Nyamuk Yang Berperan Sebagai Vektor Penyakit dan Cara Pengendaliannya Oleh Sitti Rahmah Umniyati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aedes sp. ,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit, menurut

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

ANOPHELES. Vector penyakit malaria Vektor filariasis malayi dan timori (Anopheles barbirostris) Kepentingan dalam dunia kedokteran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes agypti yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi, Anatomi dan Morfologi Nyamuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan nyamuk Aedes sp dalam klasifikasi hewan menurut Soegijanto (2006)

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian

Nyamuk sebagai vektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bionomik Nyamuk Aedes aegypti 2.2 Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Nyamuk

BAB II TINJAUAN PUSAKA. Mahoni merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi nyamuk Anopheles sp. adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. malaria berasal dari bahasa Itali Mal = kotor, sedangkan Aria = udara udara yang kotor.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

Musca domestica ( Lalat rumah)

HASIL DAN PEMBAHASAN Perilaku Kawin

Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Tanaman Bunga Pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl) Deskripsi Morfologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Klasifikasi Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

IDENTIFIKASI LARVA DAN NYAMUK AEDES, ANOPHELES, DAN CULEX

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedudukan Taksonomi dan Morfologi Cabai Rawit (Capsicum frutescen)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjitrosoepomo (1993), klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

3 MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Nyamuk Uji 3.3 Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke berbagai penjuru dunia. Di Indonesia sendiri, tanaman pepaya (Carica

Proses Penularan Penyakit

TINJAUAN PUSTAKA. : Dicotyledoneae. perdu yang memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Cengkeh

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman pepaya adalah sebagai berikut (Yuniarti, 2008):

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Klasifikasi Dan Morfologi Nyamuk Culex quinquefasciatus Say

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

BAB II PERANCANGAN VIDEO INFOGRAFIS MENGENAI PENYEBARAN DAN SIKLUS HIDUP NYAMUK

TINJAUAN PUSTAKA Nyamuk Aedes aegypti

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN MENGENAI AEDES AEGYPTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyakit. Demam Berdarah Dangue (DBD) yaitu Aedes aegypti dan Aedes

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

BAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU. menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Nyamuk Yang Berperan Sebagai Vektor Penyakit dan Cara Pengendaliannya Oleh Sitti Rahmah Umniyati Pendahuluan Nyamuk termasuk kelas Insekta, ordo (bangsa) Diptera, sub-ordo (subbangsa) Nematocera, superfamili (super-suku) Culicoidea, familia (suku), Culicidae. Serangga ini kecuali dapat mengganggu manusia dan binatang melalui gigitannya, beberapa spesies dikenal sebagai vektor penyakit malaria, yellow fever, dengue fever dengue haemorrhagic fever, japenese encephalitis, chikungiinya dan filariasis. Famili Culicidae dibagi menjadi 3 tribus, yaitu tribus Anophelini (Anopheles), Culicini (Culex, Aedes, Mansonia), dan tribus Toxorhynchitini (Toxorhynchites). Nyamuk mempunyai distribusi luas, pada umumnya banyak terdapat di daerah tropis dibandingkan daerah sub-tropis. Nyamuk berkembang biak di segala tempat yang berak sampai ketinggian 13.000 kaki di atas permukaan air laut. Diperkirakan ada 3000 spesies nyamuk yang tersebar di dunia. Morfologi Nyamuk berukuran kecil (4-13 mm) dan rapuh. Tubuh terdiri atas kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut) yang meruncing. Kepala berbentuk sferis dan relatif kecil dibandingkan dengan ukuran toraks dan abdomen. Kepala mempunyai dua buah mata facet (compound) berbentuk ginjal dan hampir menutup seluruh permukaan samping bagian kepala. Antena muncul dari dekat mata sebelah depan, terdiri atas 14-15 ruas (Gambar 1). Antena pada nyamuk jantan berambut panjang dan lebat (tipe plumose), Gambar 1. Nyamuk Anopheles

sedangkan pada nyamuk betina berambut pendek dan jarang (tipe pilose) (Gambar 2A dan 2B)). Gambar 2A. Caput nyamuk Anopheles betina (kiri) memperlihatkan antena tipe pilose (A) dan sepasang palpus maksilaris (C) yang hampir sama panjang dengan probosis, dan Anopheles jantan (kanan) memperlihatkan antenna tipe plumose dengan sepasang proboscis yang hampir sama panjang dengan probosis Gambar 2B. Caput nyamuk tribus Culicini betina (kiri) memperlihatkan sepasang antenna tipe pilose (A), dan sepasang palpus maksilaris (C) yang lebih pendek dan proboscis (B), dan Culicini jantan (kanan) yang memperlihatkan sepasang antenna tipe plumose (A), dengan sepasang palpus maksilaris (C) yang hampir sama panging dengan proboscis (B) Bagian mulut memanjang ke depan membentuk probosis, terdiri atas bagian berbentuk saluran (gutter) yang fleksibel dan berakhir sebagai lobelia, sepasang palpus maxilaris dan alat penggigit. Alat penggigit terdiri atas sebuah labrum, hipofaring, sepasang maxila dan sepasang mandibula (Gambar 3).

Gambar 3. Alat Mulut Anopheles betina Labrum merupakan saluran tempat makanan (darah) lewat sewaktu nyamuk mengisap darah, sedangkan hipofaring merupakan saluran yang lebih halus tempat saliva lewat menuju jaringan inang. Maxila dan mandibula merupakan alat pemotong kulit, dan mempunyai bangunan tajam seperti pisau yang bergerigi. Gerigi maxila lebih kasar daripada mandibula. Pada nyamuk betina struktur bagian mulut ini berkembang dengan baik dan mantap sehingga membantu dalam usalia melukai kulit inang untuk mengisap darah. Akibatnya hanya nyamuk betina sajalah yang mengisap darah dan berperan langsung dalam penyebaran penyakit. Sementara itu probosis pada nyamuk jantan hanya berfungsi untuk mengisap bahan-bahan cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan. buah-buahan dan keringat. Bangunan tersebut terletak di dalam parit (groove) pada labium, sehingga sewaktu nyamuk tidak makan yang terlihat hanya labiumnya saja. Di kiri kanan probosis terdapat sepasang palpus maksilaris yang terdiri atas 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri atas 15 ruas. Sebagian besar toraks yang tampak ( mesonotum) diliputi bulu halus. Warna bulu atau gambaran yang khas di bagian ini penting untuk identifikasi spesies nyamuk. Di bagian posterior menonotum terdapat skutelum yang melengkung pada tribus Anophelini dan membentuk tiga lengkungan (trilobus) pada tribus Culicini. Sayap nyamuk panjang dan langsing, mempunyai vena yang permukaannya ditumbuhi sisik-sisik sayap (wing scales) yang letaknya mengikuti vena. Pada pinggir sayap

terdapat sederetan rambut yang disebut fringe. Kaki nyamuk panjang, ramping dan berakhir sebagai cakar yang bergerigi dan dihiasi dengan sisik terang dan atau gelap yang kadang-kadang membentuk lingkaran cincin. Sebagaimana klas insekta lainnya nyamuk mempunyai tiga pasang kaki yang berpangkal di daerah toraks. Abdomen berbentuk silinder, terdiri atas 10 ruas dan dua ruas terakhir berubah menjadi alat kelamin. Gambar 4A. Morfologi Nyamuk

Daur Hidup Nyamuk mengalami metamorfosis sempuraa (holometabola), yang meliputi stadium telur, larva, pupa, dan dewasa (Gambar 4). Telur Telur berwarna putih ketika pertama kali diletakkan, kemudian semakin gelap dalam satu atau dua jam benkutnya. Pada umumnya ada empat tipe telur: (1) telur diletakkan satu persatu di permukaan air, misal telur nyamuk Anopheles; (2) telur diletakkan satu per satu pada dinding container tepat di atas permukaan air, misal nyamuk Aedes\ (3) telur diletakkan berkelompok (side by side} di permukaan air membentuk bangunan rakit, misal nyamuk Culex; (4) telur diletakkan berkelompok di permukaan ventral daun tanaman air, misal Mansonia. Oviposisi biasanya terjadi tiga sampai 4 hari setelah nyamuk mengisap darah. Pada kondisi yang hangat, biasanya di negara tropis telur akan menetas setelah 2-3 hari di air, namun di musim dingin memerlukan waktu sampai beberapa minggu, misal nyamuk Anopheles maculipenis di Eropa. Larva Larva semua spesies nyamuk hidup di air dan mengalami pergantian kulit (moulting) sebanyak tiga kali sebelum menjadi larva instar-4. Larva instar-4 adalah larva matang yang segera ganti kulit (moulting) menjadi pupa. Makanan larva adalah bakteri dan tumbuhan renik (algae) dan protozoa. Larva Anopheles mencari makanannya di pennukaan air (surface feeder), sedangkan larva Aedes di dasar container (bottom feeder). Walaupun larva nyamuk mendapatkan makanannya dari air, mereka perlu mengambil nafas di permukaan air dengan posisi menggantungkan sifon (corong nafas)nya di permuukaan air (Aedes, Culex) atau menancapkan sifonnya di akar tanman air (Mansonia). Sementara itu larva Anopheles, karena tidak mempunyai sifon, mereka mengambil nafas dengan menggunakan sepasang spirakel yang berada di segmen ke-8 abdomennya, sehingga posisi istirahatnya pun berbeda dengan nyamuk lainnya yaitu sejajar dengan permukaan air. Segmen ke-9 abdomen larva membentuk bangunan yang disebut insang anal yang berfungsi sebagai regulator tekanan osmotik. Lama perkembangan larva instar-1 sampai dengan larva instar-4 berkisar antara 4-10 hari tergantung temperatur dan persediaan makanan.

Makanan larva Toxorhynchites berbeda dengan nyamuk lainnya, karena larva nyamuk ini makan larva atau jentik-jentik nyamuk lainnya yang tempat perindukannya sama dengan larva Toxorhynchites yaitu larva nyamuk Aedes. Bilamana tidak tersedia larva Aedes larva nyamuk ini memakan sesama larva Toxorhynchites (kanibal). Perkembangan larva instar-1 sampai dengan larva instar-4 di Laboratorium bisa memerlukan waktu 2 bulan tergantung persediaan larva nyamuk sebagai makanannya. Nyamuk ini karena tidak mengisap darah bisa dibudidayakan untuk pengendalian secara biologis terhadap larva nyamuk Aedes di luar rumah. Pupa Pupa nyamuk juga bersifat akuatik (hidup di air) dan sangat aktif, namun tidak makan. Walaupun demikian mereka harus ke permukan air untuk mengambil nafas melalui sepasang trompet pernafasan yang dimilikinya, kecuali pupa Mansonia yang mengambil nafas melalui trompet pernafasan yang ditancapkan pada akar tanaman air. Morfologi pupa berbeda dengan larva, bagian anterior terdiri atas sefalotoraks yang tebal (gabungan antara kepala dan toraks) yang bagian atasnya dilengkapi dengan sepasang trompet pernafasan. Abdomen terdiri atas 8 segmen dengan sepasang padel (flap like structure) pada ujungnya. Pupa yang baru muncul berwama cerah dan semakin tua semakin gelap warnanya. Pupa biasanya di dekat permukaan air dan hanya berumur pendek sebelum menjadi nyamuk dewasa. Dalam waktu 2-3 hari sebelum bentuk imago (dewasa) muncul, maka udara akan mengumpul di antara imago dan kulit pupa, serta akan mengangkat pupa ke atas mendekati permukaan air. Dengan melalui pembukaan kulit berbentuk T, maka kulit pupa membuka dan keluarlah imgo mulai dan bagian dorsal serta bertengger istirahat di permukaan air sambil mengembangkan sayapnya supaya kering. Dalam waktu sekejap bentuk imago sudah dapat terbang. Imago Nyamuk jantan biasanya menetas lebih dulu daripada nyamuk betina, dan perkawinan terjadi segera setelah nyamuk betina menetas. Jumlah nyamuk jantan dan betina biasanya sama. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan mengisap darah. Darah ini penting untuk pemasakan telur. Dilihat dan waktu

menggigit, nyamuk dapat bersifat nokturnal kalau menggigit pada malam hari atau diurnal kalau siang hari. Pada umumnya nyamuk Anopheles adalah nokturnal, sehingga penyakit ditularkan pada malam hari, sebaliknya nyamuk Aedes adalah diurnal. Nyamuk ada yang mempunyai kebiasaan menggigit di dalam rumah (endofagik) misal Ae. aegypii dan ada pula yang mempunyai kebiasaan menggigit dan mengisap darah di luar rumah (eksofagik) misal Ae. albopictus. Sifat pemilihan inang (host preference) berbeda-beda tergantung spesies. Ae. aegypti cenderung menggigit dab mengisap darah manusia (antropofilik), sedangkan beberapa spesies nyamuk Anopheles cenderung menggigit dan mengisap darah binatang (zoofilik), sehingga keberadaan temak yang jauh dan perumahan dapat berfungsi sebagai zoobarrier bagj penularan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Darah diperlukan untuk membentuk hormon gonadotropik yang diperlukan untuk ovulasi. Hormon ini yang berasal dari corpora allata yaitu pituitaria pada otak insekta, dapat dirangsang oleh serotonin dan adrenalin darah korbannya. Nyamuk yang telah kenyang makan akan berdiam diri selama 2-4 hari sampai ovarium menjadi masak dan mengandung telur fertil. Tempat istirahat nyamuk setelah mengisap darah tergantung pada spesies dan lingkungan tempat darah diambil. Nyamuk jenis endofagik akan hinggap di dalam rumah setelah makan (endofilik). Nyamuk yang eksofagik akan hinggap di tempat-tempat seperti rumah sebelah luar, gua, dan tanaman yang teduh (eksofilik). Telir nyamuk setelah menjadi masak, maka nyamuk akan mencari air untuk meletakkan telurnya (oviposisi). Setiap individu nyamuk spesies tertentu memilih beberapa tempat tertentu untuk melaksanakan oviposisi. Lama daur pertumbuhan dan telur sampai imago ini tergantung pada spesies dan terutama pada kondisi lingkungan yaitu tersedianya makanan dan temperatur. Pada kondisi optimum maka daur hidup ini berlangsung selama 10 had sampai satu bulan. Umur nyamuk dewasa akan berlangsung sampai 6 bulan di zona temperate dan lebih pendek (maksimum 4 bulan) di negara rropis.

Kunci Identifikasi Nyamuk Ovum (Telur) 1. Telur diletakkan satu per satu...2 Telur diletakkan dalam kelompok, masing-masing tanpa alat apung...3 2. Telur mempunyai alat apung...anopheles (Gambar 5) Telur tanpa alat apung, menempel pada dinding container, tepat di atas permukaan air... A edes (Gambar 5) 3. Telur tersusun seperti rakit...culex (Gambar 5) Telur tersusun bergerombol, salah satu ujungnya memusat pada satu titik,melekat pada daun tanaman air yang mengapung...mansonia (Gambar6) Larva 1. Larva mempunyai sifon (terompet) pada segmen abdomen VIII... 2 Larva tidak bersifon, sewaktu istirahat sejajar dengan permukaan air...anopheles...(gambar 7) 2. Ujung sifon dengan katup penembus (Gambar 8) dan menancap (melekat) pada akar-akar tanaman air (Pistia, Eichornia, Salvinia)...Mansonia (Gambar 6 ) Ujung sifon tanpa katup penembus, dan tidak menancap pada akar tanaman air, sewaktu istirahat membentuk sudut dengan permukaan air... 3 3. Sifon dengan satu berkas rambut di seberang distal pekten...aedes (Gambar 9) Sisir pada ruas ke-8 abdomen mempunyai gigi-gigi yang bergerigi (duri lateral)... Aedes aegypt (Gambar 10) Sisir pada ruas ke-8 abdomen mempunyai gigi-gigi sederhana tanpa duri lateral... Aedes albopictus (Gambar 10) Sifon dengan lebih dari satu berkas rambut di seberang

distalpekten...culex...(gambar 9) Pupa 1. Sifon dengan katup penembus, dan melekat pada tumbuhan air... Mansonia(Gambar 6) Sifon tanpa katup penembus, dan tidak melekat pada akar tanaman air...2 2. Sifon pendek, tumpul, dengan celah pada satu sisinya...anopheles 3. Sifon agak panjang... Aedes Sifon panjang dan ramping... Culex Imago/Dewasa 1. Skutelum membulat, sayap biasanya berbercak-bercak; pada yang betina palpus hamper sama panjang dengan probosis; pada posisi istirahat proboscis dan badan dalam satu sumbu... Anopheles Skutelum trilobi; palpus pada yang betina lebih pendek daripada probosis, sewaktu istirahat probosis dan badan dalam dua sumbu...2 2. Sayap berbercak-bercak, sisik-sisik sayap berwama gelap dan terang bergantian... Mansonia Sayap tidak bernoda-noda transparan... 3 3. Rambut postspiracular tidak ada, ujung nyamuk betina biasanya tumpul, cerci pendek (retraksi), tubuh (thorax) tanpa noda-noda putih... Culex Rambut postspiracular ada, ujung abdomen nyamuk betina biasanya runcing, cercimenonjol, tubuh berwarna gelap, thorax sering dengan noda-noda 4. Mesonotum raempunyai gambaran pita putih seperti alat musik harpa (lyre shape)... Aedes aegypti (Gambar 11) Mesonotum mempunyai gambaran sebuah pita putih longitudinal... A edes albopictus (Gambar 11)

Gambar 4 B. Telur, larva, pupa, dan imago nyamuk Anopheles, Aedes dan Culex Gambar 5. Telur Anopheles (kiri atas), Aedes (kanan atas), Culex (bawah).

Gambar 6. Telur, Larva, dan pupa Mansonia Gambar 7. Larva Anopheles dengan ciri khusus tanpa sifon Gambar 8. Larva Mansonia dengan ciri khusus, sifon mempunyai katup penembus Gambar 9. Sifon larva Culex (kiri) dengan berkas rambut lebih dari satu berkas rambut (tanda panah) di seberang pekten (p), dan sifon larva Aedes (kanan) hanya dengan seberkas rambut (tanda panah) di seberang pekten (p)

Gambar 10. Bagian posterior larva Aedes aegypti (kiri) dengan tanda khas adanya duri-duri lateral pada gigj-gigi dari sisimya, dan larva Aedes albopictus (kanan) dengan tanda khas tanpa dun lateral Gambar 11. Gambaran pita putih menyerupai alat musik harpa pada mesonotum nyamuk Aedes aegypti (kiri) dan gambaran pita putih longitudinal pada mesonotum nyamuk Aedes albopictus (kanan) Gambar 12 Nyamuk Ae. aegypti (kiri) sedang menghisap darah dan nyamuk Ae. albopictus (kanan)