BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

VISI. Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

(Rp.) , ,04

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 59 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN SITUBONDO

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

EVALUASI KEGIATAN DIREKTORAT KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER TAHUN 2017 & RENCANA KEGIATAN TAHUN 2018 RAKONTEKNAS II SURABAYA, 12 NOVEMBER 2017

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

RUMUSAN. RAPAT KONSOLIDASI KONTRAK KINERJA PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU (PSDS/K) 2014 Jakarta, 3 4 Pebruari 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bagian Keenam Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Pasal 16 (1) Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN,

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGANTAR. Ir. Suprapti

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) TAHUN 2014

Purwokerto, Juli 2013 Juni Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas. Ir. H. SUGIYATNO, MM NIP

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN

1. Penetapan kebijakan, pedoman, dan bimbingan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi, dan pengendalian lahan pertanian tingkat daerah.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2015

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

Transkripsi:

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Peternakan adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi kinerja Dinas Peternakan dimasa datang. Informasi tersebut disusun dengan nomenklatur berikut. 3.1 Identifikasi Berdasarkan Tugas dan Fungsi Identifikasi permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi terhadap pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur diperlukan dalam rangka pembangunan pertanian di Provinsi Jawa Timur 5 (lima) tahun kedepan. -permasalahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Identifikasi Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas PeternakanProvinsi Jawa Timur Aspek Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi Capaian/Kondisi EKSTERNAL INTERNAL Saat ini (DILUAR (KEWENANGAN KEWENANGAN (6) Gambaran pelayanan SKPD Angka prevalensi penyakit PHMS brucellosis masih tinggi yakni diatas 2,5% pada ternak sapi perah SOP pengendalian penyakit Brucellosis oleh Kementan - Penyediaan vaksin brucella yang masih belum sesuai dengan jumlah ternak rentan - Rendahnya pembiayaan untuk kompensasi terhadap pemotongan sapi yang posisif brucella - Rendahnya kesadaran peternak akan arti penting penyakit brucellsosis - Masih ada Lalu lintas ternak antar Provinsi yang ilegal Kurangnya SDM teknis (medis dana paramedis veteriner) 31 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Aspek Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi Capaian/Kondisi EKSTERNAL INTERNAL Saat ini (DILUAR (KEWENANGAN KEWENANGAN (6) Nilai titer antibody penyakit PHMS Flu burung masih rendah yakni di bawah 70% pada unggas SOP pengendalian penyakit Flu Burung oleh Kementan - Penyediaan vaksin Flu Burung yang masih belum sesuai dengan jumlah ternak rentan - Rendahnya pembiayaan untuk kompensasi terhadap pemusnahan unggas yang posisif flu burung Masih ada Lalu lintas ternak antar Provinsi yang ilegal - Kurangnya SDM teknis (medis dana paramedis veteriner) - Kurangnya fasilitas laboratorium untuk melakukan diagnosis secara tepat dan cepat Prosentase residu antibiotika pada bahan asal hewan masinh tinggi (29%) SNI 01-6366- 2000 Dukungan anggaran sangat terbatas untuk meningkatkan jumlah sampel yang representative Shearing kab/kota dalam upaya pengambilan sampel Peredaran obat hewan illegal cukup tinggi PP no 78 1992 Sarana pengujian di KEMENTAN dan biayanya sangat mahal Jumlah pengawas obat hewan di kabupaten/kota Masih banyak unit usaha produk hewan yang belum di audit NKV UU No. 18/2009, PP NO. 95/2012, Permentan No. 381/2005 Kurangnya sarana dan prasarana pelaksanaan audit dan sosialisasi NKV Sarana dan prasarana transportasi belum memadai Kompetensi SDM terbatas Lab. Kesmavet di Jawa Timur masih belum ada yang terakreditasi UU No. 18/2009, PP NO. 95/2012 Kurangnya sarana dan prasarana untuk menuju proses akreditasi lab. Kesmavet - Kompetensi SDM yang terbatas Presentase kelompok peternak yang melakukan recording mencapai 30% Sasaran kelompok yang melakukan recording = 70% Keterbatasan jumlah pegawas bibit ternak Sarana recording belum memadai SDM dan sarana yang terbatas Surat Keterangan Layak Bibit yang diterbitkan UPTD belum dapat dilakukan Sasaran SKLB yang diterbitkan UPT=10% Keterbatasan jumlah pegawas bibit ternak Permintaan terhadap bibit yang mempunyai SKLB masih kurang SDM dan sarana yang terbatas 32 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Aspek Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi Capaian/Kondisi EKSTERNAL INTERNAL Saat ini (DILUAR (KEWENANGAN KEWENANGAN (6) Renstra Kementerian Pertanian Pencapaian produksi dan populasi ternak masih dibawah target Sasaran produksi dan populasi - Ketersediaan potensi Sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam peningkatan produksi dan populasi ternak - Keterbatasan anggaran - Inovasi dan teknologi - Aksesbilitas permodalan bagi peternak - Membanjirnya produk impor - Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana dan kesehatan hewan - Sistem perbenihan dan perbibitan belum berjalan optimal. - Keterbatasan akses peternak terhadap permodalan - Lemahnya kapasitas dan kelembagaan peternak - Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi perternakan - Rendahnya produktivitas ternak - Keterbatasan SDM dan kesehatan hewan Renstra Kab/ Kota Pencapaian produksi dan populasi ternak masih dibawah target Sasaran produksi dan populasi - Ketersediaan potensi Sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam peningkatan produksi dan populasi ternak - Keterbatasan anggaran - Inovasi dan teknologi - Aksesbilitas permodalan bagi peternak - Membanjirnya produk impor - Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana - Sistem perbenihan dan perbibitan belum berjalan optimal. - Keterbatasan akses peternak terhadap permodalan - Lemahnya kapasitas dan kelembagaan peternak - Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi perternakan RTRW - Karakter masyarakat petani yang masih tradisional (individual - Perda Jawa Timur No 5 Tahun 2012 - Permentan No 50 Tahun 2012 Belum dilakukan pemetaan dan penetapan kawasan berdasarkan - Minat peternak terhadap komoditas ternak yang akan dikembangkan - Pengembangan kawasan yang mempunyai keterkaitan dengan pusat 33 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Aspek Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi Capaian/Kondisi EKSTERNAL INTERNAL Saat ini (DILUAR (KEWENANGAN KEWENANGAN (6) farming) - Luas lahan rata-rata <0,25 ha dan pendapatan peternak rendah - Masih tingginya angka kemiskinan peternak - Rendahnya penguasaan teknologi pengolahan dan hasil pemasaran perdesaan - Rendahnya kualitas hasil produk sehingga daya saing rendah - Kepemilikan ternak yang belum memenuhi standar usaha (hanya 1-2 ekor/peternak) sedangkan standarnya 4-5 ekor/peternak - Belum optimalnya penggunaan sumberdaya alam dan SDM yang mendukung agribisnis potensi - RTRW Kab/ Kota 34 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 distribusi pakan ternak - Mempertahankan sumberdaya genetik sebagai potensi daerah - Pengembangan kawasan diarahkan kepada pengembangan komoditas ternak unggulan daerah dengan keunggulan komparatif dan kompetitif - Kawasan yang berpotensi penularan penyakit zoonosis ditempatkan terpisah dengan permukiman penduduk. - Peningkatan populasi ternak melalui peningkatan mutu genetik. - Mengoptimalkan fungsi dan kesehatan hewan untuk pelayanan dan perlindungan masyarakat - Meningkatkan kualitas kesehatan hewan dan produk pangan asal hewan melalui tindak pengamanan ternak sesuai dengan prosedur pengamanan penyakit hewan menular. - Peningkatan pengendalian pemotongan hewan betina produktif - Meningkatkan pembinaan teknis

Aspek Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN (6) terpadu dalam rangka mempertahankan potensi Jawa Timur sebagai gudang Nasional ternak sapi potong. - Peningkatan peran-serta Pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur dalam rangka mendukung program pembangunan di Jawa Timur. KLHS - Kebanyakan peternak telah menerapkan eco-farming yaitu pengelolaan limbah ternak menjadi bahan yang bermanfaat seperti untuk pupuk dan biogas - Masih ada pemeliharaan ternak yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga menimbulkan polusi bau - Penyebaran penyakit hewan menular kepada manusia - Seiring dengan meningkatny a populasi ternak mengakibatk an peningkatan Permendagri Nomor 67 Tahun 2012 Pembinaan good farming practice perlu diintensifkan Minat peternak - Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis - Manajemen pakan dan pengelolaan limbah - Penetapan kawasan sesuai dengan potensi setempat 35 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Aspek Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN (6) emisi gas rumah kaca yang berasal dari kotoran ternak dan proses pencernaan, terutamanya yang berasal dari hewan ternak besar isu-isu strategis yang berhubungan atau mempengaruhi SKPD dari faktor-faktor eksternal lainnya dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 3.2 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) Isu Strategis No Dinamika Lainlain Dinamika Internasional Dinamika Nasional Regional/Lokal 1 Tujuan Millenium Development Goal s antara lain menanggulangi kemiskinan dan kelaparan dengan demikian diperlukan komitmen pengurangan tingkat kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan pangan bergizi bagi masyarkat, khususnya protein hewani. Swasembada daging 2014 dan swasembada susu 2020 Terjadi penurunan populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau sebesar 24,1% berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013. Penurunan populasi ini dapat berpengaruh pada produksi hasil. 2 Perubahan iklim global menyebabkan wabah penyakit-penyakit hewan yang baru muncul dan yang muncul kembali (emerging and re-emerging animal diseases) yang dapat menular ke manusia (zoonosis). Wabah Zoonosis dapat Populasi ternak tidak merata sehingga menimbulkan lalu lintas ternak antar Provinsi Jawa Timur belum bebas penyakit Flu Burung dan Brucellosis 36 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Isu Strategis No Dinamika Lainlain Dinamika Internasional Dinamika Nasional Regional/Lokal menimbulkan dampak yang signifikan terhadap aspek ekonomi, sosial, atau pertahanan dan keamanan. 3 Liberalisasi perdagangan dunia menimbulkan ancaman membanjirnya produk impor yang dapat mengancam kelangsungan usaha peternak lokal 4 Adanya tuntutan perlakuan terhadap hewan ternak hendaknya mengikuti prinsipprinsip kesejahteraan hewan (animal welfare). Pengabaian terhadap animal welfare berpotensi menjadi salah satu hambatan dalam perdagangan internasional. Perlu untuk mempercepat penerapan kesejahteraan hewan agar mampu meningkatkan daya saing produk di pasar bebas. Maraknya peredaran daging impor di pasar tradisional sebagai akibat dibukanya keran impor daging oleh Pemerintah Pusat. Hal ini dapat berpengaruh pada penurunan minat budidaya Berdasarkan ketentuan UU No 18 Tahun 2009, pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di Rumah Potong yang berstandar NKV guna menjamin terpenuhinya standar aman, sehat, utuh dan halal. Usaha Jawa Timur masih didominasi oleh para peternak skala kecil dan merupakan mata pencaharian salah satu dari sub sistem pertanian, dimana karakteristiknya adalah mempunyai lahan sempit, bermodal kecil dan produktivitas yang rendah Masih banyak pemotongan illegal diluar RPH serta masih sedikit RPH yang ber-nkv. 37 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaahan terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih di Provinsi Jawa Timur dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Faktor dan Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Visi: Jawa Timur lebih sejahtera, berkeadilan, mandiri dan berdaya saing dan berakhlak. No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Faktor Misi 2 : Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif,mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi. 1 Program Peningkatan Produksi Peternakan 2 Program Pengembangan Agribisnis Peternakan - Produksi dan produktifitas ternak yang masih di bawah kinerja yang diharapkan. - wilayah perbibitan, budidaya dan pembesaran belum dipetakan dan ditetapkan. - pemberantasan penyakit hewan ternak masih belum tertangani dengan baik terutama penyakit-penyakit yang bersifat sporadis dan belum mampu dibebaskan seperti flu burung dan brucellosis pada sapi perah. - Data dan informasi di tingkat kelompok peternak masih minim. - Minimnya pemanfaatan teknologi - Kurangnya SDM teknis dan kesehatan hewan. - Kurangnya sarana dan prasarana. - Kurangnya tenaga medis veteriner dan paramedis veteriner. - Kurangnya sarana dan prasarana lembaga kesehatan hewan seperti puskeswan dan check point. - akses produk impor mengancam peternak lokal sehingga dapat menurunkan minat pada subsektor. - Dukungan pemerintah melalui APBN. - Ternak sapi potong dan sapi perah merupakan komoditas utama dan andalan di Jawa Timur. - Partisipasi pemerintah kab/kota. - Diversisifikasi produk pascapanen telah banyak dilakukan. - Teknologi pascapanen. 38 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Visi: Jawa Timur lebih sejahtera, berkeadilan, mandiri dan berdaya saing dan berakhlak. No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Faktor 3 Program Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur Peternakan - Belum mantapnya sistem dan pelayanan pembinaan kelompok peternak. - Jumlah tenaga pendamping penyuluh masih terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kelompok peternak yang ada. - Kualitas sdm kelompok peternak relatif masih rendah. - Partisipasi pemerintah kab/kota. 3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pertanian dan Kabupaten/ Kota Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014, permasalahan pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur beserta faktor penghambat dan faktor pendorong keberhasilan pembangunan pertanian dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut Tabel. 3.4 Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor dan Keberhasilan Penanganannya No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Provinsi Sebagai Faktor 1 Produksi Daging, Telur, Susu Rendahnya produktivitas ternak Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana dan kesehatan hewan Ketersediaan Sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam peningkatan produksi dan populasi ternak Keterbatasan anggaran 39 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 Potensi ternak di masingmasing wilayah Komitmen pemerintah Kab/ Kota

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Provinsi Sebagai Faktor Sistem perbenihan dan perbibitan belum berjalan optimal. Keterbatasan akses peternak terhadap permodalan Lemahnya kapasitas dan kelembagaan peternak Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi perternakan Keterbatasan SDM dan kesehatan hewan 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Lingkungan Hidup Strategis Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031 dan KLHS, maka permasalahan pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur beserta faktor penghambat dan faktor pendorong keberhasilan pembangunan pertanian dapat dilihat pada tabel 3.5. berikut. Tabel 3.5. berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor dan Keberhasilan Penanganannya No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi SKPD 40 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 Faktor 1 Kawasan budidaya Pengembangan kawasan yang mempunyai Belum dilakukan Minat peternak terhadap

No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi SKPD Faktor keterkaitan dengan pusat distribusi pakan ternak Peningkatan peran-serta Pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur dalam rangka mendukung program pembangunan di Jawa Timur. Meningkatkan pembinaan teknis terpadu dalam rangka mempertahankan potensi Jawa Timur sebagai gudang Nasional ternak sapi potong. Peningkatan pengendalian pemotongan ternak ruminansia betina produktif Meningkatkan kualitas kesehatan hewan dan produk pangan asal hewan melalui tindak pengamanan ternak sesuai dengan prosedur pengamanan bio security hazard Mengoptimalkan fungsi dan kesehatan hewan untuk pelayanan dan perlindungan masyarakat Peningkatan populasi ternak melalui peningkatan mutu genetik Kawasan yang berpotensi penularan penyakit zoonosis ditempatkan terpisah dengan permukiman penduduk. pemetaan dan penetapan kawasan berdasarkan potensi komoditas ternak yang akan dikembangkan 41 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi SKPD Faktor Pengembangan kawasan diarahkan kepada pengembangan komoditas ternak unggulan daerah dengan keunggulan komparatif dan kompetitif Mempertahankan sumberdaya genetik sebagai potensi daerah Tabel 3.6 berdasarkan Analisis KLHS beserta Faktor dan Keberhasilan Penanganannya No Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi SKPD Faktor 1 Seiring dengan meningkatnya populasi ternak mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kotoran ternak dan proses pencernaan, terutamanya yang berasal dari hewan ternak besar Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis Belum ada naskah akademis KLHS Peraturan perundangan tentang KLHS 2 Kebanyakan peternak telah menerapkan eco-farming yaitu pengelolaan limbah ternak menjadi bahan yang bermanfaat seperti untuk pupuk dan biogas 3 Masih ada pemeliharaan ternak yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga menimbulkan polusi Penetapan kawasan sesuai dengan potensi setempat Manajemen pakan dan pengelolaan limbah 42 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

No Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi SKPD Faktor 4 Penyebaran penyakit hewan menular kepada manusia 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis Berdasarkan hasil review faktor-faktor pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur yang meliputi : analisa Renstra Kementerian Pertanian; analisa Renstra SKPD lingkup Peternakan Kabupaten/Kota; analisa Rencana Tata Ruang Wilayah dan analisa KLHS, maka dapat ditentukan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebagai berikut : a. Adanya tuntutan perlakuan terhadap hewan ternak hendaknya mengikuti prinsip-prinsip kesejahteraan hewan (kesrawan). Pengabaian terhadap kesrawan berpotensi menjadi salah satu hambatan dalam perdagangan internasional. Perlu untuk mempercepat penerapan kesejahteraan hewan agar mampu meningkatkan daya saing produk di pasar bebas. b. Liberalisasi perdagangan dunia menimbulkan ancaman membanjirnya produk impor yang dapat mengancam kelangsungan usaha peternak lokal. Usaha Jawa Timur masih didominasi oleh para peternak skala kecil dan merupakan mata pencaharian salah satu dari sub sistem pertanian, dimana karakteristiknya adalah mempunyai lahan sempit, bermodal kecil dan produktivitas yang rendah. Diperlukan penumbuhan daya saing produk lokal. c. Perubahan iklim global menyebabkan wabah penyakit-penyakit hewan yang baru muncul dan yang muncul kembali (emerging and re-emerging animal diseases) yang dapat menular ke manusia (zoonosis). Wabah Zoonosis dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap aspek ekonomi, sosial, atau 43 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

pertahanan dan keamanan. Diperlukan pengendalian penyakit hewan menular yang lebih intensif. d. Terjadi penurunan populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau sebesar 24,1% berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013. Penurunan populasi ini dapat berpengaruh pada produksi hasil. Diperlukan usaha peningkatan populasi. e. Belum terintegrasinya usaha dengan potensi lahan usaha yang tersedia, akibat belum terpadunya pengembangan wilayah dengan penetapan komoditas unggulan disetiap Kabupaten, sehingga menyulitkan dalam mengalokasikan kegiatan yang tepat untuk masing-masing wilayah/ tidak fokus serta menyebabkan input produksi menjadi relatif tinggi dan menurunkan daya saing produk, sehingga perlunya pemetaan dan penetapan kawasan sesuai dengan potensi wilayahnya. f. Berdasarkan ketentuan UU No 18 Tahun 2009, pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di Rumah Potong yang berstandar NKV guna menjamin terpenuhinya standar aman, sehat, utuh dan halal. Namun masih banyak pemotongan illegal diluar RPH serta masih sedikit RPH yang ber-nkv. g. Pertumbuhan sektor melambat, dari 3,92% tahun 2009 menjadi 1,03% tahun 2013. Demikian pula kontribusi terhadap PDRB menurun dari 3,07% tahun 2009 menjadi 2,25% tahun 2013. Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur periode 2014-2019 sebesar 6-8% per tahun, kontribusi dari sub sektor ditargetkan sebesar lebih dari 4 % per tahun. 44 Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019