BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 54 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi Struktur Hierarki PT. POWERPLAST memiliki kira-kira 100 supplier pilihan untuk menunjang proses produksinya mulai dari bahan baku, yakni biji plastik, hingga bahan untuk packing yakni kardus karton. 60% dari supplier tersebut adalah supplier untuk memenuhi kebutuhan bahan baku biji plastik original. Banyak kriteria faktor supplier yang dipilih oleh perusahaan, mulai dari kriteria harga hingga kriteria kapabilitas supplier. Sebelum melakukan pemilihan supplier yang berpontensial untuk PT. POWERPLAST, langkah pertama yang diambil adalah memilih dan mengambil data-data lima besar supplier yang aktif bertransaksi dengan POWERPLAST selama 1 tahun terakhir. Kemudian barulah supplier-supplier tersebut dijadikan altenatif pemilihan keputusan yang akhirnya salah satu dari supplier tersebut menjadi supplier yang potensial untuk perusahaan POWERPLAST.

2 55 Berikut ini adalah data umum supplier-supplier bahan baku biji plastik yang akan menjadi alternatif pemilihan rekan supplier yang potensial bagi PT. POWERPLAST PRIMA UTAMA, adalah ; 1. PT. V (PT. BUKIT MEGA MASAABADI) Central office Warehouse : Cideng, Jakarta-Barat : Kapuk Harga (Bahan = PP Polytam) : Rp ,-/ton (per tanggal 10 April 2008) Minimal pemesanan Payment Sistem Delivery : 6 ton/order : Cash On Delivery (COD) : Pengiriman langsung saat hari pemesanan 2. PT. W (PT. AKINO) Central office Warehouse : Tiang Bendera : Kapuk Harga (Bahan = PP Polybrazil): Rp ,-/ton (per tanggal 10 April 2008) Minimal pemesanan Payment Sistem Delivery : 5 ton/order : Cash On Delivery (COD) : Pengiriman langsung saat hari pemesanan

3 56 3. PT. X (PT. TITAN PETROKIMIA NUSANTARA) Central office Warehouse : Graha Bip Gatot Subroto, Jakarta : Kuala Lumpur, Malaysia Harga (Bahan = PP Titanpro) : USD 1830/ton (kurs Rp ,- per tanggal 10 April 2008) Minimal pemesanan Payment : 16,5 ton/order (1 container) : 30% saat order, 70% saat barang sampai di pelabuhan Sistem Delivery : Ä 1 bulan dari turun PO 4. PT. Y (DOREMI) Central office Warehouse : Kapuk : Kapuk Harga (Bahan = PP Cosmoplene) : Rp ,-/ton (per tanggal 10 April 2008) Minimal pemesanan Payment Sistem Delivery : 6 ton/order : kredit 14 hari : Ä 2 hari setelah turun PO

4 57 5. PT. Z (AKI) Central office Warehouse : Dadap : Dadap Harga (Bahan = PP Polytam) : Rp ,-/ton (per tanggal 10 April 2008) Minimal pemesanan Payment Sistem Delivery : 1 ton/order : Cash pada saat pengambilan : Non Delivery, barang diambil sendiri Selanjutnya melakukan pemilihan untuk kriteria-kriteria dan subkriteria yang menjadi dasar dalam memilih supplier yang potensial. Pemilihan yang dilakukan berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara, serta diskusi dengan para pengambil keputusan. Berikut ini adalah kriteriakriteria yang akan digunakan pengambil keputusan dengan metode AHP, adalah : 1. Kriteria Harga (H) : Harga menjadi salah satu kriteria penting sebagai pemilihan supplier potensial. Bagi perusahaan, partner supplier yang mampu memberikan penawaran harga yang bersaing sejalan dengan kualitas yang diberikan, menjadi nilai plus untuk perusahaan supplier tersebut.

5 58 2. Kriteria Prosedur (P) Kemampuan supplier untuk memberikan kemudahan untuk melakukan pemesanan bahan baku. Setiap tahap prosedur pemesanan bahan baku harus memiliki tahapan yang flexibel, tidak rumit dan mudah untuk dilaksanakan. 3. Kriteria Customer Service (C) Pelayanan terbaik dari partner supplier merupakan bentuk perhatian supplier untuk tetap menjaga kerja sama yang terjalin terhadap perusahaan. 4. Kriteria Kualitas Produk (Q) Kemampuan partner supplier untuk memberikan bahan baku dengan kualitas yang baik disetiap pengirimannya, disertai dengan jumlah kecacatan bahan yang rendah. 5. Kriteria Kapabiltas (K) Kapabiltas merupakan kemampuan partner supplier untuk dapat memenuhi setiap pemesanan bahan baku dari perusahaan. Dalam kriteria ini perusahaan akan melihat seberapa besar kemampuan partner supplier dalam memenuhi berbagai pemesanan.

6 59 6. Kriteria Delivery (D) Kemampuan partner supplier dalam memberikan fasilitas sistem pengiriman, apakah dengan cara diambil sendiri atau dikirm dari pihak supplier, selain hal tersebut, partner supplier juga harus mampu untuk melakukan pemgiriman sesuai dengan tepat waktu sesuai dengan perjanjian jadwal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Berikut ini adalah Subkriteria yang akan digunakan pengambil keputusan dengan metode AHP, adalah : 1. Subkriteria Harga (H) a. Kemampuan memberikan harga yang dapat bersaing (H1) Dalam subkriteria ini, akan dilihat kemampuan setiap supplier yang dapat memberikan harga yang kompetitif, sehingga pilihan harga supplier yang dipilih adalah harga yang dapat dijangkau dengan kualitas produk yang baik. b. Kemampuan untuk dapat memberikan potongan harga (diskon) untuk pemesanan dalam jumlah tertentu (H2) Kemampuan ini adalah kemampuan supplier dapat memberian potongan harga atau diskon juka dalam membeli dengan ketentuan jumlah order tertentu, sehingga hal ini akan membuat

7 60 perusahaan mendapatkan keuntungan 2 kali dari transaksi yang dilakukan c. Kestabilan harga terhadap berita di dunia, misalnya harga kurs dollar, atau harga minyak (H3) Supplier yang dapat menstabilkan harga bahan bakunya, maksud kemampuan ini adalah harga yang diberikan oleh supplier tidak labil terhadap berita-berita ekonomi di dunia. Harga supplier lebih kecil kemungkinan tidak fluktuatif seiring dengan harga minyak dunia yang tidak stabil. 2. Subkriteria Prosedur (P) a. Kemudahan untuk melakukan pemesanan (P1) Perusahaan dengan mudah untuk melakukan pemesanan, tanpa ada prosedur yang rumit dan bertele-tele. Sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan bahan baku yang diinginkan dan tidak terhambatnya untuk melakukan kegiatan produksi.

8 61 b. Kemampuan untuk dapat memesan (order) dengan jumlah yang minimal (P2) Kemampuan supplier yang dapat memberikan ketetapan minimal pemesanan dengan jumlah yang kecil. Semakin kecil pemesanan, akan semakin kecil pula modal yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku. Hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan, sehingga saat membutuhkan kebutuhan bahan baku dalam jumlah yang minimal, perusahaan tidak perlu untuk mengeluarkan banyak modal, dandapat mengalokasikan dananya ke dalam kebutuhan yang lainnya. c. Kemampuan untuk memberikan sistem pembayaran dengan jangka waktu tenggat yang tinggi (P3) Supplier mampu memberikan sistem pembayaran dengan jangka waktu yang tinggi, misalnya dengan cara pembayaran kredit. Semakin tinggi waktu tenggat yang diberikan oleh supplier, akan memberikan sedikit keringanan untuk perusahaan.

9 62 3. Subkriteria Customer Service (C) a. Kemudahan untuk dapat dihubungi (C1) Supplier harus memiliki fasilitas kemudahan untuk dapat dihubungi, sehingga saat terdapat hal terdesak misalnya; keluhan, masalah, dll perusahaan dapat mudah untuk menemukan pihak supplier untuk menyelesaikan masalah dalam hal bahan baku tersebut. b. Kecepatan pelayanan dalam hal menanggapi permintaan maupun menyelesaikan keluhan dari pelanggan (C2) Kemampuan partner supplier untuk dapat cepat tanggap dalam hal permintaan maupun keluhan dari perusahaan. Jika partner supplier dapat memberikan kecepatan dalam menanggapi dan memperhatikan keluhan-keluhan tersebut, sehingga dapat dengan cepat pula masalah keluhan tersebut terselesaikan, maka tujuan kepuasan dari perusahaan akan tercapai. c. Keprioritasan yang diberikan untuk pelanggan (C3) Partner supplier harus memberikan keprioritasan kepada perusahaan, dalam hal pesanan bahan baku maupun keluhan, sehingga perusahaan dianggap pelanggan yang penting bagi pihak supplier.

10 63 4. Subkriteria Kualitas (Q) a. Kesesuaian produk dengan spesifikasi yang dipesan (Q1) Kemampuan partner supplier dapat memenuhi pesanan bahan baku sesuai dengan spesifikasi yang dipesan oleh perusahaan. b. Ketepatan jumlah produk yang dipesan (Q2) Partner supplier harus dapat memastikan jumlah bahan baku yang dipesan selalu tepat sesuai ukuran yang tertera pada bungkusan. c. Kemampuan memberikan kualitas produk secara konsisten (Q3) Partner supplier mampu memberikan kualitas yang terbaik, dan secara terus menerus kualitas bahan baku tersebut tidak menurun. Jikalau terjadi dalam sesekali dari banyak pemesanan, perusahaan dapat ditolerir, namun jika dalam kesekian banyak pemesanan, kecacatan produk terjadi, maka dapat dikatakan kualitas bahan baku dari supplier tersebut tidak baik. d. Kemampuan menyediakan produk tanpa kecacatan (Q4) Kemampuan partner supplier untuk dapat menghasilkan bahan baku dengan tingkat kecacatan yang minimal hingga nol, pada dasarnya, untuk bahan baku biji plastik memiliki kecacatan

11 64 bahan baku rusak mendekati nol, namu kecacatan yang dimaksud disini adalah kelembapan air yang terdapat di dalam bahan baku tersebut, semakin lembap bahan baku tersebut akan dianggap cacat atau jelek bahan bakunya. 5. Subkriteria Kapabiltas (K) a. Kemampuan untuk memenuhi pesanan produk (K1) Kemampuan pihak supplier dapat memenuhi pesanan produk yang dipesan oleh perusahaan. Seberapa besar kemampuan produktivitas perusahaan, dapat dilihat dari subkrieria ini. 6. Subkiteria Delivery (D) a. Kemampuan untuk mengirimkan produk sesuai dengan tanggal yang telah disepakati/ on-time (D1) Kemampuan pihak supplier untuk dapat mengirimkan bahan baku sesuai dengan tepat waktu dengan jadwal yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak.

12 Gambar 4.1 Struktur Hierarki Pemilihan Partner Supplier Potensial PT.POWERPLAST PRIMA UTAMA

13 Pengumpulan Data Kuesioner dilakukan oleh para pengambil keputusan yang khusus pekerjaannya adalah memilih partner supplier bahan baku biji plastik untuk kebutuhan produksi setiap harinya. Para pengambil keputusan ini terdiri dari 2 (dua) orang, yaitu pertama direktur PT.POWERPLAST PRIMA UTAMA yang bernama Tan Sui Khie diasumsikan menjadi sumber 1 dan kedua Supervisor PPIC yang bernama Herry diasumsikan menjadi sumber 2. Kedua pengambil keputusan ini yang akan mengisi kuesioner pembobotan kepentingan untuk bahan dasar perhitungan AHP. Di dalam kuesioner tersebut terdapat 3 (tiga) jenis pembobotan kepentingan antar, yaitu pembobotan kepentingan antara tiap kriteria dengan kriteria lainnya, pembobotan kepentingan antara tiap subkriteria dengan subkriteria lainnya setiap dalam kriterianya sendiri, dan pembobotan kepentingan antara tiap alternatif dengan alternatif lainnya dalam setiap subkrtteria. Tabel-tabel berikut ini adalah hasil data yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang kemudian akan menjadi bahan untuk perhitungan.

14 67 Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Kriteria Kriteria Kriteria Sumber 1 Sumber 2 Harga Prosedur Harga Customer Service Harga Kualitas Harga Kapabilitas Harga Delivery Prosedur Customer Service Prosedur Kualitas Prosedur Kapabilitas Prosedur Delivery Customer Service Kualitas Customer Service Kapabilitas Customer Service Delivery Kualitas Kapabilitas Kualitas Delivery Kapabilitas Delivery

15 68 Tabel 4.2 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Subkriteria Subkriteria Subkriteria Sumber 1 Sumber 2 Harga H1 H H1 H H2 H Prosedur P1 P P1 P P2 P CSO C1 C C1 C C2 C Kualitas Q1 Q Q1 Q Q1 Q Q2 Q Q2 Q Q3 Q Kapabilitas K1 K Delivery D1 D

16 69 Keterangan : 1. Subkriteria Harga (H) a. Kemampuan memberikan harga yang dapat bersaing (H1) b. Kemampuan untuk dapat memberikan potongan harga (diskon) untuk pemesanan dalam jumlah tertentu (H2) c. Kestabilan harga terhadap berita di dunia, misalnya harga kurs dollar, atau harga minyak (H3) 2. Subkriteria Prosedur (P) a. Kemudahan untuk melakukan pemesanan (P1) b. Kemampuan untuk dapat memesan (order) dengan jumlah yang minimal (P2) c. Kemampuan untuk memberikan sistem pembayaran dengan jangka waktu tenggat yang tinggi (P3) 3. Subkriteria Customer Service (C) a. Kemudahan untuk dapat dihubungi (C1) b. Kecepatan pelayanan dalam hal menanggapi permintaan maupun menyelesaikan keluhan dari pelanggan (C2) c. Keprioritasan yang diberikan untuk pelanggan (C3)

17 70 4. Subkriteria Kualitas (Q) a. Kesesuaian produk dengan spesifikasi yang dipesan (Q1) b. Ketepatan jumlah produk yang dipesan (Q2) c. Kemampuan memberikan kualitas produk secara konsisten (Q3) d. Kemampuan menyediakan produk tanpa kecacatan (Q4) 5. Subkriteria Kapabiltas (K) a. Kemampuan untuk memenuhi pesanan produk (K1) 6. Subkiteria Delivery (D) a. Kemampuan untuk mengirimkan produk sesuai dengan tanggal yang telah disepakati/ on-time (D1)

18 71 Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Alternatif Alternatif Alternatif Sumber 1 Sumber 2 H1 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z H2 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z

19 72 Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Alternatif (lanj.) Alternatif Alternatif Sumber 1 Sumber 2 H3 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z P1 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z

20 73 Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Alternatif (lanj.) Alternatif Alternatif Sumber 1 Sumber 2 P2 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z P3 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z

21 74 Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Alternatif (lanj.) Alternatif Alternatif Sumber 1 Sumber 2 C1 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z C2 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z

22 75 Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Alternatif (lanj.) Alternatif Alternatif Sumber 1 Sumber 2 C3 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Q1 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z

23 76 Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Alternatif (lanj.) Alternatif Alternatif Sumber 1 Sumber 2 Q2 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Q3 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z

24 77 Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Alternatif (lanj.) Alternatif Alternatif Sumber 1 Sumber 2 Q4 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z K1 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z

25 78 Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengisian Kuesioner Antar Alternatif (lanj.) Alternatif Alternatif Sumber 1 Sumber 2 D1 V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Pengolahan Data Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengolah data dari hasil kuesioner yang sudah disebarkan kepada para pengambil keputusan di perusahaan. Hasil kuesioner tersebut berupa angka-angka yang mendasarkan atas tingkat kepentingan dalam skala 1 hingga 9, dan berkebalikannya (1/1 hingga 1/9). Semakin tinggi tingkat kepentingan yang diberikan, maka akan semakin tinggi pula derajat kepentingannya. Hasil kuesioner tersebut diolah dengan cara penyatuan hasil semua nilai dari pemberian responden ke dalam perhitungan rataan geometris.

26 Rataan Geometris Cara membuat rataan geometris adalah dengan mengalikan hasil angka-angka dari setiap sel tersebut, kemudian di akar dengan jumlah responden. Rumus : Rataan Geometris = j R1... R j Ket : R = Jawaban Responden dari Kuesioner j = Jumlah Responden Sebagai contoh perhitungan, yakni: nilai kuesioner antara kriteria Harga (H) dengan kriteria Prosedur, responden 1 memberikan nilai 3 dan responden 2 memberikan nilai 3, maka rataan geometrisnya adalah j R1... R j = = 9 Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan rataan geometris yang sudah dilakukan. Tabel-tabel dibawah ini adalah tabel rataan geometris nilai kepentingan antara Kriteria dengan Kriteria, antara Subkriteria dengan Subkriteria dalam Kriteria dan antara Alternatif dengan Alternatif dalam Subkriteria.

27 80 Tabel 4.4 Tabel Rataan Geometris Antar Kriteria Kriteria antar Kriteria Rataan geometris Harga (H) Prosedur (P) Harga (H) Customer Service (C) Harga (H) Kualitas (Q) Harga (H) Kapabilitas (K) Harga (H) Delivery (D) Prosedur (P) Customer Service (C) Prosedur (P) Kualitas (Q) Prosedur (P) Kapabilitas (K) Prosedur (P) Delivery (D) Customer Service (C) Kualitas (Q) Customer Service (C) Kapabilitas (K) Customer Service (C) Delivery (D) Kualitas (Q) Kapabilitas (K) Kualitas (Q) Delivery (D) Kapabilitas (K) Delivery (D) 2.449

28 81 Tabel 4.5 Tabel Rataan Geometri Antar Subkriteria dalam Kriteria Harga Subkriteria antar Subkriteria Rataan geometris Kemampuan memberikan harga yang dapat bersaing (H1) Kemampuan memberikan harga yang dapat bersaing (H1) Kemampuan untuk dapat memberikan potongan harga (diskon) untuk pemesanan dalam jumlah tertentu (H2) Kemampuan untuk dapat memberikan potongan harga (diskon) untuk pemesanan dalam jumlah tertentu (H2) Kestabilan harga terhadap berita di dunia, misalnya harga kurs dollar, atau harga minyak (H3) Kestabilan harga terhadap berita di dunia, misalnya harga kurs dollar, atau harga minyak (H3)

29 82 Tabel 4.6 Tabel Rataan Geometri Antar Subkriteria dalam Kriteria Prosedur Subkriteria antar Subkriteria Rataan geometris Kemudahan untuk melakukan pemesanan (P1) Kemudahan untuk melakukan pemesanan (P1) Kemampuan untuk dapat memesan (order) dengan jumlah yang minimal (P2) Kemampuan untuk dapat memesan (order) dengan jumlah yang minimal (P2) Kemampuan untuk memberikan sistem pembayaran dengan jangka waktu tenggat yang tinggi (P3) Kemampuan untuk memberikan sistem pembayaran dengan jangka waktu tenggat yang tinggi (P3)

30 83 Tabel 4.7 Tabel Rataan Geometri Antar Subkriteria dalam Kriteria Customer Service Subkriteria antar Subkriteria Rataan geometris Kemudahan untuk dapat dihubungi (C1) Kemudahan untuk dapat dihubungi (C1) Kecepatan pelayanan dalam hal menanggapi permintaan maupun menyelesaikan keluhan dari pelanggan (C2) Kecepatan pelayanan dalam hal menanggapi permintaan maupun menyelesaikan keluhan dari pelanggan (C2) Keprioritasan yang diberikan untuk pelanggan (C3) Keprioritasan yang diberikan untuk pelanggan (C3)

31 84 Tabel 4.8 Tabel Rataan Geometri Antar Subkriteria dalam Kriteria Kualitas Subkriteria antar Subkriteria Rataan geometris Kesesuaian produk dengan spesifikasi yang dipesan (Q1) Kesesuaian produk dengan spesifikasi yang dipesan (Q1) Kesesuaian produk dengan spesifikasi yang dipesan (Q1) Ketepatan jumlah produk yang dipesan (Q2) Ketepatan jumlah produk yang dipesan (Q2) Kemampuan memberikan kualitas produk secara konsisten (Q3) Ketepatan jumlah produk yang dipesan (Q2) Kemampuan memberikan kualitas produk secara konsisten (Q3) Kemampuan menyediakan produk tanpa kecacatan (Q4) Kemampuan memberikan kualitas produk secara konsisten (Q3) Kemampuan menyediakan produk tanpa kecacatan (Q4) Kemampuan menyediakan produk tanpa kecacatan (Q4)

32 85 Tabel 4.9 Tabel Rataan Geometri Antar Subkriteria dalam Kriteria Kapabilitas Subkriteria antar Subkriteria Rataan geometris Kemampuan untuk memenuhi pesanan produk (K1) Kemampuan untuk memenuhi pesanan produk (K1) Tabel 4.10 Tabel Rataan Geometri Antar Subkriteria dalam Kriteria Delivery Subkriteria antar Subkriteria Rataan geometris Kemampuan untuk mengirimkan produk sesuai dengan tanggal yang telah disepakati/ on-time (D1) Kemampuan untuk mengirimkan produk sesuai dengan tanggal yang telah disepakati/ on-time (D1) 1.000

33 86 Tabel 4.11 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemampuan memberikan harga yang dapat bersaing (H1) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Tabel 4.12 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemampuan untuk dapat memberikan potongan harga (diskon) untuk pemesanan dalam jumlah tertentu (H2) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z 0.577

34 87 Tabel 4.13 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kestabilan harga terhadap berita di dunia, misalnya harga kurs dollar, atau harga minyak (H3) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Tabel 4.14 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemudahan untuk melakukan pemesanan (P1) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z 1.414

35 88 Tabel 4.15 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemampuan untuk dapat memesan (order) dengan jumlah yang minimal (P2) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Tabel 4.16 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemampuan untuk memberikan sistem pembayaran dengan jangka waktu tenggat yang tinggi (P3) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z 3.464

36 89 Tabel 4.17 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemudahan untuk dapat dihubungi (C1) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Tabel 4.18 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kecepatan pelayanan dalam hal menanggapi permintaan maupun menyelesaikan keluhan dari pelanggan (C2) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z 1.000

37 90 Tabel 4.19 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Keprioritasan yang diberikan untuk pelanggan (C3) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Tabel 4.20 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kesesuaian produk dengan spesifikasi yang dipesan (Q1) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z 1.000

38 91 Tabel 4.21 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Ketepatan jumlah produk yang dipesan (Q2) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Tabel 4.22 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemampuan memberikan kualitas produk secara konsisten (Q3) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z 3.000

39 92 Tabel 4.23 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemampuan menyediakan produk tanpa kecacatan (Q4) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z Tabel 4.24 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemampuan untuk memenuhi pesanan produk (K1) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z 1.414

40 93 Tabel 4.25 Tabel Rataan Geometri Antar Alternatif dalam Subkriteria Kemampuan untuk mengirimkan produk sesuai dengan tanggal yang telah disepakati/ on-time (D1) Alternatif Rataan geometris V W V X V Y V Z W X W Y W Z X Y X Z Y Z 1.414

41 Perhitungan Derajat Pembobotan dan Konsistensi Berikut ini adalah perhitungan untuk derajat pembobotan sekaligus perhitungan untuk konsistensi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk perhitungan derajat pembobotan dan selanjutnya dilakukan perhitungan konsistensi, adalah: 1. Mengisi Matriks Kolom dari tabel rataan geometris yang bersangkutan. 2. Menghitung Matriks Kolom, dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen baris pada matriks berpasangan. 3. Menghitung Matriks Normalisasi, dilakukan dengan cara membagi tiap sel dengan jumlah kolom dimana sel tersebut berada, selanjutnya menjumlahkan elemen-elemen dalam tiap baris, sehingga diperoleh kolom baru yakni Vektor Kolom atau Jumlah baris. 4. Menghitung Bobot, dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai Vektor Kolom terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan tiap sel pada Vektor Kolom dibagi dengan total hasil penjumlahan nilai Vektor Kolom 5. Menghitung Konsistensi; a. Langkah pertama adalah mencari λ maksimum, yakni mengalikan terlebih dahulu antara Matriks Kolom Awal dengan Kolom Bobot sebut saja dengan Kolom A, kemudian Kolom A dibagi dengan Kolom Bobot setiap barisnya sebut saja dengan Kolom

42 95 Consistency Vektor, selanjutnya λ maksimum diperoleh dari merata-ratakan Kolom Consistency Vektor tersebut. max Ai Bi n CVi n Ket : n = Jumlah Kriteria atau Subkriteria A = Kolom A B = Kolom B CV = Kolom Consistency Vektor i = sel ke-i b. Menentukan Nilai Consistency Index (CI); CI max n n 1 c. Menentukan Nilai Consistency Ratio (CR); Ket : CI CR RI RI adalah Random Consitency Indeks, diperoleh dari tabel Random Index, yang sesuai dengan ukuran n Syarat ; CR 0.1, yang bearti perhitungan tersebut konsisten

43 Perhitungan Derajat Pembobotan dan Konsistensi Antar Kriteria Keterangan untuk tabel berikut, adalah : H = Harga P = Prosedur C = Customer Service Q = Kualitas K = Kapabilitas D = Delivery Perhitungan Matriks Kolom Tabel 4.26 Matriks Kolom Antar Kriteria dengan Kriteria Kriteria H P C Q K D H P C Q K D Total

44 97 Perhitungan Matriks Hasil Normalisasi Tabel 4.27 Matriks Hasil Normalisasi Antar Kriteria dengan Kriteria Kriteria H P C Q K D Total H P C Q K D Total Perhitungan bobot dari setiap Kriteria Jumlah baris Bobot : 6 =

45 98 Perhitungan Konsistensi a. Mencari λ maksimum; 1. Mengalikan Matriks Kolom Awal dengan Kolom Bobot = Kolom A Bobot (B) A * =

46 99 2. Pembagian Kolom A dengan Kolom Bobot setiap barisnya = Kolom Consistency Vektor Consistency A Bobot (B) Vektor : = λ maksimum = rata-rata Kolom Consistency Vektor =

47 100 b. Menentukan Nilai Consistency Index (CI); n = 6 CI max n n 1 CI max n n c. Menentukan Nilai Consistency Ratio (CR); n = 6 pada tabel RI, R = 1.24 CI CR RI CR CI RI CR = menunjukan konsisten Tabel 4.28 Pengurutan Kriteria berdasarkan Bobot Terbesar Kriteria Bobot Persentase (%) Q H K P D C Total

48 101 Pembobotan Berdasarkan Kriteria Delivery (D), 0.07, 7% Kapabilitas (K), 0.129, 13% Kualitas (Q), 0.344, 35% Customer Service (C), 0.034, 3% Harga (H), 0.33, 33% Prosedur (P), 0.092, 9% Harga (H) Prosedur (P) Customer Service (C) Kualitas (Q) Kapabilitas (K) Delivery (D) Gambar 4.2 Pie Chart Pembobotan berdasarkan kriteria

49 Perhitungan Derajat Pembobotan dan Konsistensi Antar Subkriteria dalam Kriteria Kriteria Harga Perhitungan berikut ini adalah perhitungan derajat pembobotan dan konsistensi untuk antar Subkriteria dalam Kriteria. Perhitungan yang akan ditampilkan dimana cara perhitungannya sama dengan cara pengolahan data diatas. Keterangan tabel, Subkriteria Harga (H) terdiri dari ; H1 H2 = Kemampuan memberikan harga yang dapat bersaing = Kemampuan untuk dapat memberikan potongan harga (diskon) untuk pemesanan dalam jumlah tertentu H3 = Kestabilan harga terhadap berita di dunia, misalnya harga kurs dollar, atau harga minyak Tabel 4.29 Matriks Kolom Antar Subkriteria Harga Subkriteria H1 H2 H3 H H H Total

50 103 Tabel 4.30 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Subkriteria Harga Subkriteria H1 H2 H3 Total Bobot (B) A Consistency Vector (CV) H H H Total λ maksimum = n = 3; R = 0.58 CI = CR = , Konsisten Tabel 4.31 Pengurutan Subkriteria Harga berdasarkan Bobot Terbesar Subkriteria Bobot Persentase (%) H H H Contoh perhitungan Persentase pada Subkriteria H3, adalah; Bobot Harga = (berdasarkan Tabel Pengurutan Kriteria Harga berdasarkan Bobot Terbesar) Persentase = * * 100% = 21.55%

51 104 Pembobotan Berdasarkan Subkriteria Harga H1, H1 H3, H2, H2 H3 Gambar 4.3 Pie Chart Pembobotan berdasarkan Subkriteria Harga

52 105 Kriteria Prosedur Keterangan tabel, Subkriteria Prosedur (P) terdiri dari ; P1 P2 P3 = Kemudahan untuk melakukan pemesanan = Kemampuan untuk dapat memesan (order) dengan jumlah yang minimal = Kemampuan untuk memberikan sistem pembayaran dengan jangka waktu tenggat yang tinggi Tabel 4.32 Matriks Kolom Antar Subkriteria Prosedur Subkriteria P1 P2 P3 P P P Total Tabel 4.33 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Subkriteria Prosedur Subkriteria P1 P2 P3 Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) P P P Total

53 106 λ maksimum = n = 3; R = 0.58 CI = CR = , Konsisten Tabel 4.34 Pengurutan Subkriteria Prosedur berdasarkan Bobot Terbesar Subkriteria Bobot Persentase (%) P P P Pembobotan Berdasarkan Subkriteria Prosedur P1, P1 P3, P2, P2 P3 Gambar 4.4 Pie Chart Pembobotan berdasarkan Subkriteria Prosedur

54 107 Kriteria Customer Service (C) Keterangan tabel, Subkriteria Customer Service (C) terdiri dari ; C1 C2 = Kemudahan untuk dapat dihubungi = Kecepatan pelayanan dalam hal menanggapi permintaan maupun menyelesaikan keluhan dari pelanggan C3 = Keprioritasan yang diberikan untuk pelanggan Tabel 4.35 Matriks Kolom Antar Subkriteria Customer Service Subkriteria C1 C2 C3 C C C Total Tabel 4.36 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Subkriteria Customer Service Subkriteria C1 C2 C3 Total Bobot (B) A Consistency Vector (CV) C C C Total

55 108 λ maksimum = n = 3 ; R =0.58 CI = CR = , Konsisten Tabel 4.37 Pengurutan Subkriteria Customer Service berdasarkan Bobot Terbesar Subkriteria Bobot Persentase (%) C C C Pembobotan Berdasarkan SubkriteriaCustomer Service C3, C1 C1, C2 C3 C2, Gambar 4.5 Pie Chart Pembobotan berdasarkan Subkriteria Customer Service

56 109 Kriteria Kualitas (Q) Keterangan tabel, Subkriteria Kualitas (Q) terdiri dari ; Q1 Q2 Q3 Q4 = Kesesuaian produk dengan spesifikasi yang dipesan = Ketepatan jumlah produk yang dipesan = Kemampuan memberikan kualitas produk secara konsisten = Kemampuan menyediakan produk tanpa kecacatan Tabel 4.38 Matriks Kolom Antar Subkriteria Kualitas Subkriteria Q1 Q2 Q3 Q4 Q Q Q Q Total

57 110 Tabel 4.39 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Subkriteria Kualitas Subkriteria Q1 Q2 Q3 Q4 Total Bobot (B) A Consistency Vector (CV) Q Q Q Q Total λ maksimum = n = 4 ; R =1.24 CI = CR = , Konsisten Tabel 4.40 Pengurutan Subkriteria Kualitas berdasarkan Bobot Terbesar Subkriteria Bobot Persentase (%) Q Q Q Q

58 111 Pembobotan Berdasarkan Subkriteria Kualitas Q4, Q1, Q1 Q2 Q3, 0.39 Q2, 0.11 Q3 Q4 Gambar 4.6 Pie Chart Pembobotan berdasarkan Subkriteria Kualitas Kriteria Kapabilitas (K) Keterangan tabel, Subkriteria Kapabilitas (K) terdiri dari ; K1 = Kemampuan untuk memenuhi pesanan produk Tabel 4.41 Matriks Kolom Antar Subkriteria Kapabilitas Subkriteria K1 K1 1 Total 1.000

59 112 Tabel 4.42 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Subkriteria Kapabilitas Subkriteria K1 Total Bobot (B) A Consistency Vector (CV) K Total λ maksimum = n = 1 ; R = 0 CI = ~ CR = ~ 0.1, Konsisten Tabel 4.43 Pengurutan Subkriteria Kapabilitas berdasarkan Bobot Terbesar Subkriteria Bobot Persentase (%) K Pembobotan Berdasarkan Subkriteria Kapabilitas K1 K1, 1 Gambar 4.7 Pie Chart Pembobotan berdasarkan Subkriteria Kapabilitas

60 113 Kriteria Delivery (D) Keterangan tabel, Subkriteria Delivery (D) terdiri dari ; D1 = Kemampuan untuk mengirimkan produk sesuai dengan tanggal yang telah disepakati/ on-time Tabel 4.44 Matriks Kolom Antar Subkriteria Delivery Subkriteria D1 D1 1 Total Tabel 4.45 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Subkriteria Delivery Subkriteria D1 Total Bobot (B) A Consistency Vector (CV) D Total λ maksimum = n = 1 ; R = 0 CI = ~ CR = ~ 0.1, Konsisten

61 114 Tabel 4.46 Pengurutan Subkriteria Delivery berdasarkan Bobot Terbesar Subkriteria Bobot Persentase (%) K Pembobotan Berdasarkan Subkriteria Delivery D1 D1, 1 Gambar 4.8 Pie Chart Pembobotan berdasarkan Subkriteria Delivery

62 115 Setelah mendapatkan bobot dari setiap kriteria dan subkriterianya, selanjutnya akan dilakukan perhitungan nilai prioritas dan vektor prioritas dengan mengalikan tiap bobot kiteria dengan tiap subkriterianya masingmasing. Nilai vektor prioritas akan digunakan selanjutnya untuk perhitungan nilai prioritas pemilihan supplier terhadap bobot alternatif. Tabel 4.47 Tabel Nilai Prioritas Kriteria dengan Subkriteria Nilai Prioritas H P C Q K D H P C Q K D H P C Q H P C Q Q Tabel 4.48 Tabel Vektor Prioritas untuk Alternatif H P C Q K D H P C Q K D H P C Q H P C Q Q

63 Perhitungan Derajat Pembobotan dan Konsistensi Antar Alternatif dalam Subkriteria Subkriteria Kemampuan memberikan harga yang dapat bersaing (H1) Perhitungan berikut ini adalah perhitungan derajat pembobotan dan konsistensi untuk antar Alternatif antar Subkriteria. Perhitungan yang akan ditampilkan dimana cara perhitungannya sama dengan cara pengolahan data diatas. Tabel 4.49 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria H1 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total

64 117 Tabel 4.50 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria H1 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten

65 118 Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria H1 Z, V, V W Y, W, X Y X, Z Gambar 4.9 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria H1

66 119 Subkriteria Kemampuan untuk dapat memberikan potongan harga (diskon) untuk pemesanan dalam jumlah tertentu (H2) Tabel 4.51 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria H2 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.52 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria H2 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

67 120 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria H2 Z, Y, V, V W X, X Y W, Z Gambar 4.10 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria H2

68 121 Subkriteria Kestabilan harga terhadap berita di dunia, misalnya harga kurs dollar, atau harga minyak (H3) Tabel 4.53 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria H3 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.54 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria H3 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

69 122 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria H3 Z, V, V W X Y, X, W, Y Z Gambar 4.11 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria H3

70 123 Subkriteria Kemudahan untuk melakukan pemesanan (P1) Tabel 4.55 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria P1 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.56 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria P1 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

71 124 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria P1 V, V Z, W, W X X, 0.05 Y Z Y, Gambar 4.12 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria P1

72 125 Subkriteria Kemampuan untuk dapat memesan (order) dengan jumlah yang minimal (P2) Tabel 4.57 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria P2 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.58 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria P2 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

73 126 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria P2 V, V Z, W X W, Y Y, X, Z Gambar 4.13 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria P2

74 127 Subkriteria Kemampuan untuk memberikan sistem pembayaran dengan jangka waktu tenggat yang tinggi (P3) Tabel 4.59 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria P3 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.60 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria P3 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

75 128 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = 0 CR = 0 0.1, Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria P3 V, Z, W, V W X Y Y, X, Z Gambar 4.14 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria P3

76 129 Subkriteria Kemudahan untuk dapat dihubungi (C1) Tabel 4.61 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria C1 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.62 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria C1 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

77 130 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria C1 V, Z, W, Y, V W X Y Z X, Gambar 4.15 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria C1

78 131 Subkriteria Kecepatan pelayanan dalam hal menanggapi permintaan maupun menyelesaikan keluhan dari pelanggan (C2) Tabel 4.63 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria C2 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.64 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria C2 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

79 132 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria C2 Z, 0.15 V, W, V W Y, X Y X, 0.45 Z Gambar 4.16 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria C2

80 133 Subkriteria Keprioritasan yang diberikan untuk pelanggan (C3) Tabel 4.65 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria C3 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.66 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria C3 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

81 134 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria C3 Z, V, V Y, W X, W, X Y Z Gambar 4.17 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria C3

82 135 Subkriteria Kesesuaian produk dengan spesifikasi yang dipesan (Q1) Tabel 4.67 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria Q1 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.68 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria Q1 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

83 136 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria Q1 Y, Z, V, V W X X, Y W, Z Gambar 4.18 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria Q1

84 137 Subkriteria Ketepatan jumlah produk yang dipesan (Q2) Tabel 4.69 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria Q2 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.70 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria Q3 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

85 138 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria Q3 Z, V, V W Y, X W, Y X, Z Gambar 4.19 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria Q3

86 139 Subkriteria Kemampuan memberikan kualitas produk secara konsisten (Q3) Tabel 4.71 Matriks Kolom Antar Alternatif dalam Subkriteria Q3 Alternatif V W X Y Z V W X Y Z Total Tabel 4.72 Matriks dan Pembobotan Hasil Normalisasi Antar Alternatif dalam Subkriteria Q3 Alternatif V W X Y Z Total Bobot (B) A Consistency Vektor (CV) V W X Y Z Total

87 140 λ maksimum = n = 5 ; R = 1.12 CI = CR = , Konsisten Pembobotan Alternatif Berdasarkan Subkriteria Q3 Z, V, V Y, W X X, W, 0.29 Y Z Gambar 4.20 Pie Chart Pembobotan Alternatif berdasarkan Subkriteria Q3

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 168 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan seperti berikut; 1. Dapat disimpulkan, kriteria-kriteria yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 2.1 Flowchart pembuatantugas Akhir Sumber : Hasil Penelitian Gambar 3.1 Flowchart Pembuatan Laporan Tugas Akhir 43 2.2 Langkah-langkah penelitian Berikut ini adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 87 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan data 4.1.1. Data kriteria evaluasi dan pemilihan supplier Dari hasil wawancara, brainstorming dengan pihak perusahaan dan studi pustaka ditetapkan beberapa

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN) PEDEKT LITYCL HIERRCHY PROCESS (HP) DLM PEETU URUT PEGERJ PES PELGG (STUDI KSUS: PT TEMBG MULI SEM) urlailah Badariah, Iveline nne Marie, Linda Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas pemasok terbaik untuk produkproduk yang paling laris dijual di Toko Besi Nusantara Semarang. Prioritas pemasok terbaik ditentukan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah tata cara yang terperinci mengenai tahap-tahap melakukan sebuah penelitian. Metodologi penelitian pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Struktur Hirarki

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Struktur Hirarki BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Struktur Hirarki Pada penelitian ini menggunakan Metoda Fuzzy AHP untuk mengukur kinerja supplier pada kategori catering di PT Garuda Indonesia. Adapun saat ini PT Garuda

Lebih terperinci

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096 PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBAGAI TEMPAT KERJA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) 1. Permasalahan Pemilihan Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir 29 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 FlowChat Penelitian Berikut merupakan diagram penelitian yang menggambarkan urutan proses dari awal penelitian hingga tahap akhir dilakukannnya penelitian : Mulai Tahap Persiapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Sumber Mulia Lestari merupakan salah satu perusahaan garmen di Indonesia yang memproduksi sweater baik untuk dewasa maupun untuk anakanak.perusahaan ini memiliki beberapa supplier yang memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara 135-141 Yogyakarta. 3.2 Penentuan Kriteria Identifikasi kriteria menurut Verma dan Pullman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UD. Gloria merupakan suatu usaha dagang yang menjual barang keperluan sehari-hari (kelontong) baik secara grosir maupun eceran. Usaha yang bertempat di Jalan

Lebih terperinci

USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG

USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri FRANSISKA RATNAWATI 13 06 07336 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang digunakan Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Metode Penilitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Penyusunan Hirarki Dari identifikasi dan subatribut yang dominan, dapat disusun struktur hirarki sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Hirarki Penerima Beasiswa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Bab ketiga ini adalah untuk menguraikan objek penelitian, alat, tata cara penelitian dan data yang akan dikaji serta cara analisis yang dipakai dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan ini hadir di Indonesia pada tahun 1995 pada awalnya perusahaan ini bernama PT NZMI pada tahun 2004 perusahaan ini berganti nama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pemilihan Supplier dan Kriteria Dalam industri manufaktur, pemilihan supplier akan memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja dari perusahaan (Herbon dkk,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas pada SMA Ar Rahman dengan sistem yang dibangun dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi perusahaan berada di Jalan Taman Srinindito VII/1 Semarang. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan seleksi pemilihan agen terbaik dengan sistem yang dibangun dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Penyebaran Kuisioner

Penyebaran Kuisioner Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS 1 Rikky Wisnu Nugrha, 2 Romi 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi BAB IV IMPEMENTASI DAN EVAUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan evaluasi sistem pendukung keputusan penentuan prioritas penugasan kendaraan dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Sleman, yang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Sebuah perusahaan untuk dapat konsisten harus tangguh dan dapat bersaing. Untuk menjaga konsistensi dalam dunia bisnis hal yang paling penting adalah

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process

Analytic Hierarchy Process Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI 44 BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI Dalam bab ini akan dianalisis dan interpretasi hasil penelitian mengenai pemilihan mesin sanding dengan menggunakan pendekatan rekayasa nilai (value engineering). 5.1.

Lebih terperinci

1. KUESIONER KEPADA MANAJEMEN (MENCARI BOBOT FAKTOR) Responden Yangterhormat, Mulai

1. KUESIONER KEPADA MANAJEMEN (MENCARI BOBOT FAKTOR) Responden Yangterhormat, Mulai 1. KUESIONER KEPADA MANAJEMEN (MENCARI BOBOT FAKTOR) Responden Yangterhormat, Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Skema Metodologi Penelitian 119 Gambar 3.2. Skema Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data 120 Gambar 3.3. Skema Metode Analisa Sistem Informasi (lanjutan 1) 121

Lebih terperinci

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENENTUAN KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN SUPPLIER PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

TUGAS AKHIR PENENTUAN KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN SUPPLIER PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) TUGAS AKHIR PENENTUAN KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN SUPPLIER PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pengembangan Pendekatan SPK Pengembangan SPK membutuhkan pendekatan yg unik. Pengembangan SPK Terdapat 3 (tiga) pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,adapun metode yang digunakan adalah dengan pendekatan Analitycal Hierarchy

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk)

27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk) 27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk) PENENTUAN DAN PEMBOBOTAN KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PRODUKSI KEJU MOZARELLA DI CV. BRAWIJAYA DAIRY INDUSTRY

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis besar pembuktian tingkat validitas dan reliabilitas dari variabel penelitian dengan menggunakan software

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Penelitian Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya peneliti membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, nomos berarti aturan. Sehingga

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. Motekar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan boneka, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku bergantung sepenuhnya dari supplier. Saat ini perusahaan memiliki 2 supplier produksi

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tanggal 9 Agustus 2009 oleh Bapak Edward Halim yang beralamat di Jalan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tanggal 9 Agustus 2009 oleh Bapak Edward Halim yang beralamat di Jalan 29 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan elektronik CV.Simatrik Semarang didirikan secara resmi pada tanggal 9 Agustus 2009 oleh Bapak Edward Halim yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan yang dijadikan objek penelitian yaitu CV Bintang Prima Perkasa.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan yang dijadikan objek penelitian yaitu CV Bintang Prima Perkasa. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pada bagian ini akan dijelaskan sekilas mengenai gambaran umum perusahaan yang dijadikan objek penelitian yaitu CV Bintang Prima Perkasa. 4.1.1

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS)

PENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS) 2011 Antoni Yohanes 12 PENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier Material Berdasarkan Multi Attribute Decision Making (MADM) Menggunakan Metode SAW, WP dan TOPSIS

Pemilihan Supplier Material Berdasarkan Multi Attribute Decision Making (MADM) Menggunakan Metode SAW, WP dan TOPSIS Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.200-205 ISSN 2302-495X Pemilihan Supplier Material Berdasarkan Multi Attribute Decision Making (MADM) Menggunakan Metode SAW, WP dan TOPSIS Arlius

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Tahapan AHP 5.1.1 Kuesioner Tahap Pertama Dari hasil kalkulasi pada Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa rasio 2 yaitu perbandingan antara total produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UD. Karya Jaya ini, beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah: a. Berdasarkan analisis AHP maka urutan prioritas

Lebih terperinci

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pertemuan 5 Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pengembangan Pendekatan SPK (II) Pengembangan Pendekatan SPK (II) Pengembangan SPK membutuhkan pendekatan

Lebih terperinci

Hasil Pembobotan Kriteria dengan AHP

Hasil Pembobotan Kriteria dengan AHP BAB V ANALISA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis hasil pembobotan kriteria dan sub-kriteria dengan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP), analisis sensitivitas metode Grey Relational Analysis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti: Strategic Planning Decision Support System (DSS) Evaluasi Supplier 2.1 Strategic

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran San Diego Hills Visi dan Misi Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran Bauran Pemasaran Perusahaan: 1. Produk 2. Harga 3. Lokasi 4. Promosi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisa sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut yaitu melakukan uraian hasil metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) dan Simple Additive

Lebih terperinci

Analisis Hirarki Proses Vendor Pengembang System Informasi. STIE Indonesia

Analisis Hirarki Proses Vendor Pengembang System Informasi. STIE Indonesia Analisis Hirarki Proses Vendor Pengembang System Informasi STIE Indonesia Memilih Vendor Pengembang SIAK STIE Indonesia Kapabilitas Perusahaan Kelengkapan modul Harga yang ditawarkan Garansi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV Duta Warna adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku kertas bergantung kepada supplier. Saat ini perusahaan memiliki 5 supplier bahan baku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pendukung keputusan pemberian cuti pegawai dengan metode AHP dengan menggunakan bahasa pemogram Microsoft Visual Basic.Net

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah CV. Karya Mina Putra adalah perusahaan pengolahan kayu bangkirai menjadi berbagai macam produk konstruksi bangunan, antara lain Antislip, Decking, dan Beam.

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT ati Putra 1) Septi Arianto 2) STMIK IBBI l. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian ini melalui tahapan-tahapan yang ada pada metode eksperimen. 4.1 Hasil 4.1.1 Pengumpulan Data dan Analisis

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Kuesioner Konstruk 2. Kuesioner Perbandingan Berpasangan

LAMPIRAN. 1. Kuesioner Konstruk 2. Kuesioner Perbandingan Berpasangan LAMPIRAN 1. Kuesioner Konstruk 2. Kuesioner Perbandingan Berpasangan Kriteria No Sub Kriteria Perlu Tidak Perlu Alasan Tida Kualitas Quality 1 Kualitas bahan baku yang dikirim oleh supplier dalam bentuk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment L.1 Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment L. Lampiran Neraca Keuangan PT. XYZ Tahun 008 (dalam Rupiah) Aktiva I. Aktiva Lancar 1. Kas/ Bank 335,000,000. Piutang dagang 346,836,000 3. Piutang karyawan

Lebih terperinci

Kuesioner Penentuan Kriteria yang Relevan Dalam Upaya Pemilihan Supplier Kain untuk Bahan Baku Celana

Kuesioner Penentuan Kriteria yang Relevan Dalam Upaya Pemilihan Supplier Kain untuk Bahan Baku Celana Kuesioner Penentuan Kriteria yang Relevan Dalam Upaya Pemilihan Supplier Kain untuk Bahan Baku Celana Kepada responden yang terhormat, Saya Defri Alexia, saat ini saya sedang melakukan survei terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Sistem yang dibangun berdasarkan dari data-data yang diperoleh dari perusahaan. Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dibuat kriteria-kriteria karyawan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 01 Desember 2015; Revisi : 00 Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Inti

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Fratika Aprilia Purisabara, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang Penelitian mengenai evaluasi sistem penggjian dan pengupahan sudah banyak dilakukan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam memenangkan pasar. Salah satu cara untuk memuaskan keinginan konsumen, yaitu dengan menjaga

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES BISNIS 4.1. Proses Bisnis Saat Ini Proses Bisnis Pembelian Saat Ini

BAB 4 PROSES BISNIS 4.1. Proses Bisnis Saat Ini Proses Bisnis Pembelian Saat Ini BAB 4 PROSES BISNIS Usaha dagang X merupakan usaha jual beli plastik daur ulang. Usaha ini berlokasi di Solo dan berdiri pada tahun 2007. Pada awalnya usaha ini melakukan jual beli berdasarkan mulut ke

Lebih terperinci

Pertemuan 9 (AHP) - Mochammad Eko S, S.T

Pertemuan 9 (AHP) - Mochammad Eko S, S.T 1 Analitycal Hierarchy Process (AHP) Adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PDF created with pdffactory trial version

DAFTAR ISI. PDF created with pdffactory trial version DAFTAR ISI ABSTRAK...iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1-1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Haditsah Annur haditsah@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Penempatan bidan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Suhartanto 1, Putiri Bhuana Katili 2, Hadi Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

DARTAR ISI Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 3 Metodologi Penelitian

DARTAR ISI Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 3 Metodologi Penelitian DARTAR ISI Lembar Pengesahan Abstrak...i Kata Pengantar...ii Lembar Peruntukan...iv Daftar Isi...v Daftar Tabel...vii Daftar Gambar...ix Daftar Lampiran...x Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah...1

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) ABSTRAK Sistem pengambilan keputusan adalah sistem yang membantu

Lebih terperinci