BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian ini

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi /

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diuraikan pada bab sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

PENERAPAN METODE AHP PADA TRANSAKSI JUAL-BELI DI JEJARING KOMUNITAS PECINTA REPTIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS SISTEM

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai.

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. : Multi sistem operasi, bisa Windows, Linux, Mac OS, maupun Solaris

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

Rekayasa Sistem Web. Teguh Wahyono. Fakultas Teknologi Informasi Semester Antara Tahun 2012/2013

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang benar-benar mempunyai skill atau kemampuan dalam bidang Teknologi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berkembang dengan pesat adalah teknologi internet yang. mampu menyajikan informasi secara cepat dan akurat.

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Aplikasi Web yang semakin berkembang pesat sejak munculnya

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

Teknologi Aplikasi Web Server. Pemrograman Web Dinamis ; RPL XI-1 Guru Mapel : Hendri Winarto, S.T.

Kata Kunci : AHP (Analytical Hierarchy Process), SPK, seleksi, bobot, calon karyawan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet maka kebutuhan dalam memperoleh

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEKOLAH (STUDI KASUS SMP N 2 PATIKRAJA BANYUMAS)

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. internet yang sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

No HP :

ULANGAN UMUM SEKOLAH SMA ISLAM AL-IZHAR PONDOK LABU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB IV PEMBAHASAN. commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komputer saat ini berkembang

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. berbasis web dengan gambaran umum rancangannya.

TEKNOLOGI APLIKASI WEB BERBASIS SERVER

PERANCANGAN WEBSITE CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB REGIONAL MEDAN MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR IMAM ANUGRAH

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia membuat manusia yang dalam hal ini sebagai user menginginkan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN SISTEM. Pada penelitian ini aplikasi yang dibangun yaitu aplikasi

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan Dewi Sawitri mahasiswa STMIK Amikom,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III LANDASAN TEORI. berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi

BAB III LANDASAN TEORI. Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen,

DASAR-DASAR Web Programing(WP) copyright by : japikinfo.com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No.

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Rici Efrianda ( )

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL)

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

BAB II LANDASAN TEORI. di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin,

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang serupa menggunakan sistem pelayanan bisinis secara online.

BAB I PENDAHULUAN. E-Government menjadi sangat popular sejalan dengan perkembangan

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian ini melalui tahapan-tahapan yang ada pada metode eksperimen. 4.1 Hasil 4.1.1 Pengumpulan Data dan Analisis Sistem Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan kurang optimalnya penilaiani dan memilihn supplier baik dari segi kualitas maupun dari segi waktu. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya pengadaan barang. Memilihn dan evaluasi masing-masing supplier dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh Departemen Pengadaan dan Kontrak. Evaluasi supplier ini bertujuan untuk memperoleh rekanan yang mampu memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengann standar mutu yang ditetapkan CV. Q-Mart. Evaluasi ini menjadi wewenang dan tanggung jawab Departemen Pengadaan dan Kontrak, sehingga sistem pengadaan barang dapat terjaga dan mampu memenuhi target. untuk memilihn supplier departemen pengadaan dan kontrak melakukan evaliasi terlebih dahulu terhadap semua supplier, kemudian setelah itu hasil dari evaluasi tersebut disesuaikan dengann kriteria-kriteria dalam memilihn supplier yang telah ditetapkan oleh CV. Q-Mart. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, didapatkan data syaratsyarat utama yang menjadi kriteria dalam memilihn supplier yakni:

1. Kualitas Barang 2. Harga Barang 3. Pengiriman Barang 4. Return 5. Layanan Pengaduan 6. Jalur/Fasilitas pengiriman. Pada analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan yakni analisis siste manual, analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem pendukung keputusan. 4.1.1.1 Analisis Sistem Manual Memilihn supplier untuk dijadikan prioritas dalam mensupplier barang jenis tertentu dilakukan selama enam bulan sekali atau selama masa berlaku MoU. Pada saat memilih supplier dilakukan evaliasi terlebih dahulu terhadap semua supplier, kemudian setelah itu hasil dari evaluasi tersebut disesuaikan dengann kriteria-kriteria dalam memilihn supplier. Pada proses memilihn supplier masih dilakukan secara manual, dilihat berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh pihak CV. Q-Mart, terkadang dalam memilih supplier, ada data supplier yang saling mempengaruhi antara suplier satu dengann supplier yang lainnya. Sehingga pihak CV. Q-Mart mengalami kesulitan untuk membedakan hal tersebut. Data hasil evaluasi dan

memilihn supplier akan menjadi data sebagai evaluasi CV. Q-Mart dan menjadi data pertimbangan ketika akan melakukan MoU dengann supplier. 4.1.1.2 Bagan Alir Sistem Yang Sedang Berjalan Mulai Mengumpulkan data supplier Evaluasi data awal Menyesuaikan data supplier dengann data kriteria Mengefaluasi kinerja dan meyeleksi supplier Hasil evaluasi, supplier terpilih. selesai Gambar 4.1 Bagan Alir Sistem Berjalan

4.1.1.3 Analisis Permasalahan Dari hasil peneltian yang telah peneliti lakukan, didapatkan proses memilihn supplier kurang optimal, baik dari segi hasil maupun dari segi waktu, disebabkan proses peilihan supplier masih dilakukan secara manual dan pennanggulangan yang dilakukan dengann menggunakan beberapa cara yang ada masih dirasakan belum optimal pula. Metode AHP merupakan metode yang baik digunakan untuk memilihn Supplier karena bersifat multikriteria. Untuk itulah digunakan metode AHP yang dapat digunakan untuk proses memilihn supplier melalui perhitungan yang membandingan kriteria sesuai dengann tingkat kepetingannya. Sehingga mendapatkan solusi terbaik sebagai masukan dalam pengambilan keputusan. Dengann adanya masalah yang ditemui oleh peneliti maka dibangun sebuah sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP untuk memilih supplier. Dalam memilihn supplier akan digunakan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh CV. Q-Mart. Selain itu, dalam menyelesaikan masalah tersebut diatas tentunya dibutuhkan data-data seperti sub kriteria dan sub-sub kriteria yang dapat mendukung proses memilihn supplier agar lebih baik. Kemudian kriteria, su kriteria dan sub-sub kriteria tersebut diisi dengann skala penilaian yang sesuai dengann kenyataan di lapangan. Adapun data-data baru tersebut sebagai mana terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1., Sub dan Sub-Sub Kualiatas Barang Harga Barang Pengiriman Barang Return Layanan Pengaduan Jalur dan Fasilitas Pengiriman Ketahanan Barang Mutu Produk Kesesuaian Harga Diskon Sub Ketentuan Pembayaran Kelancaran Pengiriman Waktu Pengiriman Jumlah Pengiriman Kemudahan Menanggapi Produk Cacat Kecepatan Menanggapi Produk Cacat Kemudagan dihubungi Kecepatan Menanggapi Permintaan Kemudahan Perubahan Jalur Pengiriman Kemudahan Perubahan Waktu Pengiriman Sub-Sub Baik Kurang baik Tidak baik bermutu Kurang bermutu Tidak bermutu sesuai tidak sesuai 7% 6% 5% lansung tidak lansung Lancar tidak lancar 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari seluruh Sebagian mudah tidak mudah Cepat lambat mudah Sulit Cepat lambat mudah Sulit mudah Sulit

Nilai berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing sub-sub kriteria. dengann ketentuan kepentingan akan diurutkan berdasarkan prioritas dari setiap sub-sub criteria yang di tetapkan, dan dengan ketentuan angka sebagai berikut: 1 = sangat rendah 2 = rendah 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik 4.1.1.4 Analisis Kebutuhan Sistem Dalam pembuatan sistem langka pertama menentukan software-software yang akan digunakan. Adapun software yang digunakan diantaranya yaitu sistem operasi, web browser, web server, html editor, database server dan lain-lain. Dari beberapa software yang disebut diatas maka yang digunakan untuk membangun web site ini adalah. 1. Browser Browser adalah software yang menghubungkan client dan server, sebagai pintu masuk ke semua situs web yang ada di server. Dalam pembuatan situs digunakan Mozilla Firefox 22.0 dan situs web yang dibuat telah berjalan dengann baik pada browser tersebut. 2. Program Aplikasi Program aplikasi yang digunakan pengetikan kode sumber (Source Code) dan untuk merancang desain web adalah AdobeDreamweaver yang menyediakan kemampuan profesional untuk tiap-tiap aspek atau pengarah

pengembangan web, menggabungkan semuanya dalam satu paket. Membangun website dengann menciptakan isi yang interaktif. 3. Sistem Operasi Sistem operasi yang digunakan pada saat merancang desain tersebut dan yang digunakan untuk mengeksekusi rancangan adalah Windows 7. 4. Database Server Merupakan penampung data pada saat pengolaha data Sistem Pendukung Keputusan. Dalam hal ini digunakan MySQL. MySQL merupakan database server yang paling populer saat ini dalam membangun website yang dinamis. 5. Script language Bahasa pemrograman yang digunakan untuk menulis skrip-skrip dalam pembuatan web, dalam hal ini menggunakan PHP sebagai bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database. 6. Web Server World wide web server adalah serverinternet mampu melayani koneksi transfer data dalam protokol HTTP, dalam hal ini menggunakan Xampp Version. 7. Desain Gambar Adobe PhotoshopCS3 mendukung proses penyuntingan dan pewarnaan gambar ataupun foto yang dipakai pada desain web yang dirancang.

4.1.1.5 Eksperimen Analisis Pemecahan Masalah Dengann Metode AHP Dalam menentukan prioritas kriteria pada metode AHP dapat dilakukan dengann langkah. a) Menentukan Prioritas. 1. Menentukan kriteria yang akan digunakan, dalam objek penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada CV. Q-Mart yang menggunakan kriteria dalam memilihn supplier untuk dijadikan partner yang utama dalam pengadaan barang terdiri dari 6 kriteria, yaitu C1 C2 C3 C4 C5 C6 Kualitas barang Harga barang Pengiriman barang Return Layanan pengaduan Jalur dan fasilitas pengiriman 2. Mengisi nilai masing-masing kriteria pada matriks berpasangan. Cara mengisi masing-masing kriteria pada matriks,. a. Matriks a[i,j] = 1. b. Matriks segitiga atas sebagai nilai input. c. Matriks segitiga bawah mempunyai rumus a i, j = 1 a[i,j ] Untuk i j d. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks Untuk mengisi kriteria-kriteria diperlukan analisis perbandingan berpasangan sesuai kriteria yang diberikan seperti terlihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Matrks Berpasangan Utama C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 C2 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 C3 1.00 2.00 3.00 4.00 C4 1.00 2.00 3.00 C5 1.00 2.00 C6 1.00 Jumlah Nilai berwarna merah merupakan nilai inputan. Setelah dimasukkan data pada tabel 4.2, maka tahap selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing kriteria perbandingan berpasangan dan menjumlahkan masing-masing kriteria secara perkolom seperti pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Matriks Hasil Bagi Nilai Perbandingan Berpasangan C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 C2 0.50 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 C3 0.33 0.50 1.00 2.00 3.00 4.00 C4 0.25 0.33 0.50 1.00 2.00 3.00 C5 0.20 0.25 0.33 0.50 1.00 2.00 C6 0.17 0.20 0.25 0.33 0.50 1.00 Jumlah 2.45 4.28 7.08 10.83 15.50 21.00 Langkah selanjutnya membagi setiap elemen pada kolom dengann jumlah per kolom yang sesuai. Dari nilai-nilai elemen matriks tabel 4.3 dan jumlah masing-masing kolom diatas maka dapat dihitung matriks normalisasi dengann cara membagi setiap elemen pada kolom dengann jumlah per kolom yang sesuai,.. Kolom baris 1 = Nilai matrix perbandingan kriteria baris 1 kolom 1 Jumlah Kolom 1 =

Tabel 4.4 Hasil Matriks Nilai Jumlah Prioritas C1 C2 C3 C4 C5 C6 Baris C1 0.41 0.47 0.42 0.37 0.32 0.29 2.28 0.38 C2 0.20 0.23 0.28 0.28 0.26 0.24 1.49 0.25 C3 0.14 0.12 0.14 0.18 0.19 0.19 0.96 0.16 C4 0.10 0.08 0.07 0.09 0.13 0.14 0.61 0.10 C5 0.08 0.06 0.05 0.05 0.06 0.10 0.39 0.07 C6 0.07 0.05 0.04 0.03 0.03 0.05 0.26 0.04 Setelah matriks nilai kriteria didapatkan, langkah selanjutnya menjumlahkan tiap baris pada matriks tersebut. Jumlah masing-masing baris dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Matriks Penjumlahan Tiap Baris C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Baris C1 0.38 0.50 0.48 0.41 0.33 0.26 2.36 C2 0.19 0.25 0.32 0.31 0.26 0.22 1.55 C3 0.13 0.12 0.16 0.20 0.20 0.17 0.99 C4 0.09 0.08 0.08 0.10 0.13 0.13 0.62 C5 0.08 0.06 0.05 0.05 0.07 0.09 0.40 C6 0.06 0.05 0.04 0.03 0.00 0.04 0.23 Kemudian jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 4.5 dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria seperti pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Perbaris Prioritas Jumlah Hasil C1 2.36 0.38 2.74 C2 1.55 0.25 1.79 C3 0.99 0.16 1.15 C4 0.62 0.10 0.72 C5 0.40 0.07 0.46 C6 0.23 0.04 0.27 Jumlah Total 7.14 Lamda Max 1.19 Nilai total pada table diatas diperoleh dari penjumlahan semua nilai hasil kriteria, sedangkan lamda max diperoleh dari nilai Total dibagi banyaknya kriteria yang ada yakni 5 kriteria. Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI (Lamda max - n) / n 1.19 6.00 / 6.00-4.81-0.80 Setelah mendapatkan nilai CI, selanjutnya mencari nilai CR, Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2 x 2 adalah 0.00. seperti. CR CI / IR -0.80 / 1.41-0.57

Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. b) Menentukan Prioritas Sub. Untuk menghitung sub kriteria dilakukan terhadap semua kriteria utama. Terdapat 6 kriteria utama yang berarti akan ada 6 proses perhitungan prioritas subkriteria. Adapun matriks perhitungan sub kriteria. 1. C1 = Kualitas barang Untuk menghitung matrisk kualitas barang dapat dilakukan dengann beberapa langkah Membuat matriks perbandingan berpasangan, seperti pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Matriks Nilai Perbandingan Berpasangan C1 ketahanan barang mutu produk ketahanan barang 1.00 3.00 mutu produk 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Langkah selanjutnya membagi setiap elemen pada kolom dengann jumlah per kolom yang sesuai. Dari nilai-nilai elemen matriks tabel 4.6 dan jumlah masing-masing kolom diatas maka dapat dihitung matriks normalisasi dengann cara membagi setiap elemen pada kolom dengann jumlah per kolom yang sesuai, seperti pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Matriks Nilai kriteria C1 ketahanan barang ketahanan barang 0.75 0.75 mutu produk 0.25 0.25 mutu produk Jumlah Prioritas 1.50 0.75 0.50 0.25 Prioritas Sub 1.00 0.33

Langkah selanjutnya mejumlahkan baris yang dihasilkan pada tabel 4.8 nilai prioritas masing-masing kriteria seperti pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Matriks Penjumlahan Setiap Baris C1 ketahanan barang mutu produk Jumlah Baris ketahanan barang 0.75 0.75 1.50 mutu produk 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil, seperti pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Perhitungan Rasio Konsistensi C1 Jumlah Baris Prioritas Hasil ketahanan barang 1.50 0.75 2.25 mutu produk 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Nilai total pada tabel 4.9 diperoleh dari menjumlakan nilai hasil secara keseluruhan dan nilai lamda maksimal diperoleh dari nilai jumlah total dibagi dengann banyaknya kriteria yang digunakan yakni 2 kriteria. Selanjutnya mencari nilai Consistency Index dan nilai Consistemcy Ratio sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CI (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25

adalah 0.00. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2 x 2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 2. C2 = Harga barang ` Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria harga barang adalah. Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Matriks Perbandingan Berpasangan C2 kesesuaian ketentuan diskon harga pembayaran kesesuaian harga 1.00 3.00 5.00 diskon 0.33 1.00 3.00 ketentuan pembayaran 0.20 0.33 1.00 Jumlah 1.53 4.33 9.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Matriks Nilai C2 kesesuaian harga diskon ketentuan pembayaran Jumlah Prioritas Prioritas Sub kesesuaian harga 0.65 0.69 0.56 1.90 0.63 1.00 diskon 0.22 0.23 0.33 0.78 0.26 0.41 ketentuan pembayaran 0.13 0.08 0.11 0.32 0.11 0.17 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Matriks Penjumlahan Setiap Baris kesesuaian ketentuan Jumlah C2 diskon harga pembayaran Baris kesesuaian harga 0.63 0.78 0.53 1.95 diskon 0.21 0.26 0.32 0.79 ketentuan pembayaran 0.13 0.09 0.11 0.32 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Perhitungan Rasio Konsistensi C2 Jumlah Baris Prioritas Hasil kesesuaian harga 1.95 0.63 2.58 diskon 0.79 0.26 1.05 ketentuan pembayaran 0.32 0.11 0.43 Total 4.06 Lamda Max 1.35

Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CI (Lamda max - n) / n 1.35 3.00 / 3.00-1.65-0.55 adalah 0.58. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 CR CI / IR -0.55 / 0.58-0.95 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 3. C3 = Pengiriman barang Untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria pengiriman barang yaitu dengann membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Matriks Perbandingan Berpasangan C3 kelancaran pengiriman waktu pengiriman Jumlah Pengiriman kelancaran pengiriman 1.00 3.00 5.00 waktu pengiriman 0.33 1.00 3.00 jumlah pengiriman 0.20 0.33 1.00 Jumlah 1.53 4.33 9.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas subkriteria. Seperti pada tabel 4.16. Tabel 4.16 Matriks Nilai C3 kelancaran pengiriman waktu pengiriman jumlah pengiriman kelancaran pengiriman waktu pengiriman Jumlah Pengiriman Jumlah Prioritas Prioritas Sub 0.65 0.69 0.56 1.90 0.63 1.00 0.22 0.23 0.33 0.78 0.26 0.41 0.13 0.08 0.11 0.32 0.11 0.17 Setelah membuat matriks nilai krteria, langkah selanjutnya yaitu menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.17. Tabel 4.17 Matriks Penjumlahan Tiap Baris C3 kelancaran pengiriman waktu pengiriman jumlah pengiriman kelancaran pengiriman waktu pengiriman Jumlah Pengiriman Jumlah Baris 0.63 0.78 0.53 1.95 0.21 0.26 0.32 0.79 0.13 0.09 0.11 0.32

Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil. Tabel 4.18 Perhitungan Rasio Konsistensi C3 Jumlah Baris Prioritas Hasil kelancaran pengiriman 1.95 0.63 2.58 waktu pengiriman 0.79 0.26 1.05 jumlah pengiriman 0.32 0.11 0.43 Total 4.06 Lamda Max 1.35 Nilai total pada tabel 4.18 diperoleh dari menjumlakan nilai hasil secara keseluruhan dan nilai lamda maksimal diperoleh dari nilai jumlah total dibagi dengann n (3) banyaknya kriteria yang digunakan. Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Seperti. CI (Lamda max - n) / n 1.35 3.00 / 3.00-1.65-0.55 Selanjutnya mencari nilai CR. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 adalah 0.58. CR CI / IR -0.55 / 0.58-0.95 Nilai Consistemcy Ratio (CR) diterima jika <=0.1, jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak.

4. C4 = Return Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria return adalah. Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. seperti pada tabel 4.19. Tabel 4.19 Matriks Perbandingan Berpasangan C4 kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat kemudahan menanggapi produk cacat 1.00 3.00 kecepatan menanggapi produk cacat 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.20. Table 4.20 Matriks Nilai C4 kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat Jumlah Prioritas Prioritas Sub 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33 Setelah membuat matriks nilai krteria, langkah ketiga yaitu menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. seperti pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Matriks Penjumlahan Setiap Baris C4 kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat Jumlah Baris 0.75 0.75 1.50 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Perhitungan Rasio Konsistensi C4 Jumlah Baris Prioritas Jumlah Hasil kemudahan menanggapi produk 1.50 0.75 2.25 cacat kecepatan menanggapi produk cacat 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CI (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25

adalah 0.00. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 5. C5 = Layanan pengaduan Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria layanan pengaduan yaitu dengann membuat matriks perbandingan berpasangan. Seperti pada tabel 4.23. Tabel 4.23 Matriks Perbandingan Berpasangan kemudahan di C5 hubungi kemudahan di hubungi 1.00 3.00 kecepatan menanggapi permintaan kecepatan menanggapi permintaan 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.24. Tabel 4.24 Matriks Nilai C5 kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan Jumlah Prioritas Prioritas Sub 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33

Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.25. Tabel 4.25 Matriks Penjumlahan Setiap Baris C5 kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan Jumlah Baris 0.75 0.75 1.50 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.26 Tabel 4.26 Perhitungan Rasio Konsistensi C5 Jumlah Perbaris Prioritas Jumlah Hasil kemudahan di hubungi 1.50 0.75 2.25 kecepatan menanggapi permintaan 0.50 0.25 0.75 Jumlah Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n

CI (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25 adalah 0.00. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 6. C6 = Jalur dan fasilitas pengiriman Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria jalur dan fasilitas pengiriman yaitu dengann membuat matriks perbandingan berpasangan. Seperti pada tabel 4.27. Tabel 4.27 Matriks Perbandingan Berpasangan C6 kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman kemudahan perubahan jalur pengiriman 1.00 3.00 kemudahan perubahan waktu pengiriman 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.28.

Tabel 4.28 Matriks Nilai C6 kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman Jumlah Prioritas Prioritas Sub 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.29 Tabel 4.29 Matriks Penjumlahan Setiap Baris C6 kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman Jumla h Baris 0.75 0.75 1.50 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.30.

Tabel 4.30 Perhitungan Rasio Konsistensi C6 Jumlah Baris Prioritas kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman Jumlah Hasil 1.50 0.75 2.25 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CI (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25 2x2 adalah 0.00. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak.

c) Menentukan Prioritas Sub-Sub. Dalam hal ini untuk menentukan prioritas sub-sub kriteria, maka hasur membuat semua matrik sub-sub kriteria tersebut berdasarkan sub-sub kriteria yang paling awal. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat pada langkah-langkah. 1. CA = Ketahanan Barang Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. seperti yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel 4.31. Tabel 4.31 Matriks Perbandingan Berpasangan CA Baik Kurang Baik Tidak Baik Baik 1.00 3.00 5.00 Kurang Baik 0.33 1.00 3.00 Tidak Baik 0.20 0.33 1.00 Jumlah 1.53 4.33 9.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.32. Tabel 4.32 Matriks Nilai CA Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah Prioritas Prioritas Sub Baik 0.65 0.69 0.56 1.90 0.63 1.00 Kurang Baik 0.22 0.23 0.33 0.78 0.26 0.41 Tidak Baik 0.13 0.08 0.11 0.32 0.11 0.17 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.33. Tabel 4.33 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kurang Jumlah CA Baik Tidak Baik Baik Baris Baik 0.63 0.78 0.53 1.95 Kurang Baik 0.21 0.26 0.32 0.79 Tidak Baik 0.13 0.09 0.11 0.32 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.34. Tabel 4.34 Perhitungan Rasio Konsistensi CA Jumlah Baris Prioritas Hasil Baik 1.95 0.63 2.58 Kurang Baik 0.79 0.26 1.05 Tidak Baik 0.32 0.11 0.43 Total 4.06 Lamda Max 1.35 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CA (Lamda max - n) / n 1.35 3.00 / 3.00-1.65-0.55

adalah 0.58. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 CR CI / IR -0.55 / 0.58-0.95 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 2. CB = Mutu Produk Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel 4.35. Tabel 4.35 Matriks Perbandingan Berpasangan CB Bermutu Kurang Bermutu Tidak Bermutu Bermutu 1.00 3.00 5.00 Kurang Bermutu 0.33 1.00 3.00 Tidak Bermutu 0.20 0.33 1.00 Jumlah 1.53 4.33 9.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.36.

Tabel 4.36 Matriks Nilai CB Bermut u Kurang Bermutu Tidak Bermut u Jumla h Priorita s Prioritas Sub Bermutu 0.65 0.69 0.56 1.90 0.63 1.00 Kurang Bermutu 0.22 0.23 0.33 0.78 0.26 0.41 Tidak Bermutu 0.13 0.08 0.11 0.32 0.11 0.17 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.37. Tabel 4.37 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CB Bermutu Kurang Tidak Jumlah Bermutu Bermutu Baris Bermutu 0.63 0.78 0.53 1.95 Kurang Bermutu 0.21 0.26 0.32 0.79 Tidak Bermutu 0.13 0.09 0.11 0.32 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.38.

Tabel 4.38 Perhitungan Rasio Konsistensi CB Jumlah Prioritas Baris Hasil Bermutu 1.95 0.63 2.58 Kurang Bermutu 0.79 0.26 1.05 Tidak Bermutu 0.32 0.11 0.43 Total 4.06 Lamda Max 1.35 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CB (Lamda max - n) / n 1.35 3.00 / 3.00-1.65-0.55 adalah 0.58. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 CR CI / IR -0.55 / 0.58-0.95 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 3. CC = Kesesuaian Harga Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.39.

Tabel 4.39 Matriks Perbandingan Berpasangan CC Sesuai Tidak Sesuai Sesuai 1.00 3.00 Tidak Sesuai 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.40. Tabel 4.40 Matriks Nilai Prioritas CC Sesuai Tidak Sesuai Jumlah Prioritas Sub Sesuai 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 Tidak Sesuai 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.41. Tabel 4.41 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CC Sesuai Tidak Sesuai Jumlah Baris Sesuai 0.75 0.75 1.50 Tidak Sesuai 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.42.

Tabel 4.42 Perhitungan Rasio Konsistensi CC Jumlah Baris Prioritas Hasil Sesuai 1.50 0.75 2.25 Tidak Sesuai 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CC (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25 adalah 0.58. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 4. CD = Diskon Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.43.

Tabel 4.43 Matriks Perbandingan Berpasangan CD Tujuh % Enam % Lima % Tujuh % 1.00 3.00 5.00 Enam % 0.33 1.00 3.00 Lima % 0.20 0.33 1.00 Jumlah 1.53 4.33 9.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.44. Tabel 4.44 Matriks Prioritas Tujuh Prioritas CD Enam % Lima % Jumlah Prioritas % Sub Tujuh % 0.65 0.69 0.56 1.90 0.63 1.00 Enam % 0.22 0.23 0.33 0.78 0.26 0.41 Lima % 0.13 0.08 0.11 0.32 0.11 0.17 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.45. Tabel 4.45 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CD Tujuh % Enam % Lima % Jumlah Baris Tujuh % 0.63 0.78 0.53 1.95 Enam % 0.21 0.26 0.32 0.79 Lima % 0.13 0.09 0.11 0.32 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.46.

Tabel 4.46 Perhitungan Rasio Konsistensi CD Jumlah Baris Prioritas Hasil Tujuh % 1.95 0.63 2.58 Enam % 0.79 0.26 1.05 Lima % 0.32 0.11 0.43 Total 4.06 Lamda Max 1.35 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CD (Lamda max - n) / N 1.35 3.00 / 3.00-1.65 adalah 0.58. -0.55 Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 CR CI / IR -0.55 / 0.58-0.95 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak.

5. CE = Ketentuan Pembayaran Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel 4.47. Tabel 4.47 Matriks Perbandingan Berpasangan CE Langsung Tidak Langsung Langsung 1.00 3.00 Tidak Langsung 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.48. Tabel 4.48 Matriks Nilai Langsun Tidak Priorita Prioritas Sub CE g Langsung Jumlah s Langsung 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 Tidak 0.25 0.25 0.33 Langsung 0.50 0.25 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.49. Tabel 4.49 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CE Langsung Tidak Jumlah Langsung Baris Langsung 0.75 0.75 1.50 Tidak Langsung 0.25 0.25 0.50

Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.50. Tabel 4.50 Perhitungan Rasio Konsistensi CE Jumlah Prioritas Baris Hasil Langsung 1.50 0.75 2.25 Tidak Langsung 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. adalah 0.00. CI = (Lamda max n) n CE (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25 Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima.

6. CF = Kesesuaian Harga Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel 4.51. Tabel 4.51 Matriks Perbandingan Berpasangan CF Lancar Tidak Lancar Lancar 1.00 3.00 Tidak Lancar 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.52. Tabel 4.52 Matriks Nilai CF Lancar Tidak Lancar Jumlah Prioritas Prioritas Sub Lancar 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 Tidak 0.25 0.25 0.33 Lancar 0.50 0.25 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.53. Tabel 4.53 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CF Lancar Tidak Lancar Jumlah Baris Lancar 0.75 0.75 1.50 Tidak Lancar 0.25 0.25 0.50

Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.54. Tabel 4.54 Perhitungan Rasio Konsistensi CF Jumlah Baris Prioritas Hasil Lancar 1.50 0.75 2.25 Tidak Lancar 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CE (Lamda max - n) / N 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25 adalah 0.00. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak.

7. CG = Waktu Pengiriman Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.55. Tabel 4.55 Matriks Perbandingan Berpasangan CG 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 3 Hari 1.00 3.00 5.00 7.00 9.00 4 Hari 0.33 1.00 3.00 5.00 7.00 5 Hari 0.20 0.33 1.00 3.00 5.00 6 Hari 0.14 0.20 0.33 1.00 3.00 7 Hari 0.11 0.14 0.20 0.33 1.00 Jumlah 1.79 4.68 9.53 16.33 25.00 Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.56. Tabel 4.56 Matriks Nilai 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari Prioritas Sub CG Jumlah Baris Prioritas 3 Hari 0.56 0.64 0.52 0.43 0.36 2.51 0.50 1.00 4 Hari 0.19 0.21 0.31 0.31 0.28 1.30 0.26 0.52 5 Hari 0.11 0.07 0.10 0.18 0.20 0.67 0.13 0.27 6 Hari 0.08 0.04 0.03 0.06 0.12 0.34 0.07 0.13 7 Hari 0.06 0.03 0.02 0.02 0.04 0.17 0.03 0.07 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.57.

Tabel 4.57 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CG 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari Jumlah Baris 3 Hari 0.50 0.78 0.67 0.47 0.31 2.74 4 Hari 0.17 0.26 0.40 0.34 0.24 1.41 5 Hari 0.10 0.09 0.13 0.20 0.17 0.70 6 Hari 0.07 0.05 0.04 0.07 0.10 0.34 7 Hari 0.06 0.04 0.03 0.02 0.03 0.18 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.58. Tabel 4.58 Perhitungan Rasio Konsistensi CG Jumlah Baris Prioritas Jumlah Hasil 3 Hari 2.74 0.50 3.25 4 Hari 1.41 0.26 1.67 5 Hari 0.70 0.13 0.83 6 Hari 0.34 0.07 0.41 7 Hari 0.18 0.03 0.21 Total 6.37 Lamda Max 1.27 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CG (Lamda max - n) / n 1.27 5.00 / 5.00-3.73-0.75

adalah 1.12. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 5x5 CR CI / IR -0.75 / 1.12-0.67 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 8. CH = Jumlah Pengiriman Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.59. Tabel 4.59 Matriks Perbandingan Berpasangan CH Seluruh Sebagian Seluruh 1.00 3.00 Sebagian 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.60. Tabel 4.60 Matriks Nilai CH Seluruh Sebagian Jumlah Prioritas Prioritas Sub Seluruh 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 Sebagian 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.61 Tabel 4.59 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CH Seluruh Sebagian Jumlah Baris Seluruh 0.75 0.75 1.50 Sebagian 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.62. Tabel 4.62 Perhitungan Rasio Konsistensi CH Jumlah Baris Prioritas Hasil Seluruh 1.50 0.75 2.25 Sebagian 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CH (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25 adalah 0.00. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2

CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima 9. CI = Kemudahan Menaggapi Produk Cacat Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel 4.63. Tabel 4.63 Matriks Perbandingan Berpasangan CI Mudah Sulit Mudah 1.00 3.00 Tidak Mudah 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.64. Tabel 4.64 Matriks Nilai CI Mudah Sulit Jumlah Prioritas Prioritas Sub Mudah 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 Sulit 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.65. Tabel 4.65 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CI Mudah Sulit Jumlah Baris Mudah 0.75 0.75 1.50 Sulit 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.66. Tabel 4.66 Perhitungan Rasio Konsistensi CI Jumlah Baris Prioritas Hasil Mudah 1.50 0.75 2.25 Sulit 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50 adalah 0.00. -0.25 Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima

10. CJ = Kecepatan Menanggapi Produk Cacat Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.67. Tabel 4.67 Matriks Perbandingan Berpasangan CJ Cepat Lambat Cepat 1.00 3.00 Lambat 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.68. Tabel 4.68 Matriks Nilai CJ Cepat Lambat Jumlah Prioritas Prioritas Sub Cepat 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 Lambat 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.69. Tabel 4.69 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CJ Cepat Lambat Jumlah Baris Cepat 0.75 0.75 1.50 Lambat 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.70.

Tabel 4.70 Perhitungan Rasio Konsistensi CJ Jumlah Baris Prioritas Hasil Cepat 1.50 0.75 2.25 Lambat 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CJ (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25 adalah 0.00. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 11. CK = Kemudahan Dihubungi Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.71. Tabel 4.71 Matriks Perbandingan Berpasangan CK Mudah Sulit Mudah 1.00 3.00 Sulit 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00

Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.72. Tabel 4.72 Matriks Nilai Prioritas Sub CK Mudah Sulit Jumlah Prioritas Mudah 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 Sulit 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.73. Tabel 4.73 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CK Mudah Sulit Jumlah Baris Mudah 0.75 0.75 1.50 Sulit 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.74. Tabel 4.74 Perhitungan Rasio Konsistensi CK Jumlah Baris Prioritas Hasil Mudah 1.50 0.75 2.25 Sulit 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah.

CK (Lamda max - n) / N 1.50 2.00 / 2.00 adalah 0.00. -0.50-0.25 Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 12. CL = Kecepatan Menanggapi Permintaan Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.75. Tabel 4.75 Matriks Perbandingan Berpasangan CJ Cepat Lambat Cepat 1.00 3.00 Lambat 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.76. Tabel 4.76 Matriks Nilai CJ Cepat Lambat Jumlah Prioritas Prioritas Sub Cepat 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 Lambat 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33

Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.77. Tabel 4.77 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CJ Cepat Lambat Jumlah Baris Cepat 0.75 0.75 1.50 Lambat 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.78. Tabel 4.78 Perhitungan Rasio Konsistensi CJ Jumlah Prioritas Baris Hasil Cepat 1.50 0.75 2.25 Lambat 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CJ (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25

adalah 0.00 Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 13. CM = Kemudahan Perubahan Jalur Pengiriman Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.79. Tabel 4.79 Matriks Perbandingan Berpasangan CM Mudah Sulit Mudah 1.00 3.00 Sulit 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.80. Tabel 4.80 Matriks Nilai CM Mudah Sulit Mudah 0.75 0.75 Sulit 0.25 0.25 Jumlah Prioritas 1.50 0.75 0.50 0.25 Prioritas Sub 1.00 0.33 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.81. Tabel 4.81 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CM Mudah Sulit Jumlah Baris Mudah 0.75 0.75 1.50 Sulit 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.82. Tabel 4.82 Perhitungan Rasio Konsistensi CM Jumlah Baris Prioritas Hasil Mudah 1.50 0.75 2.25 Sulit 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CK (Lamda max - n) / N 1.50 2.00 / 2.00-0.50-0.25 adalah 0.00 Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2

CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 14. CN = Kemudahan Perubahan Waktu Pengiriman Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.83. Tabel 4.83 Matriks Perbandingan Berpasangan CM Mudah Sulit Mudah 1.00 3.00 Sulit 0.33 1.00 Jumlah 1.33 4.00 Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.84. Tabel 4.84 Matriks Nilai CM Cepat Lambat Jumlah Prioritas Prioritas Sub Cepat 0.75 0.75 1.50 0.75 1.00 Lambat 0.25 0.25 0.50 0.25 0.33 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.85.

Tabel 4.85 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CM Cepat Lambat Jumlah Baris Cepat 0.75 0.75 1.50 Lambat 0.25 0.25 0.50 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.86. Tabel 4.86 Perhitungan Rasio Konsistensi CM Jumlah Prioritas Baris Hasil Cepat 1.50 0.75 2.25 Lambat 0.50 0.25 0.75 Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CK (Lamda max - n) / n 1.50 2.00 / 2.00-0.50 adalah 0.00. -0.25 Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR -0.25 / 0.00 0.00 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima.

d) Menghitung Matriks Hasil Untuk menhitung matriks hasil dapat dilakukan dengan beberapa langkah Utama Nilai pada tabel kriteria utama diperoleh dari nilai prioritas kriteria pada tabel 4.4. seperti pada tabel 4.87. Tabel 4.87 Nilai Prioritas Utama kriteria utama C1 C2 C3 C4 C5 C6 Nilai 0.38 0.25 0.16 0.10 0.07 0.04 Sub Nilai pada tabel sub kriteria diperoleh dari nilai prioritas sub kriteria pada tiap-tiap tabel sub kriteria. Untuk lebih jelasnya dapat dilihap pada tabel 4.88. Tabel 4.88 Nilai Prioritas Sub Sub C1 C2 C3 C4 C5 C6 0.75 0.63 0.63 0.75 0.75 0.75 Nilai 0.25 0.26 0.26 0.25 0.25 0.25 0.11 0.11 Sub-Sub Langkah selanjutnya yaitum menentukan nilai pada sub-sub kriteria, untuk nilai pada tiap-tiap baris, diperoleh dari nilai prioritas pada tabel sub-sub kriteria, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.89.

Tabel 4.89 Nilai Prioritas Sub-Sub Sub-Sub CA CC CF CI CK CM Baik Sesuai Lancar Mudah Mudah Mudah 0.63 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 Kurang Baik Tidak Sesuai Tidak Lancar Tidak Mudah Sulit Sulit 0.26 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 Tidak Baik 0.11 CB CD CG CJ CL CN Bermutu Tujuh % 3 Hari Cepat Cepat Mudah 0.63 0.63 0.50 0.75 0.75 0.75 Kurang Bermutu Enam % 4 Hari Lambat Lambat Sulit 0.26 0.26 0.26 0.25 0.25 0.25 Tidak Bermutu Lima % 5 Hari 0.11 0.11 0.13 CE Langsung 6 Hari 0.07 7 Hari 0.03 CH Seluruh 0.75 0.75 Tidak Langsung setengah 0.25 0.25

Permisalan Untuk Memilihn Tiga Supplier Jenis Barang Kue PIA Untuk menerapkan nilai pada tabel 4.87, tabel 4.86 dan tabel 4.89 dalam memilihn supplier dapat dilihat pada tabel 4.90. Tabel 4.90 Simulasi Untuk Memilihn Tiga Supplier Jenis Kue Pia Alternati f Cafesera PIA Cemerlan g PIA Ceria PIA Edi PIA Sengkang Extra PIA kualitas barang (C1) Ketahana n barang baik baik baik baik baik mutu produk bermut u bermut u bermut u bermut u bermut u kesesuaia n harga Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Harga Barang (C2) Pengiriman Barang (C3) Retur (C4) disko n lima % enam % tujuh % enam % lima % ketentuan pembayara n kelancara n pengirima n waktu pengirima n jumlah pengirima n kemudaha n menangga pi roduk cacat kecepata menangga pi produk cacat Layanan Pengaduan (C5) kemudaha n dihubungi kecepatan menangga pi permintaa n Jalur dan Fasilitas Pengiriman (C6) kemudaha n perubaha n jalur pengirima n kemudaha n perubaha n waktu pengirima n langsung lancar 3 hari seluruh mudah lambat mudah cepat mudah mudah langsung lancar 3 hari seluruh mudah cepat mudah cepat mudah mudah langsung lancar 3 hari seluruh mudah cepat sulit cepat mudah mudah langsung lancar 3 hari seluruh mudah cepat mudah cepat mudah mudah langsung lancar 3 hari seluruh mudah cepat mudah cepat mudah mudah