BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN 2014

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Keuangan Kabupaten Karanganyar

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RANCANGAN BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR TAHUN 2014

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

Kata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Sumber Penerimaan Daerah dalam Pelaksanaan Desentralisasi

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

(1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp ,24 terdiri dari:

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LANDASAN TEORI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dalam perencanaan APBD terdapat target pendapatan daerah yang merupakan capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran, diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah. Berdasarkan data tahun 2012, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lubuklinggau dalam realisasinya menyumbangkan sebesar 5,8% dari total realisasi pendapatan daerah. Sementara porsi terbesar berasal dari Dana Perimbangan sebesar 81,46 % dari total pendapatan daerah, sedangkan sisanya merupakan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 12,74%. Proporsi Dana Perimbangan cenderung meningkat dari tahun 2008-2012. Pada tahun 2008, proporsi Dana Perimbangan mencapai 90,17 % dan pada tahun 2012 turun menjadi 81,48 %. Penurunan proporsi dana perimbangan ini belum menunjukkan kemandirian daerah. Penurunan proporsi dana perimbangan yang relatif besar tidak diikuti peningkatan proporsi PAD yang sebanding. Proporsi PAD pada tahun 2008 adalah sebesar 5,26 % dan pada tahun 2012 menjadi 5,8 %. Pergeseran proporsi pendapatan yang signifikan bersumber dari Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Pada tahun 2008, proporsinya hanya sebesar 4,57 % dan pada tahun 2012 mencapai 12,74 %. Pergeseran yang besar ini disebabkan karena adanya peningkatan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terkait dengan dana transfer daerah untuk tunjangan profesi guru PNSD dan tambahan penghasilan untuk guru PNSD. Pendapatan Daerah Kota Lubuklinggau mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selama tahun 2008-2012, rata-rata pertumbuhannya mencapai 15,3 % per tahun. Pertumbuhan yang tertinggi adalah Lain-lain Pendapatan Yang Sah, yang rata-rata pertumbuhannya mencapai 548,83 persen per tahun. Tingginya pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya. Sementara itu, pertumbuhan PAD dan Dana Perimbangan masing-masing sebesar 18,07 % per tahun dan 12,3 % per tahun. 67

Gambar 3.1. Realisasi Pendapatan Daerah Kota Lubuklinggau Tahun 2008 2012 68

Tabel 3.1. Tabel Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008-2012 No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Ratarata Pertum (Rp) % (Rp) (Rp) % (Rp) % (Rp) % buhan( %) 1 PENDAPATAN 387.366.365.269,54 388.697.575.325,37 484.535.654.169,83 626.814.385.947,74 682.019.541.085,41 15,19 1.1. Pendapatan Asli Daerah 20.362.155.825,54 5,26 16.038.425.224,56 4,13 16.386.209.989,83 3,38 34.302.858.402,74 5,47 39.570.639.552,98 5,80 18,07 1.1.1. Pajak daerah 4.649.731.166,97 5.663.340.690,00 6.112.768.764,00 12.127.424.672,80 13.188.032.775,00 29,77 1.1.2. Retribusi daerah 3.758.503.956,00 3.571.544.016,00 4.563.749.326,00 4.575.856.750,00 4.114.625.975,00 2,29 1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan 805.329.861,22 1.039.155.238,57 1.504.143.416,84 2.071.341.569,91 2.645.540.637,90 34,63 1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 11.148.590.841,35 5.764.385.279,99 4.205.548.482,99 15.528.235.410,03 19.622.440.165,08 15,18 1.2. Dana Perimbangan 349.297.205.938,00 90,17 348.857.048.908,00 89,75 396.118.040.423,00 81,75 451.263.416.573,00 71,99 555.564.585.622,00 81,46 12,30 1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 113.262.567.938,00 102.485.518.908 157.247.151.223 163.606.901.573,00 196.222.784.622,00 14,73 1.2.2. Dana alokasi umum 210.989.638.000,00 207.016.530.000,00 219.553.589.200,00 267.637.215.000,00 328.281.811.000,00 11,69 1.2.3. Dana alokasi khusus 25.045.000.000,00 39.355.000.000,00 19.317.300.000,00 20.019.300.000,00 31.059.990.000,00 5,53 1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 17.707.003.506,00 4,57 23.802.101.192,81 6,12 72.031.403.757,00 14,87 141.248.110.972,00 22,53 86.884.315.910,43 12,74 48,83 1.3.1 Hibah 1.3.2 Dana darurat 1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 16.196.829.906,00 12.808.848.892,81 25.905.117.700,00 20.282.313.500,00 22.070.222.881,43 8,04 1.3.4 1.3.5 Dana penyesuaian dan otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 1.510.173.600,00 45.102.011.057,00 16.475.212.500,00 39.862.301.000,00 126,66 10.993.252.300,00 1.024.275.000,00 26.645.814.132,00 24.951.792.029,00 1.3.6 Pendapatan Lainnya 77.844.770.840,00 69

3.1.1.2. Pendapatan Daerah 3.1.1.2.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 22 ayat (1), ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah yang memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu: (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi Daerah; (iii) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan (iv) Lain-lain PAD yang sah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah di Kota Lubuklinggau cenderung mengalami peningkatan, namun tingkat ketergantungan kepada Pemerintah Pusat, khususnya terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) masih besar. Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan PAD dari tahun 2008 hingga 2012 maka angka pertumbuhannya selalu positif. Artinya dari sisi daya tumbuh sudah besar, hanya kontribusinya ke Pendapatan Daerah masih relatif kecil. Penerimaan dari Pajak Daerah bertumbuh rata-rata sebesar 29,77 % per tahun dan Retribusi Daerah hanya bertumbuh rata-rata 2,29 % per tahun sedangkan kontribusinya terhadap Pendapatan Daerah pada tahun 2012 masing-masing sebesar 1,93% dan 0,6 %. Realisasi PAD pada tahun 2012 mencapai nilai sebesar Rp 39.570.639.552,98 atau 104,8 persen dari target yang ditetapkan yaitu Rp 37.760.387.239,00. Realisasi penerimaan dari seluruh sumber Pendapatan Asli Daerah dapat memenuhi dan bahkan melebihi target, kecuali yang bersumber dari Lain-lain PAD yang sah dan Hasil Retribusi Daerah. Penerimaan Pajak Daerah mencapai sebesar Rp 13.188.032.775,00 atau 121,8% dari target yang ditetapkan. Untuk Retribusi Daerah tercapai penerimaan sebesar Rp 4.114.625.975,00 atau 91,5% dari target yang ditetapkan. Untuk Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan tercapai penerimaan sebesar Rp 2.645.540.637,90 atau sebesar 136,37% dari target yang ditetapkan. Untuk realisasi Lain-lain PAD Yang Sah tercapai penerimaan sebesar Rp 19.622.440.165,08 atau baru mencapai 93,73 % dari target yang ditetapkan. Jika dilihat dari strukturnya, maka pos pembentuk PAD cenderung mengalami sedikit pergeseran selama dua tahun terakhir. Pada tahun-tahun awal pengamatan (2008-2012), pembentuk PAD terbesar kedua adalah Lain-lain PAD yang Sah yang di tahun-tahun akhir pengamatan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan ini akibat kecenderungan berkurangnya penerimaan retribusi daerah terutama dari Retribusi BLUD RSUD Siti Aisyah dan Pendapatan BLUD Badan Pendidikan dan Pelatihan, yang mulai tahun 2011 diperhitungkan masuk ke dalam pos Lain-lain PAD Yang Sah. Namun pembentuk PAD yang utama tetap berasal 70

dari Pajak Daerah. Pada tahun 2012, penerimaan Pajak Daerah mencapai Rp 13.188.032.775,00 atau 121,8% dari total PAD (lihat tabel 3.1). Penerimaan pajak ini terutama berasal dari Pajak Hotel, restoran, Hiburan, Reklame, Penerangan jalan, Parkir, Air Tanah, Sarang Burung Walet, Pajak Mineral bukan Logam Batuan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan bangunan. Adanya jenis Pajak Daerah yang baru dipungut mulai tahun 2011 (pajak sarang burung walet dan pajak BPHTB) diharapkan akan meningkatkan pendapatan daerah. Untuk retribusi, pada tahun 2012, penerimaan retribusi yang utama adalah retribusi pelayanan pasar. Pendapatan dari retribusi pasar mencapai Rp. 4.114.625.975,00. Gambar 3.2. Kontribusi Jenis Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2012 (dalam persen) 71

Tabel 3.2. Perkembangan Capaian PAD Kota Lubuklinggau Tahun 2008-2012 Tahun Pendapatan Pajak Daerah Capaian (%) Hasil Retribusi Daerah Capaian (%) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Capaian (%) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Capaian (%) 2008 Anggaran 3.463.400.000,00 134,25 6.035.926.200,00 62,27 600.000.000,00 134,22 12.950.534.450,00 86,09 Realisasi 4.649.731.166,97 3.758.503.956,00 805.329.861,22 11.148.590.841,35 2009 Anggaran 5.153.250.000,00 109,90 5.165.926.200,00 69,14 700.000.000,00 148,45 15.791.474.112,00 36,50 Realisasi 5.663.340.690,00 3.571.544.016,00 1.039.155.238,57 5.764.385.279,99 2010 Anggaran 5.805.950.000,00 105,28 5.136.426.200,00 88,85 1.000.000.000,00 150,41 17.553.360.000,00 23,96 Realisasi 6.112.768.764,00 4.563.749.326,00 1.504.143.416,84 4.205.548.482,99 2011 Anggaran 8.044.498.947,77 150,75 4.580.042.200,00 99,91 1.500.000.000,00 138,09 24.759.430.971,74 62,72 Realisasi 12.127.424.672,80 4.575.856.750,00 2.071.341.569,91 15.528.235.410,03 2012 Anggaran 10.827.904.110,00 121,80 4.498.042.200,00 91,48 1.500.000.000,00 176,37 20.934.440.929,00 93,73 Realisasi 13.188.032.775,00 4.114.625.975,00 2.645.540.637,90 19.622.440.165,08 72

3.1.1.2.2. Dana Perimbangan Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Pemerintahan Daerah telah dinyatakan bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh. Pada APBD Tahun Anggaran 2012, proporsi dana perimbangan terhadap APBD relatif besar, mencapai 78,87 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Lubuklinggau dalam pendanaan daerah masih relatif bergantung pada pemerintah pusat. Hingga akhir tahun anggaran 2012, realisasi penerimaan Dana Perimbangan mencapai 108,75 % atau sebesar Rp 555.564.585.622,00. Capaian realisasi untuk DAU dan DAK sebesar 100% sedangkan realisasi penerimaan dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak melampaui target yaitu mencapai 129,5 %. Dana Alokasi Umum memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan dari Dana Perimbangan. Kontribusinya mencapai lebih dari 50% dari total Dana Perimbangan yang diperoleh Pemerintah Kota Lubuklinggau. Sementara itu, pada tahun 2012 penerimaan dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak adalah sebesar Rp 196.222.784.622,00. Walaupun sumber penerimaan ini bukan merupakan yang dominan, namun pertumbuhannya merupakan yang tertinggi dengan rata-rata 14,73 % per tahun. 73

Tabel 3.3. Perkembangan Capaian Dana Perimbangan Kota Lubuklinggau Tahun 2008-2013 2008 2009 No URAIAN Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) 2 DANA PERIMBANGAN 324.619.870.368,00 349.297.205.938,00 107,60 356.906.759.827,77 348.857.048.908,00 97,74 2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 88.585.232.368,00 113.262.567.938,00 127,86 110.535.229.827,77 102.485.518.908,00 92,72 2.1.1 Bagi Hasil Pajak 30.619.188.468,00 30.106.445.522,00 98,33 32.560.130.831,00 30.774.276.164,00 94,52 Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan 25.883.234.868,00 23.731.906.627,00 91,69 22.829.404.072,00 22.287.286.434,00 97,63 2.1.2 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Termasuk PPh Pasal 21,25 dan 29) Bagi Hasil dari Cukai Tembakau Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan 1.500.000.000,00 3.751.703.006,00 250,11 4.929.792.531,00 3.958.603.544,00 80,30 3.235.953.600,00 2.622.835.889,00 81,05 4.800.934.228,00 4.528.386.186,00 94,32 57.966.043.900,00 83.156.122.416,00 143,46 77.975.098.996,77 71.711.242.744,00 91,97 241.500.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan 0,00 835.446.372,00 1.776.819.250,00 347.928.650,00 19,58 Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti) 825.000.000,00 2.139.382.861,00 259,32 9.224.359.461,00 8.750.376.122,00 94,86 Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan 534.543.900,00 163.213.161,00 30,53 248.477.205,00 96.517.277,00 38,84 Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi 40.000.000.000,00 31.029.914.469,00 77,57 24.661.835.080,77 22.109.623.915,00 89,65 Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi 12.000.000.000,00 46.654.836.330,00 388,79 42.063.608.000,00 40.406.796.780,00 96,06 Bagi Hasil dari Penerimaan Dari Sektor Pertambangan Umum 4.365.000.000,00 2.333.329.223,00 53,46 0,00 0,00 2.2 Dana Alokasi Umum 210.989.638.000,00 210.989.638.000,00 100,00 207.016.530.000,00 207.016.530.000,00 100,00 2.3 Dana Alokasi Khusus 25.045.000.000,00 25.045.000.000,00 100,00 39.355.000.000,00 39.355.000.000,00 100,00 74

Lanjutan Tabel 3.3 2010 2011 No URAIAN Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) 2 DANA PERIMBANGAN 388.058.986.964,86 396.118.040.423,00 102,08 461.777.924.788,00 451.263.416.573,00 97,72 2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 158.796.042.964,86 157.247.151.223,00 99,02 167.310.042.788,00 163.606.901.573,00 97,79 2.1.1 Bagi Hasil Pajak 41.740.705.773,20 34.167.208.537,00 81,86 36.953.799.410,00 30.381.833.680,00 82,22 Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan 29.833.782.231,00 24.548.155.339,00 82,28 30.284.192.823,00 24.871.380.663,00 82,13 2.1.2 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Termasuk PPh Pasal 21,25 dan 29) 5.884.682.928,00 4.400.354.582,00 74,78 5.845.341.075,00 5.014.574.768,00 85,79 6.460.180.730,00 5.301.027.160,00 82,06 Bagi Hasil dari Cukai Tembakau 176.899.539,20 204.123.848,00 115,39 209.425.857,00 209.425.857,00 100,00 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan 117.055.337.191,66 123.079.942.686,00 105,15 #DIV/0! 130.356.243.378,00 133.225.067.893,00 102,20 Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan 447.732.957,00 137.912.552,00 30,80 584.084.740,00 820.141.149,00 140,41 Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti) 7.346.770.400,00 11.370.043.682,00 154,76 11.428.795.931,00 17.236.990.629,00 150,82 Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan 241.448.692,00 133.334.511,00 55,22 249.099.085,00 261.048.242,00 104,80 Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi 35.207.614.635,00 34.902.575.732,00 99,13 37.460.154.763,00 36.315.324.603,00 96,94 Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi 73.811.770.507,66 76.536.076.209,00 103,69 80.634.108.859,00 78.591.563.270,00 97,47 Bagi Hasil dari Penerimaan Dari Sektor Pertambangan Umum 0,00 0,00 2.2 Dana Alokasi Umum 209.945.644.000,00 219.553.589.200,00 104,58 267.774.782.000,00 267.637.215.000,00 99,95 2.3 Dana Alokasi Khusus 19.317.300.000,00 19.317.300.000,00 100,00 26.693.100.000,00 20.019.300.000,00 75,00 75

Lanjutan Tabel 3.3 2012 No URAIAN Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) 2 DANA PERIMBANGAN 510.878.120.958,80 555.564.585.622,00 108,75 2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 151.536.319.958,80 196.222.784.622,00 129,49 2.1.1 Bagi Hasil Pajak 30.816.106.766,80 35.535.582.414,00 115,31 Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan 23.091.228.058,55 22.682.340.291,00 98,23 2.1.2 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Termasuk PPh Pasal 21,25 dan 29) 0,00 481.469.231,00 7.398.950.544,60 11.962.871.009,00 161,68 Bagi Hasil dari Cukai Tembakau 325.928.163,65 408.901.883,00 125,46 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan 120.720.213.192,00 160.687.202.208,00 133,11 Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan 423.636.407,00 942.159.669,00 222,40 Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti) 11.491.347.992,00 19.675.343.441,00 171,22 Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan 246.491.862,00 343.986.219,00 139,55 Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi 37.068.192.209,00 40.637.683.798,00 109,63 Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi 71.490.544.722,00 99.088.029.081,00 138,60 Bagi Hasil dari Penerimaan Dari Sektor Pertambangan Umum 2.2 Dana Alokasi Umum 328.281.811.000,00 328.281.811.000,00 100,00 2.3 Dana Alokasi Khusus 31.059.990.000,00 31.059.990.000,00 100,00 76

3.1.1.2.3. Lain-lain Pendapatan yang Sah Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD di Kota Lubuklinggau terdiri dari pendapatan hibah, dana bagi hasil pajak dari provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lainnya. Proporsi Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap pendapatan daerah Kota Lubuklinggau mencapai 12,74 % pada tahun 2012. Proposi ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, ditargetkan lain-lain pendapatan yang sah memperoleh Rp 99.037.169.085,70 dan pada akhir tahun terealisasi sebesar Rp 86.884.315.910,43 atau tercapai 87,73 % dari target. Data selengkapnya mengenai Lain-lain Pendapatan yang Sah tersaji dalam tabel. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi serta Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah. Kontribusi masing-masing bervariasi setiap tahunnya. Selama tahun 2008-2012, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus untuk Kota Lubuklinggau meningkat setiap tahunnya dengan rata- rata pertumbuhan 48,83 % per tahun. Peningkatan besaran Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus ini terkait dengan adanya dana transfer daerah untuk tunjangan profesi guru PNSD sebesar 36.394.301.000,00 dan tambahan penghasilan untuk guru PNSD yang sebesar Rp 3.468.000.000,00. 77

Tabel 3.4 Capaian Lain-lain Pendapatan Yang Sah Kota Lubuklinggau Tahun 2008-2012 NO URAIAN 2008 2009 A R % A R % 4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 19.269.295.315,38 17.707.003.506,00 91,89 27.627.483.006,53 23.802.101.192,81 86,15 4.3.1 Pendapatan Hibah 0,00 0,00 4.3.1.1 Pendapatan Hibah dari Pemerintah 0,00 0,00 Pemerintah 0,00 0,00 Pemerintah Daerah 4.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 16.354.229.915,38 16.196.829.906,00 99,04 22.698.131.006,53 12.808.848.892,81 56,43 4.3.2.1 Dana Bagi Hail Pajak dari Provinsi 16.354.229.915,38 16.196.829.906,00 99,04 22.698.131.006,53 12.808.848.892,81 56,43 Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor 3.003.990.809,00 3.183.643.003,00 105,98 6.395.422.095,00 3.637.884.439,38 56,88 Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 4.126.944.815,00 4.205.562.803,00 101,90 6.872.258.429,00 2.802.432.435,48 40,78 Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Diatas Air 3.420.291,38 1.710.100,00 50,00 2.341.080,91 0,00 0,00 Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 8.975.154.000,00 8.727.068.800,00 97,24 9.325.159.401,62 6.335.750.017,95 67,94 Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah 244.720.000,00 78.845.200,00 32,22 102.950.000,00 32.782.000,00 31,84 Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Atas Air 4.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 2.915.065.400,00 1.510.173.600,00 51,81 4.929.352.000,00 0,00 0,00 4.3.3.1 Dana Penyesuaian 2.915.065.400,00 1.510.173.600,00 51,81 4.929.352.000,00 0,00 0,00 Dana Penyesuaian Tunjangan Kependidikan 2.915.065.400,00 1.510.173.600,00 51,81 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah 4.929.352.000,00 0,00 0,00 Tambahan Penghasilan Guru PNSD Tahun 2009 0,00 0,00 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pemerintah Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan Dana Penyesuaian Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tunjangan Profesi Guru Tunjangan Penghasilan Guru 4.3.4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 4.3.4.1 Bantuan Keuangan dari Provinsi 4.3.5 Pendapatan Lainnya 0,00 10.993.252.300,00 4.3.5.1 Pendapatan Lainnya 0,00 10.993.252.300,00 78

Lanjutan Tabel 3.4 NO URAIAN 2010 2011 A R % A R % 4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 97.276.572.684,77 72.031.403.757,00 74,05 155.504.303.293,55 141.248.110.972,00 90,83 4.3.1 Pendapatan Hibah 10.000.000.000,00 0,00 0,00 4.3.1.1 Pendapatan Hibah dari Pemerintah 10.000.000.000,00 0,00 0,00 Pemerintah Pemerintah Daerah 10.000.000.000,00 0,00 0,00 4.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 32.897.291.484,77 25.905.117.700,00 78,75 27.778.268.462,55 20.282.313.500,00 73,02 4.3.2.1 Dana Bagi Hail Pajak dari Provinsi 32.897.291.484,77 25.905.117.700,00 78,75 27.778.268.462,55 20.282.313.500,00 73,02 Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor 7.377.836.147,40 7.240.889.359,46 98,14 7.752.883.437,46 4.374.500.000,00 56,42 Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 9.565.340.268,31 8.092.528.394,75 84,60 8.780.616.216,75 5.659.030.400,00 64,45 Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Diatas Air 4.399.573,75 282.740,21 6,43 2.557.000,00 21.378,00 0,84 Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 15.794.102.394,02 10.438.708.712,01 66,09 11.187.201.912,01 10.177.892.100,00 90,98 Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah 155.613.101,29 83.968.341,75 53,96 446.578,00 446.578,00 100,00 Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan 0,00 45.916.696,33 54.184.118,33 70.043.822,00 129,27 Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Atas Air 0,00 2.823.455,49 379.200,00 379.222,00 100,01 4.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 53.347.281.200,00 45.102.011.057,00 84,54 16.432.475.000,00 16.475.212.500,00 100,26 4.3.3.1 Dana Penyesuaian 53.347.281.200,00 45.102.011.057,00 84,54 Dana Penyesuaian Tunjangan Kependidikan 0,00 0,00 16.432.475.000,00 16.475.212.500,00 100,26 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah Tambahan Penghasilan Guru PNSD Tahun 2009 53.347.281.200,00 14.793.411.057,00 27,73 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pemerintah 0,00 0,00 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan 0,00 1.740.600.000,00 Dana Penyesuaian Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD 0,00 4.293.000.000,00 Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah 0,00 24.275.000.000,00 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 16.432.475.000,00 16.475.212.500,00 100,26 Tunjangan Profesi Guru Tunjangan Penghasilan Guru 4.3.4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 1.032.000.000,00 1.024.275.000,00 99,25 27.261.288.991,00 26.645.814.132,00 97,74 4.3.4.1 Bantuan Keuangan dari Provinsi 1.032.000.000,00 1.024.275.000,00 99,25 27.261.288.991,00 26.645.814.132,00 97,74 4.3.5 Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 84.032.270.840,00 77.844.770.840,00 92,64 4.3.5.1 Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 84.032.270.840,00 77.844.770.840,00 92,64 79

Lanjutan Tabel 3.4 NO URAIAN 2012 A R % 4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 99.037.169.085,70 86.884.315.910,43 87,73 4.3.1 Pendapatan Hibah 1.200.000.000,00 0,00 0,00 4.3.1.1 Pendapatan Hibah dari Pemerintah 1.200.000.000,00 0,00 0,00 Pemerintah 1.200.000.000,00 0,00 0,00 Pemerintah Daerah 4.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 35.958.144.495,70 22.070.222.881,43 61,38 4.3.2.1 Dana Bagi Hail Pajak dari Provinsi 35.958.144.495,70 22.070.222.881,43 61,38 Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor 8.681.102.592,00 5.713.230.270,37 65,81 Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 13.732.698.617,00 7.197.777.529,96 52,41 Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Diatas Air 1.831.000,00 0,00 0,00 Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 13.417.887.420,00 9.159.215.081,10 68,26 Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Atas Air 124.624.866,70 0,00 0,00 4.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 39.862.301.000,00 39.862.301.000,00 100,00 4.3.3.1 Dana Penyesuaian 4.3.4 Dana Penyesuaian Tunjangan Kependidikan 39.862.301.000,00 39.862.301.000,00 100,00 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah Tambahan Penghasilan Guru PNSD Tahun 2009 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pemerintah Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan Dana Penyesuaian Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tunjangan Profesi Guru 36.394.301.000,00 36.394.301.000,00 100,00 Tunjangan Penghasilan Guru 3.468.000.000,00 3.468.000.000,00 100,00 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 22.016.723.590,00 24.951.792.029,00 113,33 4.3.4.1 Bantuan Keuangan dari Provinsi 22.016.723.590,00 24.951.792.029,00 113,33 4.3.5 Pendapatan Lainnya 4.3.5.1 Pendapatan Lainnya 80

3.1.1.3. Belanja Daerah Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari kelompok belanja aparatur dan belanja pelayanan publik berdasar Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 menjadi kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung berdasar Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Belanja daerah terdiri dari: 1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g) Belanja Bantuan Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga. 2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja pegawai, (b) Belanja barang dan jasa, dan (c) Belanja modal. Pada tahun 2012, belanja Kota Lubuklinggau mencapai Rp 540.792.862.206.206,44 Besaran belanja ini meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 12,35%/tahun. Walaupun besaran belanja mengalami peningkatan namun proporsi masing-masing pos belanja relatif tidak banyak mengalami perubahan. Proporsi Belanja Tidak Langsung merupakan yang terbesar, yaitu 64,56%, sedangkan proporsi Belanja Langsung hanya 35,44%. Dari pos Belanja Tidak Langsung, pengeluaran Belanja Pegawai merupakan yang terbesar jumlahnya. Proporsinya terhadap Belanja mencapai 40,79% dan proporsinya terhadap Belanja Tidak Langsung mencapai 90,42%. Belanja pegawai ini merupakan penyediaan gaji dan tunjangan serta tambahan penghasilan lainnya bagi pegawai negeri di lingkungan Kota Lubuklinggau. Tingginya alokasi belanja untuk pegawai ini perlu diperhatikan, apakah imbal balik kepada masyarakat berupa pelayanan publik sudah sepadan. Besaran belanja langsung yang terkait langsung dengan program dan kegiatan dengan masyarakat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 6,17%/tahun. Proporsi belanja barang dan jasa pada Belanja Langsung mencapai 45,29%, sedangkan belanja modal untuk pengadaan aset tetap berwujud pada tahun 2012 mencapai 47,59%. Besaran belanja barang dan jasa dan belanja modal cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. (lihat tabel 3.).Realisasi belanja untuk Kota Lubuklinggau tidak pernah memenuhi target. Pada tahun 2012, realisasi belanja hanya mencapai 92,86%. Walaupun pencapaiannya meningkat dari tahun ke tahun, namun masih selalu di bawah 100%. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya kemampuan 82

pemerintah dalam menyerap anggaran dan merealisasikannya untuk pelayanan publik. Realisasi untuk Belanja Tidak Langsung adalah sebesar 95,80% dan untuk Belanja Langsung adalah sebesar 90,44%. Bila dilihat berdasarkan urusan, maka belanja dapat dibagi menjadi belanja untuk Urusan Wajib dan belanja untuk Urusan Pilihan. Proporsi yang terbesar adalah untuk Urusan Wajib karena terkait dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Belanja urusan Otonomi daerah, Pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian mencapai 27,08% dari total belanja, sedangkan belanja urusan pendidikan mencapai 29,70% dari total belanja. (lihat tabel 3.7). 83

Tabel 3.5 Struktur dan Pertumbuhan Belanja Daerah Kota Lubuklinggau Tahun 2010-2012 STRUKTUR(%) PERTUMBUHAN(%) No Uraian 2010 2011 2012 2010-2011 2011-2012 2010-2012 A Belanja Tidak Langsung 41,72 41,84 46,54 20,55 20,4 20,47 1 Belanja Pegawai 39,03 39,62 42,67 22,02 16,6 19,31 2 Belanja Bunga 0 0,01 0,12 0 1.086,63 543,31 3 Belanja Subsidi 0 0 0 0 0 0 4 Belanja Hibah 1,12 1,63 3,46 74,7 130,12 102,41 5 Belanja Bantuan Sosial 0,98 0,57 0,01-29,95-97,75-63,85 6 Belanja Bagi Hasil 0 0 0 0 0 0 7 Belanja Bantuan Keuangan 0,31 0 0,08-100 0-50 8 Belanja Tidak Terduga 0,29 0,02 0,19-93,03 1.139,04 523 B Belanja Langsung 58,28 58,16 53,46 19,96-0,5 9,73 1 Belanja Pegawai 5,27 4,76 3,57 8,53-18,72-5,1 2 Belanja Barang dan Jasa 23,69 23,07 24,22 17,08 13,62 15,35 3 Belanja Modal 29,32 30,33 25,67 24,34-8,37 7,98 Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan keuangan dan Aset Kota Lubuklinggau 84

Tabel 3.6 Capaian Belanja Daerah Kota Lubuklinggau Tahun 2010-2012 2010 2011 2012 No Uraian A R (%) A R (%) A R (%) BELANJA 540.792.862.206,44 487.141.998.686,00 90,08 653.297.404.091,01 585.560.371.334,37 89,63 682.619.251.388,62 633.849.234.057,04 92,86 A Belanja Tidak Langsung 208.419.396.862,44 203.250.715.078,00 97,52 251.849.394.538,26 245.016.411.092,38 97,29 307.930.543.529,02 294.994.900.266,90 95,8 1 Belanja Pegawai 194.541.230.686,56 190.113.158.978,00 97,72 235.748.835.862,38 231.975.516.887,00 98,4 278.457.532.088,14 270.486.592.643,44 97,14 2 Belanja Bunga 203.370.069,88 0 0 203.370.069,88 65.742.106,38 32,33 780.200.000,88 780.113.907,46 99,99 3 Belanja Subsidi 4 Belanja Hibah 5.560.000.000,00 5.460.000.000,00 98,2 10.558.005.000,00 9.538.774.899,00 90,35 25.090.733.000,00 21.951.005.766,00 87,49 5 Belanja Bantuan Sosial 4.963.396.106,00 4.766.656.100,00 96,04 5.139.183.606,00 3.338.922.200,00 64,97 182.500.000,00 75.000.000,00 41,1 6 Belanja Bagi Hasil 7 Belanja Bantuan Keuangan 1.512.000.000,00 1.512.000.000,00 100 499.522.200,00 494.684.450,00 99,03 8 Belanja Tidak Terduga 1.639.400.000,00 1.398.900.000,00 85,33 200.000.000,00 97.455.000,00 48,73 2.920.056.240,00 1.207.503.500,00 41,35 B Belanja Langsung 332.373.465.344,00 283.891.283.608,00 85,41 401.448.009.552,75 340.543.960.241,99 84,83 374.688.707.859,60 338.854.333.790,14 90,44 1 Belanja Pegawai 28.470.703.266,00 25.675.600.381,00 90,18 31.463.299.150,00 27.865.543.097,83 88,57 26.670.715.176,00 22.648.751.007,02 84,92 2 Belanja Barang dan Jasa 128.609.933.912,00 115.397.343.442,00 89,73 154.761.409.417,75 135.104.291.561,66 87,3 169.690.480.972,60 153.501.051.607,11 90,46 3 Belanja Modal 175.292.828.166,00 142.818.339.785,00 81,47 215.223.300.985,00 177.574.125.582,50 82,51 178.327.511.711,00 162.704.531.176,01 91,24 85

Tabel 3.7 Perkembangan Belanja Daerah Kota Lubuklinggau Menurut Urusan Tahun 2010-2012 2010 2011 2012 No Uraian Realisasi Capaian Struktur (%) Realisasi Capaian Struktur (%) Realisasi Capaian Struktur (%) I. Urusan Wajib 461.745.959.106,00 85,38 94,79 554.345.524.408,37 84,85 94,67 607.931.943.938,03 89,06 95,91 1 Pendidikan 140.180.471.870,00 92,75 28,78 179.391.106.965,49 91,38 30,64 188.232.058.626,00 97,44 29,70 2 Kesehatan 37.190.592.183,00 91,67 7,63 42.144.063.715,66 89,51 7,20 51.207.066.560,11 91,40 8,08 3 Pekerjaan Umum 103.114.645.846,00 88,88 21,17 121.160.534.501,01 85,92 20,69 107.362.655.761,00 91,03 16,94 4 Penataan Ruang 418.391.250,00 98,71 0,07 5 Perencanaan Pembangunan 7.279.282.760,00 93,20 1,49 6.808.183.020,00 95,75 1,16 7.576.260.621,00 92,11 1,20 6 Perhubungan 5.787.223.747,00 98,88 1,19 5.869.652.504,00 97,54 1,00 5.712.692.116,00 94,32 0,90 7 Lingkungan Hidup 9.392.488.061,00 95,82 1,93 13.333.966.048,00 96,58 2,28 13.716.239.579,00 87,61 2,16 8 Kependudukan dan Catatan Sipil 3.296.675.772,00 91,67 0,68 3.596.369.426,00 79,79 0,61 4.195.861.229,00 90,49 0,66 9 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 150.752.300,00 97,26 0,03 82.427.250,00 87,48 0,01 391.246.432,00 86,42 0,06 10 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 4.030.125.102,00 96,13 0,83 4.437.145.017,00 84,02 0,76 5.305.964.672,00 97,76 0,84 11 Sosial 3.835.181.017,00 93,93 0,79 3.126.436.436,00 93,79 0,53 3.234.358.378,00 97,60 0,51 12 Ketenagakerjaan 2.735.917.006,00 87,90 0,56 2.447.930.296,00 76,89 0,42 2.816.734.317,00 94,09 0,44 13 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 3.989.245.016,00 94,42 0,82 4.811.207.413,00 96,66 0,82 4.417.282.003,00 95,24 0,70 14 Penanaman Modal 1.297.436.569,00 86,71 0,27 1.129.391.390,00 88,42 0,19 1.273.489.455,00 96,01 0,20 15 Kebudayaan 3.671.081.213,00 92,23 0,75 3.777.852.075,00 96,56 0,65 3.148.107.024,00 95,08 0,50 16 Kepemuda dan Olah Raga 4.263.448.049,00 97,95 0,88 4.597.488.074,00 94,24 0,79 6.066.551.786,00 90,31 0,96 17 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 6.350.251.858,00 95,17 1,30 6.879.380.095,00 93,30 1,17 11.415.974.396,00 88,91 1,80 86

Lanjutan Tabel 3.7 2010 2011 2012 No Uraian Realisasi Capaian Struktur (%) Realisasi Capaian Struktur (%) Realisasi Capaian Struktur (%) 18 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat 121.283.052.794,00 91,84 24,90 138.358.186.444,21 89,64 23,63 171.657.700.759,92 89,69 27,08 19 Ketahanan Pangan 958.370.810,00 94,47 0,20 2.661.824.799,00 90,94 0,45 2.736.167.997,00 88,15 0,43 20 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 2.361.260.865,00 88,25 0,48 3.198.092.500,00 89,57 0,55 3.659.860.282,00 92,43 0,58 21 Statistik 101.756.000,00 92,51 0,02 107.212.600,00 94,69 0,02 22 Kearsipan 62.040.000,00 100,00 0,01 60.700.000,00 99,92 0,01 39.760.000,00 100,00 0,01 23 Perpustakaan 414.660.268,00 100,40 0,09 6.473.586.439,00 87,03 1,11 13.240.308.094,00 97,99 2,09 II. Urusan Pilihan 25.396.039.580,00 4,70 5,21 31.214.846.926,00 4,78 5,33 25.917.290.119,01 3,80 4,09 1 Pertanian 9.128.568.170,00 96,77 1,87 5.062.696.203,00 84,53 0,86 8.319.293.821,01 92,92 1,31 2 Kehutanan 1.182.996.600,00 81,61 0,24 1.042.422.449,00 81,47 0,18 1.221.804.400,00 75,64 0,19 3 Energi dan Sumberdaya Mineral 2.737.643.600,00 20,04 0,56 14.733.245.500,00 95,63 2,52 3.787.803.050,00 96,02 0,60 4 Pariwisata 1.886.029.925,00 99,69 0,39 822.472.821,00 77,61 0,14 1.000.185.053,00 96,95 0,16 5 Kelautan dan Perikanan 4.513.910.239,00 98,41 0,93 4.363.268.772,00 95,90 0,75 5.912.130.393,00 98,61 0,93 6 Perdagangan 4.889.026.472,00 94,33 1,00 4.248.962.326,00 86,69 0,73 5.023.180.387,00 97,76 0,79 7 Perindustrian 1.057.864.574,00 88,40 0,22 941.778.855,00 87,70 0,16 652.893.015,00 98,59 0,10 87

3.1.2. Neraca Keuangan Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas (perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah) yang meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Laporan Neraca daerah akan memberikan informasi penting kepada manajemen pemerintahan daerah (seperti Kepala daerah dan Kepala Biro/Bagian Keuangan serta Kepala dinas), pihak legislatif daerah maupun para Kreditur/Pemberi Pinjaman kepada daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau aset daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu. Elemen utama neraca Pemerintah Daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening yang lebih terinci. 3.1.2.1. Aset Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari (i) aset lancar, (ii) investasi jangka panjang, (iii) aset tetap, (iv) dana cadangan, dan (v) asset lainnya. Pada tahun 2008, Kota Lubuklinggau memiliki aset senilai Rp 824.373.450.216,55. Pertumbuhan aset selama 2008-2011 tercatat 16,24 % per tahun. Yang terbesar nilainya adalah aset tetap. Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar untuk Kota Lubuklinggau pada tahun 2011 mencapai Rp 55.611.240.286,84, menurun sebesar Rp 38.434.109.398,19 dari tahun 2008. Rata-rata penurunan aset lancar ini sebesar 16,07 % per tahun. Untuk Kota Lubuklinggau, investasi jangka panjang bertumbuh dengan rata-rata 18,06 % per tahun. Pada tahun 2008, investasi jangka panjang baru sebesar Rp 17.276.364.600,00 namun tahun 2011 mencapai Rp 28.430.158.914,27. Investasi jangka panjang ini didominasi oleh investasi permanen berupa penyertaan modal Pemerintah Daerah. Aset Tetap adalah adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun anggaran yang digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Pada tahun 2011, nilai aset tetap di Kota Lubuklinggau mencapai Rp 1.197.915.150.841,12. Yang tertinggi nilainya adalah aset tetap berupa gedung dan bangunan, Jalan, Jaringan dan Instalasi. 88

Tabel 3.8 Neraca Keuangan Daerah Kota Lubuklinggau Tahun 2008-2011 No URAIAN 2008 2009 2010 2011 % 1 ASET 1. 1 ASET LANCAR 1. 1. 1 Kas 85.154.045.022,40 26.134.372.579,60 24.672.834.605,55 37.581.007.154,12 (23,86) 1. 1. 2 Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00 0,00 0,00 1. 1. 3 Piutang 497.795.495,00 18.029.800,00 3.862.530.446,05 11.438.985.699,27 184,30 1. 1. 4 Piutang Lain-lain 1.795.601.228,00 2.330.552.603,00 1.733.220.603,00 2.549.396.779,00 12,39 1. 1. 5 Persediaan 6.597.907.939,63 4.314.925.925,00 3.407.425.523,00 4.041.850.654,45 (15,07) JUMLAH ASET LANCAR 94.045.349.685,03 32.797.880.907,60 33.676.011.177,60 55.611.240.286,84 (16,07) 1. 2 INVESTASI JANGKA PANJANG 1. 2. 1 Investasi Non Permanen 0,00 0,00 0,00 0,00 1. 2. 2 Investasi Permanen 17.276.364.600,00 35.842.483.109,95 35.842.483.109,95 28.430.158.914,27 18,06 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 1. 3 ASET TETAP 17.276.364.600,00 35.842.483.109,95 35.842.483.109,95 28.430.158.914,27 18,06 1. 3. 1 Tanah 84.606.907.693,00 87.523.952.452,00 251.252.925.545,00 90.939.979.997,00 2,44 1. 3. 2 Peralatan dan Mesin 123.819.773.996,00 152.652.179.774,00 66.357.496.033,07 182.580.198.079,07 13,82 1. 3. 3 Gedung dan Bangunan 217.115.302.688,00 269.642.493.338,00 338.721.125.335,00 385.063.579.789,49 21,05 1. 3. 4 Jalan, Jaringan dan Instalasi 275.621.867.025,00 325.383.708.905,00 352.211.949.560,00 502.449.700.314,01 22,16 1. 3. 5 Aset Tetap Lainnya 7.529.127.575,00 10.021.490.475,00 12.685.473.741,00 13.764.830.540,00 22,28 1. 3. 6 Konstruksi dalam Pengerjaan 0,00 4.116.876.080,00 47.710.694.820,00 23.116.862.121,55 1. 3. 7 Akumulasi Penyusutan 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH ASET TETAP 708.692.978.977,00 849.340.701.024,00 1.068.939.665.034,07 1.197.915.150.841,12 19,12 1. 4 DANA CADANGAN 1. 4. 1 Dana Cadangan 4.272.669.448,00 0,00 0,00 0,00 (100,00) JUMLAH DANA CADANGAN 4.272.669.448,00 0,00 0,00 0,00 (100,00) 1. 5 ASET LAINNYA 1. 5. 1 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0,00 0,00 0,00 0,00 1. 5. 2 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 27.362.506,52 24.975.006,52 25.008.340,00 32.783.300,00 6,21 1. 5. 3 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0,00 0,00 0,00 0,00 89

Lanjutan Tabel 3.8 No URAIAN 2008 2009 2010 2011 % 1. 5. 4 Aset Tidak Berwujud 0,00 1.578.600.000,00 1.578.600.000,00 1.890.632.960,00 1. 5. 5 Aset Lain-lain 58.725.000,00 7.301.904.000,00 8.274.481.959,93 10.990.196.500,00 472,00 JUMLAH ASET LAINNYA 86.087.506,52 8.905.479.006,52 9.878.090.299,93 12.913.612.760,00 431,34 JUMLAH ASET 824.373.450.216,55 926.886.544.048,07 1.148.336.249.621,55 1.294.870.162.802,23 16,24 2 KEWAJIBAN 2. 1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 2. 1. 1 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 4.101.047,00 4.174.367,00 533.663.831,00 64.156.191,00 150,10 2. 1. 2 Utang Bunga 0,00 203.370.069,88 203.370.069,88 137.627.963,50 2. 1. 3 Utang Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00 2. 1. 4 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0,00 1.168.631.855,79 2.780.458.037,13 2.353.133.413,45 2. 1. 5 Pendapatan Diterima Dimuka 0,00 0,00 0,00 0,00 2. 1. 6 Utang Jangka Pendek Lainnya 0,00 7.358.945.768,60 29.337.752.932,60 8.083.321.313,60 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA 4.101.047,00 8.735.122.061,27 32.855.244.870,61 10.638.238.881,55 1.274,02 PENDEK 2. 2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 2. 2. 1 Utang Dalam Negeri 0,00 1.611.826.181,34 0,00 0,00 2. 2. 2 Utang Luar Negeri 0,00 0,00 0,00 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00 1.611.826.181,34 0,00 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN 4.101.047,00 10.346.948.242,61 32.855.244.870,61 10.638.238.881,55 1.274,02 3 EKUITAS DANA 3. 1 EKUITAS DANA LANCAR 3. 1. 1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 85.149.943.975,40 26.130.198.212,60 24.098.186.496,43 37.516.850.963,12 (23,91) 3. 1. 2 Cadangan untuk Piutang 2.293.396.723,00 2.348.582.403,00 5.595.751.049,05 13.988.382.478,27 82,71 3. 1. 3 Cadangan untuk Persediaan 6.597.907.939,63 4.314.925.925,00 3.407.425.523,00 4.041.850.654,45 (15,07) 3. 1. 4 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek 0,00 (8.730.947.694,27) (32.321.581.039,61) (10.574.082.690,55) 90

Lanjutan Tabel 3.8 No URAIAN 2008 2009 2010 2011 % 3. 1. 5 Pendapatan yang Ditangguhkan 0,00 0,00 40.984.278,12 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 94.041.248.638,03 24.062.758.846,33 820.766.306,99 44.973.001.405,29 (21,80) 3. 2 EKUITAS DANA INVESTASI 3. 2. 1 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 17.276.364.600,00 35.842.483.109,95 35.842.483.109,95 28.430.158.914,27 18,06 3. 2. 2 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 708.692.978.977,00 849.340.701.024,00 1.068.939.665.034,07 1.197.915.150.841,12 19,12 3. 2. 3 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) 86.087.506,52 8.905.479.006,52 9.878.090.299,93 12.913.612.760,00 431,34 3. 2. 4 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang Jangka Panjang 0,00 (1.611.826.181,34) 0,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 726.055.431.083,52 892.476.836.959,13 1.114.660.238.443,95 1.239.258.922.515,39 19,51 3. 3 EKUITAS DANA CADANGAN 3. 3. 1 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 4.272.669.448,00 0,00 0,00 0,00 (100,00) JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 4.272.669.448,00 0,00 0,00 0,00 (100,00) JUMLAH EKUITAS DANA 824.369.349.169,55 916.539.595.805,46 1.115.481.004.750,94 1.284.231.923.920,68 15,92 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 824.373.450.216,55 926.886.544.048,07 1.148.336.249.621,55 1.294.870.162.802,23 16,24 91

3.1.2.2. Kewajiban Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 10.638.238.881,55. Kewajiban jangka pendek, yang diharapkan harus diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Peningkatan utang jangka pendek ini didorong adanya peningkatan Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan Bagian Lancar Utang Jangka Panjang. 3.1.2.3. Ekuitas Dana Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah. Ekuitas Dana meliputi (i) Ekuitas Dana Lancar, (ii) Ekuitas Dana Investasi, dan (iii) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan aset lainnya (tidak termasuk Dana cadangan) dengan jumlah nilai utang jangka panjang. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan dalam Dana cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang. Nilai ekuitas dana Kota Lubuklinggau mencapai Rp1.284.231.923.920,68. Nilai ekuitas dana yang terbesar adalah berupa ekuitas dana investasi. 3.1.2.4. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan Quick Ratio. Rasio lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek, sedang Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Tabel 3.9 Rasio Likuiditas Tahun 2009-2011 No Rasio Likuiditas 2009 2010 2011 1 Rasio Lancar 3,75 1,02 5,23 2 Quick Ratio 3,26 0,92 4,85 Sumber: Neraca Keuangan Daerah Kota Lubuklinggau, diolah 92

Rasio Lancar digunakan untuk melihat kemampuan Pemerintah Kota Lubuklinggau dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya. Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kota Lubuklinggau tahun 2009 sebesar 3,75, tahun 2010 sebesar 1,02 dan tahun 2011 sebesar 5,23. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Lubuklinggau m e m i l i k i k e m a m p u a n u n t u k mencairkan aset lancarnya untuk membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. Walaupun begitu, perlu diperhatikan nilai rasio lancar yang semakin menurun. Nilai rasio yang semakin kecil dapat menunjukkan semakin berkurangnya kemampuan pemerintah daerah dalam melunasi kewajibannya. Jika ditelurusi penyebabnya, hal ini dapat disebabkan oleh semakin berkurangnya jumlah aset lancar akibat semakin berkurangnya kas, namun di sisi lain utang jangka pendek juga semakin meningkat. Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current ratio) karena Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah Kota Lubuklinggau tahun 2009 sebesar 3,26, tahun 2010 sebesar 0,92 dan tahun2011 sebesar 4,85. Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kota Lubuklinggau setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. 3.1.2.5. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban terhadap aset adalah kewajiban dibagi dengan aset, sedangkan rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas. Tabel 3.10 Rasio Solvabilitas Tahun 2009-2011 No Rasio Solvabilitas 2009 2010 2011 1 Rasio Kewajiban Terhadap Aset 0,011163 0,028611 0,008216 2 Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas 0,011289 0,029454 0,008284 Sumber: Neraca Keuangan Daerah Kota Lubuklinggau, diolah Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio kewajiban terhadap aset tahun 2009 sebesar 0,011163,tahun 2010 sebesar 0,028611 93

dan tahun 2011 sebesar 0,008216. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban terhadap asset. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kota Lubuklinggau selama tahun 2008-2011 cukup kuat untuk membayar jika Pemerintah Kota Lubuklinggau melakukan pinjaman ke kreditor dan kemampuan membayar tersebut cenderung meningkat. Rasio kewajiban terhadap ekuitas secara langsung membandingkan kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio ahun 2009 sebesar 0,011289, tahun 2010 sebesar 0,029454 dan tahun 2011 sebesar 0,008284. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban terhadap ekuitas karena menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah untuk membayar kewajibannya. 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran Kebijakan pengelolaan keuangan Pemerintah Kota Lubuklinggau selama 2008-2011 menunjukkan proporsi pengeluaran yang digunakan untuk belanja aparatur bersifat fluktuatif, cenderung meningkat. Pada tahun 2010, proporsi belanja aparatur terhadap total pengeluaran hanya mencapai 53,06%, meningkat menjadi 53,83% atau 0,78% pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 54,54% pada tahun 2012(tabel 14) Kondisi ini memperlihatkan bahwa APBD Kota Lubuklinggau belum memberikan pelayanan yang optimal bagi publik karena sebagian besar APBD Kota Lubuklinggau digunakan untuk belanja pegawai. Tabel 3.11 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun 2010-2012 Tahun Belanja Aparatur Belanja tidak langsung Belanja langsung Jumlah Total Belanja Proporsi Belanja aparatur 2010 185.102.169.838,00 73.365.316.507,00 258.467.486.345,00 487.141.998.686,00 53,06 2011 231.975.516.887,00 83.260.248.823,83 315.235.765.710,83 585.560.371.334,37 53,83 2012 270.311.623.193,44 75.414.652.792,03 345.726.275.985,47 633.849.234.057 54,54 Sumber: Neraca Keuangan Daerah Kota Lubuklinggau, diolah 3.2.2. Analisis Pembiayaan Selama kurun waktu 2010-2012, APBD Kota Lubuklinggau mengalami satu kali defisit anggaran dan dua kali surplus anggaran. Pada tahun 2010 defisit anggaran mencapai Rp 3.106.344.516, Pada tahun 2011, APBD Kota Lubuklinggau mengalami surplus anggaran yang mancapai angka Rp 12.428.264.141,69,- dan pada tahun berikutnya (2012) masih 94

terjadi surplus anggaran dengan nilai yang lebih tinggi yaitu Rp45.697.527.848,99,- Peningkatan surplus anggaran dan terjadinya defisit anggaran disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan. Peningkatan belanja daerah didominasi oleh peningkatan belanja aparatur. Hal ini mengindikasikan bahwa belanja daerah lebih banyak digunakan untuk kebutuhan rutin birokrasi dibandingkan untuk memberikan pelayanan publik. Defisit anggaran juga merupakan indikasi adanya pemborosan APBD. Tabel 3.12 Defisit dan surplus Riil APBD Kota Lubuklinggau 2010-2012 2010 2011 2012 1 Pendapatan 484.535.654.170 626.814.385.948 682.019.541.085 Dikurangi 2 Belanja 487.141.998.686 585.560.371.334 633.849.234.057 3 Pengeluaran pembiayaan daerah 500.000.000,00 28.825.750.471,68 2.472.779.179,38 4 Suplus (defisit) riil -3.106.344.516 12.428.264.141,69 45.697.527.848,99 3.3. Kerangka Pendanaan 3.3.1. Analisis pengeluaran periodik prioritas utama Analisis terhadap terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat ditujukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun anggaran. Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh pemerintah daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar. 95