Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Ayu Anissa Bahri 1, Afriwardi 2, Yusrawati 3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

HUBUNGAN OLAHRAGA TERATUR DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PEKANBARU

HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015.

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI YA II SURABAYA PROGRAM FAKULTAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR KEJADIAN DISMINORE...

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PADA SISWI SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2011/2012. Oleh : TOH CHIA THING

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SENAM AEROBIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI DI BENGAWAN SPORT CENTRE SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

KARYA TULIS ILMIAH. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

KYNA TROEMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

PERBEDAAN DERAJAT DISMENORE ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA MAHASISWI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Yuli S. BR Sitorus 1, Sri Rahayu Sanusi 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SIYAM RAHMAWATI

Kata Kunci: kalsium, dismenore primer, gejala menstruasi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA DI SMA WARGA KOTA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

Faktor Yang Berhubungn Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

Abstrak. Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SANTRIWATI MADRASAH ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

Hubungan Gaya Hidup dengan Miopia Pada Mahasiswa Fakultas. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 HUBUNGAN DISMENORE DENGAN AKTIVITAS BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMA KRISTEN I TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA KARYAWATI BAGIAN PRODUKSI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG

HUBUNGAN DISMENORE DENGAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWI PSIK FK UNUD TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2009 TENTANG DYSMENORRHOE

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN FISIK DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DENGAN TIMBULNYA NYERI KEPALA TIPE-TEGANG. Oleh: KOMALAH CHENASAMMY NIM:

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI SMA MTA SURAKARTA

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA AEROBIK DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA MAHASISWI (Studi Di FKIP Biologi Universitas Siliwangi Tasikmalaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PENGARUH SENAM DYSMENORHEA TERHADAP SKALA NYERI DYSMENORHEA PADA REMAJA PUTRI DI SMP ALI MAKSUM YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

FAKTOR RISIKO DISMENORE PRIMER PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP X) KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PENGARUH TEHNIK CAT STRETCH EXERCISE TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

2.4.3 Epidemiologi Dysmenorrhea Primer Derajat Nyeri Dysmenorrhea Primer Faktor Risiko Dysmenorrhea Primer

Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

Kejadian Ptiriasis Capitis Berbasis Tipe Pomade dan Frekuensi Penggunaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

Hubungan Stress Pada Remaja Usia Tahun dengan Gangguan Menstruasi (Dismenore) di SMK Negeri Tambakboyo Tuban

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

PENGETAHUAN HAID PADA REMAJA DI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

Transkripsi:

815 Artikel Penelitian Hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Mahasiswi Pre-Klinik Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-2013 Ayu Anissa Bahri 1, Afriwardi 2, Yusrawati 3 Abstrak Nyeri haid (dismenore) dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum dan paling sering menyebabkan ketidakhadiran seseorang remaja ataupun dewasa dari kerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya. Salah satu cara yang sangat efektif untuk mencegah dismenore ini adalah melakukan aktivitas olahraga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga dengan dismenore pada mahasiswi. Desain studi analitik ini adalah cross sectional study. Populasi adalah seluruh Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tahun ajaran 2012-2013. Jumlah sampel sebanyak 96 orang yang diambil secara systematic random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer (kuisoner berisi kebiasaan olahraga dan dismenore) dan data sekunder (data mahasiswi pre-klinik). Pada penelitian ini didapatkan bahwa 82,3% responden mengalami dismenore. Paling banyak diantaranya mengalami dismenore ringan (42,7%). Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa pada umumnya responden tidak melakukan olahraga (42,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square didapatkan nilai p value = 0,117 (p > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga dengan dismenore pada Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Kata kunci: dismenore, dismenore primer, kebiasaan olahraga, olahraga, Abstract Menstrual pain (dysmenorrhea) is reported as the most common gynecological complain and the most frequent cause of teenager or adult absence from school, work, or other activities. One of the ways to prevent the dysmenorrhea is by doing exercise or sport activities. The objective of this study was to evaluate the relationship of exercise habit and dysmenorrhea in female. This research was an analytical study by using cross sectional design. The population of this study were all female preclinical students of Medical Faculty Andalas University in academic year 2012-2013. There are 96 subject in this study that is derived by using Systematic Random Sampling. This study used primary data (a questionnaire concerning exercise habit and dysmenorrhea) and secondary data (female preclinical students data.) The results of this study showed that there are 82,3% respondents suffered from dysmenorrhea, most of them were the mild type of dysmenorrhea (42,7%), and most of the respondents are not used to do exercise as a habit (42,7%). The result of statistical test by using chi-square showed the p-value is equal to 0,117 (p>0,05). Based on that result, it can be concluded that there is no any significant relation between the exercise habit and dysmenorrhea in female preclinical students of Keywords: dysmenorrhea, primary dysmenorrhea, exercise habit, exercise Affiliasi penulis: 1. Pendidikan dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Fisiologi FK UNAND, 3. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNAND/RSUP Dr. M. Djamil Padang

816 Korespondensi: Ayu Anissa Bahri, E-mail: ayuanissabahri@yahoo.com, Telp: 085271170037 PENDAHULUAN Nyeri haid (dismenore) dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum dan paling sering menyebabkan ketidakhadiran seseorang remaja ataupun dewasa dari kerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya. 1 Nyeri haid (dismenore) bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gejala yang timbul akibat adanya kelainan dalam rongga panggul dan sangat mengganggu aktivitas wanita, bahkan seringkali mengharuskan penderita beristirahat atau meninggalkan perkerjaannya berjam-jam akibat dismenore. 2 Manifestasi utama pada dismenore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut yang mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24 36 jam, umumnya intensitasnya hanya berlangsung selama 24 jam pertama saat terjadi perdarahan haid. 3 Prevalensi dismenore tertinggi terjadi pada remaja wanita, dengan perkiraan 20-90% tergantung dari metode pengukuran yang digunakan. 1 Dismenore yang paling sering terjadi adalah dismenore primer, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 10-15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat yang sampai menggangu aktivitas dan kegiatan sehari-hari. 4 Prevalensi dismenore primer di Indonesia cukup tinggi yaitu 60-75% pada perempuan muda. Menurut Santoso, prevalensi dismenore di Indonesia 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. 5 Pemilihan mahasiswi pre-klinik program studi Andalas tahun ajaran 2012-2013 sebagai responden penelitian karena usia mahasiswi fakultas kedokteran universitas andalas program studi pendidikan dokter berada pada rentang usia yang biasa mengalami dismenore primer. Puncak insiden dismenore primer terjadi pada akhir masa remaja dan di awal usia 20- an. 6 Meskipun dismenore merupakan masalah fisik bukan masalah psikis, namun dismenore dengan tingkatan nyerinya sering menimbulkan bahaya. Kondisi ini membawa remaja wanita pada situasi yang tidak menyenangkan. Melihat dampak dari dismenore tersebut dapat dikatakan bahwa dismenore merupakan salah satu problema kehidupan remaja wanita, yang memaksa mereka untuk menggunakan berbagai cara untuk mencegah terjadinya dismenore. 7 Salah satu cara yang sangat efektif untuk mencegah dismenore ini adalah melakukan aktivitas olahraga. Olahraga secara teratur seperti berjalan kaki, jogging, berlari, bersepeda, renang, atau senam aerobik dapat memperbaiki kesehatan secara umum dan membantu menjaga siklus menstruasi agar teratur. 7 Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Daley yang menyatakan exercise efektif untuk menurunkan dismenore primer. 8 Seorang remaja wanita yang melakukan aktivitas olahraga secara rutin dan teratur sebanyak dua atau lebih tiap seminggu memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk menderita dismenore dibandingkan dengan remaja wanita yang melakukan olahraga yang tidak teratur atau kurang dari 2 kali dalam satu minggu. Melihat peran olahraga dalam mempengaruhi dismenore, maka perlu diteliti hubungan antara kebiasaan olahraga dengan dismenore pada Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tahun ajaran 2012-2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga dengan dismenore pada mahasiswi pre-klinik program studi Andalas tahun ajaran 2012-2013. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumlah 683 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang yang diperoleh berdasarkan rumus sampel minimal. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Systematic Random Sampling. Kriteria inklusi meliputi responden yang sudah mengalami menstruasi dan responden yang bersedia untuk mengisi kuisioner penelitian dengan menandatangani inform consent. Kriteria ekslusi meliputi responden yang tidak terdaftar

817 sebagai mahasiswi pre-klinik program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tahun ajaran 2012-2013, mahasiswi yang dinyatakan memiliki kelainan pada organ reproduksinya yang diketahui dengan melakukan wawancara terhadap responden, serta mahasiswi yang sedang hamil yang diketahui dengan melakukan wawancara terhadap responden. Variabel dependen penelitian ini adalah dismenore, yaitu nyeri (kram) pada daerah perut yang mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24-36 jam, meskipun pada umumnya terjadi selama 24 jam. 3 Data didapatkan melalui wawancara dengan responden menggunakan alat ukur kuisioner. Hasil ukur berupa; tidak dismenore, dismenore derajat ringan (nyeri dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu), dismenore derajat sedang (memerlukan obat untuk mengatasi rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari (aktivitas sedikit terganggu)), dan dismenore derajat berat (memerlukan obat dan istirahat / menghentikan aktivitas sehari-harinya untuk mengatasi rasa nyerinya. 9 Variabel independen penelitian ini adalah kebiasaan olahraga, yaitu serangkaian aktivitas yang dilakukan secara terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu yang tidak terikat pada intensitas dan waktunya. 10 Data didapat melalui wawancara dengan responden. Hasil ukur meliputi olahraga dan jenis olahraga. Olahraga dibagi menjadi tidak berolahraga, olahraga ringan, dan olahraga berat. Responden dinyatakan tidak olahraga jika responden tidak berolahraga atau berolahraga kurang dari 3 kali dalam seminggu dengan durasi kurang dari 30 menit setiap kali berolahraga. Responden dinyatakan olahraga ringan jika responden berolahraga 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi 30-60 menit setiap kali berolahraga. Responden dinyatakan olahraga berat jika responden berolahraga lebih dari 5 kali dalam seminggu dengan atau durasi lebih dari 60 menit setiap berolahraga. Sedangkan jenis olahraga dibagi menjadi olahraga aerob dan olahraga anaerob. Olahraga aerob adalah olahraga yang bergantung terhadap ketersediaan oksigen seperti jogging, senam, renang dan sepeda Olahraga anaerob adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh, seperti angkat besi, lari sprint 100M, push up, dan body building. 11 Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner bentuk terbuka yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dari Februari 2013 sampai April 2013. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer rerdiri dari data kebiasaan olahraga dan dismenore yang diambil dari kuisioner yang diberikan kepada responden. Data sekunder meliputi data mahasiswi pre-klinik program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-2013. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan olahraga dengan dismenore menggunakan uji statistik chi square dengan derajat kemaknaan p<0,05. HASIL Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada bulan Maret 2013 dengan 96 mahasiswi pre-klinik program studi pendidikan dokter tahun ajaran 2012-2013 yang memenuhi kriteria inklusi. Tabel 1. Data usia dan usia menarche responden penelitian yang tidak mengalami dismenore Parameter Minimum Maksimum Rerata SD Umur 18 21 19,53 1,06 Menarche 10 16 12,76 1,34 Berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa umur terendah responden yang tidak mengalami dismenore pada umur 18 tahun dan umur tertinggi 21 tahun dengan rata-rata umur responden 19,53±1,06 tahun. Umur menarche rata-rata 12,76±1,34 tahun dengan usia menarche terendah umur 10 tahun dan umur menarche tertinggi 16 tahun.

818 Tabel 2. Data usia dan usia menarche responden penelitian yang mengalami dismenore Parameter Minimum Maksimum Rerata SD Umur 17 23 19,84 1,43 Menarche 10 16 12,44 0,99 Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa umur terendah responden yang tidak mengalami dismenore pada umur 17 tahun dan umur tertinggi 23 tahun dengan rata-rata umur responden 19,84±1,43 tahun. Umur menarche rata-rata 12,44±0,99 tahun dengan usia menarche terendah umur 10 tahun dan umur menarche tertinggi 16 tahun. Tabel 3. Distribusi frekuensi kebiasaan olahraga responden penelitian Kebiasaan Olahraga Frekuensi Persentase (%) Tidak Olahraga 41 42,7 Olahraga Ringan 31 32,3 Olahraga Berat 24 25,0 Total 96 100 Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa 42,7% Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tidak melakukan olahraga, 32,3% melakukan olahraga ringan dan 25% melakukan olahraga berat. Tabel 4. Distribusi frekuensi jenis olahraga responden penelitian Jenis Olahraga Frekuensi Persentase (%) Aerob 47 85,45 Anaerob 8 14,54 Total 55 100 Pada Tabel 4 menunjukan bahwa 85,45% Fakultas Kedokteran Universitas Andalas melakukan olahraga jenis aerob, sedangkan 14,54% lainnya melakukan olahraga jenis anaerob. Tabel 5 menunjukkan bahwa 42,7% mahasiswi pre-klinik program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas mengalami dismenore ringan, 22,9% mengalami dismenore sedang, 16,7% mengalami dismenore berat, dan 17,7% tidak mengalami dismenore. Tabel 5. Distribusi frekuensi dismenore responden penelitian Dismenore Frekuensi Persentase (%) Tidak Dismenore 17 17,7 Dismenore Ringan 41 42,7 Dismenore Sedang 22 22,9 Dismenore Berat 16 16,7 Total 96 100.0 Analisis Bivariat Berdasarkan uji statistik, hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada mahasiswi pre-klinik program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tahun ajaran 2012-2013 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore Dismenore Tidak Ringan Sedang Berat Total OR f % F % f % f % f % Tidak 2 4,9 23 56,1 8 22,0 7 17,1 41 100 OR OR 8 25,8 10 32,3 7 22,6 6 19,4 31 100 Ringan OR 7 29,2 8 33,3 6 25,0 3 12,5 24 100 Berat Total 17 17,7 41 42,7 22 22,9 16 16,7 96 100 Ket: OR = olahraga P = 0,117 Berdasarkan Tabel 6, dari total 41 responden yang tidak melakukan olahraga, 23 diantaranya mengalami dismenore ringan (56,1%), 9 mengalami dismenore sedang (22%), 7 mengalami dismenore berat (17,1%), dan hanya 2 yang tidak mengalami dismenore (4,9%). Dari 31 responden yang melakukan olahraga ringan, 10 diantaranya mengalami dismenore ringan (32,3%), 8 responden tidak mengalami dismenore (25,8%), 7 lainnya mengalami dismenore sedang (22,6%), dan hanya 6 yang mengalami dismenore berat (19,4%). Sedangkan dari total 24 responden yang melakukan olahraga berat, delapan diantaranya mengalami dismenore ringan (33,3%), 7

819 tidak mengalami dismenore (29,2%), 6 mengalami dismenore sedang (25,0%), dan hanya 3 yang mengalami dismenore berat (12,5%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chisquare didapatkan nilai p = 0,117 (p > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga dengan dismenore pada Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-2013. Tabel 7. Hubungan jenis olahraga dengan dismenore (supresi tabel) Dismenore Jenis Ya Tidak Total p Olahraga f % f % f % Tidak Ada 39 95,1 2 4,9 41 100 Aerob 37 78,7 10 21,3 47 100 0,000 Anaerob 3 37,5 5 62,5 8 100 Total 79 82,3 41 17,0 96 100 Tabel 7 menunjukan bahwa 47 responden melakukan olahraga jenis aerob, olahraga jenis ini paling banyak dilakukan oleh responden yang mengalami dismenore (78,7%). Sedangkan sebanyak 8 orang responden melakukan olahraga anaerob paling banyak dilakukan oleh responden yang tidak mengalami dismenore (62,5%). Uji statistik menggunakan chi-square didapatkan hasil p = 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis olahraga yang dilakukan dengan dismenore pada mahasiswi pre-klinik Andalas Tahun Ajaran 2012-2013. PEMBAHASAN 1. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini merupakan studi potong lintang (cross sectional study) untuk membuktikan adanya hubungan antara faktor risiko dan suatu efek. Pada penelitian ini variabel bebas dan terikat diobservasi sekaligus pada saat yang sama, dimana setiap responden hanya diobservasi satu kali saja, baik untuk variabel bebas ataupun variabel terikat. Hal tersebut menjadikan penelitian ini tidak dapat menggambarkan hubunggan secara akurat. Untuk meramalkan suatu kecenderungan, penelitian ini masih memerlukan jumlah sampel penelitian yang lebih besar. Kemudian, kebiasaan olahraga, jenis olahraga, dan derajat dismenore primer yang didiagnosa berdasarkan kuisioner tidak dapat mengukur secara tepat keadaan responden yang terjadi sehingga bisa terjadi kesalahpahaman yang berpotensi menimbulkan bias pada hasil penelitian. Dalam hal ini peneliti meminimalisir dengan melakukan wawancara langsung kepada responden. Secara teoritis banyak faktor yang berhubungan dengan dismenore, tetapi karena keterbatasan seperti alat dan tenaga ahli, maka penelitian ini hanya meneliti variabel yang tercantum dalam kerangka konsep penelitian ini. Variabel lain yang tidak diteliti seperti faktor endokrin yang memerlukan alat dan tenaga ahli untuk pengumpulan data, sehingga hasil yang diperoleh belum merupakan gambaran yang sebenarnya. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Derajat Dismenore Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebanyak 79 orang responden (82,3%) mengalami dismenore primer. Dari 79 orang yang mengalami dismenore, derajat kesakitannya berbeda yaitu 41 (42,7%) orang derajat ringan, 22 (22,9%) orang derajat sedang, dan 16 (16,7%) orang derajat berat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Singh et al pada mahasiswi kedokteran di tiga universitas berbeda di India dimana 73,83% responden menderita dismenore primer yang terdiri dari 63,29% dismenore ringan, 30,37% dismenore sedang, dan 6,32% mengalami dismenore berat. 12 Hal ini menunjukan bahwa penderita dismenore sangat banyak pada responden sehingga sebagian dampaknya dapat mempengaruhi ketidakhadiran mahasiswi saat perkuliahan dan mengganggu aktivitas responden sehari-hari. Kemudian dari hasil penelitian didapatkan pula responden yang tidak mengalami dismenore paling banyak dialami oleh responden yang melakukan olahraga berat (29,2%). Responden yang mengalami dismenore ringan paling banyak dialami oleh responden yang tidak melakukan olahraga (56,1%). Responden yang mengalami dismenore sedang paling

820 banyak dialami oleh responden yang melakukan olahraga berat (25%), dan responden yang mengalami dismenore berat paling banyak dialami oleh responden yang melakukan olahraga ringan (19,4%). Hal tersebut menunjukan bahwa berolahraga ataupun tidak berolahraga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap derajat dismenore yang diderita oleh sebagian responden yang mengalami dismenore. Hasil uji analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square didapatkan p = 0,117 (p>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan (bermakna) antara kebiasaan olahraga dengan derajat dismenore pada mahasisiswi pre-klinik program studi Andalas Tahun Ajaran 2012-2013. Hal ini sejalan dengan penelitian Blakey et al, 13 dan berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahvash et al, 14 Abbaspour et al, 15 dan Branco et al. 16 Perbedaan ini dapat disebabkan oleh metode penelitian yang dilakukan. Pada penelitian Mahvash et al, 14 Abbaspour et al, 15 dan Branco et al. 16 Peneliti menggunakan metode semi eksperimental atau case control sehingga durasi, frekuensi, dan intensitas olahraga dapat terukur dengan jelas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 47 responden melakukan olahraga jenis anaerob, olahraga ini paling banyak dilakukan oleh responden yang mengalami dismenore (78,7%), sedangkan dari 8 responden melakukan olahraga jenis anareob dimana paling banyak dilakukan oleh responden yang tidak mengalami dismenore (62,5%). Dari hasil uji analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square didapatkan p = 0,000 (p>0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis olahraga yang dilakukan dengan dismenore pada mahasiswi pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-2013. KESIMPULAN Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga dengan dismenore pada mahasisiwi pre-klinik program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-2013.. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis olahraga dengan dismenore pada mahasisiwi pre-klinik program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-2013. DAFTAR PUSTAKA 1. French L. Dysmenorrhea. American Family Physician. 2005;71(2): 285-91. 2. Bobak L. Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC; 2004. 3. Hendrik. Problema haid: tinjauan syariat islam dan medis. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri; 2004. 4. Kurniawati D. Pengaruh dismenore terhadap aktivitas pada siswi SMK BATIK 1 Surakarta; 2008. (diunduh 6 Mei 2012). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://etd.eprints.ums.ac.id/2737/. 5. Santoso. Angka kejadian nyeri haid pada remaja di Indonesia; 2008. (diunduh 13 Maret 2012). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://www.infosehat.com/. 6. Ernawati, Hartiti T, dan Hadi I. Terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang; 2010. (diunduh 21 Februari 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://jurnal.unismus.ac.id. 7. Ramaiah. Mengatasi gangguan menstruasi. Yogyakarta: Diglogsia media; 2006. 8. Daley AJ. Exercise and primary dysmenorrhoea: a comprehensive and critical review of the literature. Sport Medicine: Adis Data Internasional. 2008;38(8),659-70. 9. Manuaba IBG. Gawat darurat obstetrik ginekologi & obstetrik-ginekologi untuk profesi bidan. Jakarta: EGC; 2008. 10. Afriwardi. Ilmu kedokteran olahraga. Jakarta: EGC; 2009. 11. Irawan MA. Metabolisme energi tubuh dan olahraga. Sport Science Brief. 2007;1(7). 12. Singh A, Kiran D, Singh H, Nel B, Singh P, Tiwari P. Prevalence and severity of dysmenorrhea: a problem related to menstruation, among first and second year female medical students. Indian J Physiol Pharmacol. 2008;52(4):389-97. 13. Blakey H, Chisholm C, Dear F, Harris B, Hartwell R, Daley AJ, et al. Is exercise associated with

821 primary dysmenorrhea in young women?. BJOG. 2010;117:222-4. 14. Mahvash N, Eidy A, Mehdi K, Zahra MT, Mani, M, Shahla H. The effect of physical activity on primary dysmenorrheal of female university students. World Appl Sci J. 2012;17(10):1246-52. 15. Abbaspour Z, Rostami M, Najjar Sh. The efect of exercise on primary dysmenorrhea. J Res Health Scin. 2006;6(1):26-31. 16. Branco CC, Reina F, Montivero AD, Colodron M, Vanrell JA. Influence of high intensity training and of dietetic and anthropometric factors on menstrual cycle disorders in ballet dancers. Gynecol Endocrinol. 2006;22(1):31 5.