. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 7

Setiawan. 2004. Strategi Pembelajaran Matematika yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Makalah disampaikan pada Diklat Instruktur Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar. Di PPPG Matematika Yogyakarta pada tanggal 6 19 Agustus 2004. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 8