HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII - VIII DI SMP NEGERI 2 PARE-KEDIRI TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Emosional. *Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo

ABSTRACT. Keywords: Parenting parenting, School Physical Environment, Emotional Intelligence And Learning Motivation PENDAHULUAN

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA MEDAN MIRA JAYATI

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA

KONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR KELAS XI DI SMK BINA NUSANTARA UNGARAN ARTIKEL ILMIAH OLEH EKA SAROFATUL JANAH A008

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT II DI AKADEMI KEPERAWATAN PANTI KOSALA SURAKARTA. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR DENGAN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA TINGKAT II DI AKDEMI KEBIDANAN PAMENANG

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM:

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SE- KECAMATAN PREMBUN

HUBUNGAN HASIL PEMBELAJARAN KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN (KDK) I DENGAN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI (PPK) I

PENGARUH MOTIVASI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (STUDI KASUS STIT-YAPTIP PASAMAN BARAT) Nia Satrian 1 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

HUBUNGAN KESESUAIAN PEMBELAJARAN STUDENTS CENTERED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

Metsi Daud 1. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sendirinya. Mereka membutuhkan orang tua dan lingkungan yang kondusif

HUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

HUBUNGAN TINGKAT INTELLIGENCE QUOTIENT TERHADAP KEMAMPUAN ADAPTASI SISWA DI SMP NEGERI 5 MELAYA

HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD SE-GUGUS 6 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

HUBUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D III KEBIDANAN DALAM MATA KULIAH ASKEB IV DI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Jurnal Kesehatan Bina Husada, Volume 10 No. 4, Januari 2015

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA KALISONGO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

Sartika Tolingguhu NIM :

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PIRI I YOGYAKARTA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II DEPOK SLEMAN ARTIKEL JURNAL

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KECERDASAN EMOSIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA SEKRETARIAT DAERAH ACEH

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENJAHIT PADA SISWA SMPN 2 MOJOGEDENG KABUPATEN KARANGANYAR

Hubungan antara Komunikasi Verbal Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa di SMK Dwija Praja Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi (Susilo, 2008). rasional berfungsi utama pada jenis Homo sapiens, makhluk mamalia

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL PADA REMAJA DI SMP WAHID HASYIM, MALANG

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

dalam belajar tidak nyaman. Oleh karena itu kelestarian lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pihak sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dewi Amaliah Nafiati Universitas Pancasakti Tegal

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

Transkripsi:

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII - VIII DI SMP NEGERI 2 PARE-KEDIRI TAHUN 2015 THE CORRELTION BETWEEN EMOTIONAL QUOTIENT WITH STUDY MOTIVATION ON VII VIII GRADE STUDENTS IN 2nd PUBLIC YUNIOR HIGH SCHOOL PARE KEDIRI 2015 Betty Purwaningtyas Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Kecerdasan emosi akan mendorong anak dapat lebih mudah beradaptasi dalam lingkungan belajarnya sehingga anak dapat termotivasi untuk melaksanakan proses pembelajaran sebaik mungkin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi yang diteliti adalah seluruh siswa kelas VII - VIII di SMP Negeri 2 Pare- Kediri Tahun 2015 berjumlah 458 siswa dengan menggunakan teknik propotionate stratified random sampling diperoleh sampel 213 siswa. Variabel bebas yang diteliti adalah kecerdasan emosional dan variabel terikatnya adalah motivasi belajar. Instrumen penelitian untuk kedua variabel adalah kuesioner. Data dianalisa dengan Spearman Rank. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden (64,79%) memiliki Kecerdasan Emosional yang tergolong cukup sedangkan Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII sebagian besar (78,87%) tergolong sedang. Hasil analisa data menunjukkan nilai Speraman Rank = 0,703 dengan nilai P = 0,000 pada taraf signifikan (α)= 0,05. Karena P < α, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima yang berarti ada Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosi yang baik mendorong anak dapat mengatur waktu dan lingkungan belajarnya dengan baik sehingga dapat mendukung pebelajaran yang dilaksanakan, hal inilah yang mendorong munculnya motivasi yang besar untuk belajar. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Motivasi Belajar ABSTRACT Emotional quotient would made child have better adaptaion on their environment so they could be motivated in study proccess in better way. This research objective was correltion between emotional quotient with study motivation on VII - VIII grade students in 2nd Public Yunior High School Pare Kediri 2015. This research design was correlation research with cross sectional approach. The Population was VII VIII Grade Students In 2nd Public Yunior High School Pare Kediri 2012 amount 458 student with Propotionate Stratified Random Sampling to get 213 students. The Independent variable was emotional quotient and the dependent variable was study motivation. This research instruments was questioner. The Data was analyzed by spearman rank method. The research result shown most of the emotional quotient on VII VIII Grade Students was enough amount 138 people (64,79%) and most of study motivation on VII VIII Grade Students amount 168 people (78,87%). The analysis result shown the spearman rank value = 0,703 with p-value = 0,000 on significant level (α)= 0,05. Because P < α, so H 0 rejected and H 1 accepted its mean there was correltion between emotional quotient with study motivation on VII - VIII grade students in 2nd Public Yunior High School Pare Kediri 2015. 1

Base on the research result it was shown that a good emotional quotient make student could control their time and enviroment so they could have good support on study process, this condition made them improve their study motivation. Keywords : Emotional Quotient, Study Motivation PENDAHULUAN 2 Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri individu (peserta didik) yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Semakin besar rintangan yang diatasi, berarti semakin kuat juga motivasi belajar yang ia miliki, atau dengan kata lain semakin besar dan kuat motivasi belajar yang dimiliki, akan semakin mampu mengatasi hambatan dan masalah yang dihadapi selama mengikuti pendidikan. Menurut Nurhidayah (2009), salah satu faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar adalah kemampuan anak dalam mengelola emosinya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Semakin baik kemampuan anak dalam mengelola emosi maka semakin baik pula interaksi anak dengan lingkungannya sehingga mendorong terhadap terciptanya motivasi yang tinggi dalam belajar. Kecerdasan emosi atau dikenal dengan istilah Emotional Intelligence (EI) adalah kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi. Termasuk di dalamnya kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain di sekitarnya. EI dan IQ berbeda karena berada di wilayah kekuasaan yang berbeda. IQ umumnya berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis, dan diasosiasikan dengan otak kiri. Sementara, EI lebih banyak berhubungan dengan perasaan dan emosi (otak kanan). Siswa kelas VII- VIII adalah kelompok usia remaja yang sedang berada pada tahap transisi antara anak-anak dan remaja. Secara psikologi emosi mereka masih labil, mudah terpengaruh. Bahkan tidak jarang terpengaruh untuk bolos sekolah dengan berbagai alasan. Hal ini tidak dapat dibiarkan saja karena akan membentuk karakter remaja di masa yang akan datang. Sikap jujur, disiplin dan tulus pada diri sendiri, memiliki kesadaran diri, hormat dan bertanggungjawab adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh remaja yang memiliki EQ kuat. Berdasarkan analisa Goleman, 2007 bahwa kesuksesan manusia itu 20% nya dipengaruhi oleh IQ/kecerdasan intelektual sedangkan yang 80% nya dipengaruhi oleh faktor lainnya yaitu salah satunya kecerdasan emosional/eq. Hasil penelitian Nurdyah (2005), menyebutkan bahwa 92% anak yang memiliki emosi yang baik, memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada anak yang memiliki intelektualitas yang tinggi. Didukung pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartanto (2007) menyebutkan bahwa anak yang memiliki rangking 1 sampai dengan rangking 5, 73% diantaranya memiliki IQ dalam kategori normal dan hanya 27% yang memiliki IQ jenius dan diatas rata-rata, namun dipandang dari segi EQ diketahui bahwa 90% anak yang memiliki rangking 1 sampai dengan rangking 5 memiliki EQ yang baik dan konsisten dalam belajar. Rendahnya EQ akan berdampak bagi siswa, dan akan tampak pada hubungan sesama manusia, hubungan dengan sesamanya menjadi kurang begitu baik sehingga cenderung akan menutup diri terhadap dunia luar atau bisa dikatakan kepribadian introvet. Menyediakan lingkungan yang kondusif, menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis, melibatkan peserta didik secara optimal dalam pembelajaran adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosi siswa.

METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII - VIII di SMP Negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 berjumlah 458 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Data diperoleh melalui pemberian kuesioner. masingmasing pertanyaan untuk variabel kecerdasan emosional dan variabel motivasi belajar berjumlah 20 soal berbentuk pertanyaan tertutup. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 3 No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Kurang 35 16,43 2 Cukup 138 64,79 3 Baik 40 18,78 Jumlah 213 100 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 No. Kategori Frekuensi Persentasi 1. Rendah 0 0 2. Sedang 168 78,87 3. Tinggi 45 21,13 Jumlah 213 100 1. Kecerdasan Emosional Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 Berdasarkan tabel 1. Sebagian besar siswa (64,79%) memiliki kecerdasan Emosional dalam kategori cukup, seperti yang tampak pada tabel dibawah ini 2. Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare- Kediri Tahun 2015 Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui bahwa sebagian besar responden (78,87%) Motivasi Belajarnya tergolong sedang dan tidak ada satupun siswa yang memiliki motivasi rendah. 3. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan korelasi Speraman Rank diperoleh hasil r = 0,703 dengan nilai p = 0,000 pada taraf kesalahan (α)= 0,05. P < α, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima dengan demikian ada Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare- Kediri Tahun 2015. Dengan nilai korelasi yang kuat antara Kecerdasan Emosional Dengan Motivasi Belajar.

4 PEMBAHASAN Dibawah ini akan dipaparkan pembahasan telah data yang diperoleh dari penelitian di SMPN 2 Pare yang dilaksanakan pada 20 21 April 2015. 1. Kecerdasan Emosional Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 Kecerdasan Emosional Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 tergolong cukup, yaitu 138 orang (64,79%). Kecerdasan emosional atau EQ bukan didasarkan pada kepintaran seorang anak, melainkan pada sesuatu yang dahulu disebut karakteristik pribadi. Penelitian-penelitian sekarang menemukan bahwa keterampilan sosial dan emosional ini mungkin bahkan lebih penting bagi keberhasilan hidup ketimbang kemampuan intelektual. Dengan kata lain memiliki EQ tinggi mungkin lebih penting dalam pencapaian keberhasilan ketimbang IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan kognitif verbal dan nonverbal (Sidiq, 2007). Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Pada kenyataannya, ada banyak kasus di mana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat kecerdasan intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi tidak menjamin seseorang akan meraih kesuksesan. Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tuanya. Kecerdasan Emosi menyangkut banyak aspek penting empati (memahami orang lain secara mendalam), mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat. Seorang anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik akan mendorong terhadap munculnya kemampuan anak dalam menjaga hubungan dengan sesama teman dan gurunya. Kondisi ini mendorong anak mendapat keuntungan yaitu mendapat dukungan dari sesama temannya dan juga gurunya. Dukungan inilah yang dapat mempermudah anak dalam melaksanakan proses pembelajaran, sebagai contoh jika anak mampu menjaga hubungan baik dengan temannya akan mendorong anak dapat meminjam buku dengan mudah, berbeda dengan anak yang tidak disukai. 2. Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 tergolong sedang yaitu 168 orang (78,87%). Tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan kita untuk selalu belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Syah, 2003). Belajar merupakan suatu proses biasanya mencakup tiga komponen yaitu input, proses, dan ouput. Input sebagai masukan biasanya terdiri dari mahasiswa, materi perkuliahan, sarana dan fasilitas perkuliahan, dosen, dan manajemen yang belaku di Perguruan Tinggi tersebut. Sedangkan proses terdiri dari strategi perkuliahan, media instruksional, cara mengajar dosen, dan cara belajar mahasiswa. Output merupakan hasil dari proses belajar yaitu prestasi (Nurhidayah, 2009). Siswa sebagai input proses belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat mendorong atau menghambat proses pembelajaran yang dijalani, diantaranya adalah kondisi keuangan. Kondisi yang mempengaruhi tersedianya daya dukung yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran, semakin rendah daya dukung

5 yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi hambatan untuk meraih prestasi belajar yang optimal. Motivasi belajar siswa dalam taraf sedang berarti siswa dapat mendorong siswa memenuhi standar minimal dari syarat kelulusan sebuah mata pelajaran dalam sebuah proses pembelajaran. Kondisi ini menunjukkan bahwa motivasi belajar yang diperoleh oleh siswa masih dapat dikembangkan lebih tinggi lagi. Motivasi belajar merupakan hasil dari berbagai interaksi anak dengan lingkungannya. Anak yang diterima dalam lingkungan belajarnya akan termotivasi untuk selalu berada dalam lingkungan belajarnya, kondisi ini akan memudahkan anak dalam proses pembelajaran untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi. Namun bagi anak yang tidak termotivasi akan cenderung ingin segera pulang ke rumah sehingga konsentrasi belajarnya menjadi berkurang dan sulit untuk mendapatkan prestasi belajar yang lebih tinggi. 3. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare- Kediri Tahun 2015 Hasil analisa diketahui bahwa nilai Speraman Rank = 0,703 dengan nilai P = 0,000 pada taraf signifikan (α)= 0,05. Karena P < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Motivasi Belajar Pada siswa kelas VII - VIII di SMP negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015. Nilai r = 0,703 memiliki hubungan yang kuat antara Kecerdasan Emosional Dengan Motivasi Belajar Motivasi belajar dipengaruhi pula oleh faktor dari dalam dirinya, diantaranya adalah kesukaran dalam pemanfaatan waktu belajar dan faktor kecerdasan emosi siswa yang merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. Goleman (2000: 45) mengartikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahan dalam menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mampu mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa. Kecerdasan emosi memperkaya kemampuan berfikir asosiatif dimana membantu menciptakan asosiasi antar hal, cara berfikir ini menggunakan hati dan tubuh. Struktur dalam otak yang digunakan untuk berfikir asosiatif bahwa ia dapat berinteraksi dengan pengalaman dan dapat terus berkembang melalui pengalaman atau eksperimen. Melalui kecerdasan emosi yang baik maka seorang siswa dapat mengatur waktunya dengan baik sehingga mampu untuk menempatkan pemanfaat waktu yang dimilikinya untuk tugas utamanya yaitu belajar. Melalui pengaturan emosi yang baik maka siswa tidak mudah terpengaruh oleh teman-temannya sehingga dapat melaksanakan proses belajar secara efektif. Siswa terbiasa berusaha melatih dan membiasakan diri agar konsisten dalam memanfaatkan waktu belajarnya yaitu mempunyai rencana belajar yang tepat sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan, dan mempelajari waktu-waktu yang terbaik baginya untuk belajar. Kondisi inilah yang mendorong motivasi belajar siswa semakin tinggi, karena melalui proses belajar ini menyebabkan siswa dapat memperoleh kemudahan dalam proses belajar, ketika belajar dianggap sebagai seuatu yang mudah akan mendorong siswa dapat termotivasi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan lebih mudah beradaptasi dengan lengkungan belajarnya, hal ini menyebabkan anak akan mendapat dukungan dari lingkungan belajarnya sehingga anak dapat lebih nyaman dalam menjalani proses pembelajaran. Keadaan inilah yang mendorong anak dapat selalu termotivasi melaksanakan proses pembelajaran karena merasa lingkungan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah

6 selalu mendukungnya sehingga motivasi belajarnya cukup tinggi. KESIMPULAN Ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar terhadap siswa kelas VII - VIII di SMP Negeri 2 Pare-Kediri Tahun 2015 dengan nilai korelasi yang kuat antara Kecerdasan Emosional Dengan Motivasi Belajar DAFTAR PUSTAKA Alimul, A.H. (2008). Metode Penelitian untuk Penelitian Keperawatan. Jakarta Salemba Medika Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Daniel G. (2002). Kecerdasan Emosional. diakses pada tanggal 1 Februari 2011 Darwis, S.D., (2003). Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Dimyati dan Mujiono. (2006). Belajar dan Pembejaran. Jakarta: PT. Rineka. Elizabeth B. Hurlock. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Goleman, Daniel. (2000). Emotional Intelligence ( Kecerdasan Emosional). Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Hamalik, Oemar. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara Hartanto, EP.(2007) Prosedur Penilaian Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Hurloock, E. (2004). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. IDAI. (2008). Pertumbuhan dan Perkembangan anak. Jakarta. Salemba Medika Irianto, A. (2009). Statistika untuk Penelitian. Jakarta : Erlangga. Mayer, J. D. and Salovey. (2003). What Is Emotional Intelligence?. P. Salovey and D. Sluyter Editors. Emotional Development and Emotional Intelligence. Implication for Educator Mujiman, H., (2007). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta Nursalam. (2000). Pendekatan Praktis Metodologi Riset. Jakarta : Salemba Medika Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Sugiyono. (2001). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta