LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

III. BAHAN DAN METODE

Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo. Tim : BPTP Jawa Tengah

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R

I. PENDAHULUAN. hama dapat berupa penurunan jumlah produksi dan penurunan mutu produksi.

commit to users I. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

III. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertanian Pangan Organik dan Budidaya Padi Organik

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Srie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya

TINJAUAN PUSTAKA Keragaman Iklim

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

serum medium koloni Corynebacterium diphtheria tampak putih keabuabuan, spesimenklinis (Joklik WK, Willett HP, Amos DB, Wilfert CM, 1988)

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman ini berasal

STUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification

Padi hibrida merupakan tanaman F1 yang berasal dari

Teknologi Budidaya Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

PERANAN PEMULIAAN TANAMAN PADI, PRODUKSI BENIH DAN PENGELOLAAN HAMA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA Oleh : Nasib Wignyo Wibowo

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

I. KEBERADAAN OPT PADI

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR disusun oleh: Kelompok 01 Lutfi Afifah A34070039 Zhenita Vinda Tri Handini A34070030 Heny Emilia A34070075 Dosen Pengajar: Dr. Ir. Widodo MSc. Dr. Ir. Idham Sakti Harahap MSi. Dr. Ir. Suryo Wiyono MSc, Agr

Latar Belakang Lokasi praktikum lapang Klinik tanaman dilaksanakan di Desa Cinangneng, Kec. Tenjolaya, Kab. Bogor. Komoditas-komoditas yang terdapat di Desa Cinangneng: Padi, Hortikultura (Daun bawang, Terung, Jambu biji, dan Sawi) Singkong, dan Ubi jalar. Padi merupakan komoditas utama dan sekaligus merupakan tanaman yang sangat penting sebagai sumber bahan pangan utama. Sistem budidaya yang dilakukan di desa mulai dari pengolahan lahan hingga panen masih kurang efisien sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal secara kuantitas maupun kualitasnya.

Lokasi pengamatan di Desa Cinangneng Kecamatan Tenjolaya Bogor Cinangka Tinggi tempat percobaan sekitar 352 m dari permukaan laut Posisi: S 06 36 42, 4 E 106 41 52, 9

Metode Pengamatan Pengamatan dilakukan sebanyak 5 kali dengan: Wawancara petani Pengamatan langsung di lapang Pengamatan di laboratorium Klinik tanaman IPB.

Identifikasi Organisme Pengganggu Tanaman 1. Penyakit Hawar Daun Bakteri (Bacterial leaf blight = BLB) Patogen: bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Gejala: Bercak hijau kebasahan memanjang menjadi kuning dan akhirnya putih tertutup hawar. bercak meluas, semua bagian daun Gambar gejala Mikroskopis

2. Walang sangit Bioekologi hama: Telur Berbentuk oval dan pipih berwarna cokelat kehitaman, diletakkan satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak 12-16 butir. Lama satu siklus hidup hama walang sangit + 46 hari (Balitpa 2009) Nimfa Nimfa setelah menetas bergerak ke malai mencari bulir padi yang masih stadia masak susu. Nimfa-nimfa dan dewasa pada siang hari yang panas bersembunyi dibawah kanopi tanaman. Pada masa tidak ada pertanaman padi atau tanaman padi masih stadia vegetatif, walang sangit bertahan hidup pada berbagai tanaman di sekitar lahan.

Gejala Adanya hama ini mudah diketahui karena baunya yang spesifik. Walang sangit menyerang butir padi pada stadium masak susu dengan mengisap cairan yang berada didalamnya. Bulir padi menjadi hampa atau setengah hampa dan terdapat bekas tusukan berupa bintik-bintik bewarna abu-abu kekuning-kuningan dan di sekeliling lubang bekas tusukan warnanya berubah menjadi coklat (Syahrawati 2007).

3. Penggerek batang padi kuning, Scirpophaga incertulas (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae) Bioekologi Telur Jumlah telur 50-150 butir/kelompok, ditutupi rambut halus berwarna cokelat kekuningan, diletakkan malam hari, keperidian 100-600 butir tiap betina, stadium telur 6-7 hari. Larva Putih kekuningan sampai kehijauan, stadium larva 28-35 hari. Pupa Kekuning-kuningan atau agak putih, stadium pupa 6-23 hari. Imago/Ngengat Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17 mm, ngengat aktif pada malam hari dan tertarik cahaya. Jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km, lama hidup ngengat 5-10 hari dengan siklus hidup 39-58 hari.

Gejala Pada masa vegetatif serangan hama ini menyebabkan munculnya sundep yang dicirikan dengan mudah dicabutnya tanaman. Pada masa generatif serangan hama ini dicirikan dengan munculnya malai yang hampa dan berwarna putih. Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadia vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat mengkompensasi dengan membentuk anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek sampai 30%.

Gejala Sundep Gejala Beluk

Pembahasan Budidaya Sebagian besar benih yang digunakan masyarakat diperoleh secara turun temurun. Pengolahan lahan seperti sanitasi lahan, pembersihan gulma, pengairan, dan lain-lain masih kurang mendapat perhatian dari petani sehingga hama dan penyakit tanaman masih sulit untuk dikendalikan. Pengelolaan hama dan penyakit sebagian besar menggunakan pestisida kimia tanpa didukung pengetahuan dasar tentang hama dan penyakit maupun cara pengendalian OPT di lapang.

Petani 1 (Bapak Jejen) Varietas Potensi hasil Ketahanan terhadap Hama Ketahanan terhadap Penyakit Anjuran tanam Hasil Wawancara : Padi Sawah Conde : 7,5 ton/ha : Tahan wereng cokelat biotipe 1, 2 dan agak tahan biotipe 3 : Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, IV dan VIII dengan gen tahan bersifat dominan Xa7 : Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Sistem tanam padi : Legowo (jarak tanam 20 x 30) Pengairan : Berselang (3 kali pada masa vegetatif) Pemupukan Hama dan Penyakit Pengendalian : Pupuk majemuk 7 14, 32 38, dan 40-47 HST : Hawar daun bakteri, Walang sangit, Keong mas, dan Penggerek batang padi : Kimiawi (Penyemprotan 3x dalam 1 bulan)

Petani 2 (Bapak Enda) Varietas Potensi hasil Hasil Wawancara : Padi Sawah Ciherang :8,5 ton/ha Ketahanan terhadap Hama :Tahan terhadap wereng cokelat biotipe 2 dan 3 Ketahanan terhadap Penyakit Anjuran tanam :Tahan terhadap hawar daun bakteri (HDB) strain III dan IV :Cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian di bawah 500 m dpl. Sistem tanam padi : Legowo (jarak tanam 20 x 35) Pengairan : Berselang (2 kali pada masa vegetatif) Pemupukan Hama dan Penyakit Pengendalian : Pupuk majemuk : Hawar daun bakteri, Walang sangit, Keong mas, dan Penggerek batang padi, Wereng hijau. : Kimiawi (Penyemprotan 3x dalam 1 bulan)

Lanjutan Pengendalian kimia yang dilakukan petani: Insektisida Furadan 3G (b.a. Karbofuran) digunakan pada saat tanam. Insektisida Applaud (b.a. Buprofezin) digunakan dengan cara penyemprotan Fungisida Spontan digunakan dengan cara penyemprotan untuk hama penyebab Sundep/Beluk Fungisida Antracol (b.a. Dithiocarbamate) Fungisida Dithane (b.a. Mankozeb)

Lanjutan Pestisida kimia yang digunakan di lapang masih kurang tepat sasaran, misalnya pengendalian penyakit Kresek menggunakan fungisida. Sebagian besar petani adalah penggarap lahan, selain itu pengetahuan mereka terhadap pertanian masih sangat kurang. Diharapkan adanya Sekolah lapang yang rutin dilaksanakan sehingga dapat lebih mengintensifkan peran petani dalam pengaplikasian dilapang.

Rekomendasi 1. Penyakit Hawar Daun Bakteri (Bacterial leaf blight = BLB) Perbaikan cara bercocok tanam, melalui: Pengolahan tanah secara optimal Pengaturan pola tanam Pergiliran tanam dan varietas tahan Penanaman varietas unggul dari benih yang sehat Pengaturan jarak tanam Pemupukan berimbang (N,P, K dan unsur mikro) sesuai dengan fase pertumbuhan dan musim (Novizan 1999) Pemanfaatan agensia hayati Corynebacterium (Siregar 2007) Perlakuan benih yaitu merendam benih dengan menggunakan bakteri PGPR Melakukan seleksi benih sebelum semai

2. Walang Sangit Pembasmian dilakukan pada malam hari dengan menggunakan lampu petromaks menggunakan umpan bangkai ular, katak Catch crop yaitu bercocok tanam secara berselang seling. Antara tanaman yang berumur panjang dan tanaman berumur pendek Parasitoid telur walang sangit yang utama yaitu Gryon nixoni dan Ooencyrtus malayensis (Asikin 2009)

Pestisida nabati dapat diperoleh dari daun mimba, umbi gadung atau buah maja yang memang terdapat di desa Cinangneng Mengumpulkan dan memusnahkan telur Melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba

3. Penggerek batang padi kuning Menunda waktu semai sehingga tidak ada tempat bagi ngengat untuk meletakkan telur. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat memutus siklus hidup hama. Pengaturan waktu tanam yaitu pada awal musim hujan tanam varietas genjah, dan pada pertengahan musim hujan tanam varietas dalam berumur > 120 hari (Balitpa 2004)

Lanjutan Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen. Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati. Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman. Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator, maupun patogen.

Dokumentasi Sundep Telur Keong mas Bulir hampa karena serangan walang sangit

Dokumentasi Predator Pupuk majemuk Hama Keong mas Lahan Pak Enda

(A) (B) A. Benih yang berasal dari hasil Ikatan Penangkar dan Pedagang (IPPB) dari kelompok tani Desa Cinangneng. B. Benih Varietas Tej berasal dari Bantuan Langsung Benih Unggul

Daftar pustaka [Anonim 1]. 2008. Teknik Pengendalian Hama Tanaman. http://www.dnaku.info [18 November 2010] Asikin S, Thamrin M. 2009 Pengendalian Hama Walang Sangit (Leptocorisa oratorius) di Tingkat Petani Lahan Lebak Kalimantan Selatan. [jurnal on-line] http://www.pdf-searcher.com[18 November 2010] Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2009. Hama Walang Sangit (Leptocorisa oratorius). http://bbpadi.litbang.deptan.go.id [18 November 2010] BALITPA Balai Penelitian Padi. 2004. Inovasi Teknologi untuk Peningkatan Produksi Padi dan Kesejahteraan Petani. Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. Badan Litbang Pertanian.

Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta. Siregar ZA. 2007. Hama-Hama Tanaman Padi. [jurnal on-line]. http://repository.usu.ac.id[18 November 2010] Syahrawati M,Busniah M, Nelly N. 2010. Sosialisasi Teknik Konservasi Musuh Alami Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) Pada Petani Perempuan. [jurnal on-line] http://repository.unand.ac.id[18 November 2010]

Pertanyaan dan saran Pertanyaan-pertanyaan 1. Rekomendasi pengendalian apa yang sesuai diterapkan di desa Cinangneng? Apakah ada rekomendasi penggunaan pestisida? 2. Rekomendasi pengendalian dengan cara tanam serempak relatif sulit untuk dilaksanakan, apakah mungkin bisa diaplikasikan cara tersebut? 3. Bagaimana tanggapan kelompok mengenai penggunaan fungisida dalam mengendalikan kresek? Saran rekomendasi apa yang diberikan untuk mengendalikan kresek? 4. Apa kaitannya saran pengendalian dengan sanitisai lingkungan dalam mengendalikan penyakit kresek?

Saran-saran 1. Rekomendasi pengendalian sebaiknya yang kompatibel/ mudah dilakukan oleh petani 2. Bahan dan alat untuk pengendalian tersedia di lingkungan sekitar masyarakat/ mudah diperoleh 3. Saran pengendalian dengan pestisida, sebutkan bahan aktifnya